Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin
communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicate yang berarti
“membuat sama” (to make common). Beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli ialah
sebagai berikut:
· Theodorson and Theodorson (1969)
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seseorang atau
kelompok kepada yang lain atu yang lain-lainnya, terutama melalui simbol-simbol.
· Osgood (1957)
Komunikasi jika satu sistem, sebuah sumber, mempengaruhi yang lain, si tertuju, dengan
pemanipulasian simbol-simbol alternatif, yang dapat disebarkan melalui saluran yang
menghubungkan keduanya.
· Gerbner (1967)
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai interaksi sosial melalui pesan-pesan.
· Berelson dan Steiner (1964)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain.
· Gode (1959)
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh
seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
· Barnlud (1964)
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan untuk mengurasi rasa ketidakpastian, bertindak
secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
· Reusch (1957)
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam kehidupan.
· Weaver (1949)
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya.
· Harold Laswell (1960)
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada
siapa, dan apa efeknya.
2. Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu
organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota
kelompok, seperti komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk
melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim
organisasi,
komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan, komunikasi untuk mengetahui rasa
kepuasan kerja dalam organisasi
3. Pendekatan individual
Pendekatan ini berpusat pada tingkahlaku komunikasi individual dalam organisasi. Semua
tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh
komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa bentuk komunikasi individual, seperti
berbicara pada kelompok kerja, menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat, menulis dan
mengonsep surat, berdebat untuk suatu usulan/ide.
3.3 Studi Kasus Komunikasi Organisasi
Studi kasus yang penulis ambil ini berdasarkan sebuah film pendek mengenai komunikasi
organisasi yang berkembang dari era industrialisasi yang sangat pesat pertumbuhannya pada
tahun 1900-an dan mengambil kisah seorang tokoh manajemen yang ingin mengembangkan
ilmu komunikasi yang akan digunakan pada organisasinya agar lebih efektif dan manusiawi.
Film ini diawali dengan pengenalan tokoh manajemen dan komunikasi, yaitu Frederick Winslow
Taylor asal Amerika Serikat yang menemukan masalah di organisasinya untuk meningkatkan
produktivitas dan efektivitas organisasi tersebut. Salah satu masalah yang berkembang adalah
masalah komunikasi organisasi.
Dia akhirnya memutar otaknya dan melakukan berbagai percobaan hingga akhirnya Frederick
mendapatkan ide emas. Dia akhirnya menciptakan sebuah kerja yang lebih terorganisasi dan
meningkatkan keuntungan dengan cara menemukan metode terbaik dan melakukan tes
mengulangnya lagi dan lagi sehingga organisasi lainnya memberikan apresiasi yang tinggi
padanya sampai semuanya menerapkan gagasan Frederick.
Max Weber dari Jerman dan Henry Fayol dari Perancis yang menjadi sahabat Frederick juga
mengembangkan gagasannya. Max Weber dengan teori birokrasinya dan Henry dengan teori
fungsi manajemennya. Namun hal tersebut adalah sebuah kegagalan. Karena mereka berdua
menganggap manusia atau karyawan seperti mesin bukan manusia. Maka timbullah masalah
baru dimana para karyawan menuntut hak-hak mereka, mereka bukanlah mesin dan mereka
meminta perhatian untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Setelah semua masalah tersebut muncul maka para ahli mulai meminta pendapat pada seluruh
karyawan untuk memberikan gagasan, ide dan mendengarkan lebih banyak apa yang
dibutuhkan dan lebih memuaskan karyawan. Maka dengan komunikasi hal tersebut dapat
dilakukan. Orang-orang di dalam organisasi mulai sadar betapa pentingnya organisasi untuk
mendapatkan ide-ide baru, memecahkan masalah, mencapai integrasi yang baik dan mencapai
tujuan dengan lebih efektif. Permasalahan tidak sampai di sini, masalah kembali muncul
dengan banyaknya komunikasi yang tidak efektif yang berada di dalam organisasi besar seperti
international corporate. Banyak orang yang berteriak mereka harus selalu bekerja tanpa jalan
keluar untuk terus bekerja. Mereka selalu merasa tertekan berada di organisasi dengan hierarki,
budaya dan tingkat pekerjaan yang tinggi tanpa adanya kesenangan. Masalah-masalah inilah
yang terus timbul dalam organisasi saat ini.
Berdasarkan kasus tersebut, penulis melihat berbagai fungsi komunikasi yang dapat diterapkan
menggunakan pendekatan-pendekatan komunikasi organisasi sesuai dengan masalah yang
ada di dalam organisasi tersebut. Mulai dari masalah kesulitan karyawan menyatakan pendapat
maka dapat diterapkan fungsi informatif dari komunikasi dimana setiap karyawan dapat dengan
mudah mengakses informasi di organisasi yang masih dalam wilayahnya sehingga mereka juga
dapat memberikan feedback berupa pendapat mereka untuk kebaikan organisasi. Selain itu,
fungsi ini juga bisa memberikan ketenangan karyawan dalam hal gaji, jaminan kesehatan dan
jaminan hari tua sehingga karyawan dapat lebih produktif. Fungsi regulatif komunikasi dapat
diterapkan dalam hal perlu tidaknya seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan atau tidak,
contohnya pemberian job description yang jelas, pemberitahuan jam kerja efektif dan waktu
cuti. Fungsi persuasif ini juga dapat dikembangkan dalam organisasi karena pasalnya masalah
seperti karyawan yang merasa dirinya dianggap mesin, tidak dihargai dan hanya dipaksa
bekerja tersebut dapat dihilangkand engan mengajaknya berdiskusi atau memberikan kata-kata
motivasi yang menumbuhkan rasa kepedulian terhadap atasan dan organisasi dari pada hanya
memaksa mereka memenuhi seluruh keinginan atasan.
Terakhir, fungsi integratif komunikasi ini yang sangat penting karena organisasi dapat lebih kuat
jika semua karyawan peduli pula terhadap kelangsungan komunikasi. Penyediaan
saluran-saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik perlu untuk diadakan sehingga tidak ada lagi karyawan yang mengeluhkan adanya
missed comunication, ketidaksatuan visi, dan masalah antar unit atau bidang di organisasi.
Setelah fungsi komunikasi telah dipaparkan di atas maka pendekatan-pendekatan yang
menurut penulis dapat diterapkan berdasarkan masalah-masalah di atas ialah pendekatan
sistem dan budaya serta pendekatan human relations. Mengapa ketiga pendekatan komunikasi
organisasi ini begitu vital? Karena menurut penulis permasalahan organisasi yang memiliki
masalah ketidaknyamanan karyawan yang tidak dapat menyatakan pendapat dan tidak
mendapatkan informasi dengan penuh dapat terselesaikan dengan pendekatan sistem dimana
nantinya dalam organisasi tersebut dibuatkan sistem khusus yang dapat menampung seluruh
aspirasi karyawan, memberikan informasi pada mereka serta mengatur arus komunikasi
mereka secara efektif. Sistem komputer dan chatting baik secara online maupun offline menjadi
salah satu sistem yang sering digunakan.
Pendekatan budaya dapat diterapkan pada permasalahan organisasi yang memiliki berbagai
macam karyawan dari multiras atau negara. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan
memberikan suatu dorongan yang membuat batas-batas budaya tersebut menjadi pudar dan
semua mau saling mendukung mencapai tujuan individu melalui tujuan organisasi. Cara seperti
membuat moto organisasi berdasarkan budaya komunikasi organisasi tersebut juga menjadi
salah satu cara yang efektif.
Pendekatan human relations sangat erat dengan interpersonal employees relation karena
dengan pendekatan inilah para karyawan dapat memperoleh haknya menjadi seorang manusia
seutuhnya di dalam sebuah organisasi. Karyawan akan merasa dihargai dan diberikan
perhatian dengan adanya pendekatan ini. Mereka tidak akan mengeluh mengenai gaji, waktu
kerja dan kondisi kantor organisasi tersebut. Namun pendekatan ini yang cukup menyita biaya
juga karena harus melakukan berbagai kajian dan penelitian tentang bagaimana kondisi
organisasi yang ideal untuk para karyawan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dari berbagai sumber pustaka di atas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
· Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang strukur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
· Pada dasarnya ada empat fungsi komunikasi di dalam organisasi, yaitu fungsi informatif,
regulatif, persuasif dan integratif. Dimana keempat fungsi ini bertujuan menciptakan komunikasi
organisasi yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi dan bagaimana fungsi ini berintegrasi
menciptakan komunikasi yang baik untuk organisasi.
· Pendekatan yang paling populer mengenai komunikasi organisasi diambil dari pendapat
Griffin (2003) dalam bukunya A First Look at Communication Theory yaitu pendekatan sistem,
pendekatan budaya dan pendekatan kritik. Namun di samping ketiga pendekatan itu ada
beberapa pendapat lainnya dari mulai pendekatan struktur dan fungsi organisasi, pendekatan
human relations, pendekatan komunikasi sebagai suatu proses pengorganisasian, pendekatan
organisasi sebagai kultur , pendekatan makro, pendekatan mikro dan pendekatan individual.
4.2 Saran
Saran yang penulis berikan dalam kajian komunikasi organisasi adalah berhati-hatilah dengan
pendekatan-pendakatan yang digunakan di dalam organisasi karena komunikasi yang efektif
bisa diciptakan dengan pendekatan-pendekatan yang baik, terstruktur dan dipikirkan dengan
hati-hati sehingga komunikasi organisasi yang terjalin antar unit, subunit, bagian hingga individu
berjalan lancar dan efektif dengan mempertimbangkan pula fungsi-fungsi komunikasi di dalam