Anda di halaman 1dari 12

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Posbindu dengan sistem 5 meja


Sub Pokok Bahasan : Pengertian sitem 5 meja
Sasaran : Kader Posbindu Kelurahan Pesisir
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penyuluh / Petugas : Kelompok 4

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan Pengetahuan dan Pemahaman pada kader tentang pengetahuan posbindu

sistem 5 meja secara benar.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1 X 60 menit diharapkan kader dapat:


1. Menyusun perencanaan dan mempersiapkan kegiatan Posbindu dengan
system lima meja secara sistematis
2. Mengidentifikasi kebutuhan sarana prasarana pendukung sesuai dengan
kebutuhan kegiatan posbindu
3. Membaca, mengisi, dan menganalisis KMS lansia dengan benar
4. Menerapkan kegiatan Posbindu berdasarkan system lima meja
5. Melakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan posbindu

III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran / penyuluhan
IV. Metode
Ceramah, tanya jawab

V. Media
1. Laptop
2. Infocus
3. Power point
4. Leaflet

VI. Strategi Pelaksanaan


Berisi urut-urutan / langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan :
a. Pembukaan : 2 menit
b. Penyampaian Materi : 10 menit
c. Diskusi / Tanya Jawab : 5 menit
d. Evaluasi : 2 menit
e. Penutup : 1 menit
VII. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori dan aplikasi yang berhubungan dengan sitem 5 meja,
antara lain:
a. Sebutkan pengertian posbindu
b. Sebutkan pengertian sistem 5 meja
c. Jelaskan tentang sistem 5 meja
VIII. Sumber
Narendra, Moersintowarti B dkk. 2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media
Remaja Mengenal Dirinya (Seri Informasi KRR dan Buku Bacaan Remaja) BKKBN
Provinsi Jawa Tengah. 2003
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka
Cipta
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto
IX. Lampiran Materi

POS BINAAN TERPADU (POSBINDU) ATAU POS PELAYANAN TERPADU

(POSYANDU) LANSIA

I. Landasan Teori

1. Definisi Posbindu

Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat

desa dalam wilayah kerja puskesmas. Posbindu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan

kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut (Kemenkes, RI, 2011).

Posbindu merupakan suatu pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut ini meliputi

pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut

sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita

(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya

dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi

kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas (Terlampir).

2. Manfaat Posbindu

a. Memberikan semangat hidup bagi usia lanjut

b. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu

c. Memberikan bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatanya, agar tetap sehat dan mandiri.

3. Tujuan Posbindu
Tujuan diadakannya Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah untuk meningkatkan derajat

kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam

kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan.

Jadi dengan adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari lanjut usia untuk membina

kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi

kesehatan lanjut usia (Kemenkes RI, 2011), yang kemudian dijabarkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pelayanan posbindu

untuk meningkatkan komunikasi.

c. Mengurangi angka kematian lansia di masyarakat

d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam pembinaan kesehatan usia lanjut

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan

dan penilaian termasuk pembinaan dan pengembangan.

e. Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada usia lanjut.

f. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas untuk menggalang peran serta

masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial dan lembaga

swadaya masyarakat dalam penyelenggaraan pembinaan kesehatan usia lanjut.

4. Fungsi Dan Tugas Pokok Posbindu

Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lanjut usia supaya tetap bisa beraktivitas,

namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta

melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada

prinsipnya pembentukan posbindu didasarkan atas kebutuhan masyarakat usia lanjut tersebut.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan Posbindu dimasyarakat sesuai

dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya mengembangkan kelompok-

kelompok yang sudah ada seperti pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan lanjut

usia dan lain-lain. Pembentukan Posbindu dapat juga menggunakanpendekatan Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan suatu

pendekatan yang sudah umum dilaksanakan dan merupakan pendekatan pilihan yang dianjurkan

untuk pembentukan Posbindu. Langkah-langkahnya meliputi:

a) Pertemuan tingkat desa

b) Survei mawas diri

c) Musyawarah Masyarakat Desa

d) Pelatihan kader

e) Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat

Salah satu kegiatan Posbindu yang dilaksanakan adalah Posbindu PTM. Posbindu Penyakit

Tidak Menular (PTM) adalah Pos Pembinaan Terpadu terhadap faktor risiko penyakit tidak

menular seperti obesitas, hipertensi, hiperkolestrol, hiperglikemia, magh, rematik, risiko

kepikunan, aktivitas fisik, risiko jatuh dan merokok berupa bentuk peran serta aktif kelompok

masyarakat dalam upaya pencegahan sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan

penyakit. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini mengingat hampir semua

faktor risiko PTM tidak menunjukkan gejala pada yang mengalaminya. Didaerah tertentu

Posbindu PTM disebut juga posyandu lansia dan Karang Werdha (Kementerian Kesehatan,

2011).
5. Strategi Pembinaan

Strategi pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut:


a. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam perencanaan
puskesmas.

b. Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut

dengan kegiatan pokok lainnya.

c. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut sesuai

kondisi dan kebutuhan setempat.

d. Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan kesehatan

usia lanjut melalui swadaya masyarakat, PKK, organisasi lainnya.

6. Sasaran Posbindu

a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia lanjut (60 tahun ke

atas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di

lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia

lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.

7. Langkah –langkah

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Informasi pembinaan kesehatan usia lanjut.

2) Membuat kesepakatan tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut.

3) Melakukan pembimbingan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf puskesmas.

4) Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut.


5) Melakukan pendekatan lintas jalur tingkat kecamatan dan desa termasuk lembaga

swadaya masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan menjelaskan perannya

dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

6) Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat untuk

mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia lanjut.

7) Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang upaya

yang akan dilakukan.

8) Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

9) Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia lanjut di

masyarakat secara mandiri.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan mencakup secara umum kegiatan pelaksanaan promotif dan preventif:

1) Kegiatan Promotif

Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup para usia lanjut agar

merasa tetap dihargai dan tetap berguna . upaya promotif juga ditunjukan kepada keluarga dan

masyarakat di lingkungan usia lanjut. Kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai

perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang gizi usia lanjut, pengetahuan tentang proses

denegeratif yang akan terjadi pada usia lanjut, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta

upaya lain yang dapat memelihara kemandirian serta produktifitas usia lanjut.

2) Kegiatan preventif
Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan

komplikasi yang di akibatkan oleh proses degeneratif. Kegiatan yang di lakukan berupa deteksi

dini kesehatan usia lanjut yang dapat dilakukan di kelompok, puskesmas.


8. Mekanisme Posbindu

Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih, tokoh

dari PKK dan tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas. Posyandu lansia

di selenggarakan berdasarkan mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan suatu wilayah. Ada

yang menyelenggarakan posyandu lansia dengan system 5 meja, sebagai berikut :

a. Tahap Meja Satu

Pendaftaran dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

b. Tahap Meja Kedua

Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan.

c. Tahap Meja Ketiga

Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental.

d. Tahap Meja Keempat

Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

e. Tahap Meja Kelima

Pemberian penyuluhan dan konseling


Mekanisme Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut dengn Sistem 5 meja/tahapan

Tahap Kegiatan Sarana yang dibutuhkan Pelaksana

I Pendaftaran Meja, kursi

Alat tulis Kader

Buku register & buku


pencatatan kegiatan

KMS, BPPK Usia Lanjut

II Pencatatan kegiatan Meja, kursi


sehari-hari
Alat tulis
Kader (IMT
Penimbangan berat
Buku register & buku
badan dan perlu bantuan
pencatatan kegiatan
pengukuran tinggi
petugas)
badan. KMS, BPPK Usia Lanjut
III Pengukuran tekanan Meja, kursi Petugas
darah kesehatan (bisa
Alat tulis
Pemeriksaan dibantu kader)
KMS
kesehatan
Pemeriksaan status BPPK Usia Lanjut
mental
Timbangan
Meteran
IV Pemeriksaan HB Talquist, sahli, Petugas
hemoglobine Cuprisulfat
kesehatan
Pemeriksaan urine
V Penyuluhan Meja, kursi
Konseling KMS
Petugas
Leaflet kesehatan
Poster
BPPK Usia Lanjut
9. Bentuk Pelayanan Posbindu

a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makandan minum, mencuci baju, berpakaian, berjalan.

b. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosi.

c. Pengukuran Tekanan Darah.

d. Pelaksanaan rujukan bila diperlukan untuk dirujuk.

e. Penyuluhan dan Konseling kesehatan usia lanjut.

10. Kegiatan petugas puskesmas

a. Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan melalui

berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap berbagai kelompok

sasaran itu sendiri usia lanjut, keluarga dan masyarakat.

b. Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi , pemeriksaan berkala, memberi petunjuk

upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat

terjadi pada usia lanjut.

11. Kegiatan usia lanjut


a. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara perorangan atau

kelompaok, ikut serta dalam kegiatan rekreasi, ketrampilan, pengembangan hobi dll.

b. Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur, makan

sesuai kebutuhan gizi, perilaku sehat.

c. Berperan serta terhadap penyuluhan mengenai kesehatan usia lanjut secara berkelompok

melalui media massa.

Anda mungkin juga menyukai