Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Kebudayaan Gorontalo.......................................................................................................3
2.2 Seni Dan Budaya Daerah Gorontalo..................................................................................3
2.3 Bahasa Gorontalo................................................................................................................5
2.4 Agama...................................................................................................................................5
2.5 Teknologi Masyarakat Gorontalo......................................................................................6
2.6 Rumah Adat.........................................................................................................................6
2.7 Pakaian Adat........................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
KESIMPULAN & SARAN.................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Budaya tak akan lepas dari kehidupan manusia. Dimana ada budaya disitulah
peradaban manusia berada karena budaya merupakan hasil karya cipta manusia penuangan
atas ide, gagasan yang dianggap baik dan kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan yang
dilakukan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan. Perbedaan kepribdian manusia
menjadikan budaya yang berkembang menjadikan keanekaragaman budaya yang ada. Antara
daerah satu dan lainnya tidak sama. Hal itu secara tidak langsung menuntut manusia untuk 
memahami dan mempelajari budaya yang ada sehingga dapat saling menghargai antar
sesama. Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-4 di Indonesia tidak mengherankan jika
banyak terdapat suku bangsa dan berkembangnya budaya-budaya. Sebagai bangsa yang baik
perlu mempelajari sisi-sisi menarik yang berkembang dalam pulau yang besar itu. Contohnya
yaitu kebudayaan Provinsi Gorontalo, yang merupakan salah satu wilayah yang terletak di
pulau Sulawesi.
Disini penulis bermaksud untuk mempelajari dan mengenal lebih dalam kebudayaan
dan adat istiadat yang ada di provinsi Gorontalo seperti mengenal lebih dalam
kebudayaannya disana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja seni dan budaya yang dimiliki oleh daerah Gorontalo ?
2. Bagaimana adat yang dimiliki oleh daerah Gorontalo?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui seni dan budaya daerah Gorontalo
2. Mengetahui adat daerah Gorontalo

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan Gorontalo
Gorontalo merupakan salah satu propinsi yang berdiri belakangan. Gorontalo adalah
provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelum jadi propinsi Gorontalo merupakan sebuah daerah
Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo yang ada di Sulawesi Utara. Seni dan
budaya Gorontalo sebagai bagian kekayaan dari keanekaragaman budaya indonesia.
Ada banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya terdapat tiga bahasa, yaitu
bahasa Gorontalo, bahasa Suwawa serta bahasa Atinggola. Sekarang ini bahasa Gorontalo
telah dipengaruhi oleh bahasa Indonesia, sehingga kemurnian atau keaslian bahasanya sangat
sulit diperoleh di Gorontalo.
2.2 Seni Dan Budaya Daerah Gorontalo
Gorontalo sebagai salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi memiliki aneka ragam
kesenian daerah, baik tari, lagu, alat musik tradisional, adat-istiadat, upacara keagamaan,
rumah adat, dan pakaian adat. Tarian yang cukup terkenal di daerah ini antara lain, Tari
Bunga, Tari Polopalo, Tari Danadana, Zamrah, dan Tari Langga. 
Sedangkan lagu-lagu daerah Gorontalo yang cukup dikenal oleh masyarakat Gorontalo
adalah Hulandalo Lipuu (Gorontalo Tempat Kelahiranku), Ambikoko, Mayiledungga (Telah
Tiba), Mokarawo (Membuat Kerawang), Tobulalo Lo Limuto (Di Danau Limboto), dan
Binde Biluhuta (Sup Jagung).
Penyanyi-penyanyi asal daerah Gorontalo yang terkenal, antara lain, Rama Aipama, Silvia
Lamusu, Lucky Datau, Hasbullah Ishak, Shanty T., dan Gustam Jusuf. Rama Aipama lahir di
Gorontalo pada tanggal 17 September 1956, yang kemudian mencapai sukses besar dalam

3
dunia tarik suara di Jakarta. Alat musik tradisional yang dikenal di daerah Gorontalo adalah
Polopalo, Bambu, dan Gambus (berasal dari Arab).                     
Pernikahan Adat Gorontalo
Pernikahan merupakan salah satu keunikan tersendiri dan tentu saja memiliki ciri khas
tersendiri di Gorontalo. Hampir semua penduduk Provinsi Gorontalo seluruhnya memeluk
agama Islam, sehingga turut mempengaruhi budaya yang ada di Provinsi ini, dan sudah tentu
adat istiadatnya yang ada di Goronltalo juga sangat menjunjung tinggi kaidah-kaidah ajaran
agama Islam.
Di Gorontalo ini ada semboyan yang selalu dipegang oleh masyarakat setempat yaitu,
"Adati hula hula Sareati – Sareati hula hula to Kitabullah". Artinya Adat Bersendikan Syara,
Syara Bersendikan Kitabullah. Pengaruh agama Islam sudah menjadi hukum tidak tertulis di
Gorontalo sehingga hampir segala kehidupan masyarakat yang ada di Gorontalo mengandung
nilai nilai Islam.
Termasuk di antaranya adalah dalam hal pernikahan. Adat pernikahan yang ada di
Gorontalo yang sangat bernuansa Islami. Upacara Prosesi pernikahan dilaksanakan menurut
Upacara adat yang sesuai tahapan atau Lenggota Lo Nikah. Tahapan yang pertama biasa
disebut dengan Mopoloduwo Rahasia, yaitu dimana orang tua dari pria mendatangi kediaman
orang tua sang wanita untuk memperoleh restu pernikahan anak mereka. Apabila masing-
masing orang tua menyetujui, maka baru ditentukan waktu untuk melangsungkan
peminangan atau Tolobalango.
Penarikan garis keturunan yang berlaku di masyarakat Gorontalo adalah bilateral,
garis ayah dan ibu. Seorang anak tidak boleh bergurau dengan ayahnya melainkan harus
berlaku taat dan sopan. Sifat hubungan tersebut berlaku juga terhadap saudara laki-laki ayah
dan ibu.
Menurut masyarakat Gorontalo, nenek moyang mereka bernama Hulontalangi, artinya
‘pengembara yang turun dari langit’. Tokoh ini berdiam di Gunung Tilongkabila.  Kemudian
dia menikah dengan salah seorang perempuan pendatang yang bernama Tilopudelo yang
singgah dengan perahu ke tempat itu. Perahu tersebut berpenumpang delapan orang. Mereka
inilah yang kemudian menurunkan orang Gorontalo, tepatnya yang menjadi cikal bakal
masyarakat keturunan Gorontalo saat ini. Sejarawan Gorontalo pun cenderung sepakat
tentang pendapat ini karena hingga saat ini ada kata bahasa Gorontalo, yakni 'Hulondalo'
yang bermakna 'masyarakat, bahasa, atau wilayah Gorontalo'. Sebutan Hulontalangi
kemudian berubah menjadi Hulontalo dan akhirnya menjadi Gorontalo.

4
Budaya Gorontalo diyakini sudah berkembang sejak berabad-abad lamanya. Namun
puncak dari perkembangan itu dimulai sejak tahun 1385 masehi, dimana pada masa itu 17
kerajaan kecil atau linula bersepakat membentuk sebuah serikat kerajaan. Namun dari empat
raja tersebut kata pemerhati Budaya Gorontalo, Alim Niode yang terpilih dan diangkat
menjadi maharaja adalah Ilahudu untuk memimpin serikat kerajaan yang disebut dengan
kerajaan Hulondhalo.  Alim mengatakan, sejak saat itu, masyarakat Gorontalo terus mencipta
beragam kebudayaan yang sampai dengan saat ini tetap terpelihara. Pada masa itu refleksi
demokrasi di Gorontalo didasarkan pada refleksi alam sehingga itu jarah kebudayaan
Gorontalo disebut sebagai adati asali.
Nilai budaya Gorontalo yang mengaliri wujud kebudayaan Gorontalo sejak awal
berbasiskan pandangan harmoni dengan mengambil pelajaran yang ditunjukan oleh alam.
Sementara itu kebudayaan Islam masuk ke Gorontalo pada tahun 1525 masehi melalui ternate
dan kerajaan hulondhalo yang terdiri dari 17 kerajaan kecil pada saat itu masih menganut
kepercayaan animisme. Hulondhalo yang dipimpin Sultan AMAY, membawa agama Islam
masuk ke Gorontalo dan menjadikannya sebagai agama kerajaan di Gorontalo pada waktu
itu. Pengaruh agama islam itu karena Sultan Amay memiliki kedekatan dengan kerajaan
Palasa di Sulawesi Tengah sehingga ia membawa ajaran islam ke Gorontalo sekaligus
menikahi putri negeri palasa sebagai permaisurinya. Jelaslah kata Alim, filasafat budaya
Gorontalo yang dilandaskan pada Adat bersendi syara berbeda dengan yang di Padang
terutama dalam proses terjadinya asimilisasi kebudayaan Islam dengan masyarakat Gorontalo
pada masa lampau. Gagasan tata per-adatan Gorontalo dan kebudayaan yang sebelumnya
dilandaskan pada harmonisasi alam kemudian dipadukan dengan ajaran agama oleh raja
Eyato kemudian lebih dipertegas dengan adat bersendi syara dan syara bersindikan Al-Quran
sebagai pedoman masyarakat Gorontalo yang sudah bercirikan keislaman.  filsafat adat
Gorontalo mulai dari adati asali, adat bersendi syara, dan kemudian disempurnakan menjadi
syara bersendikan kitabullah ungkap Alim, ternyata merupakan perpaduan yang sangat
harmonis dalam menuntun masyarakat Gorontalo dalam menciptakan berbagai kebudayaan
yang sampai hari ini masih tetap eksis dan mewarnai kehidupan masyarakat Gorontalo.
2.3 Bahasa Gorontalo
Orang Gorontalo menggunakan bahasa Gorontalo, yang terbagi atas tiga dialek, dialek
Gorontalo, dialek Bolango, dan dialek Suwawa. Saat ini yang paling dominan adalah dialek
Gorontalo.

5
Adelaar dan Himmelmann (2005) menempatkan bahasa Gorontalo dalam suatu
kelompok "Greater Central Philippine". Namun, suatu analisis tahun 2008
tentang Austronesian Basic Vocabulary Database mendukung wawasan bahwa bahasa
Gorontalo adalah yang terdekat dengan kelompok bahasa Filipina di luar wilayah Filipina
sendiri.

2.4 Agama
Orang Gorontalo hampir dapat dikatakan semuanya beragama Islam (99 %).Islam
masuk ke daerah ini sekitar abad ke-16. Ada kemungkinan Islam masuk ke Gorontalo sekitar
tahun 1400 Masehi (abad XV), jauh sebelum wali songo di Pulau Jawa, yaitu ditandai dengan
adanya makam seorang wali yang bernama ‘Ju Panggola’ di Kelurahan Dembe I, Kota Barat,
tepatnya di wilayah perbatasan Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.

2.5 Teknologi Masyarakat Gorontalo


Masjid Agung Baiturrahim yang terletak di pusat Kota Gorontalo dewasa ini
merupakan masjid tertua yang dibangun di daerah ini. Masjid tersebut didirikan bersamaan
dengan pembangunan Kota Gorontalo yang baru dipindahkan dari Dungingi ke Kota
Gorontalo
Masjid Agung Baiturrahim telah mengalami beberapa kali revoasi.Tahun 1999 dalam
masa jabatan Walikotamadya Tingkat II Gorontalo Drs. Hi. Medi Botutihe, masjid direnavasi
total dengan menghabiskan biaya sekitar tiga milar rupiah. Kemudian penggunaan masjid ini
diresmikan oleh Presiden Baharuddin Jusuf Habibie di Istana Merdeka, Rabu, 13 Oktober
1999 (3 Rajab 1420 H).
Sedangkan Masjid Agung Baiturrahman terletak di pusat Kota Limboto, ibu kota
Kabupaten Gorontalo. Masjid terletak di samping Menara Keagungan Limboto, dan
merupakan masjid terbesar di Kabupaten Gorontalo.

2.6 Rumah Adat


Gorontalo memiliki rumah adatnya sendiri, yang disebut Bandayo Pomboide dan
Dulohupa. Rumah adat ini terletak di tepat di depan Kantor Bupati Gorontalo, Jalan Jenderal
Sudirman, Limboto. Dulohupa terletak di di Kelurahan Limba U-2, Kecamatan Kota Selatan,
Kota Gorontalo.Akan tetapi, rumah adat Dulohupa yang satu ini kini tinggal kenangan karena
sudah diratakan dengan tanah. Rumah adat ini digunakan sebagai tempat bermusyawarat 
kerabat kerajaan pada masa lampau. 

6
Pada masa pemerintahan para raja, rumah adat ini digunakan sebagai ruang
pengadilan kerajaan, untuk memvonis para pengkhianat negara melalui sidang tiga alur
pejabat pemerintahan, yaitu Buwatulo Bala (Alur Pertahanan / Keamanan), Buwatulo Syara
(Alur Hukum Agama Islam), dan Buwatulo Adati (Alur Hukum Adat).
Penarikan garis keturunan yang berlaku di masyarakat Gorontalo adalah bilateral,
garis ayah dan ibu. Seorang anak tidak boleh bergurau dengan ayahnya melainkan harus
berlaku taat dan sopan. Sifat hubungan tersebut berlaku juga terhadap saudara laki-laki ayah
dan ibu.

2.7 Pakaian Adat


Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara perkawinan,
khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya. Untuk
upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili’u atau  Paluawala. Pakaian
adat ini  umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.

7
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa kebudayan di provinsi
Gorontalo sangat kaya akan budayanya mulai dari Bahasa daerah, kesenian tari, nyanyian
daerah maupun rumat adat Gorontalo, meskipun Gorontalo dikatakan provinsi baru namun
tetapi kebudayaannya yang sudah lama ada tidak mungkin bisa dihilangkan karena merukan
keturunan dari nenek moyangnya.

3.2 Saran
Dari beberapa uraian diatas, penulis menyarankan :
1. Bentuk kegiatan dalam rangka menjaga kelestarian budaya Gorontalo harus terus
ditingkatkan agar tetap menjaga eksistensinya.
2. Perlunya pengembangan sektor-sektor kebudayaan Gorontalo dalam rangka
penguatan identitas antar anggota masyarakatnya.
3. Untuk masyaraka Gorontalo sendiri adalah penting untuk tetap memperaktikan
budaya-budaya tradisional mereka terutama dalam menghadapi perkembangan zaman
yang berkembang semakin pesat.

Anda mungkin juga menyukai