Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cindy Isabelle Ekak

NIM : 1804551410
Mata Kuliah : Hukum Peradilan Konstitusi
Kelas :C

1. Jelaskan perbedaan antara pemakzulan dengan impeachment! Uraikan sejarah


ketatanegaraan Indonesia dimana pernah terjadi presiden yang diberhentikan dalam
masa jabatan!
Jawab:
a. Berdasarkan KBBI pemakzulan berasal dari kata makzul yang artinya adalah
berhenti memegang jabatan atau turun takhta. Yang dimaksud dengan pemakzulan
adalah proses pemberhentian seorang penjabat publik dalam masa jabatannya,
atau sebelum masa jabatan tersebut berakhir (removal from office). Sedangkan,
yang dimaksud dengan impeachment adalah suatu proses tuduhan atau dakwaan
yang diberikan kepada pejabat public dalam melakukan perbuatan tertentu yang
dapat menjadi alasan pemberhentian jabatan. Perbedaan antara pemakzulan
dengan impeachment yaitu Proses impeachment tidak akan selalu berakhir pada
pemberhentian terhadap pejabat yang bersangkutan. Impeachment presiden
merupakan proses awal dari suatu proses untuk menuju pemakzulan. Hal ini
berarti, impeachment bukan suatu pemakzulan, melainkan baru bersifat tuntutan
atau dakwaan dengan dasar dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
pejabat terkait.
b. Presiden Soekarno yang diangkat sebagai presiden seumur hidup berdasarkan
Ketetapan MPRS No. III/MPRS/1963, harus meninggalkan kursi kepresidenan
setelah ditolak pidato Pelengkap Nawaksara sebagai pertangungjawaban seorang
mandataris MPR dimana pada rapat Pimpinan MPRS menyimpulkan antara lain
Presiden alpa memenuhi ketentuan-ketentuan konstitusional sebagai ternyata
dalam Surat Presiden No. 01/Pres/1967, yaitu mengingkari keharusan
bertanggunggung jawab kepada MPRS dan hanya menyatakan semata-mata
bertanggung jawab mengenai Garis –garis Besar Haluan Negara saja dan dicabut
kekuasaannya oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967
tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Sukarno.
Pencabutan kekuasaan Presiden Soekarno lebih bersifat politis daripada bersifat
yuridis normatif, bahkan dapat dikatakan sebagai penggulingan kekuasaan. Selain
itu, juga ada Pemberhentian Presiden Abdurrahman Wahid dari jabatan Presiden
yang dimulai dari kuatnya tekad bersama rakyat Indonesia untuk menjadikan
KKN sebagai musuh bersama sebagai diamanatkan oleh Ketetapan MPR No.
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.
Ditambah maraknya polemik di media massa mengenai Dana Yanatera Bulog
sebesar Rp 39 milyar dan Dana Bantuan Sultan Brunai Darussalam sebesar US $ 2
juta yang mengaitkan nama Presiden Abdurrahman Wahid. Akhirnya pada tanggal
23 Juli 2001 MPR mengeluarkan Ketetapan No. II/MPR/2001 tentang
Pertanggungjawaban Presiden Republik Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid
yang isinya memberhentikan K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden
Republik Indonesia dan mencabut serta menyatakan tidak berlaku lagi Ketetapan
MPR No. VII/MPR/1999 tentang Pengangkatan Presiden Republik Indonesia.
Ketetapan MPR RI yang memberhentikan Presiden Abdurrahman Wahid karena
dinyatakan sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara dengan alasan yang
dijadikan pertimbangan yaitu karena ketidakhadiaran dan penolakan Presiden
Abdurahman Wahid untuk memberikan pertanggungjawaban dalam Sidang
Istimewa MPR RI Tahun 2001 dan penerbitan Maklumat Presiden Tanggal 23 Juli
2001.
2. Jelaskan siapa saja yang memiliki legal standing dalam Sengketa Kewenangan antar
Lembaga Negara (SKLN)! Uraikan apakah Bank Sentral (Bank Indonesia) merupakan
subyek SKLN menurut UUD NRI Tahun 1945!
a. Berdasarkan pasal 61 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi, dalam sengketa kewenangan Lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 harus dipenuhi syarat-syarat
kedudukan hukum sebagai berikut:
- Pemohon dan Termohon harus merupakan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
- Ada kewenangan konstitusional yang dipersengketakan dimana kewenangan
Pemohon diambil/dikurangi oleh tindakan Termohon
- Pemohon harus memiliki kepentingan langsung dengan kewenangan yang
dipersengketakan
Pemohon dan termohon yang dimaksud yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pemerintah Daerah (Pemda) dan
Lembaga negara lain yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
b. Menurut UUD NRI 1945, Bank Sentral merupakan salah satu subyek dari SKLN
pada Pasal 23 D dijelaskan secara eksplisit yaitu: “Negara memiliki suatu bank
sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan
independensinya di atur dengan undang-undang”. Dalam hal ini, UUD 1945
belum menentukan bank sentral yang dimaksud. Pada saat ini nama Bank Sentral
adalah adalah Bank Indonesia. Akan tetapi, Bank Indonesia bukan nama yang
ditentukan oleh UUD 1945, melainkan oleh undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai