Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiasi matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi
matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban
udara, dan lain-lain. Pengukuran radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi di
pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh kedudukan matahari terhadap bumi,
kebersihan langit termasuk keawanan dan lokasi titik pengukuran itu sendiri. Radiasi
matahari yang diukur adalah jumlah energi radiasi yang sampai di permukaan bumi
dalam bentuk intensitas dan lama peyinaran dalam sehari, sebulan atau setahun atau
untuk periode waktu tertentu yang diinginkan.
Cahaya matahari merupakan energi penggerak utama bagi seluruh ekosistem
termasuk di dalamnya ekosistem perairan. Cahaya matahari menghasilkan panas
sebesar 10-26 Kalori/detik, namun hanya sebagian kecil dari panas tersebut yang
mampu diserap dan masuk ke dalam air laut. Cahaya  adalah energi berbentuk
gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-
750nm.
            Cahaya yang mencapai permukaan air laut terdiri dari cahaya langsung
(direct) dan cahaya yang disebarkan (diffuse). Cahaya langsung berasal dari matahari
dan cahaya yang disebarkan awan,yang sebenarnya berasal pula dari cahaya matahari.
Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu awan, musim, keadaan atmosfer, letak geografis dan attitude (ketinggian
dari permukaan laut).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap suhu air laut
2. Bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap salinitas air laut

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh radiasi matahari terhadap suhu air laut
2. Mengetahui pengaruh radiasi matahari terhadap salinitas air laut

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu,
sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar
gelombang panjang adalah sinar infra merah. Intensitas radiasi matahari, yaitu besar
kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi.

2.2 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Suhu Air Laut


Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat berubah ruang dan
waktu dimana penyebarannya disebabkan oleh gerakan air seperti arus dan turbulensi.
Suhu memiliki fungsi yang sangat urgen di dalam lingkungan laut. Suhu air
merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian kelautan.
Umumnya, suhu air permukaan laut merupakan lapisan hangat karena mendapat
radiasi matahari pada siang hari. Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan
kedalaman. Hal ini dikarenakan pengaruh intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam air yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun semakin
rendah. Dan pada suhu melebihi 1000 meter suhu air relative konstan yaitu 2oC–4oC.
Adanya pengaruh sinar matahari menyebabkan panas masuk ke laut sampai
kedalaman 50 – 70 m dengan temperatur air laut hampir sama sehingga lapisan ini
disebut lapisan homogen. Makin berkurangnya pengaruh sinar matahari yang masuk
ke laut mengakibatkan terbentuknya lapisan termoklin yang mengalami gejala
penurunan temperatur secara cepat. Hal ini diperkuat oleh adanya perubahan salinitas
yang cepat pula, maka terbentuklah lapisan pekat (discontinuity layer). Di bawah
lapisan termoklin terdapat lagi lapisan yang hampir homogen dan dingin. Makin ke
bawah suhu berangsur-angsur turun dan hingga kedalaman 1.000 m suhu biasanya
kurang dari 5°C.

3
            Karateristik suhu air laut didaerah tropis, subtropis dan kutub berbeda. Daerah
tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis.
Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang
menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar
datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah
subtropik, insolation yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan
sehingga di daerah ini lebih panas.

2.3 Salinitas Air Laut


Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas:

a) Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan
air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
b) Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi.
c) Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut
maka salinitasnya akan tinggi.

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar


3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam
lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam
sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5
%, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di
timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik.

4
Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas
membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam
di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Distribusi salinitas permukaan juga cenderung zonal. Air laut bersalinitas
lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana evaporasi tinggi. Air laut lebih
tawar terdapat di dekat ekuator dimana air hujan mentawarkan air asin di permukaan
laut, sedangkan pada daerah lintang tinggi terdapat es yang mencair akan
menawarkan salinitas air pada permukaannya. Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000
meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap
kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah
daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan). Salinitas
dipengaruhi oleh massa air oseanis di bagian utara hingga bagian tengah perairan, dan
massa air tawar dari daratan yang mempengaruhi massa air di bagian selatan dan
bagian utara dekat pantai

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat)
faktor. Jarak matahari, Intensitas radiasi matahari, yaitu besar kecilnya sudut datang
sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan
sudut besarnya sudut datang
Radiasi matahari mampu mempengaruhi perubahan suhu air laut,seperti
dibagian permukaan air laut disiang hari suhu air laut lebih tinggi di banding di dalam
laut.semakin dalam air laut amka semakin berkurang pula kemampuan sinar
mataahari untuk menembusnya yang menyebabkan penurunan suhu air laut

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.adapun


faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas adalah terjadinya penguapan,curah
hujan,dan banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut

3.2 Saran
Makalah ini ditulis untuk memahami apa saja pengaruh dari suhu dan salinitas
terhadap air laut. Kami meminta agar pembaca dapat mengkritisi makalah kami jika
terdapat kekurangan didalamnya. Sehingga makalah ini dapat dikaji lebih baik untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

6
Bambang, A.P. 1990. Ilmu Kelautan. Bandung : Balai Pustaka
Kanginan, M. 2002. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.
Samsul, W. 2009. Temperatur Terhadap Salinitas. Jakarta: Erlangga
Triani, S. 1998. Pengaruh Matahari Terhadap Air Laut. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai

  • FTIR
    FTIR
    Dokumen2 halaman
    FTIR
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisika Kelautan Cover
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Dokumen1 halaman
    Makalah Fisika Kelautan Cover
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Dimas Narsistik
    Dimas Narsistik
    Dokumen6 halaman
    Dimas Narsistik
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat
  • Cover SL
    Cover SL
    Dokumen2 halaman
    Cover SL
    Aldianti Rizki Musdalifah Hutagalung
    Belum ada peringkat