LAPORAN TRIWULANAN
TRIWULAN II - 2013
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
ii
KATA
PENGANTAR
P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha triwulan II-2013 bertengger pada posisi 4.818,89
Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, menurun 2% dibandingkan akhir triwulan lalu.
selama periode laporan, Otoritas Jasa
Keuangan telah melaksanakan fungsi, tugas Meskipun demikian, secara year to date (ytd) IHSG
dan wewenang pengaturan dan pengawasan tumbuh 11,63%, yang merupakan indeks dengan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal imbal hasil tertinggi setelah bursa Jepang,
dan Industri Keuangan NonBank (IKNB) dengan Dow Jones dan Nasdaq. Hal positif lain dari
maksud mewujudkan misi dan visi Otoritas Jasa perkembangan pasar saham di tengah penurunan
Keuangan menjaga Stabilitas Sistem Keuangan IHSG adalah rata-rata nilai perdagangan saham
(SSK) dan melindungi kepentingan Konsumen per hari yang justru me ningkat 22% menjadi
dan masyarakat. Rp7,66 triliun. Begitu pula frekuensi perdagangan
yang naik 2% menjadi 169 ribu kali transaksi per
Memasuki triwulan II-2013, kondisi per eko
hari. Kondisi ini mencerminkan kondisi likuiditas
nomian global sempat memberikan harapan
yang cukup baik.
akan adanya pemulihan. Indikatornya dapat
terlihat di seluruh pasar saham di dunia sebagai IKNB yaitu sektor perasuransian, dana pensiun,
barometer kegiatan ekonomi menunjukkan perusahaan pembiayaan, dan lembaga jasa
pertumbuhan yang positif, termasuk Indeks keuangan lainnya secara umum mencatat
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek kinerja positif. Otoritas Jasa Keuangan telah
Indonesia (BEI) yang sempat mencapai rekor melaksanakan serangkaian langkah-langkah
pada 5.214. Namun demikian, memasuki akhir dalam mengoptimalkan pengawasan secara
Mei 2013 keadaan berbalik dengan adanya berkelanjutan terhadap industri pasar modal
pernyataan yang menyiratkan kemungkinan the dan IKNB. Sejalan dengan itu, Otoritas Jasa
Fed mengurangi stimulus ekonomi jika proses Keuangan melaksanakan pengaturan melalui
pemulihan ekonomi AS menunjukkan gejala- pengembangan suatu kerangka regulasi yang
gejala semakin kuat. Hal ini memicu sentimen memastikan adanya harmonisasi dan sinergi
pelaku pasar berubah, yang mengakibatkan antara industri pasar modal dan IKNB. Kemajuan
terjadi pembalikan arus keluar modal terutama juga terjadi pada Pasar Modal dan IKNB berbasis
dari negara emerging markets. IHSG pada akhir syariah.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
iv
KATA
PENGANTAR
Sementara itu, dalam rangka melindungi ke terjaga, Otoritas Jasa Keuangan menjalankan
pentingan Konsumen dan masyarakat, Otoritas program-program strategis sebagaimana telah
Jasa Keuangan membentuk sistem perlindung disampaikan di DPR pada akhir tahun 2012
an konsumen keuangan yang terintegrasi. yang merupakan pedoman pelaksanaan tugas
Otoritas Jasa Keuangan telah menyusun ren Otoritas Jasa Keuangan. Berbagai kebijakan
cana pelaksanaan intelijen pasar untuk produk telah ditempuh oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan layanan yang menjadi perhatian publik, antara lain penguatan pengawasan di masing-
merancang peraturan tentang sistem dan masing sektor jasa keuangan dengan senantiasa
mekanisme pelayanan konsumen serta me mengedepankan nilai-nilai tata kelola organisasi
rancang peraturan tentang perlindungan kon yang baik.
sumen sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Ke
uangan juga terus melaksanakan edukasi dan Ke depan, Otoritas Jasa Keuangan berkeyakinan
sosialisasi secara luas melalui berbagai kegiatan. bahwa harmonisasi kebijakan, dan penyeleng
garaan pengaturan dan pengawasan yang
Dalam mempersiapkan pengalihan fungsi terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
pengawasan industri perbankan, Otoritas Jasa dalam sektor jasa keuangan, serta kerjasama
Keuangan melalui Tim Transisi Tahap II terus dengan Bank Indonesia dan dukungan Pe
melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia merintah akan mampu mewujudkan industri
khususnya persiapan aspek-aspek penting ter jasa keuangan menjadi pilar perekonomian
kait kebijakan dan operasional pengawasan nasional yang berdaya saing global dan dapat
bank, pengalihan sumber daya manusia, per memajukan kesejahteraan umum.
siapan sistem informasi teknologi dan pelapor
an serta aspek logistik. Dalam konteks ini, Jakarta, Juli 2013
termasuk pula mempersiapkan pembukaan
kantor perwakilan Otoritas Jasa Keuangan di KETUA DEWAN KOMISIONER
daerah. OTORITAS JASA KEUANGAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
9 Grafik I‑7 Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding
13 Grafik II‑2 Aset dan Entitas IKNB Syariah Triwulan I & II-2013
16 Grafik II‑4 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun Per 31 Mei 2013
16 Grafik II‑5 Komposisi Portofolio Investasi Industri Dana Pensiun Mei 2013
16 Grafik II‑6 Distribusi Aset Bersih Industri Dana Pensiun Tahun 2012
36 Grafik III‑1 Jumlah dan Persentase Penyelesaian Layanan FCC sampai dengan Triwulan II 2013
56 Grafik IV‑1 Perbandingan Jumlah SDM penugasan dari Kemenkeu, BI dan BPK
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
ix
RINGKASAN
EKSEKUTIF
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
x
RINGKASAN
EKSEKUTIF
M
emasuki triwulan II 2013, kondisi Namun demikian, memasuki akhir Mei 2013
perekonomian global sempat keadaan berbalik. Diawali pernyataan The
memberikan harapan akan ada Fed yang menyiratkan kemungkinan akan
nya pemulihan. Perekonomian dunia yang mengurangi stimulus ekonomi jika proses
digambarkan oleh Managing Director IMF pemulihan ekonomi AS menunjukkan gejala-
berada dalam 3 (tiga) fase perbaikan per gejala semakin kuat, sentimen pelaku pasar
tumbuhan (three-speed economic recovery) berubah. Selanjutnya terjadi pembalikan arus
mulai menunjukkan gejala awal pertumbuhan keluar modal terutama dari negara Emerging
yang baik. Adapun ketiga fase perbaikan itu Markets yang mengakibatkan indeks harga
terlihat pada kelompok pertama yang terdiri saham di seluruh dunia berguguran.
dari negara-negara emerging markets terus
menikmati arus dana masuk dari investor Pergerakan pasar saham ini sebenarnya bukan
asing dan terus menunjukkan pertumbuhan hanya mencerminkan perubahan sentimen
ekonomi yang tinggi. Kelompok kedua adalah seiring dengan meningkatnya kekhawatir
negara yang sedang mulai mengalami rebound an dari pelaku pasar. Akan tetapi pelaku pasar
pertumbuhan, seperti Amerika Serikat (AS) melihat perbaikan indikator awal pemulihan
dengan perbaikan indikator tenaga kerja dan ekonomi global tidak berlanjut sebagai mana
belakangan Jepang dengan program ekonomi diharapkan. Perekonomian dunia justru me
PM Shinzo Abe yang ekspansif. Yang ketiga nunjukkan perlambatan. (Tabel 1). Permasalah
negara-negara yang masih terus berkutat an yang terjadi di Eropa tidak juga menunjuk
dengan permasalahan sehingga berada paling kan titik terang meski otoritas perekonomian
belakang dalam konteks recovery, seperti sudah menempuh beberapa ke bijakan.
negara-negara di Eropa. Bahkan di negara- Sementara itu, China, India dan beberapa
negara tersebut, harapan pemulihan ekonomi negara berkembang yang sejak krisis men
muncul seiring kebijakan Bank Sentral Eropa jadi penopang pertumbuhan dunia bahkan
yang memberikan paket stimulus. Indikatornya mengalami perlambatan ekonomi. Situasi itu
dapat terlihat di seluruh pasar saham di dunia— masih diperkeruh peningkatan tensi politik di
sebagai barometer kegiatan ekonomi— berbagai belahan dunia, yang menambah berat
menunjukkan pertumbuhan yang positif. beban pemulihan ekonomi global.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xi
Volume Perdagangan Dunia (Barang dan Jasa) 3.6 5.3 3.1 5.4
Impor
Negara-negara maju 2.2 4.2 1.4 4.3
Emerging markets dan negara-negara berkembang 6.2 7.3 6 7.3
Ekspor
Negara-negara maju 2.8 4.5 2.4 4.7
Emerging markets dan negara-negara berkembang 4.8 6.5 4.3 6.3
Sumber: World Economic Outlook, IMF
Pasar modal domestik pun tak kebas dari akhir Juni 2013, Indeks Harga Saham Gabungan
perubahan sentimen tersebut. Tengoklah, sejak (IHSG) ditutup pada posisi 4.818,89 atau turun
akhir Mei, pasar saham domestik mengalami 2% quarter to quarter (qtq), setelah sebelumnya
tekanan terutama sebagai imbas pelepasan sempat mencatat rally dan mencapai rekor IHSG
saham oleh nonresiden. Dalam sebulan terakhir pada 5.214 .
triwulan laporan, terjadi pelepasan saham non
residen sebesar Rp20,13 triliun. Pelepasan ini Rupanya, tekanan di pasar modal tersebut
akhirnya menekan harga saham hingga pada merembet pula ke pasar utang yang mengalami
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xii
efektif untuk melakukan penawaran umum usahaan, dimana 91% dimiliki oleh bank atau
perdana saham dengan total nilai penawaran Holding Company. Aset industri perusahaan
sebesar Rp10,6 triliun. Sedangkan emiten pem biayaan tumbuh sebesar sebesar 9,5%
yang mendapatkan status efektif untuk year on year (yoy). Modal sendiri perusahaan
melakukan penawaran umum terbatas (right pembiayaan juga meningkat 23,2% (yoy).
issues) sebanyak 12 perusahaan dengan nilai
penawaran sebesar Rp19,3 triliun. Selain itu, Gambaran serupa juga diperlihatkan tatkala
terdapat 24 perusahaan yang melakukan pe meneropong kinerja industri keuangan syariah
nawaran umum bersifat hutang/sukuk dengan yang terus menunjukkan perkembangan meng
nilai penawaran Rp24,7 triliun. gembirakan. Daftar Efek Syariah bertambah 5
(lima) saham sehingga total menjadi 307 saham
Perkembangan yang menggembirakan juga syariah. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
terlihat dari perkembangan produk investasi meningkat 0,98% ke level 164,2. Sementara
pasar modal. Total nilai aktiva bersih (NAB) reksa Jakarta Islamic Index (JII) relatif tidak berubah.
dana meningkat 4,5% menjadi sebesar Rp201,64 Nilai kapitalisasi pasar saham ISSI –yang sudah
triliun. Yang menarik, peningkatan NAB ini mencapai 58,05% dari total nilai kapitalisasi
banyak dipengaruhi oleh net subscription yang saham BEI– menurun 0,4% menjadi Rp 2.751,4
mencerminkan meningkatnya minat investor triliun. Kebalikannya, JII tumbuh 2,3% menjadi
atas produk Reksa Dana. Produk investasi Rp 1.897,5 triliun. Dengan pertumbuhan ini,
lain, Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) juga pangsa JII terhadap kapitalisasi saham BEI
meningkat nilainya sebesar Rp10,3 triliun. sudah mencapai 40,0%. Salah satu faktor yang
mendukung perkembangan yakni ketersediaan
Di Industri Keuangan NonBank (IKNB)—per sistem layanan online trading syariah yang telah
asuransian, dana pensiun, perusahaan pem disediakan oleh 6 (enam) perusahaan efek.
biayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya—
secara umum mencatat kinerja po sitif. Sedangkan kondisi di industri asuransi syariah
Jumlah perusahaan yang bergerak di industri kedatangan 1 (satu) perusahaan baru, sehingga
perasuransian bertambah 1 (satu) perusahaan total terdapat 47 perusahaan perasuransian
menjadi 139, dengan asset bertumbuh 4,9%. syariah yang terdaftar. Hampir 90% dari jumlah
Meskipun demikian, premi bruto dan klaim itu merupakan perasuransian syariah yang
bruto justru mengalami kontraksi masing- berbentuk unit usaha syariah (UUS), yakni
masing -7,9% dan -11,7%. perusahaan asuransi yang menyelenggarakan
sebagian kegiatan usahanya berdasarkan
Sedangkan situasi di industri dana pensiun, prinsip syariah. Untuk perusahan pembiayaan
diwarnai penutupan 1 (satu) perusahaan se syariah terdapat penambahan 8 (delapan) UUS
hingga menjadi 268 perusahaan per triwulan baru sehingga total menjadi 41 perusahaan,
II-2013. Saldo investasi dana pensiun per 31 jumlah itu meningkat 3,3%.
Mei 2013 sebesar Rp160,2 triliun, naik sebesar
4,2%. Proporsi investasi terbesar masih pada
deposito (26%), disusul penempatan di obligasi Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
(24%), surat berharga negara (19%), dan saham
(18). Di tengah dinamika perekonomian global
dan lokal, OJK berupaya menjalankan tugas
Kondisi di perusahaan pembiayaan memper kesehariannya guna menjamin stabilitas sistem
lihatkan gambaran yang positif. Jumlah per keuangan (SSK) agar tetap dapat terjaga. Untuk
usahaan pembiayaan adalah sebanyak 199 per mengawal SSK tersebut, OJK mencanangkan 8
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xiv
(delapan) program strategis sebagaimana telah sedang mengkaji penerapan self registration
disampaikan Dewan Komisioner di DPR pada yang semakin memudahkan proses penawaran
akhir tahun 2012 yang merupakan pedoman umum saham secara berkelanjutan. Begitu pula
pe laksanaan tugas OJK. Adapun kedelapan OJK tengah mengkaji penerapan secondary
program strategis itu terlihat pada paparan offering untuk mendukung emiten dalam
berikut. meningkatkan penawaran umum sehingga
memperoleh dana dengan biaya yang relatif
Pertama, program strategis pengaturan dan murah dan meningkatkan likuiditas saham.
pengawasan lembaga keuangan untuk me Dalam hal penegakan hukum, OJK telah
ningkatkan efisiensi, konsistensi kebijakan dan sedang melakukan pemeriksaan hingga
dan kesetaraan penerapan kebijakan terhadap pengena an sanksi bagi pelaku industri yang
sektor jasa keuangan. Dalam konteks ini, OJK tidak memenuhi ketentuan dan aturan dalam
telah menyusun (i) metodologi penilaian ke menjalankan usahanya.
cukupan modal dan likuiditas secara kong
lomerasi; (ii) mengembangkan metodologi Keempat, menjalankan fungsinya menjaga dan
sistem pemeringkat tingkat kesehatan untuk meningkatkan SSK OJK telah merampungkan
konglomerasi keuangan yang terintegrasi konsep Protokol Manajemen Krisis (PMK) yang
dan berbasis risiko; dan (iii) mengembangkan menjadi payung hukum aktivitas surveillance
sistem informasi pengawasan yang mampu sektor Pasar Modal, IKNB dan Perbankan. OJK
menghasilkan laporan keuangan konsolidasi juga tengah menyempurnakan metode dan
dan perhitungan rasio kecukupan modal. perangkat yang digunakan dalam melakukan
stress testing atas Pasar Modal dan IKNB, akan
Kedua, meningkatkan kapasitas pengaturan mengembangkan indikator-indikator indeks
dan pengawasan, sehingga pengaturan dan tekanan sektor jasa keuangan dan dashboard
pengawasan dapat dilakukan secara efektif dan PMK. Untuk mendukung kegiatan tersebut, saat
mampu mendeteksi secara dini permasalahan ini OJK sedang mem bangun database yang
yang terjadi di lembaga keuangan termasuk terintegrasi dan me nyempurnakan ketentuan
kemungkinan cara penyelesaiannya. OJK telah beberapa jenis pelaporan.
melaksanakan serangkaian langkah-langkah
dalam mengoptimalkan pengawasan secara Kelima, dalam rangka meningkatkan budaya
berkelanjutan terhadap industri pasar modal tata kelola dan manajemen risiko di lembaga
dan IKNB. Sejalan dengan itu, OJK melaksanakan keuangan, OJK telah mencanangkan nilai-nilai
pengaturan melalui pengembangan suatu strategis yang menjadi prinsip dan landasan
kerangka regulasi yang memastikan adanya dalam menjalankan peran serta fungsi dan
harmonisasi dan sinergi antara industri pasar tugasnya. Kami juga telah menerapkan prinsip
modal dan IKNB. tata kelola (governance) dan manajemen risiko
di lembaga jasa keuangan. Dalam prakteknya,
Ketiga, program penguatan ketahanan dan OJK memiliki program kerja yang dilakukan
kinerja sistem keuangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan budaya tata kelola melalui
untuk menciptakan sektor jasa keuangan di penyelesaian uji kepatutan dan kelayakan
Indonesia yang lebih tangguh dalam meng terhadap pengurus dan pemegang saham.
hadapi risiko baik yang disebabkan situasi Selama triwulan laporan, OJK telah melakukan
global maupun domestik. OJK telah mengkaji uji kemampuan dan kepatutan pada 71
kemungkinan proses Penawaran Umum secara pemohon dari industri pasar modal dan 332
elektronik (e-registration). Selain itu, OJK juga pemohon di INKB.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xv
Keenam, dalam menjalankan amanat per (training need analysis). Realisasi pelaksanaan
lindungan Konsumen, OJK membentuk sistem program kerja yang telah dilaksanakan adalah
perlindungan konsumen keuangan yang ter pembentukan assessment center dan penyiapan
integrasi dan melaksanakan edukasi serta cetak biru Pusat Pendidikan dan Pelatihan
sosialisasi yang masif dan komprehensif. Selama Pegawai. Selain itu, kami juga telah melaksanakan
triwulan laporan, OJK memberikan 1902 layanan berbagai kegiatan pengembangan SDM baik
yang didominasi oleh permintaan informasi, melalui in house training, workshop, pelatihan
dengan rata-rata penyelesaian layanan kon maupun seminar.
sumen sekitar 85%. OJK telah menyusun
rencana pelaksanaan intelijen pasar untuk Yang terakhir, kedelapan, OJK melakukan empat
produk dan layanan yang menjadi perhatian program kerja untuk mendukung peningkatan
publik, merancang peraturan tentang sistem tata kelola internal dan quality assurance, yaitu:
dan mekanisme pelayanan konsumen serta (i) penyempurnaan Grand Design Organisasi
merancang peraturan tentang perlindungan OJK, (ii) penyelesaian penyusunan rencana kerja
konsumen sektor jasa keuangan. dan anggaran OJK tahun 2014, (iii) penyusunan
pedoman audit dan manajemen risiko, dan
OJK juga terus melaksanakan edukasi dan (iv) penyelesaian target integrasi teknologi
sosialisasi secara masif dan komprehensif me informasi. Kegiatan yang dilakukan untuk
lalui berbagai kegiatan diantaranya; kegiatan mencapai program ini diantaranya mereview
seminar nasional literasi keuangan, lomba pi dan menyempurnakan organisasi OJK, meng
dato, kuliah umum dan kegiatan-kegiatan lain. internalisasikan nilai strategis, membentuk
Penyusunan cetak biru Strategi Nasional Literasi komite-komite untuk meningkatkan efektivitas,
Keuangan terus dilanjutkan, dan telah sampai konsistensi, transparansi dan efisiensi proses
pada tahap pengembangan kerangka strategi pengambilan keputusan Dewan Komisioner.
dan rancangan program-program inisiatif literasi Komite-komite tersebut seperti Komite Etik,
keuangan. Selain itu, OJK menandatangani nota Komite Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan
kesepahaman dengan beberapa universitas Remunerasi, Komite Manajemen Risiko, dan
melaksanakan pilot project Kuliah Kerja Nyata Komite Manajemen Strategi, Anggaran, dan
(KKN) Tematik berbasis peningkatan literasi Kinerja.
keuangan. Terkait dengan maraknya kegiatan
investasi illegal, OJK bekerjasama dengan be
berapa asosiasi menayangkan iklan layanan Persiapan Pengalihan Fungsi
masyarakat yang berisi himbauan kepada ma Pengawasan dan Pengaturan
syarakat untuk senantiasa waspada dalam Perbankan
berinvestasi dengan tagline “Teliti Sebelum
Investasi”. Dalam rangka persiapan pengalihan fungsi
pengawasan dan pengaturan perbankan dari
Ketujuh, OJK juga menyadari pentingnya pe Bank Indonesia (BI) ke OJK pada akhir 2013,
ningkatan profesionalisme sumber daya OJK telah membentuk Tim Transisi Tahap II. Tim
manusia. Melalui capacity building diharapkan ini pada tri
wulan II-2013 tengah menyusun
dapat terbentuk SDM yang memiliki pro standard operating procedures Pengawasan
fesionalisme tinggi sehingga dapat bergerak Bank; menyiapkan matriks kewenangan Deputi
sama dinamisnya dengan sektor jasa keuangan. Komisioner OJK bidang Pengaturan dan
Untuk itu, OJK telah menyusun grand design Pengawasan Perbankan; menyusun mekanisme
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan kerja dan koordinasi antara bidang Pengaturan
melakukan analisa kebutuhan pengembangan dan Pengawasan Perbankan dengan bidang
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xvi
lainnya di OJK; menyusun mekanisme koor berasal dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
dinasi antara OJK dan pihak eksternal; dan Penempatan pejabat/pegawai tersebut di
menyiapkan pengalihan pengawasan Badan lakukan dengan memperhatikan kesesuaian
Kredit Desa. kompetensi dengan jabatan yang dipangkunya
serta mengutamakan pengisian pada jabatan-
Disamping yang bersifat pengawasan, Tim jabatan yang strategis.
Transisi Tahap II telah mengklasifikasikan 1.640
pengaturan terkait perbankan menjadi tiga ka Dalam pelaksanaan tugasnya, OJK didukung
tegori yaitu pengaturan makro, pengaturan pula oleh Sistem Manajemen Strategi,
mikro, dan bauran makro-mikro. Saat ini Anggar an dan Kinerja (MSAK), yaitu suatu
tim sedang menyusun rancangan Surat Ke sistem yang tidak saja mengatur pelaksanaan
putusan Bersama (SKB) OJK dan BI mengenai manajemen strategi, tetapi lebih komprehensif
Koordinasi Pengaturan Makroprudensial dan mengaitkannya dengan penyusunan dan
Mikroprudensial. Adapun poin-poin pokok pe netapan Rencana Kerja dan Anggaran
mengatur koordinasi pembuatan peraturan, (RKA) dan penilaian kinerja OJK. Anggaran
pengawasan dan pemeriksaan, Lender of Last yang dipergunakan harus selaras dengan
Resort, penentuan bank yang masuk kategori pencapaian kinerja berdasarkan pelaksanaan
systemically important bank, dan kerahasiaan program kerja/strategi yang di tetapkan. Pen
data dan informasi. Tim Transisi Tahap II juga dekatan ini menjadi penting agar OJK dapat
telah mempresentasikan rancangan organisasi mengalokasikan anggarannya secara efektif
kantor OJK di daerah yang meliputi 6 (enam) dan efisien. Pemanfaatan Sistem MSAK sebagai
Kantor Regional dan 34 Kantor Perwakilan. alat manajemen yang terstruktur dan akuntabel
penting agar stakeholders dapat menilai kinerja
Dari begitu banyak tugas Tim Transisi Tahap OJK secara transparan dan obyektif. Dari 4 tahap
II, ada satu aspek yang sangat krusial yakni siklus sitem MSAK yaitu: (i) Penyusunan strategi
mengenai pengalihan SDM. Tim bersama OJK dan pagu indikatif, (ii) Operasionalisasi
dengan Task Force BI sedang menyusun pokok- strategi OJK, penyusunan dan penetapan RKA,
pokok pengaturan mengenai pengalihan dan penandatanganan kesepakatan kinerja,
pegawai BI yang akan ditugaskan ke OJK, (iii) Pelaksanaan dan monitoring strategy map,
termasuk untuk memperoleh informasi awal scorecard dan RKA, (iv) Evaluasi pelaksanaan
mengenai perkiraan jumlah SDM BI yang akan startegy map, scorecard, realisasi RKA dan
ditugaskan ke OJK. Selain pemenuhan SDM penilaian kinerja, saat ini OJK telah berada pada
yang berasal dari BI proses pemenuhan SDM tahap yang ke-2 yaitu operasionalisasi strategi
OJK juga akan dilakukan melalui rekruitmen OJK, penyusunan dan penetapan RKA, dan
pejabat dan pegawai secara terbuka. penandatanganan kesepakatan kinerja.
Manajemen Risiko, dan Pengendalian Kualitas dalam nya tercakup sistem pengawasan ter
(untuk selanjutnya disebut AIMRPK) yang pada integrasi industri keuangan, membutuhkan
triwulan II-2013 pada aspek: (i) pengembangan dukungan ketersediaan sistem informasi yang
konsep kerja fungsi asurans yang terintegrasi, mumpuni adalah mutlak. Hal yang paling
yang dikenal dengan konsep The Three Lines kritikal adalah proses pengalihan sistem dan
of Defence (ii) peningkatan kapasitas sumber teknologi informasi (TI) pengawasan bank.
daya manusia melalui pelatihan ISACA, ISO Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam
9001 dan benchmarking penerapan Enterprise mendukung kelancaran pengalihan sistem dan
Risk Management, dan (iii) pengembangan TI pengawasan, yakni: (i) menyusun blueprint
infra
struktur pendukung melalui penerbitan rancang bangun sistem informasi terintegrasi
aturan tentang standar audit internal, standar (ii) menyiapkan data centre di area perkantoran
manajemen risiko, dan standar pengendalian BI di Jakarta, dan (iii) men-setup atau konfigurasi
kualitas. jaringan TI di wilayah Jakarta, dan rencana
konfigurasi ke 34 kantor perwakilan OJK di
Kita semua tentunya mahfum bahwa pe
daerah yang akan dilaksanakan mulai triwulan
lak
sana
an tugas keseharian OJK yang di
III. ß
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
xviii
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
1
I PERKEMBANGAN INDUSTRI
PASAR MODAL
P
erlambatan ekonomi global yang ter Meskipun mengalami penurunan, kinerja IHSG
jadi dalam triwulan II berdampak pada masih lebih dibandingkan sebagian besar bursa
penurunan kinerja Bursa Efek baik di global. Bila merujuk angka IHSG penutupan
kawasan global maupun regional, ter masuk pada 31 Desember 2012, IHSG meningkat
Bursa Efek Indonesia. Pada akhir triwulan II-2013 sebesar 502,21 poin (11,6% year to date/ytd)
IHSG berada pada posisi 4.818,89 atau menurun dan merupakan indeks dengan imbal hasil
2% dibandingkan posisi akhir triwulan I. Sejalan tertinggi (YTD) setelah bursa Jepang, Nasdaq
dengan penurunan IHSG, nilai kapitalisasi pasar dan Wallstreet. Sejalan dengan gambaran
saham juga turun menjadi Rp4.390,01 triliun positif IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham juga
atau menurun 9%. meningkat sebesar 14,8% Dari Rp4.126,9 triliun
menjadi Rp 4.739,6 triliun. (Grafik I-2)
Bila ditengok dari sisi sektoral, indeks yang
Grafik I-2 Kinerja Indeks di Beberapa Bursa Utama
mengalami pe nurunan terjadi pada sektor
pertanian, aneka industri dan pertambangan
31.57%
70%
1.92%
47,99%
50%
31,35%
18,80%
30%
11,63%
12,25%
11,25%
8,62%
-1.30%
10%
0%
-6.70%
-8.22%
-1,01%
-10%
-11.38%
-4,79%
-30%
Perdagangan -23,6%
-50%
Aneka Industri
Pertanian
Keuangan
Industri Dasar
Infrastruktur
IHSG
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
3
Sedangkan kalau dilihat dari aspek likuiditas pasar Grafik I - 4 IHSG dan Net Transaksi Saham Nonresiden
saham, di tengah penurunan IHSG, rata-rata nilai
perdagangan saham per hari justru mengalami IHSG (Rp triliun)
peningkatan sebesar 22% menjadi Rp7,6 triliun.
6000 50
Begitu juga frekuensi perdagangan juga meningkat 40
5000 24,29%
2% menjadi 169 ribu kali transaksi per hari. (Grafik 20,98% 30
4000 13,79% 18,77%
I-3) 14,36% 20
10,02%
3000 10
IHSG dan Nilai Rata-rata Perdagangan 2000 0
Grafik I - 3 Saham Harian -0,30%
1000 -10
-8,20%
-20
0 -19,77%
(Rp miliar) IHSG -30
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
2009 2010 2011 2012 2013
10.000 6000
8000 5000
4000 Net asing (Rp M)-RHS IHSG - LHS
6000
3000
4000
2000
2000 1000 Perdagangan Saham Oleh Pemodal
Tabel I - 1 Asing dan Domestik
0 0 (Rp triliun)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tw 1-2013
Tw 2-2013
Rp4,48 triliun dibandingkan dengan triwulan meski secara frekuensi mengalami penurunan
sebelumnya. Pada saat yang sama aksi beli asing 15,9% menjadi 29.567 kali transaksi. (Grafik I-5)
sebesar 3,28 triliun. Berdasarkan komposisi nilai
kepemilikan efek yang tercatat pada penitipan Sedangkan bila menengok ke perdagangan
kolektif Kustodian Sentral Efek Indonesia obligasi korporasi, akan tersaji data baik
(KSEI), nilai kepemilikan saham oleh pemodal secara volume, nilai, dan frekuensi transaksi
domestik pada triwulan II-2013 mencapai yang mengalami ke naikan. Volume transaksi
Rp1.288,24 triliun atau 43,34% dari total nilai meningkat sebesar 34% menjadi Rp60,5 trilliun,
saham. Angka persentase ini lebih tinggi 5% di nilai transaksi melonjak 32% menjadi Rp60,6
bandingkan dengan posisi di triwulan I-2013. trilliun dan frekuensi naik meski hanya 6%
Begitu pula bila dibandingkan dengan triwulan menjadi 6.340 kali transaksi. (Tabel I-2)
II-2012 mengalami peningkatan sebesar 41,5%.
Peningkatan partisipasi investor domestik akan
Tabel I -2 Transaksi Perdagangan Surat Hutang
menjadi penyeimbang bagi fluktuasi dana
asing. (Tabel I-1) Triwulan II 2012 Triwulan II 2013
Jenis Volume Nilai Volume Nilai
Transaksi (Milliar (Milliar (Milliar (Milliar
Sementara itu dampak kekhawatiran per Rp) Rp) Rp) Rp)
ekonomian dalam dan luar negeri yang belum Obligasi 496.07 529.83 657.64 683.43
memperlihatkan gejala membaik, berimbas • Korporasi 47.04 47.45 60.47 60.57
pula pada yield atas pasar obligasi domestik di • SUN 449.03 482.38 597.17 622.86
seluruh tenor dibandingkan dengan triwulan
Repo 28.95 28.39 18.62 17.45
sebelumnya. Yield SUN untuk jangka pendek
(≤ 5 tahun) rata-rata meningkat 179 basis points Total 525.02 558.22 676.26 700.87
(bps). Sedangkan untuk jangka menengah
panjang (> 5 tahun) rata-rata meningkat 153
bps. I.2 Perkembangan Pengelolaan
Investasi
Total volume perdagangan SUN juga naik
Kondisi pasar modal bila diteropong dari
sebesar 40,3% menjadi Rp597,2 triliun pada
sisi produk investasi masih menunjukkan
triwulan laporan. Begitu pula nilai perdagangan
kinerja yang cukup menggembirakan selama
SUN melonjak 35,9% menjadi Rp622,9 triliun
triwulan II-2013. Hal ini bisa dilihat dari terus
bertambahnya jumlah penerbitan baru reksa
Grafik I - 5 Yield Curve Surat Berharga Negara (SBN) dana yang mencapai 53 meskipun ada 12
pembubaran reksa dana, walhasil jumlah reksa
(%)
dana yang beredar tercatat 784. Dari jumlah
9,0 tersebut 5 (lima) diantaranya diperdagangkan
8,0 di bursa (Exchange Traded Fund/ETF) termasuk
7,0 1 (satu) ETF syariah.
6,0
5,0 Kinerja positif di sisi pengelolaan investasi
4,0 khususnya reksa dana dapat dilihat pula pada
3,0 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang meningkat
4,54% menjadi Rp201,64 triliun. Pertumbuhan
0 5 10 15 20 25 30
yang cukup tinggi ini antara lain didorong
(Tahun)
lonjakkan minat investor atas produk Reksa
TW I TW II Dana yang terekam pada, net subscription
Sumber: IBPA sebesar Rp14,19 triliun.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
5
Begitu pula bila melihat jenisnya sebagian besar perubahan jumlah yang signifikan baik untuk
reksa dana mengalami peningkatan produk. Manajer Investasi (MI), Agen Penjual Efek Reksa
jumlah yang mencatat kenaikan tertinggi adalah Dana (APERD), dan Penasehat Investasi (PI).
reksa dana proteksi sebanyak 12 reksa dana. Sedangkan untuk individu terdapat peningkat
Sedangkan berdasarkan nilai, kenaikan tertinggi an yaitu Wakil Manajer Investasi (WMI) dan Wakil
terlihat pada adalah reksa dana saham sebesar Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD). Ke
Rp10,9 triliun. (Tabel I-3) depan diharapkan dukungan dari asosiasi dan
lembaga pendidikan keahlian sehingga jumlah
Perkembangan Jumlah Reksa Dana dan
Tabel I - 3 Nilai Aktiva Bersih per Jenis Reksa Dana WMI dan WAPERD dapat lebih besar lagi. (Tabel
I-5)
Triwulan I 2013 Triwulan II 2013
Jenis Reksa Jumlah NAB Jumlah NAB
Dana (RD) RD (Rp triliun) RD (Rp Triliun) Tabel I - 4 Reksa Dana Dan Produk Investasi Lainnya
RD Pasar Uang 33 Rp 12,4987 35 Rp 12,13 Tahun 2012 Tahun 2013
Jenis Produk
RD Pendapatan 122 Rp 35,55 130 Rp 31,18 Investasi Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
Tetap I II III IV I II
Reksa Dana
RD Saham 101 Rp 74,12 112 Rp 85,01
Jumlah 697 715 695 733 743 784
RD Campuran 101 Rp 21,76 103 Rp 24,68 Total NAB* 171,63 175,49 177,35 187,59 192,89 201,64
RD Terproteksi 321 Rp 38,59 333 Rp 37,26 RDPT
RD Indeks 4 Rp 0,25 4 Rp 0,31 Jumlah 94 95 93 92 93 93
Total NAB* 34,08 34,73 32,93 34,08 34,084 34,084
ETF 3 Rp 1,61 4 Rp 1,64 EBA
RD Syariah 58 Rp 8,54 63 Rp 9,44 Jumlah 4 4 4 5 5 5
Nilai 1,96 1,96 1,96 2,96 2,96 2,96
Total 743 Rp 192,90 784 Rp 201,64 Sekuritisasi*
DIRE
Sementara itu, memasuki periode akhir tri Jumlah - - - 1 1 1
Total Nilai* - - - 0,4 0,44 0,44
wulan II-2013, OJK tengah memproses 50
KPD
penyataan pendaftaran reksa dana yang terdiri
• Jumlah 189 168 255 233 240 262**
dari 45 reksa dana yang unit penyertaannya • Total Nilai* 63,5 59,3 54,38 63,86 102,3 108,20
ditawarkan melalui penawaran umum dan 5 *) dalam triliun rupiah **) data posisi Juni 2013
(lima) reksa dana penyertaan terbatas. Dengan
adanya gambaran tersebut, diperkirakan Pelaku di Industri Pengelolaan Investasi
Tabel 1 - 5 yang Memperoleh Izin dari OJK
produk pengelolaan investasi reksa dana akan
meningkat baik jumlah maupun dana kelolaan. Pelaku Tahun 2012 Tahun 2013
INDIVIDU Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I II III IV I II
Di pasar modal juga dikenal produk investasi Wakil
bertajuk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) yang Manajer 2.075 2.139 2.193 2.279 2.298 2.343
Investasi
mengalami peningkatan nilai sebesar Rp5,9
Wakil Agen
triliun dan bertambah sebanyak 22 KPD. Lonjakan Penjual
13.582 13.851 14.969 16.128 16.665 17.214
nilai KPD selain bersumber peningkatan jumlah Efek Reksa
Dana
investasi juga karena kenaikkan dana kelolaan
Penasehat
KPD oleh bertambahnya kontrak pengelolaan 6 6 6 5 5 5
Investasi
dana nasabah asuransi. Pada sisi lain pengelolaan INSTITUSI
investasi yang berbentuk Kontrak Investasi Manajer
79 81 78 73 73 74
Investasi
Kolektif (KIK) yaitu Efek Beragun Aset (EBA)
Agen
dan Dana Investasi Real Estate (DIRE) tidaklah Penjual
21 21 21 21 21 21
mengalami perubahan signifkan. (Tabel I-4) Efek Reksa
Dana
Sedangkan bila melihat pelaku di industri Penasehat
2 2 2 2 2 2
pengelolaan investasi rupanya tidak terjadi Investasi
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
6
Grafik I - 7
Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi I.5 Perkembangan Lembaga dan
Dan Sukuk Korporasi Outstanding
Profesi Penunjang Pasar Modal
(Rp miliar) JUMLAH
12.000.0 11,415.4 70
I.5.1 Lembaga Penunjang Pasar Modal
10,000.0 60
61
8,000.0 7,5387.0 50 Di pasar modal terdapat sejumlah Lembaga
40 Penunjang Pasar Modal seperti Biro Administrasi
6,000.0 36
30 Efek (BAE), Bank Kustodian (BK), Wali Amanat dan
4,000.0
20 Pemeringkat Efek. Sepanjang Triwulan II-2013
2,000.0 10 tidak terdapat perusahaan yang mengajukan
0 0 permohonan sebagai Lembaga Penunjang
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jan - 2013
Mei -
Juni-
Mei -
Juni-
2
Jumlah 459 akuntan merupakan akuntan yang terdaftar
sebagai Akuntan dengan status aktif pada periode 1 April
2012 s.d 31 Maret 2013.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
11
II PERKEMBANGAN INDUSTRI
KEUANGAN NON BANK
W
ajah Industri Keuangan NonBank Grafik II-1 Jumlah Pelaku IKNB Triwulan II-2013
(IKNB) memperlihatkan ke
cenderungan positif sampai
dengan triwulan II-2013. Seluruh sektor Dana Pensiun 25%
jasa keuangan yang tercakup dalam IKNB
yaitu industri perasuransian, dana pensiun, Perasuransian
Konvensional
perusahaan pembiayaan, dan lembaga jasa ke 13%
uangan lainnya serta IKNB Syariah mengalami
peningkatan kinerja. Secara umum nilai aset
IKNB mengalami kenaikan menjadi Rp1.233,6 Lembaga
Pembiayaan
triliun dibandingkan dengan nilai aset pada 28%
2012. Penguasaan aset terbesar IKNB terdapat
pada industri perasuransian yang diikuti Lembaga Jasa
Jasa Penunjang IKNB Keuangan
perusahaan pembiayaan dan dana pensiun. 24% Lainnya 1%
IKNB Syariah 9%
(Tabel II-1)
Grafik II-2 Aset dan Entitas IKNB Syariah Triwulan I & II-2013 2.1. Industri Perasuransian
50 2.1.1. Perkembangan Industri
45
Perasuransian
40
35
Indikator yang lazim dipergunakan untuk
mengetahui kinerja industri perasuransian
30
adalah premi bruto. Sampai dengan Maret
25
2013, penerimaan premi bruto industri per
20
asuransian turun sebesar Rp43,7 triliun atau
15
7,9%. Penurunan ini berasal dari penurunan
10
penerimaan premi bruto penyelenggara
5
program asuransi sosial dan Jamsostek sebesar
0
23,3%, dan asuransi jiwa sebesar 17,7%. Namun
Aset Aset Entitas Entitas
Triwulan - I Triwulan - II Triwulan - I Triwulan - II apabila dibandingkan periode yang sama
2013 2013 2013 2013
tahun lalu penerimaan premi bruto mengalami
Perasuransian Syariah
Pembiayaan Syariah pertumbuhan sebesar 12,3% (yoy).
Jasa Keuangan Syariah Lainnya
2.1.2. Perkembangan Jumlah Perusahaan Tabel II-4 Indikator Perusahaan Perasuransian Konvensional
Perasuransian Triwulan Triwulan
No. Jenis Indikator IV-2012 II- 2013*
Sampai dengan akhir Juni 2013 terdapat 139 (Rp trilliun) (Rp trilliun)
perusahaan asuransi dan reasuransi. Jumlah 1 Total Aset
tersebut termasuk pemberian 2 (dua) izin AsuransiJiwa 269,25 277,93
usaha baru dan pencabutan 1 (satu) izin usaha. Asuransi Umum dan Reasuransi 66,50 81,98
Perusahaan Perasuransian terbanyak bergerak di Program Asuransi Sosial &
144,13 153,24
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
bidang asuransi kerugian. (Tabel II-3).
Program Asuransi untuk PNS &
84,85 96,35
TNI / POLRI
Jumlah 556,25 609,50
Tabel II-3 Jumlah Perusahaan Perasuransian
2 Total Investasi
No IKNB Jumlah Asuransi Jiwa 230,82 243,72
1 Asuransi Jiwa
Asuransi Umum dan Reasuransi 48,87 51,57
a. BUMN 1
Program Asuransi Sosial &
b. Swasta Nasional 29 139,71 148,07
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
c. Patungan 18 Program Asuransi untuk PNS &
Sub Total 48 66,41 66,42
TNI / POLRI
2 Asuransi Kerugian Jumlah 485,81 509,78
a. BUMN 3 3 Premi Bruto
b. Swasta Nasional 61 Asuransi Jiwa 29,88 26,07
c. Patungan 18
Asuransi Umum dan Reasuransi 11,14 11,77
Sub Total 82
Program Asuransi Sosial &
3 Reasuransi 4 2,48 1,90
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4 Penyelenggara Program Asuransi Sosial & 2 Program Asuransi untuk PNS &
Jamsostek 3,96 3,97
TNI / POLRI
5 Penyelenggara Asuransi untuk PNS, TNI dan POLRI 3
Jumlah 47,46 43,71
Total Asuransi dan Reasuransi 139
4 Klaim Bruto
Keterangan: jumlah entitas tersebut sudah termasuk perusahaan
asuransi syariah full fledge sebanyak 5 (lima) Perusahaan. Asuransi Jiwa 21,55 20,60
Asuransi Umum dan Reasuransi 6,73 4,32
2.1.3. Perkembangan Industri Program Asuransi Sosial &
3,28 0,82
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Perasuransian Konvensional
Program Asuransi untuk PNS &
14,09 3,49
Perkembangan industri perasuransian konven TNI / POLRI
sional memberikan gambaran positif. Hal itu Jumlah 32,65 28,84
terlihat dari pertumbuhan penguasaan aset 5 Liabilitas
dan nilai investasi industri asuransi konvensional Asuransi Jiwa 212,16 223,88
sampai dengan akhir Maret 2013, berturut- Asuransi Umum dan Reasuransi 31,41 44,39
turut mencapai Rp609,5 triliun dan Rp509,8 Program Asuransi Sosial &
132,09 139,43
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
triliun. Sementara itu, premi bruto dan klaim
Program Asuransi untuk PNS &
bruto berturut-turut mencapai Rp43,7 triliun 67,29 71,61
TNI / POLRI
dan Rp28,8 triliun. Adapun total liabilitas senilai Jumlah 442,95 479,32
Rp479,3 triliun. (Tabel II-4)
Keterangan: *Data triwulan II-2013 berdasarkan laporan keuangan
yang disampaikan ke OJK per Maret 2013.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
15
Bila kinerja industri perasuransian konvensional 2.2. Perkembangan Industri Dana Pensiun
diteropong lebih jauh merujuk data pada tabel di
atas, dari sisi aset industri asuransi konvensional Kondisi industri Dana Pensiun memasuki triwulan
mengalami kenaikan sebesar 9,6% dari triwulan II-2013 masih menunjukkan kinerja yang positif. Ini
sebelumnya. Dari total aset tersebut, pangsa dapat dilihat dari indikator pertumbuhan aset dan
terbesar yaitu perusahaan asuransi jiwa sebesar investasi, meski secara jumlah perusahaan tidak
45,6%. Selanjutnya, perusahaan penyelenggara mengalami pertumbuhan berarti. Industri dana
program asuransi sosial dan jaminan sosial pensiun terdiri dari Dana Pensiun Pemberi Kerja
tenaga kerja termasuk aset program jaminan hari Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP), Dana
tua sebesar 25,1%, diikuti dengan perusahaan Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti
penyelenggara program asuransi untuk PNS (DPPK PPIP), dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
dan TNI/POLRI sebesar 15,8%. Sementara porsi (DPLK).
aset perusahaan asuransi umum dan reasuransi
sebesar 11,9% dan 13,5% dari total aset industri 2.2.1. Perkembangan Jumlah Industri Dana
asuransi konvensional. Pensiun
Sedangkan paparan dari sisi jumlah investasi Sampai dengan triwulan II jumlah dana pensiun tidak
industri asuransi konvensional pada periode mengalami banyak perubahan dengan total 268
yang sama tercatat Rp509,8 triliun. Jumlah ini perusahaan. Jumlah itu sudah memperhitungkan
meningkat 4,9% dari posisi sebelumnya. Dana penutupan 1 (satu) dana pensiun dalam kelompok
investasi terbesar dikelola oleh perusahaan dana pensiun dengan manfaat pasti. Dana pensiun
asuransi jiwa sebesar 47,8%, perusahaan dimaksud ditutup sebagai akibat pemberi kerja
penyelenggara program asuransi sosial dan sebagai pengelolanya mengalami kesulitan
jaminan sosial tenaga kerja termasuk kekayaan keuangan untuk mendanai program pensiun.
program JHT sebesar 29,0%, perusahaan
penyelenggara program asuransi untuk PNS dan Tabel II-5 Jumlah Industri Dana Pensiun
TNI/POLRI sebesar 13,0%, perusahaan asuransi 2011 2012 TW II 2013
umum dan reasuransi kerugian sebesar 10,1%. DPPK PPMP 204 201 200
DPPK PPIP 41 43 43
Sementara itu, dalam hal jumlah klaim bruto DPLK 25 25 25
justru mengalami penurunan. Tengoklah data JUMLAH 270 269 268
klaim bruto periode Januari sampai Maret 2013
nilainya sebesar Rp28,8 triliun. Angka tersebut
2.2.2. Perkembangan Aset Bersih dan Investasi
memperlihatkan rasio klaim bruto sebesar
66,0%. Rasio ini lebih rendah dibandingkan Indikator penguasaan aset dan investasi menjadi
dengan rasio klaim bruto periode triwulan petunjuk untuk mengetahui kinerja perusahaan
sebelumnya yang besarnya adalah 68,8%. dana pensiun. Saldo investasi dana pensiun per
31 Mei 2013 sebesar Rp160,2 triliun, nilai tersebut
Sejalan dengan perkembangan jumlah klaim naik sebesar 4,2% dibandingkan dengan saldo per
bruto, perkembangan jumlah liabilitas asuransi 31 Desember 2012. Kenaikan tertinggi terjadi pada
konvensional menurun sebesar 8,2% di ban DPLK sebanyak 7,6%, disusul dana pensiun dengan
dingkan periode triwulan sebelumnya. Liabilitas iuran pasti sebesar 6,9% dan dana pensiun dengan
terbesar dimiliki oleh perusahaan asuransi jiwa manfaat pasti, yaitu 3,1%. Sedangkan dalam hal
sebesar 46,7%, diikuti oleh perusahaan program penguasaan aset bersih, dominasi investasi dana
asuransi sosial dan jaminan sosial tenaga kerja pensiun masih dikuasai oleh dana pensiun dengan
sebesar 29,1%, asuransi untuk PNS & TNI / POLRI manfaat pasti, yaitu sebanyak 72,6%, disusul oleh
sebesar 14,9% dan perusahaan asuransi umum DPLK sebanyak 17,2% dan terakhir dana pensiun
dan reasuransi sebesar 9,3%. dengan iuran pasti sebanyak 10,3%. (Grafik II-4)
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
16
Grafik II-4 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun Per 31 Mei 2013 Grafik II-6 Distribusi Aset Bersih Industri Dana Pensiun Tahun 2012
DPLK 17,16%
DPPK PPIP
DPPK PPIP 9,71%
10,26%
Grafik II-5
Komposisi Portofolio Investasi Industri 2.3.1. Perkembangan Perusahaan
Dana Pensiun per Mei 2013
Pembiayaan
3% 0%
3% Jumlah perusahaan pembiayaan sampai dengan
7%
akhir bulan Juni 2013 adalah sebanyak 199
26% perusahaan. Jumlah perusahaan pembiayaan
yang dimiliki oleh Bank atau Holding Company
18%
sebanyak 63 namun menguasai 91% total aset
industri. Dalam hal posisi keuangan, aset industri
24%
perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar
19% 1,5% (qtq) atau meningkat sebesar 9,5% (yoy).
Sementara itu, modal sendiri (ekuitas) industri
Deposito Reksadana perusahaan pembiayaan meningkat sebesar
Obligasi Penyertaan Saham 23,2% (yoy).
Surat Berharga Negara Tanah dan Bangunan
Saham Deposito Kegiatan industri perusahaan pembiayaan dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
Pergerakan rata-rata proporsi saldo investasi yang ditunjukkan dengan naiknya piutang
dana pensiun terhadap total aset bersih dana pembiayaan sebesar Rp32 triliun atau 11,3%
pensiun pada beberapa tahun sebelumnya dalam dua tahun terakhir. Naiknya piutang
berada pada kisaran angka 97%. (Grafik II-6). tersebut mendorong peningkatan pendapatan
Sementara itu jumlah aset dana pensiun per operasional sehingga laba bersih industri
Mei 2013 mengalami kenaikan sebesar 2,8% perusahaan pembiayaan pada triwulan II ini, yang
dibandingkan dengan saldo per Desember melonjak pesat 71,3% (qtq) namun mengalami
2012 sehingga menjadi Rp162,8 triliun. penurunan sebesar 1,7% apabila dibandingkan
1 Berdasarkan ketentuan PMK 199/PMK.010/2008 mengenai periode yang sama tahun lalu.
investasi dana pensiun, terdapat 19 jenis investasi yang
dapat dipilih oleh dana pensiun
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
17
Jumlah pinjaman yang diterima industri pem Grafik II-7 Sumber Pendanaan Industri Modal Ventura
biayaan mencapai Rp210 triliun dengan komposisi (triliun rupiah)
56,8% berdenominasi Rupiah, diikuti US Dollar 28,5% 2,50 2,09
1,98
dan Yen Jepang 14,6%. Exposure terhadap fluktuasi 2,00 1,69
mata uang asing ke perusahaan pembiayaan relatif 1,50
aman karena perusahaan telah melakukan natural 0,77 0,86
1,00 0,78 0,61 0,64
hedging melalui pendekatan matching currency 0,52 0,60 0,59
0,50 0,39
antara sumber pendanaan dan pembiayaan serta
-
melalui cross currency swap dan interest rate swap. TW II 2012 TW I 2013 TW II 2013
(Mei)
Grafik II-8 Perbandingan Aset per Triwulan Tabel II-6 Indikator Perusahaan Perasuransian Syariah
(triliun rupiah)
Triwulan I Triwulan I
60 No Jenis Indikator 2012 2013
(Rp triliun) (Rp triliun)
40,41
40 1 Total Aset
33,98
AsuransiJiwa Syariah 8,23 11,39
20 Asuransi Umum Syariah& Reasuransi
2,08 3,58
7,24 7,29 7,35 6,70 Syariah
0 Jumlah 10, 31 14, 97
Penjaminan SMF LPEI 2 Total Investasi
AsuransiJiwa Syariah 6,97 10,30
Akhir TW 1 Akhir TW 2 Asuransi Kerugian Syariah 1,43 2,49
Reasuransi Syariah 8,40 12,79
Jumlah 17,80 25,58
3 Kontribusi Bruto
2.5. IKNB Syariah AsuransiJiwa Syariah 1,15 1,68
Sebagaimana telah dipaparkan diawal Bab selain Asuransi Umum& Reasuransi Syariah 0,32 0,55
Jumlah 1, 47 2, 23
IKNB konvensional, juga ada IKNB Syariah yang
4 Klaim Bruto
didalamnya mencakup Perasuransian Syariah
AsuransiJiwa Syariah 0,32 0,42
dan Perusahaan Pembiayaan Syariah. Kondisi
IKNB Syariah secara umum menunjukkan Asuransi Umum& Reasuransi Syariah 0,11 0,17
kinerja yang positif bila menengok indikator Jumlah 0,43 0,59
pertumbuhan aset, kontribusi bruto, klaim bruto 5 Kewajiban
Asuransi Jiwa Syariah 1,37 3,25
dan investasi. IKNB Syariah belumlah memiliki
Asuransi Kerugian & Reasuransi
Dana Pensiun Syariah yang keberadaannya 0,91 2,00
Syariah
masih dalam pengkajian. Jumlah 2,28 5,25
Dengan penambahan entitas tersebut, jumlah 2.6. Industri Jasa Penunjang IKNB
aset pada triwulan II-2013 mengalami pe
ningkatan sebesar 3,3%. Peningkatannya Dalam keseharian praktik di IKNB dikenal pelaku
tergolong masih kecil, karena tidak semua industri jasa penunjang IKNB seperti Pialang
perusahaan pembiayaan syariah yang men Asuransi, Pialang Reasuransi, Agen Asuransi,
dapatkan izin langsung beroperasi. Klasifikasi Jasa Penilai Kerugian dan Konsultan Aktuaria.
aset perusahaan pembiayaan syariah dimaksud Perkembangan industri jasa penunjang ini
terdiri atas beberapa komponen, yaitu: kas, sampai 30 Juni 2013, OJK telah memberikan 1
efek syariah yang dimiliki, piutang, aktiva (satu) izin usaha Perusahaan Pialang Reasuransi.
ijarah, penyertaan, persediaan, aktiva tetap dan Dengan demikian jumlah Perusahaan Pe
inventaris, dan aktiva lain-lain. nunjang Usaha Perasuransian menjadi 258
perusahaan. (Tabel II-9)
P
erkembangan industri keuangan— mulasikan 8 (delapan) program strategis yang
khususnya pasar modal dan industri merupakan pedoman pelaksanaan tugas lem
keuangan nonbank—masih memberi baga, yang mencakup: (1) integrasi pengatur
kan gambaran pertumbuhan yang positif an dan pengawasan, (2) kapasitas pengaturan
memasuki triwulan II-2013. Meski tak bisa dan pengawasan, (3) ketahanan dan kinerja
dipungkiri pula bahwa pasang surut denyut sistem keuangan, (4) stabilitas sistem keuangan,
perekonomian global yang masih diselimuti (5) tata kelola dan manajemen risiko lembaga
ketidakpastian pemulihan berimbas pula keuangan, (6) edukasi dan perlindungan
terhadap kinerja sektor keuangan. Menjaga konsumen, (7) sumber daya manusia, serta (8)
stabilitas sistem keuangan (SSK) menjadi isu tata kelola internal dan quality assurance.
krusial di tengah ketidakpastian pemulihan
ekonomi global. OJK selaku otoritas keuangan Kedelapan program strategis tersebut me
didalam negeri menyadari arti penting SSK rupakan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh
tersebut yang merupakan tugas pokoknya. OJK dalam rangka meningkatkan intermediasi
Untuk itulah, OJK berupaya membangun sektor sektor keuangan guna mendukung kegiatan
keuang an yang teratur, adil, transparan dan ekonomi, sekaligus melindungi kepentingan
akuntabel. Diharapkan pula, pertumbuhan konsumen keuangan. Program strategis ini
sektor keuangan akan berlangsung secara selanjutnya dijabarkan dalam program kerja
berkelanjutan, stabil dan mampu melindungi yang akan dilaksanakan dan dimonitor pen
kepentingan konsumen dan masyarakat. capaiannya secara periodik. Dengan adanya
program strategis ini, pelaksanaan tugas
Untuk mengawal gerak langkah sektor ke OJK menjadi optimal dan bermanfaat bagi
uangan yang semakin tangguh, OJK memfor peningkatan kesejahteraan masyarakat.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
23
a. Menyusun metodologi penilaian kecukupan pada Board Seminar Dewan Komisioner OJK
modal (capital adequacy) dan likuiditas dengan paparan sejumlah topik seperti Overview
(liquidity) secara konglomerasi. Perhitungan Pengawasan Terintegrasi; Project Management
capital adequacy tersebut dimaksudkan untuk dan Conglomeration Map; dan Kerangka Sistem
mengukur kemampuan konglomerasi dalam Pengawasan Kong lomerasi Keuangan secara
menyerap risiko kredit, risiko operasional, dan Terintegrasi dan Berbasis Risiko.
risiko pasar. Sedangkan perhitungan liquidity
dimaksudkan untuk meng ukur kemampuan Tim Transisi Tahap II pun bergerak cepat
konglomerasi dalam memenuhi kewajiban dalam me nyiapkan berbagai perangkat
yang jatuh tempo. yang diperlukan guna menerapkan Sistem
Pengawasan Terintegrasi. Tim Transisi Tahap II
b. Mengembangkan metodologi Rating System juga telah membentuk Task Force Harmonisasi
untuk konglomerasi keuangan yang ter Peraturan dan Pe laporan Dalam Rangka Pe
integrasi dan berbasis risiko. ngawasan Sektor Jasa Ke uangan yang Ter
integrasi. Keanggotaan dari Gugus Tugas ini
c. Mengembangan sistem informasi pengawasan
berasal dari pengawas sektor jasa keuangan
yang mampu menghasilkan laporan keuangan
Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB. Gugus Tugas
konsolidasi, perhitungan capital adequacy ratio
ini telah mengidentifikasi beberapa peraturan
(CAR), dan me nyediakan rasio-rasio untuk
dan pelaporan yang perlu diharmoni sasi.
pe
nyusunan profil risiko untuk keseluruhan
Setelah semuanya terharmonisasi, kemudian
konglomerasi keuangan.
disusun dalam suatu ketentuan terkait dengan
Tim Transisi—yang terdiri dari unsur OJK dan BI— Pedoman Pengawasan Konglomerasi Keuangan
dipercaya mengemban tugas menyusun konsep Terintegrasi dan Berbasis Risiko yang dikenal
Sistem Pengawasan Terintegrasi tersebut., Konsep dengan Integrated Financial Conglomerate
ini setidaknya sudah 3 (tiga) kali dipresentasikan Rating System.
Pengawasan terpadu dan menyeluruh disektor keuangan (perbankan, pasar modal dan
IKNB) dikenal dengan Integrated Financial Conglomerates Rating System (IFCRS). Sistem ini
digunakan untuk melakukan pengawasan terpadu seluruh jaringan keuangan, baik secara
horisontal sebagai bagian dari perusahaan induk (holding group) maupun vertikal sebagai
anak perusahaan.
Tahap awal yang perlu dilakukan dalam operasionalisasi IFCRS adalah harmonisasi kerangka
peraturan yang mengawasi risiko di perbankan, pasar modal dan IKNB, yang dilanjutkan
dengan membangun sistem informasi manajemen standarisasi pelaporan (reporting)
disetiap sektor industri jasa keuangan. Kemudian disusun peringkat (rating) berbasiskan
risiko di setiap sektor industri jasa keuangan dan mengintegrasikannya ke dalam sistem
rating secara keseluruhan sehingga tercipta suatu laporan keuangan yang terkonsolidasi
setiap perusahaan jasa keuangan sebagaimana pada gambar di bawah ini.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
25
IFCRS
Sistem Peringkat Terintegrasi Peringkat Bank Berbasis Penilaian Risiko Peringkat IKNB
Berbasis Risiko Risiko (PBBR) Perusahaan Sekuritas Berbasis Risiko
Untuk mendukung pengawasan terintegrasi tersebut perlu dibangun Sistem Informasi Manajemen
(SIM) sebagai supporting system untuk: (1) Pengembangan sistem penerimaan standarisasi laporan
dari setiap lembaga keuangan, (2) Pengembangan sistem aplikasi untuk melakukan konsolidasi
pelaporan keuangan masing-masing perusahaan menjadi laporan keuangan konglomerasi yang
terintegrasi, dan (3) Pengembangan sistem aplikasi pengawasan berbasis risiko untuk perusahaan
sekuritas dan IKNB.
diakses, efisien dan kompetitif, (2) menjadikan pasar modal, OJK telah melaksanakan pengawas
Pasar Modal sebagai sarana investasi yang atraktif an terhadap perdagangan efek, Self-Regulatory
dan kondusif, (3) menjadikan Pasar Modal sebagai Organization (SRO) dan Lembaga Penilai Harga
industri yang stabil, tahan uji dan likuid, serta (4) Efek, Perusahaan Efek, pengelolaan investasi,
menciptakan kerangka regulasi yang menjamin emiten dan perusahaan publik, pasar modal
kepastian hukum, keadilan, dan transparansi. syariah, serta lembaga profesi dan penunjang
Dalam mengawasi penyelenggaraan industri pasar modal, sebagaimana diuraikan berikut ini.
Pengawasan Pasar Modal Pengawasan terhadap Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah terkait dengan
Syariah kewajiban pelaporan.
Pengaturan pasar modal Penyusunan penyempurnaan POJK yang mengatur penerbitan Efek
berdasarkan prinsip syariah Syariah.
Pengaturan terkait sanksi Penyusunan POJK tentang Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif
Berupa Denda di Sektor Jasa Keuangan.
Konversi Peraturan Bapepam Di bidang pengaturan akan dilakukan konversi Peraturan Bapepam dan
dan LK menjadi Peraturan OJK LK menjadi POJK.
OJK melakukan pengawasan terhadap pelaku analisis dilakukan terhadap laporan triwulan
industri dana pensiun melalui 3 (tiga) kegiatan I-2013. OJK juga melakukan pengawasan
yakni pemeriksaan on site dan off site serta pe on-site dengan menggelar 81 pemeriksaan.
mantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Dari Pemeriksaan lapangan terhadap perusahaan
ketiga kegiatan pengawasan tersebut, dua pembiayaan dan perusahaan modal ventura
kegiatan—pemeriksaan on site dan pemantau yang telah dilakukan sebanyak 44 perusahaan.
an tindak lanjut hasil pemeriksaan—mengalami
peningkatan aktivitas pada triwulan II-2013 D. Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan
di
banding triwulan sebelumnya. Sedangkan Lainnya
kegiatan pemeriksaan off site tidak mengalami
peningkatan aktivitas baik pada triwulan II-2013 Pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan
maupun triwulan I-2013 (Tabel III-4). lainnya dilakukan OJK dengan pemeriksaan
langsung dan menganalisis laporan bulanan.
Sampai dengan triwulan II -2013, OJK telah
Tabel III-4 Kegiatan Pengawasan Dana Pensiun melakukan pemeriksaan langsung terhadap
Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo)
Kegiatan TW I TW II Total
dan PT Pegadaian (Persero). OJK melakukan
Pemeriksaan on site 4 7 11
analisis terhadap Laporan Bulanan Perusahaan
Pemeriksaan off site 5 5 10 Penjaminan (Perum Jamkrindo, PT PKPI, Jaminan
Pemantauan Kridit Daerah (Jamkrida) Jatim, Jamkrida Bali
tindak lanjut hasil 9 11 20
Mandara, Jamkrida Riau, Jamkrida NTB Bersaing,
pemeriksaan
dan Jamkrida Jabar), Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, dan PT Sarana Multigriya
Selain hal-hal di atas, dalam rangka mening Finansial (Persero).
katk an early warning system terhadap industri
Dana Pensiun, OJK melakukan analisis data E. Pengawasan IKNB Syariah
terhadap laporan kenaikan/penurunan porto
Kegiatan pengawasan di IKNB syariah, setidaknya
folio investasi dari 30 Dana Pensiun. Selain
terekam dari 3 (tiga) perusahaan asuransi yang
itu, OJK juga melakukan analisis data laporan
mengajukan permohonan izin, terdiri atas 1
investasi bulanan sebanyak 188 laporan dan
(satu) perusahaan mengajukan permohonan
rekapitulasi aset maupun liabilitas sebanyak
izin pembukaan kantor cabang, dan 2 (dua)
456 laporan. Monitoring dan analisis terhadap
perusahaan yang mengajukan izin pembukaan
laporan yang masuk dilakukan dengan tujuan
unit syariah. Dalam hal perizinan produk, ter
untuk menilai ketepatan waktu penyampaian
dapat 19 permohonan baik pelaporan produk
laporan berkala.
baru ataupun pencatatan produk.
Terdapat 1 (satu) perusahaan yang mengajukan Jumlah permohonan yang diproses terkait
perizinan pembukaan kantor cabang, yaitu PT Al dengan kegiatan kelembagaan hingga akhir
Ijarah Indonesia Finance. Permohonan tersebut bulan Juni 2013 adalah 196 permohonan. (Tabel
masih belum dapat disetujui karena perusahaan III-5)
tersebut masih harus melengkapi dokumen.
dilakukan kepada 5 (lima) perusahaan pialang Pengaturan di IKNB Syariah dilakukan OJK
asuransi dan 1(satu) konsultan aktuaria. Sampai dengan kegiatan penyusunan peraturan
dengan saat ini, pembahasan mengenai asuransi syariah. Adapun pokok pembahasan
Manual Analisis/Standar Operasional Prosedur menyangkut RPOJK tentang Penilaian Ke
pemeriksaan Perusahaan Penunjang Usaha mampuan dan Kepatutan di IKNB, dan Produk
Perasuransian masih berlanjut. Asuransi dan Saluran. Di IKNB Syariah belum
memiliki dana pensiun syariah. OJK tengah
melakukan pembahasan mengenai pengaturan
3.2.4 Pengaturan IKNB dana pensiun syariah dengan melibatkan
OJK berupaya menyusun kerangka peraturan stakeholders seperti meminta fatwa kepada
di IKNB yang harmonis dan sinergis guna Dewan Syariah Nasional (DSN). OJK dan DSN
mendorong pertumbuhan di industri ini. sudah beberapa kali melakukan pembahasan
Pengaturan tidaklah dimaksudkan untuk terkait dana pensiun syariah.
membatasi ruang gerak industri, tapi dimaknai
Sementara itu, di industri pembiayaan syariah,
sebagai upaya sikap kehati-hatian (prudent)
OJK terus melakukan penyempurnaan per
dalam mengelola usaha. Untuk maksud itulah
aturan dalam kerangka finalisasi RPOJK me
OJK melakukan kegiatan kajian, penyusunan
ngenai perusahaan pembiayaan syariah.
peraturan, rapat dengar pendapat mengenai
Sedangkan kegiatan pengaturan di Lembaga
peraturan yang sedang disusun, dan program
Jasa Keuangan Syariah Lainnya berfokus
pengembangan IKNB. Langkah-langkah yang
pada penyusunan naskah akademik dan pe
dilakukan adalah sebagai berikut:
nyempurnaan draft RPOJK tentang Usaha Pen
1. Penyusunan RPOJK tentang Laporan Bulan jaminan Syariah dan Penjaminan Ulang Syariah,
an IKNB dan RPOJK tentang Penilaian Ke Kesehatan Keuangan Usaha Penjaminan Syariah
mampuan dan Kepatutan di IKNB. dan Usaha Penjaminan Ulang Sya riah, dan
2. Penyusunan SE OJK tentang Bentuk dan Pemeriksaan Usaha Penjaminan Syariah dan
Susunan Laporan Keuangan serta Bentuk Usaha Penjaminan Ulang Syariah.
dan Susunan Pengumuman Ringkasan
Guna mendukung pengawasan dan pengatur
Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
an IKNB, OJK mengembangkan Protokol
Perusahaan Reasuransi.
Manajemen Krisis (PMK) IKNB, mengelola sistem
3. Penyusunan RPOJK tentang Lembaga Pen
informasi IKNB, menyajikan data dan statistik
jaminan.
perkembangan industri IKNB serta layanan
4. Penyusunan kajian tentang tata kelola
informasi.
perusahaan yang baik bagi perusahaan
perasuransian
5. Penyusunan kajian tentang produk asuransi 3.3 Penguatan Ketahanan dan Kinerja
dan pemasaran produk asuransi
Sistem Keuangan
6. Penyusunan kajian tentang pembubaran
dana pensiun Jatuh-bangun industri keuangan sangatlah
7. Penyusunan Kajian dan Rancangan Per bergantung pada penegakan hukum (law
aturan Dewan Komisioner (RPDK) mengenai enforcement). Penegakan hukum yang kokoh
pengawasan khusus IKNB merupakan salah satu prasyarat terciptanya
8. Penyusunan kajian dalam rangka pengem ketahanan dan kinerja sistem keuangan yang
bangan Sistem Pengawasan Berbasis Risiko. tangguh dan berdaya saing global. Penguatan
9. Penyusunan kajian tentang Pengaturan ketahanan dan kinerja sistem keuangan tidak
Akuntan Publik dan pembahasan terkait hanya membutuhkan aspek pengaturan, akan
dengan penyempurnaan Peraturan OJK tetapi juga memastikan penegakan hukum
tentang Perusahaan Penunjang Usaha terhadap sektor jasa keuangan dilaksanakan
Perasuransian. dengan baik.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
33
Merujuk catatan OJK sampai dengan Juni 2013 (empat) permohonan yang sudah ditanggapi,
setidaknya ada 13 kasus sedang ditangani. 3 (tiga) permohonan dinyatakan ditolak dan
Sembilan dari jumlah tersebut, 4 (empat) kasus 1 (satu) permohonan dinyatakan diterima se
terkait emiten atau perusahaan publik dan bagian. Permohonan yang dinyatakan ditolak
5 (lima) kasus terkait transaksi dan lembaga oleh OJK adalah terkait dengan keterlambatan
efek. OJK telah menetapkan 3 (tiga) Sanksi penyampaian Laporan Transaksi Efek dan
administratif berupa peringatan tertulis kepada kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan
emiten atau perusahaan publik. perusahaan. Sedangkan permohonan yang
dinyatakan diterima sebagian adalah terkait
Ketiga sanksi itu, 1 (satu) sanksi terkait ke pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bank
terlambatan mengumumkan hasil RUPS, dan 2 sebagai kustodian reksa dana.
(dua) sanksi berkenaan dengan keterlambatan
menyampaikan bukti pengumuman Laporan Di sektor IKNB, OJK telah mengenakan 3 (tiga)
Keuangan Tahunan. Jumlah penetapan sanksi surat pengenaan sanksi peringatan, 1 (satu)
triwulan II-2013 lebih rendah dibandingkan surat sanksi peringatan kedua, pencabutan atas
dengan triwulan I-2013 dimana OJK me 8 (delapan) surat sanksi peringatan pertama,
netapkan 12 sanksi administratif di sektor pasar dan pencabutan atas 1 (satu) surat Sanksi
modal berupa peringatan tertulis. Pembatasan Kegiatan Usaha dan 1 (satu) surat
Sanksi Peringatan Ketiga kepada perusahaan
Selain menjatuhkan sanksi administratif, OJK asuransi dan perusahaan reasuransi. Selain
telah menerbitkan 2 (dua) surat Teguran I dan itu, OJK juga telah mencabut izin usaha untuk
2 (dua) surat Teguran II atas keterlambatan asuransi, yaitu PT Asuransi Jiwa Nusantara.
pembayaran sanksi administratif berupa denda. (Tabel III-6)
Selain itu, OJK juga menetapkan 2 (dua) surat
pelimpahan penagihan piutang macet kepada
Jumlah Pemberian Sanksi Perusahaan
Kementerian Keuangan dalam hal ini Direktorat Tabel III - 6 Pembiayaan dan Modal Ventura
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)-Kementerian
SP I SP II SP III PKU TOTAL
Keuangan (Kemenkeu), sebagai tindak lanjut
Perusahaan Pembiayaan
atas penetapan sanksi administratif berupa
Pemeriksaan
denda pada 2012. Sanksi diterbitkan 16 6 4 2 28
• Sanksi yang telah 5 3 1 2 11
Jumlah surat teguran pada triwulan II-2013 lebih dipenuhi 6 3 2 0 11
sedikit dibandingkan dengan periode triwulan • Sanksi yang diteruskan 5 0 1 0 6
I-2013. Setidaknya OJK telah menetapkan • Sanksi outstanding
182 surat Teguran I, 48 surat Teguran II atas Laporan Periodik
sanksi administratif berupa Denda, dan 16 Sanksi diterbitkan 97 15 2 0 114
surat pelimpahan penagihan piutang macet • Sanksi yang telah 74 13 1 0 88
dipenuhi 15 2 0 0 17
kepada DJKN-Kemenkeu. Saat ini OJK masih • Sanksi yang diteruskan 8 0 1 0 9
memproses pengenaan sanksi sebanyak 426 • Sanksi outstanding
keterlambatan penyampaian laporan dan 18 Analisis LBPP
kasus pelanggaran ketentuan di sektor pasar Sanksi diterbitkan 6 3 3 0 12
modal selain keterlambatan laporan. • Sanksi yang telah 2 0 0 0 2
dipenuhi 3 3 0 0 6
Selain merilis surat teguran, OJK juga menerima • Sanksi yang diteruskan 1 0 3 0 4
pengajuan keberatan yang disampaikan • Sanksi outstanding
Total Sanksi PP (s.d 4/7)
pelaku industri atas sanksi administratif mau
Sanksi diterbitkan 119 24 9 2 154
pun teguran. Setidaknya ada 9 (sembilan) per
• Sanksi yang telah 81 16 2 2 99
mohonan keberatan dari triwulan I-2013, dimana dipenuhi 24 8 2 0 34
4 (empat) permohonan telah ditanggapi dan 5 • Sanksi yang diteruskan 14 0 5 0 19
(lima) permohonan masih dalam proses. Dari 4 • Sanksi outstanding
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
34
Sebagaimana telah dilaporkan pada triwulan Guna mendukung berbagai penguatan ter
sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK sebut diperlukan ketersediaan data yang
bersama dengan Menteri Keuangan, Gubernur memadai dan terkini. OJK menyempurnakan
Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner ketentuan beberapa jenis pelaporan dari
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah IKNB. Selain itu, OJK juga sedang membangun
menandatangani Nota Kesepahaman tentang database yang terintegrasi sebagai pendukung
Koordinasi Dalam Rangka Menjaga Stabilitas pelaksanaan sistem pengawasan terintegrasi.
Sistem Keuangan (SSK). Nota Kesepahaman
Dalam mengawal SSK di dalam negeri, OJK
ini menjadi dasar bagi masing-masing institusi
melakukan kerjasama dengan lembaga
untuk mengembangkan ke tentuan internal
keuangan internasional dan otoritas negara
yang diperlukan dalam mendukung SSK.
lain. Misalnya, bekerjasama dengan World
Dalam konteks ikut menjaga SSK, OJK telah Bank untuk meningkatkan systemic surveillance
merampungkan konsep Protokol Manajemen secara keseluruhan dan peningkatan kapasitas
Krisis (PMK) yang menjadi payung hukum dalam menghadapi krisis. Selain itu, OJK
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
35
Tabel III-7 Rincian kegiatan fit and proper test IKNB Pertumbuhan layanan menunjukkan perminta
an informasi meningkat tajam lebih dari
IKNB Permohonan Selesai Dijadwal- Telah sepuluh kali lipat dibandingkan saat pertama
kan/Dok. dianalisis
Triwulan Triwulan kali diluncurkan Januari 2013. Rata-rata pe
Lengkap &
I-2013 II-2013 ditanggapi * nyelesaian layanan konsumen adalah sekitar
Asuransi 100 160 157 3 0 85%. (Grafik III-1)
dan
Reasuransi
Dana 63 106 91 0 15
Jumlah dan Persentase Penyelesaian
Pensiun Grafik III - 1 Layanan FCC
Perusahaan 44 99 84 15 0
Pembiayaan
Total 207 365 332 18 15 Total 1.902
Persentase 91% 5% 4% 85%
* Telah dilakukan analisis untuk permohonan terkait dan Permintaan 1.376
permohonan telah ditanggapi, saat ini menunggu kelengkapan 91%
dokumen dari pemohon.
Informasi
Pengaduan 291
50%
3.6 Pembentukan Sistem Perlindungan
Penyampaian 236
Konsumen Keuangan yang Informasi 92%
Terintegrasi, serta Melaksanakan
Edukasi dan Sosialisasi yang Masif
dan Komprehensif Jumlah Layanan
Persentase Penyelesaian
Perlindungan Konsumen dan masyarakat
merupakan muara dari upaya OJK dalam
mengawal SSK. Hal ini menjadi wajar bila Selain meminta informasi, konsumen juga
menjaga kepentingan Konsumen dan ma menyampaikan pengaduan melalui FCC. Se
syarakat menjadi prioritas program kerja OJK. tidaknya sudah 291 pengaduan masuk ke FCC
Apalagi perihal perlindungan konsumen hingga triwulan II-2013, yang didominasi 176
tersebut juga menjadi amanat konstitusi. Dalam pengaduan dari sektor IKNB. Konsumen di
mengembangkan perlindungan Konsumen, industri asuransi memiliki jumlah pengaduan
OJK menyiapkan perangkat dan mekanisme terbesar dengan jumlah 114 pengaduan.
pengaduan yang memadai untuk pelayanan Masalah yang sering diadukan konsumen di
pengaduan konsumen yang dirugikan oleh sektor IKNB antara lain sulitnya pencairan klaim
pelaku di lembaga jasa keuangan. Selain itu asuransi, perilaku agen asuransi yang kurang
OJK memfasilitasi penyelesaian pengaduan transparan dalam menyampaikan risiko produk,
konsumen sesuai dengan peraturan perundang- perbedaan pemahaman klausul polis antara
undangan di Sektor Jasa Keuangan (SJK). konsumen dan perusahaan asuransi, penarikan
objek jaminan oleh perusahaan pembiayaan, dan
Demi menjaga kepentingan konsumen/ma
permintaan manfaat pensiun yang dibayarkan
syarakat itulah, OJK telah membentuk dan terus
secara tahunan (bukan secara bulanan).
me ngembangkan Sistem Layanan Konsumen
Keuangan (Financial Customer Care System/ Sejak FCC dibentuk jumlah pengaduan di sektor
FCC). FCC telah memberikan 1902 layanan IKNB meningkat tajam sampai Juni 2013. Hal
yang didominasi oleh permintaan informasi se ini merupakan imbas dari pengenaan sanksi
besar 1.376 layanan. Hal ini menunjukkan rasa Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) 2 (dua)
keingintahuan Konsumen dan masyarakat yang perusahaan asuransi serta pencabutan izin usaha
tinggi terhadap informasi seputar SJK. PT. Asuransi Jiwa Nusantara.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
37
Dalam rangka perlindungan konsumen, OJK mekanisme penyelesaian sengketa di SJK yang
melakukan fungsi intelijen yang dilakukan. tidak dapat diselesaikan oleh para pihak yang
mulai dari proses desain (pre-sale), pemasaran, bersengketa.
penjualan (sale) suatu layanan dan produk
jasa keuangan sampai kemungkinan adanya Setidaknya, 2 (dua) RPOJK dipersiapkan untuk
pengaduan dari konsumen sektor jasa keuangan maksud itu, yakni RPOJK tentang Pelayanan
(post-sale). Sampai dengan triwulan II Tahun dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen Pada
2013, OJK telah menyusun rencana pelaksanaan Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan RPOJK tentang
intelijen pasar untuk produk dan layanan yang Lembaga Penyelesaian Sengketa Alternatif di
menjadi perhatian publik. Sektor Jasa Keuangan. Di bidang pasar modal,
OJK secara aktif memberi pendapat hukum
FCC juga menerima informasi, pertanyaan kepada stakeholders pasar modal terkait status
dan pengaduan terkait tawaran investasi yang perusahaan terbuka, prinsip mengenal nasabah,
diduga ilegal, yang sebagian besar berupa dan ACMF DREM Rules.
investasi dalam bentuk logam mulia emas.
Sampai dengan triwulan II 2013, FCC OJK Selain berupaya mengawal kepentingan kon
telah menerima 111 kasus dugaan investasi sumen di sektor keuangan, OJK juga tengah
ilegal. Dari kasus-kasus tersebut diperoleh menyusun cetak biru (blueprint) Strategi
38 nama lembaga yang diduga melakukan Nasional Literasi Keuangan yang terus di
kegiatan investasi ilegal. OJK menyampaikan lanjutkan sampai pada tahap pengembangan
setiap dugaan investasi ilegal kepada Satgas kerangka strategi dan program-program
Waspada Investasi untuk ditindaklanjuti sesuai inisiatif literasi keuangan. Visi dan misi, prinsip-
kewenangannya. prinsip dan kerangka strategi literasi keuangan
berhasil ditetapkan. Pelaksanaan survei literasi
Agar ruang gerak FCC lebih memiliki landasan keuangan juga dilanjutkan sampai pada tahap
hukum, OJK tengah menyiapkan Rancangan pengolahan data dengan response rate sebesar
Peraturan Dewan Komisioner (RPDK) tentang 30% (2.400 responden). Pengolahan hasil survei
Sistem dan Mekanisme Pelayanan Konsumen. selengkapnya masih dilakukan dengan target
Begitu pula RPOJK tentang Perlindungan penyelesaian pada bulan Juli 2013.
Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Tujuan
dari RPOJK untuk menciptakan budaya per OJK terus melaksanakan edukasi dan sosialisasi
lindungan Konsumen dengan menerapkan yang masif dan komprehensif melalui beragam
prinsip transparansi, perlakuan adil dan santun, kegiatan seminar nasional literasi keuangan,
keandalan, kerahasiaan dan keamanan data/ lomba pidato, poster dan kolase dengan tema
informasi konsumen. Penanganan pengaduan suara konsumen keuangan, siaran radio dan
dan penyelesaian sengketa konsumen dalam televisi lokal, kuliah umum bagi mahasiswa
rangka menjaga kepercayaan masyarakat pada dan dosen, dan sosialisasi kepada ibu rumah
sektor jasa keuangan. Hal ini menjadi prioritas tangga dan pengusaha UMKM. OJK juga
guna mendorong financial inclusion dan menyelenggarakan edukasi kepada wartawan
mendukung SSK. berupa Journalist Class yang dihadiri oleh
redaktur pelaksana, reporter dan wartawan
Demi melindungi kepentingan masyarakat, OJK lapangan dari 30 media massa baik elektronik
diperkenankan mengajukan gugatan kepada maupun cetak.
pelaku industri yang dinilai telah merugikan
kepentingan konsumen. Untuk maksud itu, Sebuah mini website (minisite) sedang dibangun
perangkat hukum berupa RPDK tentang “Me sebagai upaya untuk menyediakan informasi
kanisme Pengajuan Gugatan oleh OJK untuk dan materi edukasi keuangan yang lengkap dan
Kepentingan Konsumen” sedang disiapkan. dapat diakses setiap saat oleh konsumen dan
OJK menyusun legal framework mengenai masyarakat. Minisite ini nantinya berisi informasi
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
38
KEWASPADAAN BERINVESTASI
Perlindungan Investasi
OJK terus melakukan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat bekerjasama dengan
berbagai lembaga seperti Universitas, Organisasi Masa (Ormas), lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), dan sebagainya. OJK juga telah mengeluarkan Iklan Layanan Masyarakat
(ILM) di berbagai media seperti TV, Koran, Internet dan media placement di tempat-tempat
publik seperti bandara untuk berhati-hati melakukan investasi. Hal ini dimaksudkan untuk
menjangkau seluruh lapirasn masyarakat.
Badan Peng awas Perdagangan Berjangka Isu regional lainnya adalah pengembangan
Komoditi Kementerian Perdagangan, Ke Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sektor jasa
menterian Negara Koperasi dan Usaha Kecil keuangan, khususnya terkait integrasi asuransi
dan Menengah, Kementerian Komunikasi dan ASEAN pada tahun 2015. Pembahasan level
Informatika, dan Badan Koordinasi Penanam regional telah menghasilkan kerangka dasar
an Modal. integrasi asuransi, yaitu: (i) integrasi asuransi
ASEAN dilakukan bersama oleh WC-FSL dan
Selain program penindakan, terkait dengan AIRM (ASEAN Insurance Regulators Meeting);
program kerja pencegahan, Satgas masih dan (ii) integrasi asuransi ASEAN berlandaskan
memfokuskan bentuk sosialisasi kepada ma tiga aspek utama yaitu liberalisasi, capacity
syarakat melalui media cetak dan elektronik building dan kerjasama untuk menjaga SSK.
yang mempunyai jangkauan lebih luas. Selain Kerjasama regional lainnya adalah kerjasama
itu, Satgas berencana menyelenggarakan perdagangan bebas dengan mitra dagang
seminar Waspada Investasi di 5 (lima) kota di strategis yang tercakup dalam skema ASEAN-
Indonesia. Pihak-pihak yang diundang untuk Japan Comprehensive Economic Partnership (AJ-
menghadiri seminar selain masyarakat umum CEP). Kerjasama dengan AJ-CEP ini melengkapi
adalah penegak hukum di daerah, regulator/ kerjasama serupa dengan Australia, Cina, Korea,
pengawas di daerah dan kalangan akademisi. India dan Selandia Baru.
Setidaknya 76 kasus berupa pengaduan dan Sedangkan di tingkat internasional, OJK telah
pertanyaan masyarakat dilayangkan kepada menjadi anggota lembaga penyusun standar
Satgas sampai Juni 2013. Pengaduan maupun internasional (standard setting bodies) di
pertanyaan masyarakat kepada Satgas se sektor keuangan, khususnya dalam konteks
makin meningkat jumlahnya. Oleh karena itu, pengaturan dan pengawasan di pasar modal
untuk mempercepat penanganannya, analisis dan IKNB. Untuk memperkuat praktik good
pengaduan tidak hanya dilakukan oleh governance di SJK, OJK berinisiatif menyiapkan
Sekretariat Satgas, namun disebar ke seluruh kajian dan kerangka panduan pengaturan good
anggota Satgas sesuai dengan indikasi awal governance yang tertuang dalam Indonesia
pengaduannya. Corporate Governance Road Map dan Indonesia
Corporate Governance Manual. Kerjasama lain
3.9.2 Kerjasama Internasional nya untuk pengembangan good corporate
Pada tingkat regional, melalui ASEAN Capital governance (GCG) adalah melalui high level
Market Forum (ACMF), OJK terlibat dalam meeting dengan Organisation for Economic
working group on Mutual Recognitions of Cooperation and Development (OECD).
Prospectuses for Offerings of Plain Debt and
Kerjasama dengan OECD juga bertujuan
Equity Securities and Cross-Border Provision of
untuk meningkatkan kualitas pengaturan dan
Supporting Marketing Services serta inisiatif
penerapan GCG khususnya bagi emiten dan
ASEAN Score Card Ranking yang akan
perusahaan publik. Pada tahun 2013 ini, OJK
melakukan asesmen untuk 100 perusahaan
mengusulkan kepada OECD untuk membahas
terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
penyusunan Policy Options yang terkait
pada tahun 2013. Selanjutnya OJK juga
dengan backdoor listing dan transaksi afilliasi.
menjadi tuan rumah 12th ABMF Meeting yang
Pemilihan topik tersebut dilatarbelakangi
merupakan forum diskusi antar negara ASEAN
adanya keinginan untuk meningkatkan kualitas
dan Jepang, Korea, China untuk membahas
pengaturan backdoor listing dan transaksi
isu di pasar obligasi dan pengembangan
afiliasi, dengan menerapkan peraturan yang
pasar obligasi di Asia.
umum berlaku serta berstandar internasional.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
42
Isu penting lain di sektor keuangan adalah awal seraya menyelaraskan dengan perubahan
pendalaman pasar keuangan (financial market struktur organisasi sektor perbankan di BI. SOP
deepening) di Indonesia. Pada triwulan II-2013, ini akan selesai pada September 2013.
OJK menerima misi pendahuluan (scoping
mission) International Monetary Fund (IMF) Selain itu, Tim Transisi Tahap II telah meng
untuk technical assistance dalam bentuk studi identifikasi hal-hal yang memerlukan koordinasi
pendalaman sektor keuangan di Indonesia, dan menyiapkan mekanisme kerja antar Satuan
berkoordinasi dengan BI dan kementerian ter Kerja yang terkait dengan pengawasan bank,
kait. Cakupan studi difokuskan pada pasar yang mencakup:
modal dan lembaga keuangan non-bank.
a. Koordinasi pemeriksaan yaitu berkaitan
Terkait isu liberalisasi sektor jasa keuangan, OJK dengan penyusunan rencana pemeriksaan
terlibat dalam beberapa fora dan perundingan (audit working plan), pelaksanaan pe
internasional seperti Indonesia-Korea Compre meriksaan, dan pemantauan tindak lanjut
hensive Economic Partnership Agreement (IK- pemeriksaan.
CEPA, Indonesia-EFTA Comprehensive Economic b. Permintaan data dan informasi dalam rang
Partnership Agreement (IE-CEPA), Working ka pengawasan.
Committee on Financial Services Liberalization
c. Rekomendasi dalam rangka Initial Public
(WC-FSL), dan ASEAN Finance Minister Meeting
Offering (IPO), peluncuran produk baru
(AFMM).
suatu sektor jasa keuangan yang terkait
dengan sektor jasa keuangan lainnya, se
perti reksadana, bancassurance, kustodian,
3.10 Pengalihan Fungsi Pengawasan dan trustee.
dan Pengaturan Perbankan ke OJK d. Permintaan informasi rekam jejak (track
record) pejabat bank dalam kaitan
Agenda besar OJK dalam waktu dekat adalah
dengan pelaksanaan uji kemampuan dan
pengalihan fungsi pengawasan dan pengaturan
kepatutan.
perbankan dari BI kepada OJK, yang dimulai
pada 1 Januari 2014. Guna memastikan ke e. Pelaksanaan investigasi dalam hal adanya
lancaran proses pengalihan,Tim Transisi Tahap dugaan tindak pidana di sektor jasa
II terus melakukan persiapan dan menyusun keuangan.
langkah-langkah fundamental. Tim bekerja
dengan melakukan persiapan di bidang (1) Tim Transisi juga memandang perlu melakukan
pengaturan, perizinan dan pengembangan koordinasi dengan sejumlah lembaga di dalam
perbankan, (2) data dan sistem informasi, (3) negeri dan beberapa otoritas pengawas industri
organisasi dan SDM, (4) hukum, (5) keuangan, keuangan di luar negeri. Di dalam negeri, Tim
serta (6) perencanaan strategis dan komunikasi. Transisi menjalin koordinasi dengan BI, LPS,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan
Tim Transisi Tahap II tengah menyusun Standard Badan Narkotika Nasional (BNN). Sedangkan
Operating Procedures (SOP) pengawasan per di luar negeri, Tim Transisi menggandeng 5
bankan yang meliputi Bank Umum, Bank (lima) regulator luar negeri yaitu Australian
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Syariah, dan Prudential Regulation Authority (APRA), Bank
bank di Kantor Regional dan Kantor Perwakilan. Negara Malaysia (BNM), Monetary Authority of
Penyusunan SOP ini sudah sampai pada tahap Singapore (MAS), Financial Supervisory Service
finalisasi dengan target penyelesaian pada (FSS) Korea, dan China Banking Regulatory
bulan Juli 2013. Sementara itu, penyusunan SOP Commission (CBRC). Mekanisme koordinasi
Pengawasan Bank di Kantor Regional dan Kantor antara OJK dengan lembaga-lembaga di atas
Perwakilan masih dalam tahap pembahasan akan dituangkan dalam bentuk Memorandum
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
43
of Understanding (MoU). Khusus MOU dengan di Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor
BI, juga akan mencakup peralihan pengawasan Perwakilan, pengalihan aplikasi-aplikasi per
3.615 Badan Kredit Desa (BKD). bankan, pembangunan sarana pertukaran infor
masi terintegrasi (repository data capturing), dan
penyiapan SDM di bidang TI. Agar pengawas
bank dapat mengakses aplikasi-aplikasi peng
3.10.1 Bidang Pengaturan, Perizinan dan awasan perbankan, diperlukan jaringan kom
Pengembangan Perbankan puter (network) yang menghubungkan Gedung
Dalam bidang pengaturan, Tim Transisi OJK di Kantor Pusat dan Kantor-kantor Regional
berupaya melakukan klasifikasi ketentuan BI dan Perwakilan OJK di seluruh Indonesia.
di bidang moneter dan sistem pembayaran
Tim Transisi Tahap II dan BI melakukan
yang terkait sektor perbankan rentang waktu
koordinasi untuk menetapkan dan menyiapkan
1960 sampai sampai dengan Mei 2012. Dari
sistem aplikasi yang akan diserahkan BI untuk
klasifikasi itu terdapat 1.640 pengaturan terkait
di
gunakan oleh OJK. Seluruh sistem aplikasi
perbankan yang dikelompokan menjadi 3 (tiga)
tersebut akan dimigrasi ke OJK dengan target
kategori yaitu pengaturan prudensial makro
penyelesaian paling lambat Desember 2013.
dan prudensial mikro, dan bauran makro-
Pengalihan ini akan dimulai setelah infrastruktur
mikro. Saat ini Tim Transisi sedang menyusun
seperti jaringan, server dan repository telah siap
rancangan Surat Keputusan Bersama (SKB)
untuk digunakan.
OJK dan BI mengenai Koordinasi Pengaturan
Makroprudensial dan Mikroprudensial. Pokok- Persiapan-persiapan lainnya menjelang pe
pokok bahasan dalam SKB itu seperti koordinasi ngalihan pengawasan bank dari BI ke OJK,
dalam rangka pem buatan peraturan, peng yakni pengembangan Sarana Pertukaran Infor
awasan dan pemeriksaan, Lender of Last Resort, masi Terintegrasi (SAPIT) yang ditujukan untuk
koordinasi penentuan bank yang masuk menfasilitasi pertukaran informasi antar lem
kategori systemically important bank, serta baga yaitu OJK, BI dan LPS. Sebagai bagian dari
kerahasiaan data dan informasi. SAPIT, OJK akan membangun repository data
perbankan. Pada triwulan II-2013 sedang disusun
Dalam dalam hal pengembangan jasa keuang
requirement untuk pengadaan repository.
an syariah, saat ini sedang dibentuk Komite
Pengembangan Jasa Keuangan Syariah. Ber Inventarisasi penggunaan aset dan dokumen –
kaitan dengan pengembangan keuangan baik secara tertulis maupun elektronik— bidang
syariah tersebut, Tim Transisi Tahap II sedang sistem informasi yang akan dialihkan dari BI ke
menyusun rumusan mekanisme kerja, SOP, OJK meliputi:
dan keanggotaan OJK pada lembaga-lembaga
internasional syariah seperti IFSB, IILM, IFFM, a. Penyusunan jenis aset sistem informasi baik
AAOIFI. yang berwujud (perangkat infrastruktur TI
dan aset lainnya) maupun yang tidak ber
3.10.2 Bidang Data dan Sistem Informasi wujud (data/informasi elektronik, software/
aplikasi).
Tim Transisi Tahap II memahami sepenuhnya
bahwa tugas pengawasan bank dapat berjalan b. Penyusunan jenis dokumen sistem infor
optimal bilamana disokong oleh ketersediaan masi penunjang kegiatan pengaturan dan
infrastruktur dan aplikasi teknologi informasi pengawasan sektor jasa keuangan antara
(TI). Untuk maksud itulah, Tim Transisi Tahap lain berdasarkan jenis, tahun dan kuantitas.
II mengupayakan penyiapan data center ke-2 c. Penyusunan mekanisme penggunaan aset
OJK, penyiapan jaringan komputer (network) dan dokumen bidang sistem informasi oleh
OJK.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
44
S
asaran utama pencapaian 8 (delapan) 4.1 Manajemen Strategi dan Kinerja
program kerja strategis OJK membidik OJK
terwujudnya sektor jasa keuangan yang
tangguh, berkualitas dengan tetap memperhatikan Manajemen strategi adalah suatu proses
aspek perlindungan Konsumen. Sasaran strategis organisasi dalam memformulasikan strategi,
ini perlu diterjemahkan ke dalam proses kerja me laksanakan dan menyelaraskan alokasi
dan rencana aksi dalam bentuk program kerja sumber daya untuk mencapai sasaran dan
baik di bidang peng aturan, pengawasan dan monitoring atas keberhasilan pencapaian
pengembangan serta pelaksanaan edukasi dan strategi. Manajemen strategi penting agar OJK
perlindungan Konsumen. dapat mencapai sasaran secara efektif. Selain
itu strategi yang terencana dan terukur akan
Namun keberhasilan OJK dalam mencapai sasaran mempermudah masyarakat dalam menilai
tersebut sangat tergantung pada dukungan aspek kinerja OJK secara lebih obyektif. Untuk
manajemen internal seperti sumber daya manusia, maksud itulah, OJK telah menyusun Sistem
organisasi, infrastruktur, TI dan tata kelola yang baik Manajemen Strategi, Anggaran dan Kinerja
serta efektivitas manajemen strategi. Kehandalan (MSAK), yaitu suatu sistem yang tidak saja
aspek penunjang internal ini diperlukan agar tujuan mengatur pelaksanaan manajemen strategi,
organisasi dapat dicapai secara lebih terencana dan tetapi lebih komprehensif mengaitkannya
terukur. dengan penyusunan dan penetapan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) dan penilaian kinerja
Komponen utama manajemen internal untuk men
OJK. Siklus sistem MSAK OJK 2014 terdiri dari
dukung pencapaian sasaran OJK terdiri dari: (i)
4 (empat) tahap, dan saat ini OJK telah berada
manajemen strategi dan kinerja; (ii) pengendalian
pada tahap yang ke-2, yakni operasionalisasi
kualitas, audit internal dan manajemen risiko; (iii)
strategi OJK, penyusunan dan penetapan RKA,
manajemen Rapat Dewan Komisioner; (iv) komunikasi
dan penandatanganan kesepakatan kinerja.
dan kerjasama internasional; (v) keuangan internal;
(Tabel IV-1)
(vi) infrastruktur; (vii) SDM dan tatakelola organisasi.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
49
4.2 Pengendalian Kualitas, Audit (1) pengembangan konsep kerja fungsi asurans
Internal dan Manajemen Risiko yang terintegrasi, (2) peningkatan kapasitas
sumber daya manusia, dan (3) pengembangan
Kegiatan pada bidang Audit Internal, Ma infrastruktur AIMRPK.
najemen Risiko, dan Pengendalian Kualitas
(untuk selanjutnya disebut AIMRPK) pada 1. Pengembangan konsep kerja fungsi asurans
triwulan II-2013 masih difokuskan pada aspek: yang terintegrasi (integrated assurance)
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
50
pada AIMRPK meng gunakan pendekatan pengendalian kualitas. Hal ini agar
sistematis, yang dikenal dengan konsep The peraturan yang dikeluarkan OJK sesuai
Three Lines of Defence. Pendekatan ini me dengan kualitas yang diharapkan. AIMRPK
mastikan adaya komunikasi yang efektif telah menyusun rencana kerja dalam rangka
serta pendelegasian tanggung jawab dan coaching clinic dalam rangka memastikan
peran yang seimbang antara penyedia efektivitas implementasi manajemen risiko
asurans dalam mengembangkan kerangka di lingkungan OJK.
kerja secara terintegrasi. Kerangka kerja ini
berpedoman pada tiga langkah strategis 2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
yaitu: Manusia.
Peningkatan sumber daya manusia pe
- membangun komitmen, paradigma, dan laksana AIMRPK dilakukan melalui pelatih
persepsi mengenai governance, risiko, an ISACA, ISO 9001 dan benchmarking
pengendalian, dan kualitas; penerapan Enterprise Risk Management
- membangun sistem governance, risiko, (ERM) di Inggris dan Eropa. Selain itu secara
pengendalian, dan kualitas; dan periodik, juga diadakan knowledge-sharing
dengan mengundang berbagai narasum
- membangun budaya governance, risiko,
ber yang ahli dalam penerapan standar dan
pengendalian, dan kualitas.
pedoman pengendalian kualitas.
Pembangunan komitmen dilakukan dengan
3. Pengembangan Infrastruktur AIMRPK
menyelenggarakan sosialisasi, workshop, dan
Selain menerbitkan PDK Standar Audit
coaching clinic mengenai risiko dan kualitas,
Internal, Standar Manajemen Risiko, dan
focused group discussion serta pertemuan
Standar Pengendalian Kualitas pada
pers rutin (weekly media briefing).
Triwulan I, AIMRPK juga telah menyusun
Weekly media briefing telah dilakukan bulan Surat Edaran untuk pelaksanaan masing-
April 2013. AIMRPK juga melakukan sosialisasi masing standar tersebut.
ke seluruh satuan kerja dengan tema
Guna menyokong pelaksanaan ketiga program
‘Building OJK’s Governance through Integrated
tersebut di atas, AIMRPK melaksanakan kegiatan
Assurance’. Selanjutnya AIMRPK akan
operasional lainnya seperti on-desk evaluation,
melakukan focused group discussion dengan
studi perbandingan mengenai proses rule
Dewan Komisioner OJK untuk menyegarkan
making rule dan studi mengenai Systemically
kembali komitmen Dewan Komisioner OJK
Important Financial Institutions (SIFI) dan
mengenai governance, risiko, pengendalian,
prosedur dalam fit and proper test. Selain itu,
dan kualitas.
AIMRPK bersama dengan Dewan Audit OJK
Sistem governance, risiko, pengendalian, dan aktif memberikan masukan dan tanggapan
kualitas juga terus dikembangkan melalui mengenai konsep ketentuan dan peraturan
penyempurnaan peraturan rule making yang akan diterbitkan oleh satuan kerja.
rule dengan melihat aspek kecukupan
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
51
Penetapan Konteks
• Identifikasi Sasaran Strategis
• Identifikasi Stakeholder (Int/Ext)
Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko
• Apa yang mungkin terjadi?
• Bagaimana, kapan terjadi?
• kriteria risiko
Analisis Risiko
Tingkat Konsekuensi
Komunikasi & Konsultasi
Evaluasi Risiko
Prioritas Risiko
Menerima Ya
Risiko
Tidak
Perlakuan Risiko
• identifikasi perlakuan
• menentukan perlakuan
risiko
• rencana perlakuan
• implementasi perlakuan
Dalam melaksanakan Fungsi Audit Internal, Satuan Kerja Audit Internal berhubungan
dengan beberapa Satuan Kerja lain di lingkungan OJK, sebagaimana hubungan pada
matriks di atas.
4.3 Rapat Dewan Komisioner Selain itu RDK memberi perhatian pada
agenda pembangunan organisasi yang efektif
Dalam rangka pengambilan keputusan OJK yang dan merancang beberapa sistem kerja yang
bersifat strategis, Dewan Komisioner minimal mengacu pada prinsip-prinsip governance.
satu kali dalam seminggu menyelenggarakan Keputusan yang terkait dengan agenda tersebut
Rapat Dewan Komisioner (RDK). Selama mencakup pembentukan komite-komite yaitu:
triwulan II-2013, telah 36 kali RDK digelar. (i) Komite SDM, Organisasi dan Remunerasi,
(ii) Komite Manajemen Strategi, Anggaran dan
Terkait dengan fungsi utama dalam pengaturan Kinerja (MSAK), dan (iii) Komite Manajemen
dan pengawasan sistem keuangan, RDK Risiko. Sedangkan sistem dan ketentuan yang
telah menetapkan Protokol Manajemen Krisis telah ditetapkan adalah sistem MSAK, peraturan
OJK. RDK juga telah membahas beberapa pengadaan barang dan jasa, serta standar biaya
Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) seperti Uji dan perubahan tata cara revisi anggaran.
Kemampuan dan Kepatutan, Laporan Bulanan
IKNB, Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif, Setiap keputusan RDK telah melalui tahap pem
Perlindungan Konsumen, dan Pengaturan bahasan dan pendalaman dalam Board Seminar
Lembaga Penjaminan. agar keputusan yang ditetapkan se nantiasa
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
53
Sudah barang tentu kedepan, OJK berikhtiar 1. Menyusun blueprint rancang bangun
mengoptimalkan penyerapan anggaran antara sistem informasi terintegrasi. Hal ini
lain dengan mendorong Satuan Kerja untuk diperlukan agar sistem informasi OJK me
merealisasikan kegiatan yang direncanakan miliki acuan dalam pengembangan se
dan mendukung kelancaran pembayaran, ter hingga dapat mendukung terciptanya
masuk pendampingan kepada masing-masing sistem pengawasan sektor keuangan yang
Satuan Kerja dalam penginputan data-data terintegrasi. Cakupan pekerjaan meliputi:
transaksi keuangan ke dalam aplikasi sistem (i) Pemetaan proses bisnis dan sistem
informasi keuangan (SISKA). Selain itu, juga informasi OJK; (ii) Menyusun kerangka sis
dilakukan monitoring dan evaluasi atas realisasi tem pengawasan terintegrasi berbasis TI;
pelaksanaan kegiatan dan anggaran setiap (iii) Menyusun rancang bangun, strategi
bulan untuk mengetahui perkembangan dan arsitektur sistem informasi terintegrasi
penyerapan anggaran Satuan Kerja. 2014-2017 (iv) Menyusun tahapan dan
rencana kerja (IS Roadmap and Detailed
4.6 Infrastruktur
Plans) 2014-2017; dan (v) Menyusun tata
kelola sistem informasi (IS Governance).
4.6.1 Sistem Informasi
2. Penyiapan data center OJK di area per
Keberhasilan pelaksanaan dan pencapaian tugas kantoran BI. Secara umum data center
pokok OJK membutuhkan sokongan sistem tersebut telah siap, baik untuk ruang server
informasi yang handal. Sistem informasi sangat ataupun ruang kerja ataupun fasilitas
penting dalam mendukung terciptanya sistem lainnya seperti sistem kelistrikan, grounding
pengawasan yang terintegrasi. Pasalnya, karena dan sistem pendinginan.
integrasi sistem pengawasan menuntut adanya 3. Set up atau konfigurasi jaringan di wilayah
keterpaduan metodologi dan area pengawasan Jakarta dan rencana konfigurasi ke-34
pada seluruh sektor jasa keuangan dengan Kantor Perwakilan OJK akan dilaksanakan
sistem informasi pengawasan. Setidaknya, mulai triwulan III-2013.
melalui integrasi pengawasan, kemungkinan
adanya area yang masih luput dari pengawasan Merujuk kesepakatan OJK dengan BI, demi ke
dapat diminimalkan sehingga mengurangi lancaran pengalihan aplikasi/database per
timbulnya risiko pada aktivitas konglomerasi bankan ke OJK, BI akan menyediakan infra
keuangan. struktur TI yang akan ditempatkan di data
centre OJK dengan metode pembebanan biaya
OJK menyadari bahwa menjelang pengalihan cost sharing. Jumlah aplikasi/database BI yang
fungsi pengawasan perbankan dari BI ke OJK, akan dialihkan ke OJK sebanyak 17 aplikasi
sistem TI dan aplikasi teknologi informasi yang akan dituangkan dalam Surat Keputusan
pengawasan bank merupakan salah satu aspek Bersama (SKB). Proses peralihan aplikasi
yang kritikal yang perlu dikelola secara lebih (migrasi) ini ditergetkan selesai pada Triwulan
terpadu. Langkah-langkah yang telah dilakukan IV-2013. Sedangkan untuk mendukung Sarana
OJK dalam mendukung kelancaran pengalihan Pertukaran Informasi Terintegrasi (SAPIT), BI dan
sistem dan TI pengawasan bank pada triwulan OJK telah sepakat menyusun ruang lingkup
II-2013, yakni: kebutuhan data dan informasi yang akan
dituangkan dalam SKB.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
55
petensi dengan jabatan yang dipangkunya dan pemenuhan kebutuhan SDM lembaga dan
mengutamakan pengisian pada jabatan-jabatan pengembangan SDM.
yang strategis. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memastikan agar pelaksanaan tugas OJK dapat 1. Pemenuhan Kebutuhan SDM OJK
berlangsung dengan baik dan profesional. Mempertimbangkan beban kerja dan
(Grafik IV-1 danTabel IV-2) luasnya cakupan tugas, OJK masih me
merlukan tambahan SDM yang akan di
penuhi melalui proses rekrutmen. Untuk
Perbandingan Jumlah SDM penugasan
Grafik IV - 1 dari Kemenkeu, BI dan BPK menjaga independensi dan lebih meng
efektifkan pemenuhan SDM, proses re
kruit
men OJK akan dilakukan oleh pihak
ketiga yang saat ini sedang dalam proses
pemilihan.
77
2 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
795
Pengembangan SDM difokuskan pada
peningkatan kompetensi yang difokuskan
pada 3 aspek yaitu mewujudkan SDM
yang profesional dan berintegritas; me
nyediakan infrastruktur yang memadai;
Kemenkeu serta membangun reputasi OJK sebagai
BI lembaga yang kredibel. Pada triwulan II-
BPK 2013 telah dilakukan berbagai kegiatan
pengembangan SDM baik melalui in house
training, workshop, pelatihan maupun
Rincian jumlah SDM berdasarkan level seminar.
Tabel IV - 2 jabatan
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR SINGKATAN
IFAR Investment to Fixed Asset Ratio SCBD Sudirman Central Business District
IFFM International Islamic Financial SDM Sumber Daya Manusia
Market
IFSB Islamic Financial Services Board SE Surat Edaran
IHSG Indeks Harga Saham Gabungan SEADK Surat Edaran Anggota Dewan
Komisioner
IILM International Islamic Liquidity SIFI Systemically Important Financial
Management Corporation Institutions
IK-CEPA Indonesia-Korea Comprehensive SISKA Sistem Informasi Keuangan
Economic Partnership Agreement
IKNB Industri Keuangan Non-Bank SJK Sektor Jasa Keuangan
ILM Iklan Layanan Masyarakat SKB Surat Keputusan Bersama
IMF International Monetary Fund SOP Standard Operating Procedures
IOSCO International Organization of SPO Standar Prosedur Operasional
Securities Commissions
IPO Initial Public Offering SPSE Sistem Pengadaan Secara
Elektronik
ISACA Information Systems Audit, Control SRO Self-Regulatory Organization
And Security
ISO International Standards SSK Stabilitas Sistem Keuangan
Organization
ISSI Indeks Saham Syariah Indonesia STTD Surat Tanda Terdaftar
JII Jakarta Islamic Index SUN Surat Utang Negara
KE Kepala Eksekutif TI Teknologi Informasi
KIK Kontrak Investasi Kolektif UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
KKN Kuliah Kerja Nyata UUS Unit Usaha Syariah
KPD Kontrak Pengelolaan Dana WAPERD Wakil Agen Penjual Efek Reksa
Dana
KPK Komisi Pemberantasan Korupsi WC-FSL Working Committee on Financial
Services Liberalization
KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha WMI Wakil Manajer Investasi
KSEI Kustodian Sentral Efek Indonesia YOY Year on Year
LHP Laporan Hasil Pemeriksaan YTD Year to Date
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
60
DAFTAR ISTILAH
Gearing ratio Perbandingan antara total nilai Penjaminan atau Penjaminan Ulang
yang ditanggung sendiri terhadap modal sendiri bersih Penjamin atau
Penjamin Ulang pada waktu tertentu
Efek Beragun Aset Efek (surat berharga) yang kupon/bunga (dan nilai efek) dibayar dari
dan dijamin oleh arus kas hasil sekumpulan aset keuangan tertentu,
yang biasanya kecil dan tidak likuid untuk dijual secara individu.
Pengumpulan/sekuritisasi ini membuat aset-set keuangan tersebut
menjadi bernilai dan menurun tingkat risikonya karena adanya
difersifikasi, sehingga dapat menjadi sarana investasi pada investor.
Pendukung kredit Perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Aset Ke
uangan. Peningkatan kualitas Aset Keuangan tersebut harus tercermin
pada hasil pemeringkatan kredit.
Front Running Tindakan anggota bursa yang melakukan transaksi lebih dahulu atas
suatu Efek Tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya
akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek tersebut yang
diperkirakan dapat mempengaruhi harga pasar. Tujuannya adalah
untuk meraih keuntungan/mengurangi kerugian.
Wash Sales Perdagangan Semu Yang Tidak Mengubah Kepemilikan, yaitu transaksi
yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan
perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (Beneficiary Of Ownership)
atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga
naik, turun/tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk
melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi
kesan bahwa Efek tersebut aktif diperdagangkan
Marking The Close Pembentukan Harga Penutupan, yaitu penempatan order jual/beli
yang dilakukan di akhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan
harga penutupan sesuai dengan yang diinginkan, baik menyebabkan
harga ditutup naik, turun/ tetap dibandingkan harga penutupan
sebelumnya.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
61
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN II - 2013
62