PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh
sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan (Ekaputra, 2013). Selain itu juga
menjadi luka akut dan kronis. Luka akut merupakan luka trauma yang biasanya segera
mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi sedangkan luka kronis merupakan luka yang berlangsung lama dan sering
timbul kembali (rekuren). Dikatakan kronis karena proses inflamasi luka yang
memanjang tidak sesuai dengan fisiologi waktu penyembuhan luka (Arisanty, 2016).
Luka akut maupun kronis membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak jatuh
kesehatan dan kehidupan mandiri yang optimal melalui proses pemulihan dengan biaya,
waktu dan tenaga yang seminimal mungkin. Oleh karena itu, dalam hal ini perawat
harus melakukan perawatan luka yang tepat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Potter & Perry, 2010). Perawatan luka merupakan asuhan
keseharian perawat di rumah sakit. Perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang
1
2
seperti penggunaan povidone iodine maupun alkohol 70% yang masih digunakan untuk
membersihkan luka. Cairan antiseptik ini akan menyebabkan luka mengering dan luka
dianggap telah sembuh walau akhirnya malah menimbulkan bekas menghitam dan
jaringan parut. Padahal cairan tersebut bersifat korosif dan merusak jaringan fibroblast
yang sangat dibutuhkan pada proses penyembuhan luka. Anggapan bahwa luka yang
telah mengering adalah kondisi luka yang telah sembuh inilah yang harus diubah karena
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2012) menyatakan bahwa 80%
perawat di RSUP Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar masih menerapkan cara lama
perawatan luka, bahan yang digunakan adalah sama untuk luka akut maupun kronis.
Prinsip perawatan luka yang digunakan dengan teknik basah dan kering. Hal ini dapat
Studi kasus yang sudah dilakukan Khor (2012) untuk membuktikan bahwa
lingkungan”open air” atau luka terbuka. Pada luka yang dibiarkan terbuka, nekrosis
meningkat sekitar 0,2-0,3 mm2setiap 2-3 jam. Pembentukan jaringan nekrosis tersebut
Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan. Disamping itu, isu
terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan
keadaan pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan
3
metabolik semakin banyak ditemukan. Seperti contohnya penyakit diabetes melitus dan
perawatan yang tepat agar proses penyembuhan luka bisa tercapai dengan optimal.
yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang
yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang
lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness
(efektifitas biaya), dimana perawatan luka konvensional membutuhkan banyak kasa dan
jumlah hari rawat yang lama. Manajemen perawatan luka terkini sangat mengedepankan
isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam
perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini,
perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian
dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada
dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya (cost),
prinsip lembab dan tertutup, suasana lembab pada luka mendukung terjadinya proses
penyembuhan luka. Teknik perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal
dengan “moist wound healing” adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka
luka, pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Munculnya konsep “moist wound
Kartika (2015) mengatakan metode lembab dengan balutan tertutup secara klinis
memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel epitel di
4
sekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko infeksi dan timbulnya jaringan parut.
Beberapa keunggulan metode ini dibandingkan dengan kondisi luka yang kering adalah
dan rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-6 kali lebih cepat dan epitelisasi terjadi
3 hari lebih awal dari pada luka yang dibiarkan terbuka dan mengering.
RSAU dr Sukirman Pekanbaru adalah rumah sakit tingkat III yg ada di lingkungan
Lanud Roesmin Nurdjadin Pekanbaru, yang dikhusukan untuk melayani kesehatan para
personil Lanud Roesmin Nurdjadin dalam melaksanakan dukungan latihan militer dan
juga melayani pasien umum yang ada di daerah tersebut, sehingga ada beberapa pasien
dengan kondisi luka akut maupun kronis yang mengharuskan penanganan yang tepat
dari tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut. Data yang didapatkan pada tahun 2018,
jumlah kunjungan pasien UGD RSAU dr. Sukirman sebanyak 387 kasus bedah dan
1081 kasus non bedah, sedangkan pada ruang rawat inap penyakit dalam didapatkan
pendidikan yang berbeda - beda. sebanyak 7 orang memiliki tingkat pendidikan tamatan
SPK dan 23 orang memiliki tingkat pendidikan tamatan D3. Pelatihan yang diikuti oleh
beberapa perawat dalam sepuluh tahun terakhir antara lain adalah tentang komunikasi
efektif, pengendalian pencegahan infeksius dan bantuan hidup dasar (BHD) namun
Berdasarkan survey awal melalui observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti
pada tanggal 14 Juni 2019 di RSAU dr. Sukirman Pekanbaru, dari 5 responden, 4
responden mengatakan tidak tau tentang cara perawatan luka terkini, dan dari hasil
observasi peneliti melihat bahwa masih ada perawat yang menggunakan povidium
iodine untuk mencuci luka, memakai kasa yang tidak steril, dan juga pemakaian alat
5
yang tidak steril. Padahal di rumah sakit tersebut terdapat ruangan CSSD, tetapi masih
ada juga perawat yang tidak mensterilkan alat setelah melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien, sehingga menyebabkan proses penyembuhan luka pada pasien menjadi
B. Perumusan Masalah
Perawatan luka telah mengalami perkembangan pesat pada dua dekade terakhir,
teknik perawatan luka terkini di dunia perawat yaitu dengan menggunakan prinsip
lembab dan tertutup. Untuk itu perawat dituntut untuk mengembangkan ilmunya dan
Kurangnya pelatihan yang diikuti oleh tenaga perawat di RSAU dr. Sukirman
Pekanbaru serta masih adanya perawat yang menggunakan cara konvensional untuk
merawat luka berdampak terhadap proses kesembuhan luka tersebut dan membuat
angka kejadian infeksi meningkat di rumah sakit tersebut, sehingga membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap perawat
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
terkini
D. Manfaat Penelitian
perawatan luka di sebagian rumah sakit saat ini dan dapat menjadi informasi
Bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
pertimbangan untuk mengadakan pelatihan internal pada setiap perawat yang ada di
tindakan perawatan luka terkini pada pasien yang membutuhkan. Penelitian ini