Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh

trauma atau pembedahan. Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis,

sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan (Ekaputra, 2013). Selain itu juga

luka didefinisikan sebagai rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik

terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang (Maryunani, 2015)

Berdasarkan waktu atau lamanya proses penyembuhan luka, luka diklasifikasikan

menjadi luka akut dan kronis. Luka akut merupakan luka trauma yang biasanya segera

mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi

komplikasi sedangkan luka kronis merupakan luka yang berlangsung lama dan sering

timbul kembali (rekuren). Dikatakan kronis karena proses inflamasi luka yang

memanjang tidak sesuai dengan fisiologi waktu penyembuhan luka (Arisanty, 2016).

Luka akut maupun kronis membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak jatuh

kepada kondisi komplikasi seperti infeksi dan akhirnya memperlama waktu

penyembuhan. Perawat bertanggung jawab membantu klien memperoleh kembali

kesehatan dan kehidupan mandiri yang optimal melalui proses pemulihan dengan biaya,

waktu dan tenaga yang seminimal mungkin. Oleh karena itu, dalam hal ini perawat

harus melakukan perawatan luka yang tepat sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Potter & Perry, 2010). Perawatan luka merupakan asuhan

keseharian perawat di rumah sakit. Perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari

pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi

tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang
1
2

sistematis (Sinaga, 2012).

Perawatan luka saat ini masih cenderung menggunakan bahan-bahan perawatan

yang konvensional, dimana pada perawatan luka konvensional ini proses

penyembuhannya cukup lama dan bahkan menghambat pertumbuhan jaringan baru

seperti penggunaan povidone iodine maupun alkohol 70% yang masih digunakan untuk

membersihkan luka. Cairan antiseptik ini akan menyebabkan luka mengering dan luka

dianggap telah sembuh walau akhirnya malah menimbulkan bekas menghitam dan

jaringan parut. Padahal cairan tersebut bersifat korosif dan merusak jaringan fibroblast

yang sangat dibutuhkan pada proses penyembuhan luka. Anggapan bahwa luka yang

telah mengering adalah kondisi luka yang telah sembuh inilah yang harus diubah karena

tidak sesuai dengan prinsip penyembuhan luka (Blackley, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2012) menyatakan bahwa 80%

perawat di RSUP Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar masih menerapkan cara lama

perawatan luka, bahan yang digunakan adalah sama untuk luka akut maupun kronis.

Prinsip perawatan luka yang digunakan dengan teknik basah dan kering. Hal ini dapat

menyebabka infeksi pada luka.

Studi kasus yang sudah dilakukan Khor (2012) untuk membuktikan bahwa

penyembuhan luka dengan lingkungan lembab tertutup lebih baik dibandingkan

lingkungan”open air” atau luka terbuka. Pada luka yang dibiarkan terbuka, nekrosis

meningkat sekitar 0,2-0,3 mm2setiap 2-3 jam. Pembentukan jaringan nekrosis tersebut

akan menghalangi epitelisasi sel dari tepi luka.

Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua

dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan. Disamping itu, isu

terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan

keadaan pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan
3

metabolik semakin banyak ditemukan. Seperti contohnya penyakit diabetes melitus dan

penyakit dekubitus yang menyebabkan pasien mengalami luka, sehingga memerlukan

perawatan yang tepat agar proses penyembuhan luka bisa tercapai dengan optimal.

Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan

yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang

komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil

yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang

lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness

(efektifitas biaya), dimana perawatan luka konvensional membutuhkan banyak kasa dan

jumlah hari rawat yang lama. Manajemen perawatan luka terkini sangat mengedepankan

isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam

perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini,

perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian

dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada

dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya (cost),

kenyamanan (comfort) dan keamanan (safety) ( Maryunani, 2015).

Teknik perawatan luka terkini di dunia keperawatan yaitu dengan menggunakan

prinsip lembab dan tertutup, suasana lembab pada luka mendukung terjadinya proses

penyembuhan luka. Teknik perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal

dengan “moist wound healing” adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka

dengan menggunakan bahan balutan penahan kelembaban sehingga menyembuhkan

luka, pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Munculnya konsep “moist wound

healing” menjadi dasar munculnya pembalut luka modern (Septiyanti, 2014).

Kartika (2015) mengatakan metode lembab dengan balutan tertutup secara klinis

memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel epitel di
4

sekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko infeksi dan timbulnya jaringan parut.

Beberapa keunggulan metode ini dibandingkan dengan kondisi luka yang kering adalah

meningkatkan re-epitelisasi 30-50%, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 20-60%,

dan rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-6 kali lebih cepat dan epitelisasi terjadi

3 hari lebih awal dari pada luka yang dibiarkan terbuka dan mengering.

RSAU dr Sukirman Pekanbaru adalah rumah sakit tingkat III yg ada di lingkungan

Lanud Roesmin Nurdjadin Pekanbaru, yang dikhusukan untuk melayani kesehatan para

personil Lanud Roesmin Nurdjadin dalam melaksanakan dukungan latihan militer dan

juga melayani pasien umum yang ada di daerah tersebut, sehingga ada beberapa pasien

dengan kondisi luka akut maupun kronis yang mengharuskan penanganan yang tepat

dari tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut. Data yang didapatkan pada tahun 2018,

jumlah kunjungan pasien UGD RSAU dr. Sukirman sebanyak 387 kasus bedah dan

1081 kasus non bedah, sedangkan pada ruang rawat inap penyakit dalam didapatkan

sebanyak 10 pasien dengan diagnosa diabetes mellitus plus ganggren. RSAU dr

Sukirman memiliki jumlah tenaga perawat sebanyak 30 orang dengan tingkat

pendidikan yang berbeda - beda. sebanyak 7 orang memiliki tingkat pendidikan tamatan

SPK dan 23 orang memiliki tingkat pendidikan tamatan D3. Pelatihan yang diikuti oleh

beberapa perawat dalam sepuluh tahun terakhir antara lain adalah tentang komunikasi

efektif, pengendalian pencegahan infeksius dan bantuan hidup dasar (BHD) namun

tidak ada pelatihan tentang pelatihan luka.

Berdasarkan survey awal melalui observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

pada tanggal 14 Juni 2019 di RSAU dr. Sukirman Pekanbaru, dari 5 responden, 4

responden mengatakan tidak tau tentang cara perawatan luka terkini, dan dari hasil

observasi peneliti melihat bahwa masih ada perawat yang menggunakan povidium

iodine untuk mencuci luka, memakai kasa yang tidak steril, dan juga pemakaian alat
5

yang tidak steril. Padahal di rumah sakit tersebut terdapat ruangan CSSD, tetapi masih

ada juga perawat yang tidak mensterilkan alat setelah melakukan tindakan keperawatan

kepada pasien, sehingga menyebabkan proses penyembuhan luka pada pasien menjadi

lambat dan mengakibatkan infeksi pada luka.

B. Perumusan Masalah

Perawatan luka telah mengalami perkembangan pesat pada dua dekade terakhir,

teknik perawatan luka terkini di dunia perawat yaitu dengan menggunakan prinsip

lembab dan tertutup. Untuk itu perawat dituntut untuk mengembangkan ilmunya dan

pengetahuannya untuk bisa mengetahui perkembangan di dunia keperawatan.

Kurangnya pelatihan yang diikuti oleh tenaga perawat di RSAU dr. Sukirman

Pekanbaru serta masih adanya perawat yang menggunakan cara konvensional untuk

merawat luka berdampak terhadap proses kesembuhan luka tersebut dan membuat

angka kejadian infeksi meningkat di rumah sakit tersebut, sehingga membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap perawat

terhadap perawatan luka.

C. TujuanPenelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang perawatan luka

terkini di RSAU dr. Sukirman Pekanbaru.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik perawat

b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat terhadap perawatan luka

terkini

c. Mengetahui sikap perawat terhadap perawatan luka terkini.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai kondisi

perawatan luka di sebagian rumah sakit saat ini dan dapat menjadi informasi

mengenai perawatan luka.

2. Bagi Tempat Penelitian

Bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan

pertimbangan untuk mengadakan pelatihan internal pada setiap perawat yang ada di

rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam melakukan

tindakan perawatan luka terkini pada pasien yang membutuhkan. Penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk segera dibuatnya suatu

standar perawatan luka, sehingga timbul persamaan persepsi tenaga kesehatan

terhadap perawatan luka terkini.

3. Bagi responden penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang perawatan luka

terkini bagi para responden

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi informasi tambahan bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian di ruang lingkup yang sama.

Anda mungkin juga menyukai