Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No.

2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus)

(Endoparasites in the Backyard Chicken (Gallus domesticus))

Devi Y.J.A. Moenek dan Aven B. Oematan


Program Studi Kesehatan Hewan Jurusan Peternakan
Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Prof. Herman Yohanes, Lasiana, Kupang 85011
Email : deviyasintha@gmail.com, Avendea@yahoo.com

ABSTRACT

The presence of parasites in the backyard chicken body can cause damage to
certain organs. Endoparasites can inhibit growth and lead to decreased production of
chicken. The aims of this study is to identify the type of endoparasitic worms that infect
backyard chickens as well as calculate the presence of endoparasit levels in backyard
chicken feces. Samples of backyard chicken were taken randomly as many as 35 animals
from farms in Kelapa Lima sub-district, Kupang City and Kupang Tengah sub-district
Kupang District. The samples were examined by native and sediment method. The results
showed that the endoparasites found in the method chickens were Ascarida galli,
Raillietina sp. and Oxyuris sp. eggs, With a presence frequency of 88,58%, 5,71 %, and
5,71% respectively.

Keywords: endoparasit, feces, backyard chicken

PENDAHULUAN

Endoparasit merupakan parasit Ayam yang terinfeksi endoparasit


yang hidup di dalam tubuh inang, memiliki gejala seperti lesu, pucat,
umumnya berupa berbagai jenis cacing, kondisi tubuh menurun bahkan
arthropod, bakteri, protozoa dan virus mengakibatkan kematian. Endoparasit
(Hadi dan Soviana, 2000). Endoparasit dapat menghambat pertumbuhan dan
yang menyerang vertebrata adalah mengakibatkan penurunan produksi ayam
protozoa, virus, bakteri, trematoda, kampung (Sundaryani, 2007).
cestoda dan nematoda. Salah satu yang Ayam kampung ditemukan di
banyak diinfeksi oleh parasit adalah seluruh wilayah Indonesia. Ayam
unggas. Parasit helmint atau cacing kampung (Gallus domesticus) dikenal
secara alami ditemukan pada berbagai pula dengan sebutan ayam lokal. Ayam
jenis ungas liar dan unggas peliharaan. lokal berarti ayam yang berkembang
Endoparasit yang sering menginfeksi dalam lingkungan setempat di mana
unggas peliharaan seperti bebek, itik, ayam tersebut hidup.
burung dan ayam adalah nematode Dengan demikian ayam kampung
(Cynthia et al., 2009). Endoparasit dapat adalah sebutan di Indonesia bagi ayam
menyerang ayam pada semua umur. pemeliharaan yang tidak diternakan

84
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner

dalam pola peternakan masal (seperti endoparasit melalui makanan. Kebiasaan


ayam ras petelur dan pedaging) serta makan ayam kampung yang bersifat
tidak berasal dari ras yang dihasilkan omnivora adalah sebagai penyebab ayam
untuk kepentingan komersial (Kaleka, kampung terserang penyakit parasit.
2015). Ayam kampung juga dapat Kemungkinan makanan yang dimakan
terkena penyakit. Namun, ayam kampung ayam kampung berasal dari makanan
relatif lebih tahan dibandingkan dengan yang kurang bersih (Rismawati et al.,
ayam ras. Hal ini karena ayam kampung 2013).
biasanya belum terkena rekayasa Ayam yang dikonsumsi manusia
genetika yang memacu pertumbuhan sebaiknya dalam kondisi sehat dan
daging maupun telurnya. (Rahayu et al., terbebas dari berbagai jenis parasit.
2011). Informasi mengenai ayam kampung yang
Keberadaan parasit di dalam terserang parasit sangat diperlukan untuk
tubuh ayam kampung dapat menjaga kesehatan ayam dan mencegah
menyebabkan kerusakan pada organ- kejadian penyakit yang bersifat zoonosis
organ tertentu. Penyakit parasit pada (penyakit yang dapat menular dari hewan
hewan merupakan penyakit yang dapat ke manusia) (Rismawati et al., 2013).
mempengaruhi produktivitas ternak dan Penelitian mengenai endoparasit
umumnya tidak menimbulkan kematian, pada ayam kampung sudah banyak
tetapi bersifat menahun yang dapat dilakukan, tetapi pada peternak
mengakibatkan kekurusan, lemah, dan tradisional (backyard chicken) di wilayah
turunnya produksi (Levine, 1994). Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang
Penyebaran endoparasit terhadap belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan
hewan ternak dapat melewati pakan, air, untuk mengetahui jenis endoparasit ayam
dan peralatan ternak (Parede et al., 2005). kampung di bagian usus dan menghitung
Ayam kampung dapat terinfeksi prevalensi endoparasit.

MATERI DAN METODE

Sampel diperoleh dengan cara Untuk pemeriksaan metode natif,


mengambil feses ayam kampung berumur sampel feses sebanyak 1 gram diambil
sekitar 6 bulan. Sampel feses diambil menggunakan spatula dan dicampur
secara acak dari 35 ekor ayam di wilayah dengan larutan garam fisiologis 1 – 2
Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang tetes kemudian dihomogenkan. sampel
dan Kecamatan Kupang Tengah yang sudah homogen ditutup dengan kaca
Kabupaten Kupang. Sampel feses penutup dan diperiksa menggunakan
sebanyak 1 gram dimasukkan dalam mikroskop untuk mengetahui keberadaan
plastik untuk pemeriksaan dengan endoparasit dan mengidentifikasi jenis
metode natif, dan sampel feses sebanyak endoparasit yang ditemukan (Permin dan
3 gram dimasukkan ke dalam botol Jorgen, 1998; Natadisastra dan Agoes,
sampel yang berisi larutan formalin 10 % 2009). Untuk pemeriksaan metode
sebanyak 10 ml untuk diperiksa sedimen, sampel feses sebanyak 3 gram
menggunakan metode sedimen. Hasil ditambahkan 5-8 ml larutan garam
akan dianalisis secara deskriptif. fisiologis kemudian diaduk sampai

85
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
homogen dan disaring menggunakan kain Identifikasi dilakukan
kasa. hasil saringan ditampung dalam berdasarkan Soulsby (1986). Persentase
tabung sentrifus dan ditambahkan 2 ml kehadiran parasit dengan rumus sebagai
ether TK kemudian dihomogenkan. berikut :
selanjutnya campuran disentrifus dengan Jumlah sampel ditemukan suatu jenis
kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. FK = --------------------------------- x 100%
setelah disentrifus, supernatant dibuang Jumlah seluruh sampel
dan endapan diambil, selanjutnya diberi 1
tetes eosin untuk diperiksa menggunakan Keterangan : FK = Frekuensi Kehadiran
mikroskop (Permin dan Jorgen, 1998).

HASIL

Berdasarkan pemeriksaan feses sampel feses, Raillietina sp (5,71 %)


terhadap 35 ekor ayam kampung, pada 2 sampel feses, dan Oxyuris sp.
ditemukan 3 jenis telur cacing, yaitu telur (5,71%) pada 2 sampel feses (Tabel 1).
cacing Ascarida galli (88,58 %) pada 31

Jumlah sampel ditemukan suatu jenis


FK = ------------------------------------------------ x 100%
Jumlah seluruh sampel

Keterangan : FK = Frekuensi Kehadiran


2
FK Raillietina sp = ----- x 100% = 5,71%
35

31
FK Ascarida galli = ------- x 100% = 88,58%
35

2
FK Oxyuris sp = ----- x 100% = 5,71 %
35

86
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner

Tabel 1. Jenis endoparasit pada pemeriksaan feses yang menginfeksi ayam kampung
Jumlah ayam Presentase
Parasit yang
Endoparasit Jenis ayam terinfeksi frekuensi
teridentifikasi
endoparasit kehadiran
Fase diagnostik Ayam kampung Ascarida galli 31 88,58 %
berupa telur Raillietina sp 2 5,71 %
Oxyuris sp 2 5,71 %

A B C

Gambar 1. Morfologi telur cacing A. telur cacing Ascaridia galli. B. Telur cacing
Raillietina sp. C. telur cacing Oxyuris sp.

PEMBAHASAN

Faktor cuaca seperti temperatur yang lebih erat. Sistem pemeliharaan


dan kelembapan yang sesuai dengan ayam kampung yang kurang bersih
kehidupan cacing serta manajemen atau mengakibatkan terinfeksi endoparasit
cara pemeliharaan dan pemberian pakan (Rismawati et al., 2013). Menurut Firman
yang kurang baik mendukung terjadinya et al., (2010), pemeliharaan ayam
infeksi cacingan. Hal ini serupa dengan kampung yang masih tergolong
penelitian Pradana, dkk (2015) bahwa tradisional dan sistem pemeliharaan yang
pemeriksaan endoparasit tertinggi pada kurang diperhatikan mengakibatkan
ayam petelur sebesar 60%. kemungkinan terinfeksi endoparasit
Kelimpahan endoparasit salah sangat besar.
satunya disebabkan karena faktor Hasil pemeriksaan sampel feses
makanan. Ayam kampung termasuk menunjukkan bahwa jenis endoparasit
hewan omnivora dan tidak memilih-milih yang paling sering menyerang ayam
makanan (Marhiyanto, 2006). Selain itu kampung adalah telur cacing Ascarida
kelimpahan endoparasit dapat juga galli, dengan frekuensi kehadiran 88,58
dipengaruhi oleh faktor distribusi % (Gambar 1A). Tingginya frekuensi
endoparasit yaitu interaksi antara hospes kehadiran tersebut karena cacing ini
dengan individu endoparasit, kecocokan dapat bertahan di tempat yang lembap.
hospes dan tingkat kekebalan hospes Ascaridia galli merupakan parasit besar
terhadap endoparasit (Kusumamihardja, yang umum terdapat di dalam usus kecil
1993). Faktor penularan endoparasit pada berbagai unggas peliharaan maupun
unggas peliharaan diduga karena adanya unggas liar. penyebarannya luas di
kontak diantara unggas dalam kandang seluruh dunia. Cacing A. galli merupakan

87
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
cacing terbesar dalam kelas nematode menyukai tempat yang kotor dan kondisi
pada unggas. tampilan cacing dewasa lingkungan yang hangat. Peternakan yang
adalah semitransparan, berukuran besar, besar memiliki penerangan lampu yang
dan berwarna putih kekuning-kuningan dapat menghangatkan ayam kampung,
(Tabbu, 2003). dengan kondisi seperti itu diduga kecoa
Penyebab tingginya angka dapat berkeliaran bebas (Rismawati, dkk,
prevalensi pada ayam kampung ini 2013).
diperkirakan karena sistem pemeliharaan, Prevalensi cestoda tinggi sama
masalah pakan tidak bersih dan faktor dengan yang dilaporkan peneliti lain.
lingkungan (Firman, 2010; Dicney et al. Prevalensi Raillietina (51,66%) pada
2008). ayam kampung di Pakistan (Tasawar et
Hal serupa terjadi pada penelitian al. 1999). Prevalensi Raillietina (84,4%)
Mwale dan Masika (2010) pada ayam pada 6 wilayah Desa di Zimbabwe
kampung di Afrika Selatan sebesar dilaporkan oleh Mukaratirwa dan Hove
34,43%. Mukaratirwa et al. (2001) (2009). Mushi et al. (2000) melaporkan
melaporkan sebesar 64,8% A. galli Raillietina (66,6%) di temukan pada
ditemukan pada survey Nematoda di ayam kampung di wilayah Kgatleng. Dar
pedesaan Zimbabwe. Prevalensi A. galli and Tanveer (2013) melaporkan
(10,3%) juga ditemukan pada ayam prevalensi Raillietina antara 26,66 – 65
kampung India Bagian Barat (Pinckney et % di daerah Kashmir India. Penyebaran
al. 2008). Prevalensi A. galli (34,4%) cacing Raillietina dapat melalui kotoran
pada ayam kampung di Jeddah (Dehlawi, ayam yang sakit dan ayam yang
2007). Penularan cacing ini biasanya terinfeksi parasit (Tabbu, 2003). Menurut
melalui pakan, air minum dan bahan lain Retnani (2009) bahwa ayam yang
yang tercemar oleh feses yang terserang cacing Raillietina menyebabkan
mengandung telur infektif (Tabbu, 2003). kerugian cukup besar pada peternakan
Raillietina merupakan cacing ayam kampung.
yang sering ditemukan pada tiap ayam. Dari 35 sampel yang diperiksa,
Pada sampel yang diperiksa ditemukan 2 ditemukan 2 sampel positif Oxyuris
sampel positif Raillietina dari 35 sampel dengan frekuensi kehadiran 5,71%.
dengan frekuensi kehadiran 5,71%. Telur Famili Oxyuridae yang ditemukan pada
Raillietina berukuran 74x92 µm yang usus ayam kampung dari genus Oxyuris
berbentuk oval, memiliki 2 membran memiliki bentuk telur yang lonjong dan
(Gambar 1B). Habitat cacing ini hidup datar serta terdapat operkulum pada satu
dalam usus halus ayam kampung sisi telur. Dinding telur tipis dan tidak
(Rismawati, dkk, 2013). berwarna, biasanya berisi larva atau
Tingginya populasi Raillietina embrio (Gambar 1C). Jenis ini banyak
dipengaruhi oleh jumlah lalat (Musca ditemukan pada Kecamatan Kupang
domestica) yang ada di peternakan Tengah Kabupaten Kupang. Cacing ini
(Medion O., 2008). Lalat berpotensi sering disebut dengan cacing kremi yang
menjadi hospes intermediet (inang tidak menimbulkan bahaya pada ayam
antara) bagi infeksi Raillietina. Serangga kampung, tetapi keberadaannya
lain yang menjadi faktor inang perantara
pada Raillietina adalah kecoa. Kecoa

88
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner

mengganggu proses penyerapan nutrisi parasit dapat menyebabkan kematian


ayam kampung (Levine, 1994). pada hewan secara tidak langsung dan
Endoparasit cacing di dalam penurunan berat badan. Pertumbuhan dan
tubuh ayam kampung akan mengambil penurunan berat badan ternak menjadi
zat makanan yang diperlukan bagi penghambat dalam keberhasilan
pertumbuhan. Cacing dalam jumlah peternakan (Tarmudji et al. 1988).
banyak akan mengakibatkan penipisan
lapisan usus ayam kampung. cacing

SIMPULAN

Endoparasit yang menyerang usus ayam kampung yaitu Ascarida galli (88,58 %),
kampung adalah Ascarida galli, Raillietina sp (5,71 %), dan Oxyuris sp
Raillietina sp. dan Oxyuris sp. Frekuensi (5,71%).
kehadiran endoparasit pada ayam

DAFTAR PUSTAKA

Cynthia D, Kelly J, Felles T, Michael India. Department of


WD, 2009, Trematode Flukes Paraclinical Studies. School of
(Echinostoma revolutum). Veterinary Medicine, St.
Olympus MIC-D: Darkfiel George’s University, Windard
Gallery-trematode Flukes Island Research and Education
(Echinostoma revolutum). Foundation Grenada. West India
Dar JA., dan Tanveer S., 2013, Firman M., Subekti S., Retnani H., 2010,
Prevalence of cestode parasites Prevalence of Raillietina sp.
in free-range backyard chickens Worm on Free-range and Broiler
(Gallus gallus domesticus) of Chicken That Were Sold in
Kashmir India, Agriculture and Several Traditional Markets in
Biology Journal of North Surabaya City. Fakultas
America Kedokteran Hewan Universitas
http://www/scihub.org/ABJNA Airlangga Kampus C Surabaya
Dehlawi M S., 2007, The occurrence of Hadi UK, Soviana S. 2000. Ektoparasit:
Nematodes in the intestine of Pengenalan, Diagnosis, dan
local (baladi) Chicken (Gallus pengendaliannya. Bogor:
gallus domesticus) in Jeddah Laboratorium Entomologi
Province. Saudi Arabia. Fakultas Kedokteran Hewan.
Scientific Journal of King Faisal Institut Pertanian Bogor.
University. Vol 8(2) Levine N D., 1994., Buku Pelajaran
Dicney R D., Coomansigh C., Baihat M Parasitologi Veteriner. Gatot
I., Chikwento A., Sharma R., Ashadi, Penerjemah;
2008, Prevalence of Wardiarto,editor. Terjemahan
Gatrointestinal parasite in free- dari: Textbook Veterinery
rang poultry in Grenada, West

89
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
Parasitology. Gadjah Mada Diserang. Jakarta: Penerbit Buku
University Press, Yogyakarta Kedokteran EGC
Kusumamihardja S, 1993, Parasit dan Parede L, Zainuddin D, dan Huminto H.
Parasitosis pada Hewan Ternak 2005. Penyakit Menular pada
dan Hewan Pertanian Bogor. Intensifikasi Unggas Lokal dan
Bogor Cara Penanggulangannya.
Marhiyanto B., 2006, Beternak Ayam Lokakarya Nasional Inovasi
Buras, SIC: Surabaya teknologi Pengembangan Ayam
Medion O., 2008, Pengendalian lalat Lokal. Bogor
Edisi Maret 2008. Permin A., Jorgen WH, 1998.
http://info.medion.co.id Epidemiology, Diagnosis and
Mwale M, Masika P J., 2010. Point Control of Poultry Parasites.
Prevalence Study of Gastro- Rome; FAO Animal Health
Intestinal Parasites In Village Manual No. 4
Chickens of Centane District, Rahayu, I. , T. Sudaryani, dan Santosa
South Africa. University of Fort H., 2011, Panduan Lengkap
Hare. Souft Africa. African Ayam, Penebar Swadaya,
Journal of Agricultural Research Jakarta
Voll. 6(9) Retnani E B, Satrija F, Hadi U K, Sigit S
Mushi E Z, Binta M G, Chabo R G, H. 2009. Analisis Faktor-faktor
Ndebele R, Thibanyane T. 2000. Resiko Infeksi Cacing Pita pada
Helminth Parasites of Ayam Ras Petelur Komersil di
Indigenous Chickens in Oodi, Bogor. Jurnal Veteriner 10 (3)
Kgatleng District, Botswana. Sundaryani T. 2007. Teknik Vaksinasi
Journal of the South African dan Pengendalian Penyakit
Veterinary Association Ayam. Penebar Swadaya.
Rismawati, Yusfiati, dan Mahatma, 2013, Jakarta
Endoparasit pada usus ayam Tabbu C R. 2003. Penyakit Ayam dan
kampung (Gallus domesticus) di Penanggulangannya 2, Penyakit
Pasar Tradisional Pekanbaru, Asal Parasit Noninfeksius dan
Riau Etiologi Kompleks. Kanisius.
Kaleka, N. 2015, beternak ayam Yogyakarta
kampung super ayam jawa super Tasawar Z, Aziz F, Akhtar M. 1999.
tanpa bau, Arcitra, Yogyakarta Prevalence of Cestode Parasites
Kusumamihardja S., 1993, Parasit dan of Domestic Fowl (Gallus gallus
Parasitosis pada Hewan Ternak domesticus). University of
dan Hewan Piaraan di Agriculture. Pakistan. Pakistan
Indonesia. Pusat Antar Vet.J., 19(3)
Universitas Bioteknologi Institut Tarmudji, Siswansyah D D, Adiwinata G.
Pertanian Bogor, Bogor 1988. Penyakit Cacing
Natadisastra D, Agoes R., 2009. Gastrointestinal pada Sapi-sapi
Parasitology Kedokteran: di Kabupaten Tapin dan
ditinjau dari Organ Tubuh yang Tabalong di Kalimantan Selatan.
Penyakit Hewan 20 (35).

90

Anda mungkin juga menyukai