2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus)
ABSTRACT
The presence of parasites in the backyard chicken body can cause damage to
certain organs. Endoparasites can inhibit growth and lead to decreased production of
chicken. The aims of this study is to identify the type of endoparasitic worms that infect
backyard chickens as well as calculate the presence of endoparasit levels in backyard
chicken feces. Samples of backyard chicken were taken randomly as many as 35 animals
from farms in Kelapa Lima sub-district, Kupang City and Kupang Tengah sub-district
Kupang District. The samples were examined by native and sediment method. The results
showed that the endoparasites found in the method chickens were Ascarida galli,
Raillietina sp. and Oxyuris sp. eggs, With a presence frequency of 88,58%, 5,71 %, and
5,71% respectively.
PENDAHULUAN
84
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner
85
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
homogen dan disaring menggunakan kain Identifikasi dilakukan
kasa. hasil saringan ditampung dalam berdasarkan Soulsby (1986). Persentase
tabung sentrifus dan ditambahkan 2 ml kehadiran parasit dengan rumus sebagai
ether TK kemudian dihomogenkan. berikut :
selanjutnya campuran disentrifus dengan Jumlah sampel ditemukan suatu jenis
kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. FK = --------------------------------- x 100%
setelah disentrifus, supernatant dibuang Jumlah seluruh sampel
dan endapan diambil, selanjutnya diberi 1
tetes eosin untuk diperiksa menggunakan Keterangan : FK = Frekuensi Kehadiran
mikroskop (Permin dan Jorgen, 1998).
HASIL
31
FK Ascarida galli = ------- x 100% = 88,58%
35
2
FK Oxyuris sp = ----- x 100% = 5,71 %
35
86
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner
Tabel 1. Jenis endoparasit pada pemeriksaan feses yang menginfeksi ayam kampung
Jumlah ayam Presentase
Parasit yang
Endoparasit Jenis ayam terinfeksi frekuensi
teridentifikasi
endoparasit kehadiran
Fase diagnostik Ayam kampung Ascarida galli 31 88,58 %
berupa telur Raillietina sp 2 5,71 %
Oxyuris sp 2 5,71 %
A B C
Gambar 1. Morfologi telur cacing A. telur cacing Ascaridia galli. B. Telur cacing
Raillietina sp. C. telur cacing Oxyuris sp.
PEMBAHASAN
87
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
cacing terbesar dalam kelas nematode menyukai tempat yang kotor dan kondisi
pada unggas. tampilan cacing dewasa lingkungan yang hangat. Peternakan yang
adalah semitransparan, berukuran besar, besar memiliki penerangan lampu yang
dan berwarna putih kekuning-kuningan dapat menghangatkan ayam kampung,
(Tabbu, 2003). dengan kondisi seperti itu diduga kecoa
Penyebab tingginya angka dapat berkeliaran bebas (Rismawati, dkk,
prevalensi pada ayam kampung ini 2013).
diperkirakan karena sistem pemeliharaan, Prevalensi cestoda tinggi sama
masalah pakan tidak bersih dan faktor dengan yang dilaporkan peneliti lain.
lingkungan (Firman, 2010; Dicney et al. Prevalensi Raillietina (51,66%) pada
2008). ayam kampung di Pakistan (Tasawar et
Hal serupa terjadi pada penelitian al. 1999). Prevalensi Raillietina (84,4%)
Mwale dan Masika (2010) pada ayam pada 6 wilayah Desa di Zimbabwe
kampung di Afrika Selatan sebesar dilaporkan oleh Mukaratirwa dan Hove
34,43%. Mukaratirwa et al. (2001) (2009). Mushi et al. (2000) melaporkan
melaporkan sebesar 64,8% A. galli Raillietina (66,6%) di temukan pada
ditemukan pada survey Nematoda di ayam kampung di wilayah Kgatleng. Dar
pedesaan Zimbabwe. Prevalensi A. galli and Tanveer (2013) melaporkan
(10,3%) juga ditemukan pada ayam prevalensi Raillietina antara 26,66 – 65
kampung India Bagian Barat (Pinckney et % di daerah Kashmir India. Penyebaran
al. 2008). Prevalensi A. galli (34,4%) cacing Raillietina dapat melalui kotoran
pada ayam kampung di Jeddah (Dehlawi, ayam yang sakit dan ayam yang
2007). Penularan cacing ini biasanya terinfeksi parasit (Tabbu, 2003). Menurut
melalui pakan, air minum dan bahan lain Retnani (2009) bahwa ayam yang
yang tercemar oleh feses yang terserang cacing Raillietina menyebabkan
mengandung telur infektif (Tabbu, 2003). kerugian cukup besar pada peternakan
Raillietina merupakan cacing ayam kampung.
yang sering ditemukan pada tiap ayam. Dari 35 sampel yang diperiksa,
Pada sampel yang diperiksa ditemukan 2 ditemukan 2 sampel positif Oxyuris
sampel positif Raillietina dari 35 sampel dengan frekuensi kehadiran 5,71%.
dengan frekuensi kehadiran 5,71%. Telur Famili Oxyuridae yang ditemukan pada
Raillietina berukuran 74x92 µm yang usus ayam kampung dari genus Oxyuris
berbentuk oval, memiliki 2 membran memiliki bentuk telur yang lonjong dan
(Gambar 1B). Habitat cacing ini hidup datar serta terdapat operkulum pada satu
dalam usus halus ayam kampung sisi telur. Dinding telur tipis dan tidak
(Rismawati, dkk, 2013). berwarna, biasanya berisi larva atau
Tingginya populasi Raillietina embrio (Gambar 1C). Jenis ini banyak
dipengaruhi oleh jumlah lalat (Musca ditemukan pada Kecamatan Kupang
domestica) yang ada di peternakan Tengah Kabupaten Kupang. Cacing ini
(Medion O., 2008). Lalat berpotensi sering disebut dengan cacing kremi yang
menjadi hospes intermediet (inang tidak menimbulkan bahaya pada ayam
antara) bagi infeksi Raillietina. Serangga kampung, tetapi keberadaannya
lain yang menjadi faktor inang perantara
pada Raillietina adalah kecoa. Kecoa
88
Moenek et al Jurnal Kajian Veteriner
SIMPULAN
Endoparasit yang menyerang usus ayam kampung yaitu Ascarida galli (88,58 %),
kampung adalah Ascarida galli, Raillietina sp (5,71 %), dan Oxyuris sp
Raillietina sp. dan Oxyuris sp. Frekuensi (5,71%).
kehadiran endoparasit pada ayam
DAFTAR PUSTAKA
89
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 5 No. 2 : 84-90 (2017)
ISSN : 2356-4113
Parasitology. Gadjah Mada Diserang. Jakarta: Penerbit Buku
University Press, Yogyakarta Kedokteran EGC
Kusumamihardja S, 1993, Parasit dan Parede L, Zainuddin D, dan Huminto H.
Parasitosis pada Hewan Ternak 2005. Penyakit Menular pada
dan Hewan Pertanian Bogor. Intensifikasi Unggas Lokal dan
Bogor Cara Penanggulangannya.
Marhiyanto B., 2006, Beternak Ayam Lokakarya Nasional Inovasi
Buras, SIC: Surabaya teknologi Pengembangan Ayam
Medion O., 2008, Pengendalian lalat Lokal. Bogor
Edisi Maret 2008. Permin A., Jorgen WH, 1998.
http://info.medion.co.id Epidemiology, Diagnosis and
Mwale M, Masika P J., 2010. Point Control of Poultry Parasites.
Prevalence Study of Gastro- Rome; FAO Animal Health
Intestinal Parasites In Village Manual No. 4
Chickens of Centane District, Rahayu, I. , T. Sudaryani, dan Santosa
South Africa. University of Fort H., 2011, Panduan Lengkap
Hare. Souft Africa. African Ayam, Penebar Swadaya,
Journal of Agricultural Research Jakarta
Voll. 6(9) Retnani E B, Satrija F, Hadi U K, Sigit S
Mushi E Z, Binta M G, Chabo R G, H. 2009. Analisis Faktor-faktor
Ndebele R, Thibanyane T. 2000. Resiko Infeksi Cacing Pita pada
Helminth Parasites of Ayam Ras Petelur Komersil di
Indigenous Chickens in Oodi, Bogor. Jurnal Veteriner 10 (3)
Kgatleng District, Botswana. Sundaryani T. 2007. Teknik Vaksinasi
Journal of the South African dan Pengendalian Penyakit
Veterinary Association Ayam. Penebar Swadaya.
Rismawati, Yusfiati, dan Mahatma, 2013, Jakarta
Endoparasit pada usus ayam Tabbu C R. 2003. Penyakit Ayam dan
kampung (Gallus domesticus) di Penanggulangannya 2, Penyakit
Pasar Tradisional Pekanbaru, Asal Parasit Noninfeksius dan
Riau Etiologi Kompleks. Kanisius.
Kaleka, N. 2015, beternak ayam Yogyakarta
kampung super ayam jawa super Tasawar Z, Aziz F, Akhtar M. 1999.
tanpa bau, Arcitra, Yogyakarta Prevalence of Cestode Parasites
Kusumamihardja S., 1993, Parasit dan of Domestic Fowl (Gallus gallus
Parasitosis pada Hewan Ternak domesticus). University of
dan Hewan Piaraan di Agriculture. Pakistan. Pakistan
Indonesia. Pusat Antar Vet.J., 19(3)
Universitas Bioteknologi Institut Tarmudji, Siswansyah D D, Adiwinata G.
Pertanian Bogor, Bogor 1988. Penyakit Cacing
Natadisastra D, Agoes R., 2009. Gastrointestinal pada Sapi-sapi
Parasitology Kedokteran: di Kabupaten Tapin dan
ditinjau dari Organ Tubuh yang Tabalong di Kalimantan Selatan.
Penyakit Hewan 20 (35).
90