DOCRPIJM 1542253680BAB II RPIJM New Profil Tangsel
DOCRPIJM 1542253680BAB II RPIJM New Profil Tangsel
DOCRPIJM 1542253680BAB II RPIJM New Profil Tangsel
BAB
2
PROFIL KOTA TANGERANG
SELATAN
Profil Kota Tangerang Selatan
Luas wilayah masing-masing kelurahan dengan luas di atas empat ratus hektar
terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang Barat, dan di
Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan dengan luas wilayah di bawah
seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan
Serpong, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan dengan luas
wilayah paling besar adalah Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan
kelurahan dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.
1 Pasar Ciputat 5,670 Ciputat 816 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja
2 Pasar Jombang 6,095 Ciputat 386 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja
3 Pasar Serpong 8,730 Serpong 837 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja
4 Pasar Bintaro Sektor 2 2,600 Ciputat Timur 135 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja
5 Pasar Ciputat Permai 1,000 Ciputat 55 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja & PT.
Tritama Nila Griya
6 Pasar Gedung Hijau 3,395 Serpong Utara 3 PT. Alam Sutera Reality, TBK & PD. Pasar
Niaga Kerta Raharja
8 Pasar Segar Graha 10,250 Serpong Utara 644 PT. Wahana Jaya Sentosa
Raya Bintaro
9 Pasar Delapan 34,945 Serpong Utara 208 PT. Alam Sutera Reality, TBK
10 Pasar Modern Bintaro 17,000 Pondok Aren 492 PT. Bintaro Jaya
Jaya
Tabel 0-3. Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan
Sebaran
No. Kecamatan
Pasar Pasar Mini Super Hyper
Restoran Hotel Bank
modern tradisional market market market
1 Serpong 1 1 60 3 0 106 2 32
2 Serpong 2 1 59 6 1 105 2 18
Utara
3 Ciputat 0 2 44 2 0 7 1 7
4 Ciputat 0 1 46 1 0 19 1 12
Timur
5 Pamulang 0 0 44 4 0 22 0 10
6 Pondok 1 1 96 3 0 90 1 14
Aren
7 Setu 0 0 38 0 0 2 0 3
1.2.3. PotensiEkonomiKreatif
Jumlah usaha hasil SE2016 di Kota Tangerang Selatan sebesar 105.773 usaha.
Dilihat dari pertumbuhan jumlah usaha, Kota Tangerang Selatan merupakan kota
dengan peningkatan jumlah usaha paling tinggi yaitu sebesar 27,39 persen dibanding
tahun 2006, sebagaimana tersaji pada Gambar 2-2 dibawah ini.
Profil Kota Tangerang Selatan
Gambar 0-2. Grafik Jumlah Usaha SE 2016 (ribu) dan Pertumbuhannya terhadap SE2006 (%)
Dilihat dari jenis usaha, 100.271 usaha atau 94,80 persen merupakan usaha
menengah kecil (UMK) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 116.096 orang, dan
sisanya sebanyak 5.502 usaha atau 5,20 persen adalah usaha menengah besar (UMB)
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 234.478 orang.
Gambar 0-3. Grafik Jenis Usaha di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
250,000 234,478
200,000
150,000
116,096
100,271
100,000
50,000
94.80% 5,5025.20%
-
UMK Tenaga Kerja UMB Tenaga Kerja
Jumlah usaha menurut kategori lapangan usaha yang terbanyak adalah usaha
perdagangan, yaitu sebesar 44.196 jenis usaha atau 41,78 persen dengan penyerapan
tenaga kerja sebesar 109.456 orang. Jenis usaha urutan kedua adalah usaha
akomodasi dan rumah makan, yaitu sebesar 26.910 jenis usaha atau 25,44 persen
dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 53.136 orang.Adapun jumlah usaha paling
sedikit dibandingkan jenis usalaha lain di Kota Tangerang Selatan adalah
pertambangan, hanya sebesar 3 jenis usaha dengan penyerapan jumlah tenaga kerja
sebesar 303 orang. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.4berikut ini.
Profil Kota Tangerang Selatan
Tabel 0-4. Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Kategori Lapangan Usaha Hasil Pendaftaran
Sensus Ekonomi 2016
Kategori I Akomodasi dan Rumah Makan 26.910 26449 461 53.136 45270 7866
Kategori M,N Prof & Persewaan 2.280 1853 427 16.514 5826 10688
Kategori R, S, U Hiburan & Jasa Lainnya 6.130 5897 233 19.145 14165 4980
Kota Tangerang Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring
Road/ JORR) yang sekarang sudah terkoneksi baik dari Tangerang – Merak ataupun Tol
JORR 2.
Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis, juga direncanakan akan
dibangun beberapa ruas jalan tol. Salah satunya yang sudah terealisasi adalah ruas
jalan tol Kunciran - Serpong. Ruas jalan tol ini akan melintasi wilayah-wilayah yang
berada di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Prasarana dan sarana penunjang lain yang menjadi potensi investasi yang
dikembangkan di Kota Tangerang Selatan, antara lain:
a. KERETA API. Sebagai sarana transportasi massal, kereta api merupakan andalan
masyarakat Kota Tangerang Selatan yang menghubungkan Kota Rangkasbitung -
Kota Tangerang Selatan - Kota Jakarta dan sudah dengan jalur rel ganda (double
track). Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga
kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang
Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain wilayah Serpong (Stasiun
Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren),
Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta rel
listrik yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang. Dalam
rancangan RTRW, direncanakan pengembangan fasilitas “park and ride” yaitu
lahan parkir kendaraan yang terletak pada fasilitas transportasi publik seperti
stasiun kereta dan terminal. Fasilitas tersebut memudahkan para penglaju
(commuter) yang memiliki kendaraan pribadi untuk berpindah ke transportasi
publik.
b. BIS ANTAR KOTA – ANTAR PROPINSI. Sarana Transportasi ini juga merupakan
penggerak mobilitas masyarakat Kota Tangerang Selatan sebagai sarana utama
dalam kegiatan yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kota
Jakarta dan kota-kota lainnya. Saat ini juga sudah beroperasi feeder Bus
Transjakarta dengan trayek BSD – Jakarta, Pondok Aren (Bintaro Jaya) – Jakarta
dan BSD – Balaraja.
c. ANGKUTAN DALAM KOTA. Sarana Transportasi Dalam Kota merupakan salah satu
transportasi yang dijadikan andalan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat Kota
Tangerang Selatan. PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH/AIR
MINUM. Masyarakat Kota Tangerang Selatan memakai air bersih untuk kebutuhan
rumah tangga, industri dan kegiatan lainnya. Saat ini kebutuhan air bersih
masyarakat Tangerang Selatan bersumber dari dua sumber utama, yaitu dari
PDAM Kabupaten Tangerang serta instalasi air bersih yango dikelola oleh pihak
pengembang atau yang berasal dari air bawah tanah. Di Kota Tangerang Selatan,
cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah menjadi sumber air bersih bagi
berbagai kebutuhan. Wilayah Kota Tangerang Selatan setidaknya dialiri oleh tiga
Profil Kota Tangerang Selatan
sungai yang airnya cukup melimpah yaitu Sungai Cisadane, Sungai Pesanggrahan,
dan Sungai Kali Angke. Selain itu, masih terdapat sembilan situ dan danau yang
memiliki kadar dan kapasitas air yang layak diolah. Untuk itu, Pemerintah Kota
Tangerang Selatan diharapkan memiliki instalasi pengolahan air minum yang
langsung dikelola atau di bawah pengawasan pemerintah daerah.
d. PEMBANGUNAN PERMUKIMAN VERTIKAL. Dengan kepadatan penduduk Kota
Tangerang Selatan yang mencapai 10.484 jiwa/km2, maka akan semakin sulit
untuk membangun permukiman yang memakai lahan luas. Sehingga
dimungkinkan kawasan permukiman super blok seperti apartemen, kondominium,
rusunawa, flat dan sejenisnya untuk dikembangkan karena letak Kota Tangerang
Selatan yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan dengan akses mudah dari
berbagai arah. Pengembangan permukiman vertikal menjadi salah satu alternatif
yang dapat membangun kawasan permukiman modern dengan infrastruktur yang
memadai dan fasilitas pendukung masyarakat perkotaan modern.
e. KAWASAN JASA DAN PERDAGANGAN TERPADU. Di sepanjang koridor Jl Pahlawan
Seribu, BSD City Serpong mulai banyak bermunculan gedung-gedung baru yang
megah. Pusat perbelanjaan, apartemen, hotel, pusat hiburan dan kuliner, pusat
perkantoran, rumah sakit, pusat pendidikan telah dibangun. Lahan untuk
pembangunan office tower dan sarana penunjang lain juga tersedia. Oleh karena
itu, sangatlah prospektif apabila para investor dapat menanamkan modalnya
dalam rangka pengembangan kawasan ini.
Kawasan Bintaro juga telah berkembang dan menjadi salah satu kawasan yang
diperhitungkan oleh para investor. Berbagai infrastruktur di kawasan SCBD Bintaro
Jaya berupa gedung perkantoran, pusat belanja, rumah sakit, pusat pendidikan
telah berdiri di kawasan ini. Untuk memperlancar arus lalu lintas, di bundaran
Bintaro Sektor IX telah dibangun fly over yang menghubungkan simpul-simpul
bisnis dan jasa, termasuk jasa pendidikan, dengan dibangunnya Universitas
pembangunan Jaya.
kesenian Kota Tangerang Selatan dan dapat digunakan juga untuk berbagai
kegiatan pameran, rapat atau forum pertemuan resmi skala nasional dan
internasional. Pembangunannya dapat dibangun secara terpadu dengan
dilengkapi fasilitas office tower atau hotel bintang lima yang dapat dimanfaatkan
juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor.
Sektor Industri dan Pergudangan. Melihat luas lahan yang tersedia, Pemerintah
Kota Tangerang Selatan dalam arah dan tujuan pembangunan, tidak
menempatkan sektor industri dan pergudangan sebagai andalan. Saat ini
peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14 % saja dari luas lahan Kota Tangerang
Selatan, atau sekitar 16,67 hektar. Industri yang dikembangkan pun ditujukan
kepada green industry dan ramah lingkungan. Pemilihan industri yang cocok untuk
itu adalah industri yang tidak mempunyai banyak limbah kimia. Industri
pembuatan produk dari bahan setengah jadi seperti pembuatan bola di Pondok
Cabe, atau industri garmen serta industri perakitan lainnya yang ramah lingkungan
adalah salah satu contoh yang bisa dikembangkan. Selain itu, dengan adanya
fasilitas pergudangan di Taman Tekno BSD dan kawasan Multiguna Serpong Utara,
melengkapi sarana investasi penanaman modal pada sektor industri maupun
pergudangan yang ramah lingkungan.
WISATA ALAM DAN AIR. Beberapa lokasi wisata alam yang bisa dikunjungi di
antaranya Wisata Tanah Tingal, Kandank Jurank Doank, dan Kampung Dongeng
merupakan lokasi wisata alam yang terletak di Ciputat. Ada berbagai kegiatan yang
bisa dilakukan terutama oleh anak-anak, mulai dari membuat keramik, mengenal jenis
binatang, memberi makan binatang, panen padi, flying fox, bermain kano dan
Profil Kota Tangerang Selatan
Selain itu, juga terdapat taman/ hutan kota di Serpong yang juga dimanfaatkan
sebagai lokasi rekreasi, seperti hutan kota di wilayah BSD, taman kota yang terdapat di
Jl. Letnan Sutopo dekat Sekolah Al-Azhar BSD dan taman kota yang terletak di Taman
Tekno, Buaran dekat MAN Insan Cendekia.
Wisata air, seperti kolam renang, pemancingan, taman air tersebar di berbagai
wilayah, seperti Family Park Kampung Aer di Alam Sutera Serpong Utara, Ocean Park
di BSD Serpong, Wisata Air Pulau situ Gintung Ciputat Timur, serta kolam renang dan
pemancingan yang terdapat di banyak kecamatan. Hampir di semua kecamatan juga
terdapat situ-situ yang dapat dijadikan tempat rekreasi namun sebagian besar masih
harus ditata ulang.
1 Setu 69.159 72.727 75.002 77.881 80.811 4,05 4,05 4,21 4,43
2 Serpong 143.777 151.899 157.252 163.915 170.731 4,45 4,45 4,66 4,78
3 Pamulang 296.463 308.272 314.931 323.957 332.984 3,07 3,07 3,13 3,56
4 Ciputat 199.419 207.885 212.824 219.384 225.974 3,29 3,29 2,53 3,75
Profil Kota Tangerang Selatan
5 Ciputat Timur 184.304 190.415 193.484 197.960 202.386 2,52 2,52 2,31 3,07
6 Pondok Aren 316.025 331.644 341.416 353.904 366.568 3,87 3,87 4,00 4,27
7 Serpong Utara 133.471 142.328 148.494 155.998 163.755 5,26 5,26 5,59 5,51
Jumlah 1.342.618 1.405.170 1.443.403 1.492.999 1.543.209 3,63 3,63 3,74 4,05
Gambar 0-4. Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Banten,
Tahun 2016
114.03
88.44
116.10
103.50
26.38
18.51
39.31
28.01
Sumber : Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2017
Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan sejumlah
21,01 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan mengalami
penurunan pada tahun 2011 dan 2012, yaitu sebesar 20,14 ribu jiwa dan 18,70 ribu
Profil Kota Tangerang Selatan
jiwa. Namun pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan
mengalami kenaikan cukup banyak menjadi 25,40 ribu jiwa, kondisi kenaikan ini
berlanjut sampai tahun 2016 yaitu sebesar 26,38 ribu jiwa. Grafik 2.2 menunjukkan
perkembangan jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan yang memiliki tren
yang naik dalam kurun tahun 2010 – 2016.
Gambar 0-5. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Kota Tangerang Selatan Tahun 2010-2016
16.000
25.40 25.40 25.89 26.38
11.000 21.01 20.14 18.70
6.000
1.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2017
Pt = Po (1 + r )t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5 tahun)
Tabel 0-2a. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
1 Setu 69.159 72.727 75.002 77.881 80.811 83.851 87.006 90.279 93.676 97.200
Profil Kota Tangerang Selatan
2 Serpong 143.777 151.899 157.252 163.915 170.731 177.830 185.225 192.927 200.950 209.306
3 Pamulang 296.463 308.272 314.931 323.957 332.984 342.263 351.800 361.602 371.678 382.035
4 Ciputat 199.419 207.885 212.824 219.384 225.974 232.762 239.754 246.956 254.374 262.015
5 Ciputat 184.304 190.415 193.484 197.960 202.386 206.911 211.537 216.267 221.102 226.045
Timur
6 Pondok Aren 316.025 331.644 341.416 353.904 366.568 379.685 393.272 407.344 421.921 437.019
7 Serpong 133.471 142.328 148.494 155.998 163.755 171.898 180.445 189.418 198.837 208.724
Utara
Jumlah 1.342.61 1.405.17 1.443.40 1.492.99 1.543.20 1.595.20 1.649.03 1.704.79 1.762.53 1.822.34
8 0 3 9 9 0 8 4 7 3
Tabel 0-3b. Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
1 Setu 17.849 18.787 19.298 21.151 20.482 21.253 22.052 22.882 23.743 24.636
2 Serpong 36.555 36.621 37.617 41.677 43.273 45.072 46.947 48.899 50.932 53.050
3 Pamulang 75.150 78.147 80.273 82.127 84.398 86.750 89.167 91.652 94.205 96.830
4 Ciputat 49.303 52.390 53.815 54.227 57.275 58.995 60.768 62.593 64.473 66.410
5 Ciputat Timur 46.787 48.348 49.663 50.276 51.297 52.444 53.616 54.815 56.041 57.294
6 Pondok Aren 79.190 83.117 85.379 88.708 92.910 96.235 99.678 103.245 106.940 110.766
7 Serpong Utara 36.360 38.738 39.792 42.425 41.505 43.569 45.735 48.009 50.397 52.903
Jumlah 341.194 356.148 365.837 380.591 391.140 404.318 417.963 432.095 446.731 461.889
Tabel 0-4c. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan kepadaatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
3 Pamulang 0,04 0,02 0,03 0,03 111 115 117 121 124
4 Ciputat 0,04 0,02 0,03 0,03 108 113 116 119 123
5 Ciputat Timur 0,03 0,02 0,02 0,02 119 123 125 128 131
6 Pondok Aren 0,05 0,03 0,04 0,04 106 111 114 118 123
Jumlah 0,34 0,20 0,25 0,24 626 655 672 695 718
Apabila dilihat menurut lapangan usahanya, pada tahun 2016, lapangan usaha
Real Estate memberikan sumbangan tertinggi sebesar 17,81 persen, kemudian disusul
Profil Kota Tangerang Selatan
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motorsebesar 16,51 persen dan lapangan usaha Konstruksi sebesar 15,45 persen.
Informasi dan Komunikasi sebesar 11,19 persen, Industri Pengolahan sebesar 10,19,
dan Jasa Pendidikan sebesar 8,52 persen.Sementara peranan lapangan usaha lainnya
secara keseluruhan menyumbang sebesar 20,34 persen.
Gambar 0-6. Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Tangerang Selatan (persen),
2016
Usaha Industri
Lainnya Pengolahan Perdaganga
20,34% 10,19% n
16,51%
Real Estate
Konstruksi 17,81%
15,45% Informasi
Jasa dan
Pendidikan Komunikasi
8,52% 11,19%
Tabel 0-5. Peranan PDRB Kota Tangerang SelatanMenurut Lapangan Usaha (persen), 2012-2016
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 18,63 18,06 17,76 17,17 16,51
Motor
Makan Minum
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 1,21 1,21 1,25 1,29 1,35
Sosial Wajib
Kegiatan Sosial
Tabel 0-6. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Tangerang SelatanMenurut Lapangan Usaha (persen),
2012-2016
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,85 5,59 6,35 5,03 6,21
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,50 6,35 4,42 5,76 4,75
Makan Minum
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 4,57 2,22 10,09 8,72 8,41
Sosial Wajib
Kegiatan Sosial
Menurunnya laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (LPE) pada
tahun 2016memberi gambaran bahwa telah terjadi peningkatan produksi barang dan
jasa oleh para pelaku ekonomi di Kota Tangerang Selatan walaupun mengalami
perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan inflasi sektoral (dilihat dari
Profil Kota Tangerang Selatan
perkembangan indeks implisit PDRB) sebesar 1,33 persen, maka dapat dikatakan telah
terjadi perbaikan pendapatan masyarakat Kota Tangerang Selatan pada umumnya.
Jika disertai dengan pemerataan pendapatan, hal tersebut dapat secara langsung
memperbaiki tingkat daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli inilah yang akan
menjadi salah satu faktor utama penggerak perekonomian di Kota Tangerang Selatan.
Tabel 0-7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota ProvinsiBanten
Tahun 2012-2016 (persen)
LPE (%)
No. Kab/Kota
2012 2013 2014 2015*) 2016**)
1 Kab. Pandeglang 5,81 4,72 4,93 5,96 5,49
2 Kab. Lebak 5,11 6,30 5,83 5,80 5,70
3 Kab. Tangerang 6,17 6,41 5,37 5,36 5,32
4 Kab. Serang 5,42 6,04 5,39 5,02 5,00
5 Kota Tangerang 7,07 6,52 5,15 5,37 5,30
6 Kota Cilegon 7,70 6,69 4,62 4,78 5,05
7 Kota Serang 7,42 7,30 6,86 6,29 6,22
8 Kota Tangsel 8,66 8,75 8,05 7,20 6,98
Provinsi Banten 6,83 6,67 5,51 5,40 5,26
Indonesia 6,03 5,58 5,02 4,88 5,02
PDRB per kapita merupakan proxy ukuran pendapatan per kapita atau dengan
kata lain, PDRB per kapita diasumsikan sebagai pendapatan per kapita. Kemampuan
masyarakat untuk mengkonsumsi produk barang/jasa sangat dipengaruhi oleh
pendapatan per kapita. Apabila diperhatikan perkembangan daya beli masyarakat
yang diasumsikan setara dengan peningkatan pendapatan per kapita yang dikoreksi
oleh angka inflasi (Gambar 3), maka daya beli masyarakat di Kota Tangerang Selatan
pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar 1,05 persen, lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 1,08 persen. Namun, kondisi
perubahan daya beli tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode 2012-
2014.
PDRB per Kapita (Juta Rp) 28,02 30,72 33,63 36,30 38,10
Profil Kota Tangerang Selatan
Gambar 0-8. Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 – 2016
(000)
10.00
0.5
5.00 21.0060 20.1440 18.700 25.400 25.400 25.8900 26.3800
0.00 0
Tabel 0-9. Ketinggian wilayah menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, 2016
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan
berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok
untuk pertanian/ perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak
yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian.
Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah
ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai
Cisadane.
Keadaan Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada info dari Stasiun Pos Pengamatan Balai Besar
Wilayah II Ciputat pada Koordinat 06° 18' 15.2"LS-106° 45' 38.2"BT dan elevasi 41
meter, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas
Profil Kota Tangerang Selatan
matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata
berada disekitar 26,4°C-28,2°C dengan temperatur udara minimum berada di 23,9°C
dan temperatur udara maksimum sebesar 33,9°C. Rata-rata kelembaban udara adalah
98%, Hari hujan tertinggi pada bulan Januari, dengan hari hujan sebanyak 25 hari.
Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4 m/detik, dan kecepatan maksimum
rata-rata 12,3 m/detik. Sebagaimana terlihat pada Gambar grafik 2.3 dan Tabel 2.4
berikut ini
Gambar 0-9. Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun Klimatologi Pondok Betung Kota Tangerang Selatan
(mm) Tahun 2016
25
23 22 22
20 20 21 21 20
18 18 17 17
15 15
10
5
0
Tabel 0-10. Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kota Tangerang Selatan, 2016
Curah hujan yang semakin meningkat dalam kurun waktu tahun 2017telah
mengakibatkan bencana di Kota Tangerang Selatan seperti bencana Banjir, Tanah
Longsor dan Angin Kencang. Adapun rincian kejadian bencana sebagai berikut:
Status darurat bencana selama kurun waktu tahun 2017 di Kota Tangerang
Selatan masih dalam skala kecil yaitu berupa genangan dan limpasan air sungai,
dimana ketika air sungai surut genangan air yang terjadi ikut surut. Belum sampai
dikatakan status darurat bencana karena daerah yang terkena banjir masyarakat
masih bisa beraktifitas dan masyarakat belum diungsikan ketempat penampungan
sementara. Begitu pula dengan bencana lainnya seperti Longsor, Angin Kencang dan
Pohon Tumbang. Dengan demikian Pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2017
belum pernah mengeluarkan status darurat bencana.
1. Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri seperti
di perumahan Bintaro melalui pompa deepwell
2. Pabrik / Industri yang dilayani oleh PDAM Kabupaten Tangerang, karena di
Kota Tangerang Selatan belum mempunyai instalasi pengolahan air bersih.
Dalam hal fasilitas tempat buang air besar, sebagian besar rumah telah memiliki
tempatnya sendiri, hanya sebagian kecil saja rumah yang tidak mempunyai
tempat buang air besar.
Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan buangan rumah
tangga baik yang berasal dari WC, kamar mandi maupun dapur. System
pengolahan air limbah domestic yang digunakan di Kota Tangerang Selatan yaitu
system pengolahan secara individu di masing – masing rumah atau sering disebut
on-site system.
Profil Kota Tangerang Selatan
Tabel 0-5. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kota Tangerang Selatan
Akses Layak
KK KK KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK %
394519 394519 6929,70858 1,8% 603 0,2% 363280,8 92,1% 25140 6,4% 1387 0,4% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
1 Setu 20203 20203 485,062525 0,1% 362 0,1% 18213,51 4,6% 2708 0,7% 987 0,3% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
2 Serpong 40979 40979 600,2334 0,2% 56 0,0% 37434,77 9,5% 937 0,2% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
3 Pamulang 85492 85492 1312,14143 0,3% 26 0,0% 78300,45 19,8% 397 0,1% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
4 Ciputat 58140 58140 1104,65525 0,3% 31 0,0% 53965,32 13,7% 3211 0,8% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
5 Ciputat Timur 51682 51682 859,8739 0,2% 17 0,0% 47354,49 12,0% 1425 0,4% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
6 Pondok Aren 95086 95086 1751,93433 0,4% 68 0,0% 88157,9 22,3% 3848 1,0% 400 0,1% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
7 Serpong Utara 42937 42937 815,80775 0,2% 43 0,0% 39854,36 10,1% 12614 3,2% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%
Tabel 0-6. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Jumlah/ Kondisi
No Jenis Satuan Keterangan
Kapasitas Berfungsi Tdk berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit 42 42
2. Truk Tinja unit
3 IPLT : kapasitas M3/hari
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal
- Tangki septik komunal >10KK unit
- IPAL Komunal unit 9 9
2 IPAL Kawasan/Terpusat
- kapasitas M3/hari
- sistem
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2017
Dapat diketahui bahwa jumlah IPAL komunal yang dibangun di Kota Tangerang
Selatan berjumlah 9 unit yang berada di Kecamatan Setu 5 unit, dan di Kecamatan
Pondok Aren 4 unit.
c. Kondisi Persampahan
Kondisi lain, meskipun telah dibangun transfer depo sampah atau TPS di kompleks
Perumahan Permata Pamulang, namun fasilitas tersebut kurang dioptimalkan,
saat ini masih memanfaatkan lahan dibelakang lokasi TPS tersebut untuk
membuang sampah yang berfungsi sebagai TPA. Yang lebih memprihatinkan
bahwa lokasi TPA tersebut berada tepat di pinggir sungai sehingga sampah-
sampah tersebut sebagian terbuang ke dalam sungai yang mencemari dan akan
menyebabkan terjadinya banjir. Beberapa diantara sampah tersebut juga dibakar
dan dipilah oleh pemulung. Lokasi pemukiman tersebut adalah di dekat
Perumahan Puri Serpong.
Sebagai strategi dan kebijakan pengelolaan sampah, sudah saatnya dilakukan kaji
ulang pengelolaan sampah dengan memperhatikan standar teknis, mulai dari
penanganan timbulan dari sumber, lokasi Tempat Pengumpulan Sampah
Sementara (TPS), pengangkutan sampah yang memperhatikan keselamatan dan
gangguan bau, serta di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).Masyarakat
sudah harus mulai memilah sampah sesuai dengan kriterianya, yaitu: (1) sampah
yang mengandung limbah berbahaya, (2) sampah yang mudah terurai, (3) sampah
Profil Kota Tangerang Selatan
yang dapat digunakan kembali, (4) sampah yang dapat di daur ulang, dan (5)
sampah lainnya. Kemudian pemerintah daerah wajib menyediakan fasilitas berupa
TPS atau TPST 3R sebagai sarana pengumpulan sampah yang telah dipilah oleh
masyarakat.
Beberapa alternatif jalan keluar dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu
pertama dengan membiasakan masyarakat memilah sampah. Kedua hasil
pemilahan untuk sampah kering dan bernilai ekonomi dapat dikelola melalui Bank
Sampah skala kota. Ketiga sampah yang mudah terurai atau organik diolah
menjadi kompos, kompos ini dapat dimanfaatkan oleh kota itu sendiri. Keempat
residu akan ditransformasikan dari TPS ke TPA dan akan diproses dengan
menggunakan teknologi untuk mendapatkan energi listrik, sehingga yang akan
dilakukan dalam proses landfill di TPA hanya berupa abu saja. Dengan demikian
akan memperpanjang masa pakai TPA yang disediakan. Pada saat ini pemrosesan
di TPA masih dilakukan secara konvensional, bahkan sampah plastik ikut terkubur
yang secara umum hancurnya bertahun- tahun bahkan puluhan tahun sehingga
mempercepat penuhnya TPA.
Total Jumlah
sampah
Kapasitas Jumlah Jumlah
yang
No Jumlah operasi sampah Jumlah Sampah
Jumlah tereduksi di
Kecamatan TPS- TPS- yang Bank tereduksi
TPS yang TPS3R/TPST
3R/TPST 3R/TPST tereduksi Sampah di Bank
ada dan Bank
yang ada yang ada 3R yang ada Sampah
(Unit) Sampah
(Unit) (m3/hari) (m3/hari) (Unit) (m3/hari)
(m3/hari)
1 Setu 0 7 11,27 3,38 16 0,3 3,7
2 Serpong 0 6 0,13 0,04 6 0,1 0,2
3 Pamulang 0 12 0,06 0,02 48 0,1 0,1
4 Ciputat 0 8 0,04 0,01 11 0,0 0,1
5 Ciputat Timur 2 3 0,00 0,00 19 0,0 0,0
6 Pondok Aren 0 8 0,00 0,00 18 0,0 0,0
7 Serpong Utara 0 1 0,00 0,00 4 0,0 0,0
Total 2 45 12 3 122 1 4
2,50
liter/orang/hari
Total Jumlah
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Sampah Tereduksi 3R Sampah Terangkut ke
Sampah dikelola Sampah Tidak
Penduduk Perkotaan (TPS3R/TPST/Bank TPA (langsung dan TOTAL
Mandiri Terproses
Sampah) tidak langsung)
1 Setu 20203 20203 0 0,00% 3,7 0,09% 0,00 0,00% 198,38 5,03% 202,03 100%
2 Serpong 40979 40979 0 0,00% 0,2 0,00% 0,00 0,00% 409,62 10,38% 409,79 100%
3 Pamulang 85492 85492 0 0,00% 0,1 0,00% 0,06 0,00% 854,78 21,67% 854,92 100%
4 Ciputat 58140 58140 0 0,00% 0,1 0,00% 0,04 0,00% 581,31 14,73% 581,40 100%
5 Ciputat Timur 51682 51682 0 0,00% 0,0 0,00% 0,00 0,00% 516,82 13,10% 516,82 100%
6 Pondok Aren 95086 95086 0 0,00% 0,0 0,00% 0,00 0,00% 950,86 24,10% 950,86 100%
7 Serpong Utara 42937 42937 0 0,00% 0,0 0,00% 0,00 0,00% 429,37 10,88% 429,37 100%
Sumber : SSK Kota Tangerang Selatan, 2017
Profil Kota Tangerang Selatan
d. Kondisi Drainase
Dalam hal banjir, di Kota Tangerang Selatan terdapat 31 blok rawan banjir
yangumumnya berlokasi di sekitar sungai, yaitu Kali Angke, Kali Serua, Kali
Pasanggrahan,Kali Ciputat, dan Kali Kedaung. Penanganan titik banjir sudah
tertangani 23 blok banjir diakhir Tahun 2015. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
penanggulangan banjir masihmenjadi permasalahan kedepan.
Selain berfungsi sebagai penyalur air hujan, saluran drainase di kawasan permukiman
juga berfungsi sebagai penyalur air bekas mandi, mencuci dan memasak. Air limbah
tersebut disalurkan langsung ke saluran-saluran drainase di tepi jalan (side drain)
yang umumnya terbuka.
Arah Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Arah Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya