NIM : 1804551410 Mata Kuliah : Hukum Peradilan Konstitusi Kelas :C
1. Jelaskan perbedaan antara pemakzulan dengan impeachment! Uraikan sejarah
ketatanegaraan Indonesia dimana pernah terjadi presiden yang diberhentikan dalam masa jabatan! Jawab: a. Berdasarkan KBBI pemakzulan berasal dari kata makzul yang artinya adalah berhenti memegang jabatan atau turun takhta. Yang dimaksud dengan pemakzulan adalah proses pemberhentian seorang penjabat publik dalam masa jabatannya, atau sebelum masa jabatan tersebut berakhir (removal from office). Sedangkan, yang dimaksud dengan impeachment adalah suatu proses tuduhan atau dakwaan yang diberikan kepada pejabat public dalam melakukan perbuatan tertentu yang dapat menjadi alasan pemberhentian jabatan. Perbedaan antara pemakzulan dengan impeachment yaitu Proses impeachment tidak akan selalu berakhir pada pemberhentian terhadap pejabat yang bersangkutan. Impeachment presiden merupakan proses awal dari suatu proses untuk menuju pemakzulan. Hal ini berarti, impeachment bukan suatu pemakzulan, melainkan baru bersifat tuntutan atau dakwaan dengan dasar dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pejabat terkait. b. Presiden Soekarno yang diangkat sebagai presiden seumur hidup berdasarkan Ketetapan MPRS No. III/MPRS/1963, harus meninggalkan kursi kepresidenan setelah ditolak pidato Pelengkap Nawaksara sebagai pertangungjawaban seorang mandataris MPR dimana pada rapat Pimpinan MPRS menyimpulkan antara lain Presiden alpa memenuhi ketentuan-ketentuan konstitusional sebagai ternyata dalam Surat Presiden No. 01/Pres/1967, yaitu mengingkari keharusan bertanggunggung jawab kepada MPRS dan hanya menyatakan semata-mata bertanggung jawab mengenai Garis –garis Besar Haluan Negara saja dan dicabut kekuasaannya oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Sukarno. Pencabutan kekuasaan Presiden Soekarno lebih bersifat politis daripada bersifat yuridis normatif, bahkan dapat dikatakan sebagai penggulingan kekuasaan. Selain itu, juga ada Pemberhentian Presiden Abdurrahman Wahid dari jabatan Presiden yang dimulai dari kuatnya tekad bersama rakyat Indonesia untuk menjadikan KKN sebagai musuh bersama sebagai diamanatkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. Ditambah maraknya polemik di media massa mengenai Dana Yanatera Bulog sebesar Rp 39 milyar dan Dana Bantuan Sultan Brunai Darussalam sebesar US $ 2 juta yang mengaitkan nama Presiden Abdurrahman Wahid. Akhirnya pada tanggal 23 Juli 2001 MPR mengeluarkan Ketetapan No. II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban Presiden Republik Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid yang isinya memberhentikan K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Republik Indonesia dan mencabut serta menyatakan tidak berlaku lagi Ketetapan MPR No. VII/MPR/1999 tentang Pengangkatan Presiden Republik Indonesia. Ketetapan MPR RI yang memberhentikan Presiden Abdurrahman Wahid karena dinyatakan sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara dengan alasan yang dijadikan pertimbangan yaitu karena ketidakhadiaran dan penolakan Presiden Abdurahman Wahid untuk memberikan pertanggungjawaban dalam Sidang Istimewa MPR RI Tahun 2001 dan penerbitan Maklumat Presiden Tanggal 23 Juli 2001. 2. Jelaskan siapa saja yang memiliki legal standing dalam Sengketa Kewenangan antar Lembaga Negara (SKLN)! Uraikan apakah Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan subyek SKLN menurut UUD NRI Tahun 1945! a. Berdasarkan pasal 61 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, dalam sengketa kewenangan Lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 harus dipenuhi syarat-syarat kedudukan hukum sebagai berikut: - Pemohon dan Termohon harus merupakan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 - Ada kewenangan konstitusional yang dipersengketakan dimana kewenangan Pemohon diambil/dikurangi oleh tindakan Termohon - Pemohon harus memiliki kepentingan langsung dengan kewenangan yang dipersengketakan Pemohon dan termohon yang dimaksud yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pemerintah Daerah (Pemda) dan Lembaga negara lain yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945. b. Menurut UUD NRI 1945, Bank Sentral merupakan salah satu subyek dari SKLN pada Pasal 23 D dijelaskan secara eksplisit yaitu: “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan independensinya di atur dengan undang-undang”. Dalam hal ini, UUD 1945 belum menentukan bank sentral yang dimaksud. Pada saat ini nama Bank Sentral adalah adalah Bank Indonesia. Akan tetapi, Bank Indonesia bukan nama yang ditentukan oleh UUD 1945, melainkan oleh undang-undang.