Anda di halaman 1dari 8

Selamat Malam!

Hujan menjebakku untuk kembali pulang ke


rumah, melihat kendaraan lalu lalang, aku semakin
ingin cepat pulang, beberapa taksi sudah ku pesan
namun tidak ada satupun memberikan tumpangan .
Halte sudah nampak sepi, hanya tersisa aku dan dua
orang lelaki membawa gitar dan menghitung ribuan
uang koin dari sekantong plastik berwarna putih
yang memenuhi tas kecil mereka. Jeng!!! Jeng!!
Jeng!”.... Aku mendengar bunyi gitar dari salah satu
mereka memainkannya. Aku menikmati lagu yang
mereka mainkan, dan lagu itu tidak asing ku dengar.
Katak yang berada di tepi jalan semakin berteriak
memanggil hujan, mendungpun mendengarkan lalu
semakin deras hujan mengguyur jalan. Yaah aku
merasa kedinginan, gawai yang kubawa untuk
menghubungi keluarga baterainya tak bersisa.

“ Jangan gelisah mbak, dengerin saya


nyanyi aja,” Ucapnya sedari mereka yang
rupanya melihat wajahku gelisah, cemas dan
ingin pulang.
“ hmmm..iya boleh” jawabku meringis.

kata orang cinta datang tiba-tiba


Baru kini ku mengalaminya
Semua tentang dia buatku terpesona
Apakah ini namanya cinta

Tuhan aku sedang jatuh cinta


Ku bingung harus bagaimana
Ingin hati nyatakan cinta
Tapi ku takut dia ada yang punya

Tanpa sadari, hujan mendengar dibalik alunan


yang manis. Aku meringis , akhirnya hujan sudah
mulai reda. Tapi bagaimana aku bisa pulang? . Taksi
sudah tidak memungkinkan lagi diharapkan.

“Ayesha!!” Panggil lelaki yang berjaket


keluar dari mobil bewarna merah tepat di depan
halte yang bertempat aku berteduh
“Ridlo!! ” Syukurlah akhirnya Ridlo tiba
datang di waktu yang tepat . Ia melepaskan
jaketnya untuk memayungkan ke atas kepala
aku, dia meuntunya hingga masuk mobil.
“Kamu udah nungu lama?” Tanyanya
sambil menyampingkan sabuk pengaman.
“Lumayan” Jawabku.

Kami meninggalkan dua orang pengamen


berteduh di bawah atap halte. Perjalanan kami
menuju pulang lumayan jauh melewati pebatasan
kota. Daripada saling diam, aku memutar CD kecil
dengan volume cukup kecil mendengarkan
Shalawat religi.

“Aku tadi ke rumahmu ngantar kue


pesanan tante Yulia”
“Kamu tadi cari buku apa ?”Sahut Ridlo
“Owh buku novel”
“Terus Udah ketemu?”
“Belum sih,”
“Judulya apa?”
“Hati Yang Damai”
“Emangnya hati kamu lagi bertengkar?”
Guraunya
“Iiih apaan sih!” .

Mengenal Ridlo sejak awal masuk ke


Universitas, dia satu-satunya cowok yang care
dengan Ayesha. Ridlo teman yang sangat cocok
bagi Ayesha, mereka seringkali bertukar pikiran
dalam ilmu seni ataupun sastra.

Selama di perjalanan Ayesha tidak mengerti


seberapa kecepatan mobil ini melaju. Tiba-tiba saja
mobil sudah berhenti di depan gerbang berwarna
hitam ada sedikit corak warna emas sebagai variasi
gerbang agar tidak monoton.

“Dah sampai rumahmu tuh Ay” Pintanya


Ridlo
“Eh iya”
“Maaf ya aku ga bisa ngantar sampai ke
dalam, Aku langsung pulang dah malam”
“Oh iya, Makasih banyak ya?”
“Iya sama-sama”

Mobil merah sudah berjalan jauh, Ayesha


berbaik badan menuju dalam rumah. Tumben sekali
pimtu rumah tidak terkunci. Ia membuka, rupanya
Mama Yulia berada di sofa. Dua tangannya ditekuk
bersilang menempel perut.

“he..eeem!” Mama Yulia berdehem.


“Dari mana saja kamu? Cewek ko pulang
malem, apalagi dengan penampilan kamu berjilbab,
Ga Pantes!! “ Celetuknya dengan nada tinggi.
“Oooh, mentang-mentang papamu belum
pulang dari kantor, terus kamu seenaknya keluyuran
malem-malem” Tuduhnya Mama Alia
“Terserah” Jawabnya Ayesha, sambil berlalu
meninggalkan mama Yulia yang berceloteh. Ayesha
naik tangga menuju kamar.

Semenjak setelah kematian ibu kandungnya


papa memilih menikah lagi dengan Mama Yulia
perempuan yang memiliki dua anak gadis yang
umurnya tak jauh beda dengan Ayesha. Sejak saat
itulah Ayesha merasakan hidupnya berubah. Masih
di bawah umur ia harus beajar ikhlas, rela atas
kepergian ibu seserang yang amat ia sayang.
Bahkan hingga sekarang Ayesha sudah menginjak
umur remaja semesta masih belum berhenti menguji
ketabahan hati Ayesha , dia terpaksa merasakan
ketidakadilan kehidupan dalam rumah yang
seharusnya seperti syurga.

“Tok!Tok!Tok! . Terdengar bunyi pintu kamar


Ayesha diketuk oleh seseorang.
“Siapa?” Teriak Ayesha sambil melipat
mukenah usai dipakai sholat Isya’
“Mbok Ida non”
“Masuk aja Mbok” Ayesha

Mbok Ida menyodorkan segelas teh hangat


kepada Ayesha. Tanpa di suruh Mbok Ida lebih
pengertian dan perhatian jika dibandingkan Papa
dan Mama Yulia.

“Non Ayesha kemana aja? Mbok sangat


khawatir, untung aja tadi ada tuan Ridlo kesini,
mbok langsung minta tolong jemput Non Ayesha ke
toko buku langganan Non” Kata Mbok Ida .
“Makasih Ya Mbok, Mbok satu-satunya orang
di rumah yang peduli, pengertian dan perhatian
sama Ayesha” ucap Ayesha sambil memeluk tubuh
mbok yang gemuk.
“ya udah, non Ayesha tidur yaa? Besok kan non
Ayesha kuliah?”
“Iya”

Tiap kali memeluk mbok Ida ia seperti


menemukan kasih sayang sosok Ibu.
Ayesha mengambil foto kecil yang berpigura di
dalam laci. Air dari sudut kelopak matanya melintas
pipi yang putih. Ia mengingat dirinya yang masih
menjadi gadis kecil.
“Ayesha! Ayesha!” Teriak ibu dari rumah.
Ia tak segan-segan mencari sosok gadis kecil
dari rumah ke rumah tetangga. Namun
nampaknya Ayesha dengan asyiknya bermain
boneka bersama Neha teman kecil Ayesha
rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal
Ayesha.

“Ayesha!” Panggil Ibu, yang sudah berada


di belakang punggung Ayesha duduk.
“Ibu? Ayesha main disini sama Neha”
Ucapnya gadis kecil itu sambil merengek.
“Tapi kamu pulang sekolah tadi belum
makan nak, Ayo pulang, makan dulu, nanti
main lagi sama Neha” Rayunya Ibu Amira.
“Sudah mbak Amira, biarkan saja mereka
main, nanti biar makan bersama dengan Neha,
Neha juga belum makan siang” Ucapnya Ibu
Sintia.

Ayesha saat masih kecil seringkali pulang


sekolah langsung pergi ke rumah Neha, ibu tak
pernah bosan mencari dan mengkhawatirkan
anaknya yang sering bandel ini. Ia tak pernah marah
namun jika sekali marahpun Ayesha mengerti dan
merasakan bahwa itu merupakan tanda kasih sayang
seorang ibu kepada anaknya.

“Drrrrttt.......Drttttt.... Drrrtt....!!!’ Bunyi


Handphone yang sedang dicharger
membuyarkan ingatannya. Aaah.... Ayesha lupa
Data di handphonenya tidak dimatikan.
Nottifikasi pesan dari Ridlo tiba-tiba muncul di
layar gawai
Ridlo:
Udah ganti baju belum Ayesha? Udah sholat
Isya’?

Ayesha :
Sudah Rid.

Ridlo:
Jangan lupa minum teh hangat Ayesha,
badanmu kan habis kedinginan.

Ayesha :
Tenang aja Rid, mbok Ida udah buatin teh
hangat. Kamu kek mak2 deh, Bawel. Hahaha.

Ridlo:
Bawel-bawel gini karena juga aku perhatian
Yes
Ayesha:
Hadeeeh dasar gombal!
Ridlo:
Yes, besok habis jam kuliah, ikut aku yuuk!
Ayesha:
Kemana?
Ridlo:
Ke temen aku. Besok aku tunggu ditempat
biasa. Aku mau tidur. Bayyy Selamat Malam! .

Ridlo selalu membuat Ayesha penasaran, tidak


jarang dia memberikan kejutan. Dia membuat
Ayesha seperti wanita yang paling istimewah. Dia
selalu sedia memberikan dan melakukan apapun
kepada Ayesha. Tapi tidak dengan cinta dan hatinya.
Dalam hatinya ia hanya milik Neha sahabat kecil
Ayesha.

**********

Anda mungkin juga menyukai