Anda di halaman 1dari 48

Visi:

Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul


dalam penguasaan asuhan keperawatan dengan masalah neurosain melalui
pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS


DALAM PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI AKIBAT POST OPERASI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

OKTA DIANTI SUKMA


NIM : P3.73.20.1.17.146

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
BEKASI, 2020

i
Visi:
Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul
dalam penguasaan asuhan keperawatan dengan masalah neurosain melalui
pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS


DALAM PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN
NYERI AKIBAT POST OPERASI

KARYA TULIS ILMIAH


Disusun dalam rangka Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
Tahun Akademik 2020

OLEH:
OKTA DIANTI SUKMA
NIM :P3.73.20.1.17.146

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
BEKASI, 2020

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

“Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Pasien dengan Gangguan
Rasa Nyaman Nyeri akibat Post Operasi”

Oleh : Okta Dianti Sukma

NIM : P3.73.20.1.17.146

Telah diperiksa dan disetujui serta layak untuk dipertahankan di hadapan Penguji
Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta III.

Bekasi, Mei 2020


Pembimbing Pendamping Pembimbing Utama

Ace Sudrajat, S.Kp.,M.Kes Suratun, S.KM.,M.Kep


NIP: 196309061988031004 NIP: 196308031985032003

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Oleh : Okta Dianti Sukma

NIM : P3.73.20.1.17.146

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul


“Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Pasien dengan Gangguan
Rasa Nyaman Nyeri akibat Post Operasi” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan. Apabila ternyata di kemudian hari terbukti melakukan kegiatan
plagiat, maka saya bersedia sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bekasi, Mei 2020


Yang membuat pernyataan

Materai
6000

Okta Dianti Sukma

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:


“Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Pasien dengan Gangguan
Rasa Nyaman Nyeri akibat Post Operasi”
Oleh : Okta Dianti Sukma

NIM : P3.73.20.1.17.146

Telah diujikan dihadapan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III di
Bekasi pada Mei 2020.

Ketua Penguji Penguji Anggota

Ns. Paula Krisanty. S.Kep.,MA Ns. Dewi Lusiani, S.Kep.,MM


NIP:197311191997032001 NIP: 196402121990012001

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Santun Setiawati, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An


NIP: 197512232002122001

Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan

Ns.Ulty Desmarnita, S.Kp.,M.Kes.,Sp.Mat


NIP. 196212211986032003

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah Swt atas nikmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan jurnal “Penerapan Prosedur Teknik
Relaksasi Napas Dalam pada Pasien dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri akibat
Post Operasi”. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat dukungan, bantuan, bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Yupi Supartini, SKp, MSc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta III.
2. Ns.Ulty Desmarnita, S.Kp.,M.Kes.,Sp.Mat., selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III.
3. Santun Setiawati, M.Kep., Ns. Sp.Kep.An., selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan beserta seluruh dosen dan staf yang telah mendidik dan
memfasilitasi penulis dalam penyusun karya tulis ilmiah ini.
4. Suratun, SKM., M.Kep., selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing
utama dalam penyusunan KTI, yang telah memberi dukungan, arahan serta
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Ace Sudrajat, S.Kp., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping dalam
penyusunan KTI, yang telah memberi arahan untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
6. Ns. Paula Krisanty, S.Kep., MA., selaku Penguji Ketua KTI
7. Ns. Dewi Lusiani, S.Kp, MM., selaku Penguji Anggota KTI
8. Bapak serta ibu dosen prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan selama masa pendidikan.
9. Kedua responden beserta keluarga yang telah bersedia membantu penulis
dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penulis.
10. Orang tua beserta kakak-kakak yang menjadi sumber koping utama bagi
penulis, yang senantiasa memberikan motivasi dan doa, dukungan moral
maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

v
11. Sahabat terkasih Raka, Hani, Mega, Oca. Terima kasih karena selalu ada dan
tidak pernah meninggalkan penulis dalam keadaan apapun.
12. Kakak dan adik tingkat tersayang, Aninda Nur Fitriani, Ade Nuriah Amin, dan
Dea Noela, yang selalu siap sedia memberikan bantuan apapun ketika
diperlukan.
13. Keluarga besar 3 Reguler D yang menjadi partner perjuangan penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan KTI ini, serta dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca.

Bekasi, Mei 2020

Penulis

vi
ABSTRAK

Latar Belakang: Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara
invasive yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau
deformitas tubuh. Tindakan operasi di Indonesia sendiri pada tahun 2014 mencapai
1,2 juta pasien. Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan dengan
cara membuka bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan ini pada umumnya
dengan membuat sayatan dan diakhiri dengan penjahitan, sehingga pada pasca operasi
pasien akan merasakan nyeri hebat. Tujuan: Studi literatur ini bertujuan memperoleh
gambaran kajian literatur tentang penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam
pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi. Metode: Studi
literature ini menggunakan metode studi literature dengan jenis review/kajian
literature pada integrative review. Hasil: Analisis pada kedua jurnal menunjukkan
bahwa prosedur teknik relaksasi napas dalam mampu menurunkan intensitas nyeri
pada pasien post operasi dengan menerapkan teknik rileksasi napas dalam yang baik
dan benar, hal ini didukung beberapa literature buku terkait dengan gangguan rasa
nyaman nyeri dan penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam Kesimpulan:
Berdasarkan jurnal penelitian yang penulis kaji bahwa teknik relaksasi napas dalam
berpengaruh terhadap gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien post operasi.

Kata Kunci: Teknik relaksasi napas dalam, nyeri, post operasi

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................ i


PERNYATAAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Fokus Kajian.................................................................................. 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
D. Manfaat Kajian Literatur................................................................................ 3

BAB II METODE REVIEW/ KAJIAN LITERATUR......................................... 4


A. Pengertian Review/Kajian Literatur.............................................................. 4
B. Tujuan Review/Kajian Literatur.................................................................... 4
C. Tema /fokus Review/Kajian Literatur........................................................... 5
D. Peta Literatur.................................................................................................. 5
E. Jenis Review/Kajian Literatur ....................................................................... 6
F. Sumber-Sumber Review/Kajian Literatur..................................................... 6
G. Tehnik dan Instrumen/alat Review/Kajian Literatur..................................... 6
H. Langkah – Langkah Review/Kajian Literatur................................................ 8

BAB III HASIL REVIEW/KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN...... 9


A. Hasil Review/kajian Literatur........................................................................ 9
B. Pembahasan Hasil Review/kajian literatur tentang nasal kanul.................... 20
C. Keterbatasan Review/Kajian Literatur........................................................... 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 28


A. Kesimpulan.................................................................................................... 28
B. Saran.............................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 30

LAMPIRAN.............................................................................................................. 31

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi


Lampiran 2 : Lembar Daftar Riwayat Hidup

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasive
yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau
deformitas tubuh (Nainggolan, 2013). Rampengan et.al (2015) menyatakan bahwa
pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka
bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan ini pada umumnya dengan membuat
sayatan dan diakhiri dengan penjahitan.
World Health Organization menyatakan tindakan operasi mayor pada tahun
2015 tercatat sebanyak 1.569 kasus, pada tahun 2016 sebanyak 1.722 kasus dan
pada tahun 2017 sebanyak 1.554 kasus. Sedangkan tahun 2018 pada periode
Januari sampai dengan Maret sebanyak 428 kasus. Tindakan operasi kategori
sedang pada tahun 2015 tercatat sebanyak 866 kasus, pada tahun 2016 sebanyak
555 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 421 kasus. Sedangkan tahun 2018 pada
periode Januari sampai dengan Maret sebanyak 118 kasus. Tindakan operasi
kategori minor pada tahun 2015 tercatat sebanyak 225 kasus, pada tahun 2016
sebanyak 435 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 362 kasus. Sedangkan tahun
2018 pada periode Januari sampai dengan Maret sebanyak 105 kasus. Budikasi
et.al (2015) tindakan operasi di Indonesia sendiri pada tahun 2014 mencapai 1,2
juta pasien. Tindakan operasi tersebut berada di salah satu rumah sakit terbesar di
Indonesia bagian Timur.
Penelitian yang dilakukan oleh Aprina et.al (2017) menyatakan bahwa pada
pasca operasi pasien akan merasakan nyeri hebat dan sebanyak 75% pasien
mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan akibat pengelolaan nyeri yang
tidak adekuat, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurhayati et.al
(2015) menunjukkan bahwa 64% pasien mengalami nyeri pada luka post operasi
dengan rentang respon 4-6 (nyeri sedang). Setelah dilakukan pemberian relaksasi
terdapat pengaruh yang signifikan antara relaksasi dengan penurunan respon
nyeri. International for Study of Pain (IASP) 2012, mendefinisikan nyeri sebagai
situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang disebabkan
oleh kerusakan jaringan dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari

1
2

orang yang bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan Sandika et al,


(2015) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi mengalami nyeri berat
dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat.
Manajemen nyeri atau tindakan untuk mengurangi nyeri pada pasien post
operasi ada beberapa cara yaitu dengan cara farmakologi dan non farmakologi.
Farmakologi yaitu dengan pemberian obat-obatan dan non farmakologi yaitu
dilakukan dengan cara metode relaksasi, distraksi, dan guided imaginary
(Mariyam dan Widodo, 2012). Relaksasi banyak diaplikasikan karena
penggunannya yang mudah, apabila pasien rileks, maka rasa nyeri pasien juga
akan berkurang. Terdapat beberapa macam teknik relaksasi yang bisa digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri, salah satunya yaitu dengan teknik relaksasi napas
dalam. Teknik relaksasi napas dalam merupakan bentuk relaksasi yang bersumber
dari diri sendiri (Asmadi, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang
penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan
rasa nyaman nyeri akibat post operasi memepergunakan literatur buku – buku dan
atau jurnal hasil penelitian.

B. RUMUSAN FOKUS KAJIAN


Bagaimanakah deskripsi hasil analisis mendalam review/kajian literatur
tentang penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan
gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran kajian literatur tentang penerapan prosedur teknik
relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat
post operasi
2. Tujuan Khusus
Memperoleh gambaran tentang:
a. Gangguan nyaman nyeri pada pasien post operasi,
b. Lingkup/pengertian prosedur keperawatan teknik relaksasi napas dalam,
c. Prinsip – prinsip penerapan prosedur keperawatan teknik relaksasi napas
dalam,
3

d. Langkah – Langkah penerapan prosedur keperawatan teknik relaksasi


napas dalam,
e. Penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam secara komprehensif
f. Ide – ide/inovasi (setelah ditemukan gap dari hasil kajian).

D. MANFAAT REVIEW/KAJIAN LITERATUR

1. Bagi Klien dan Masyarakat


Klien dan masyarakat mendapat informasi mengenai prosedur teknik
relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri akibat pasca operasi dengan
baik.

2. Bagi Institusi
Memperluas ilmu dan teknologi terapan di bidang keperawatan medikal
bedah terkait prosedur teknik relaksasi napas dalam.

3. Bagi Penulis
a. Memperoleh pengalaman menyusun studi literatur tentang penerapan
prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa
nyaman nyeri post operasi.
b. Memperluas wawasan mengenai penerapan prosedur teknik relaksasi
napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri post
operasi.
4
BAB II
METODE REVIEW/KAJIAN LITERATUR

A. PENGERTIAN REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Review/kajian literatur adalah suatu penelusuran dan penelitian kepustakaan
dengan membaca berbagai buku, jurnal dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan
dengan topik penelitian, untuk menghasilkan sesuatu tulisan berkenaan dengan
satu topik atau isyu tertentu (Newman, 2011 dalam Marzali A, 2016 ).
Review/kajian literatur adalah sebuah metode yang sistimatis, eksplisit dan
reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya –
karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti
dan praktisi ( Okoli & Sabhram; Ring, Ritchi, Mandava & Jepson, 2011 dalam
Rahayu T, Syafril S, Wekke IS, Erlinda R, 2019 ).
Kajian literatur dilakukan atas kesadaran bahwa pengetahuan adalah
bertambah terus menerus (berakumulasi), bahwa tupik penelit, masyarakat dan
daerah penelitian kita sudah pernah dirambah orang sebelumnya, dan kita dapat
belajar dari apa yang telah dilakukan orang – orang tersebut. Jadi kita bukanlah
orang yang pertama meneliti topik, masyarakat dan daerah tersebut (Neuman 2011
dalam Marzali A, 2016 ).
Kajian literatur dapat disajikan dalam beberapa cara yaitu kajian literatur yang
dapat dimasukkan dalam bab Pendahuluan, pada bagian tersendiri dimana peneliti
munkin meletakkan diskusi teori dan literatur dalam bagian tersendiri, khasnya
pada awal kajian dan pada bagian akhir tulisan yaitu pada bab kesimpulan
(Creswell, 2003 dalam Marzali,A,2016 )
Review/kajian literatur pada KTI merupakan bab tersendiri. Kajian literatur
bukanlah daftar dan ringkasan literatur yang akan digunakan dalam penelitian,
tapi merupakan hasil kajian dari berbagai literatur yang relevandengan topik yang
diteliti ( Marzali A, 2016)).

B. TUJUAN REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Berg & Lune,2009 dalam ( Marzali A,2016 ) menyampaikan terdapat dua
tujuan utama dari review/kajian literatur yaitu: Pertama, untuk menulis sebuah
makalah untuk memperkenalkan kajian -kajian baru dalam topik ilmu tersebut.

4
5

Kajian ini sewaktu – waktu dapat diterbitkan untuk kepentingan umum. Kedua
untuk kepentingan proyek penelitian sendiri, khususnya bagi mahasiswa yang
akan menulis karya ilmiah terakhir sesuai jenjang pendidikannya.
Okoli & Schabram, 2010 dalam ( Rahayu T, Syafril S, Wekke IS, Erlinda R,
2019) menjelaskan tujuan lebih rinci review/kajian literatur yaitu (1) menyediakan
latar/basis teori untuk penelitian yang akan dilakukan, (2) mempelajari kedalaman
atau keluasan penelitian yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti dan (3)
menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap apa yang
sudah dihasilkan oleh peneliti terdahulu. Review/kajian literatur juga mempunyai
tujuan membangun dan mengkonstruksi konsep secara mendalam, lebih kuat
berbasis penelitian – penelitian empiris yang pernah dilakukan.
Dari beberapa tujuan diatas, untuk review/kajian literatur bagi tugas akhir
(KTI) mahasiswa D3 Keperawatan adalah bertujuan untuk membuat analisis dan
sintesis terhadap pengetahuan yang telah ada tentang penerapan prosedur teknik
relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat
post operasi yang akan diteliti dengan menemukan perbedaan dan persamaan
serta gap dari sumber – sumber literatur yang di pilih.

C. TEMA/FOKUS REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Tema/Fokus yang diterapkan pada Review/Kajian Literatur ini adalah Penerapan
prosedur teknik relaksasi napas dalam, dalam rangka memenuhi/ mengatasi /
meningkatkan gangguan/ kebutuhan dasar manusia pada klien dengan gangguan
rasa nyaman nyeri pada pasien post operasi.

D. PETA LITERATUR
Peta Literature adalah sebuah ringkasan visual dari penelitian – penelitian
yang telah dilakukan oleh orang lain Peta ini khasnya dibuatkan dalam bentuk
figure (Creswell, 2003 dalam Marzali A, 2016). Setelah yakin dengan tema/fokus
penelitian yaitu: Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Pasien
dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Akibat Post Operasi, selanjutnya mulai
mengidentifikasi sumber literatur terkait yaitu 2 buah jurnal dan 6 buku teks. Dari
sumber – sumber literatur ini akan dipelajari artikel – artikel yang terkait dengan
judul penelitian, selanjutnya menyusun peta literatur. Skema peta literature dapat
dilihat pada bab.3.
6

E. JENIS REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Menurut isi dan cara penyajiannya, kajian literatur dapat dibagi ke dalam
beberapa jenis yakni context review, historical review, integrative review,
methodological review, selfstudy review, dan theoretical review ( Creswell, 2003
dalam Marzali A, 2016 ).
Berdasarkan isi dan cara penyajian dalam KTI ini peneliti mempergunakan
jenis integrative review yaitu: satu jenis review yang umum, dimana penulis
menyajikan dan meringkaskan keadaan semasa pengetahuan tentang satu topik
tertentu, memberi kilasan tentang dukungan dan kritikan terhadap topik tersebut.
Review ini dikombinasikan dengan context review yaitu menghubungkan satu
topik kajian khusus kepada khasanah pengetahuan yang lebih luas. Juga dapat
dipergunakan theoretical review yaitu review khusus dimana penulis memaparkan
beberapa teori atau yang terpusat pada satu topik tertentu dan membandingkan
teori atau konsep tersebut atas dasar asumsi -asumsi, konsistensi logic dan lingkup
eksplanasinya.

F. SUMBER-SUMBER REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Laporan atau informasi yang akan digunakan dalam kajian literatur dapat
ditemukan dalam buku – buku, makalah para sarjana, disertasi, dokumen
pemerintah, laporan kebijakan atau dalam makalah – makalah yang disajikan
dalam seminar. Neuman 2011 dalam ( Marzali A, 2016 ) mengelompokkan
beberapa sumber untuk menulis kajian literatur yaitu : Terbitan periodical, jurnal –
jurnal akademik, buku – buku, skripsi, tesis dan disertasi , juga menelusuri
Website ( Berg & Lune 2009 dalam Marzali A, 2016 ).
Sesuai dengan topik penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam pada
pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi, sumber – sumber
yang dipergunakan adalah jurnal – jurnal penelitian ( 2 buah ) dan buku – buku
teks (6 buah ).

G. TEKNIK INSTRUMEN/ALAT REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Pada tahapan melakukan review/kajian literatur langkah yang perlu
diperhatikan adalah membuat sintesis terhadap artikel – artikel konseptual atau
7

empiris dari sumber literatur jurnal dan buku – buku yang telah dipilih (lihat peta
literatur) relevan dengan studi yang akan dilakukan. Melakukan sintesis
merupakan proses mengintegrasikan hasil analisis terhadap artikel – artikel
berdasarkan kesamaan dan perbedaan masing - masing artikel dan membuat
kesimpulan berdasarkan kesamaan dan perbedaan setiap artikel tersebut dalam
bentuk simpulan kolektif dari beberapa artikel yang dianalisis (Ramdhani, et al
2014 dalam Rahayu T, Syafri S, Wekke IS, Erlinda R, 2019 ). salah satu tehnik
yang digunakan dalam sintesis adalah mempergunakan matriks sintesis (synthesis
matrix) yang dikelola berdasarkan key studies pada topik tertentu (Ramdhani et all
2014 mengadop pendapat Cronin et all, 2008 dan Sally 2013).
Matriks sintesis adalah sebuah tabel/diagram yang memungkinkan peneliti
untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi argumen – argumen yang berbeda
dari beberapa artikel dan mengombinasikan berbagai elemen yang berbeda untuk
mendapatkan kesan/simpulan terhadap keseluruhan artikel secara umum (Murniati
et all, 2018 dalam Rahayu T, Syafri S, Wekke IS, Erlinda R, 2019 ). Matriks
sintesis dipergunakan untuk mengelola sumber – sumber literatur dan
mengintegrasikannya dengan interpretasi yang unik. Terdapat beberapa bentuk
matriks sintesis baik berupa tabel atau diagram. Tabel secara vertikal (kolom atas
ke bawah), horizontal (kolom dari kiri ke kanan). Peneliti dapat menetapkan isi
kolom vertical dan horizontal dengan isi sumber- sumber literatur jurnal atau buku
– buku yang telah di pilih dan akan di review tentang isu atau ide – ide pokok
(lihat peta literatur). Jika kolom vertikal diisi dengan sumber literatur maka kolom
horizontal diisi dengan ide – ide pokok dan jika kolom vertical diisi dengan ide –
ide pokok maka kolom horizontal diisi dengan sumber – sumber. Lihat format
matriks sintesis di lampiran. Bentuk – bentuk matrik sintesis akan dipergunakan
pada bab 3 tentang hasil review/kajian literatur dan pembahasan.
Dapat disimpulkan untuk melakukan sintesis terhadap topik yang terpilih
penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien gangguan rasa
nyaman nyeri akibat post operasi, kita perlu membaca,memahami dan
menganalisa informasi , ambil point – point atau kata – kata kunci yang
disampaikan oleh penulis dari setiap sumber literatur yang kita pilih. Dalam
melakukan penelitian ilmiah, sebenarnya yang kita kutip itu adalah “IDE” bukan
mengulang semua penulisan yang ditulis oleh penulis sebelum kita. ( Rahayu T,
Syafril S, Wekke IS, Erlinda R, 2019 )
8

H. LANGKAH-LANGKAH REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Langkah – langkah review/kajian literatur terdiri dari berbagai tahap yaitu:
1. Memilih dan Mendefinisikan ruang lingkup topik penerapan prosedur teknik
rileksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat
post operasi.
2. Melacak, mengidentifikasi dan memilih sumber – sumber literatur: artikel
yang relevan,
3. Mereview literatur dengan melakukan analisis dan sintesis literatur,
4. Menulis review dengan mengorganisirnya, dan
5. Mengaplikasikan literatur pada studi yang akan dilakukan.
BAB III
HASIL REVIEW/KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN

A. HASIL REVIEW/KAJIAN LITERATUR


Review/kajian literatur tentang penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri
akibat post operasi mempergunakan sumber literatur yaitu: 2 jurnal penelitian Tahun 2019 dan 2010 serta buku – buku sebanyak 6
buku tahun 2010, 2011, 2016, 2017
1. Peta Literatur.
Hasil review dimulai dengan mengorganisasikan literatur yang ditemukan tentang penerapan prosedur teknik relaksasi napas
dalam pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi, digambarkan dalam sebuah struktur hierarkikal Peta
literatur sbb:

9
10
11

2. Matriks Sintesis Review Literatur Jurnal Penelitian

Tabel 3.1
Review Literatur tentang penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam
pada pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi berdasarkan Sumber Jurnal Penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Desain Variabel Hasil


1. Aini. L dan Reskita. R., Pengaruh Teknik Relaksasi Pra-eksperimental Design Variabel Independent: Reponden pada penelitian ini
2018 Nafas Dalam Terhadap dengan rancangan One Teknik Relaksasi Napas berjumlah 30 orang. Sebagian besar
Penurunan Nyeri pada Pasien Group pretest-posttest. Dalam responden diambil menggunakan
Fraktur teknik purposive sampling dengan
Variabel Dependent: kriteria inklusi usia 16-55 tahun
Penurunan Nyeri dengan grade fraktur 1-3.
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
Variabel Confounding: menunjukkan (p-value=0,001,
Usia, Grade Fraktur α=0,05), maka didapatkan perbedaan
yang signifikan antara pengukuran
intensitas nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tindakan teknik relaksasi nafas dalam
yang hanya dilakukan sesuai dengan
aturan yang dapat menurunkan
intensitas nyeri pada pasien fraktur
12

No Peneliti Judul Penelitian Desain Variabel Hasil


2. Novarizky, 2010 Pengaruh Teknik Relaksasi Quasi Experimental Variabel Independent: Reponden pada penelitian ini
Nafas Dalam Terhadap Design dengan Teknik Relaksasi Nafas berjumlah 40 responden yang akan
Penurunan Tingkat Nyeri Nonequivalent Control Dalam. dibagi menjadi dua kelompok yaitu 20
Pada Pasien Pasca Operasi Group Design responden sebagai kelompok
Fraktur Femur Variebel Dependent: Tingkat eksperimen dan 20 responden sebagai
Nyeri kelompok kontrol. Sebagian besar
(68%) responden berusia 25-40 tahun,
Variabel Confounding: jenis kelamin laki-laki dimana pada
Usia, Jenis Kelamin, Tingkat kelompok eksperimen sebanyak 80%
Pendidikan, Pekerjaan dan dan kelompok kontrol sebanyak 55%,
Pengalaman Tingkat pendidikan SMA, pekerjaan
pegawai (50%) dan pengalaman
pertama (60%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
teknik relaksasi napas dalam ini
mampu dilakukan oleh seluruh
responden (100%), sebagian besar
tingkat nyeri yang dirasakan
responden sebelum diberikan teknik
relaksasi nafas dalam adalah skala 6
atau nyeri sedang dan setelah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam
menjadi skala 3 atau nyeri ringan
13

3. Matriks Sintesis Review Sumber Literatur Buku Tentang Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Tabel 3.2
Review/Kajian Literatur Buku-Buku Tentang Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Isu 1
Judul buku Isu 2 Isu 3 Isu 4
No Lingkup kebutuhan
dan Penulis Patofisiologi Tanda dan Gejala Profil Klien
dasar/diagnose kebutuhan
1. Buku Ajar Nyeri Nyeri adalah rasa indrawi dan Antara suatu rangsangan noksius sampai Tidak ditemukan pada Pasien
Suryono. B, Meliala. L pengalaman emosional yang tidak dirasakan nyeri terdapat 5 peristiwa literatur dengan
dan Sudadi, 2017 menyenangkan akibat adanya kerusakan elektrofisiologik yang jelas yakni gangguan
jaringan nyata atau berpotensi rusak atau transduksi, konduksi, modulasi, transmisi rasa nyaman
tergambarkan seperti adanya kerusakan dan persepsi. nyeri akibat
jaringan. post operasi

2. Kebutuhan Dasar Kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan Tidak ditemukan pada Pasien
Manusia I keadaan telah terpenuhinya kebutuhan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor literatur dengan
Rosmalawati dan dasar manusia yaitu kebutuhan akan nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, gangguan
Kasiati, 2016 ketentraman (suatu kepuasan yang merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas rasa nyaman
meningkatkan penampilan sehari-hari), yang memiliki sedikit atau bahkan tidak nyeri
kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), memiliki myelin, yang tersebar pad akulit
dan transeden (keadaan tentang sesuatu dan mukosa, khususnya pada vicera,
yang melebihi masalah atau nyeri). persendian, dinding arteri, hati dan kadung
empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan
Nyeri merupakan suatu kondisi yang respon akibat adanya stimulasi atau
lebih dari sekedar sensasi tunggal yang rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri berupa zat kimiawi seperti bradikinin,
merupakan kondisi berupa perasaan histamin, prostaglandin, dan macam-
tidak menyenangkan bersifat sangat macam asam yang dilepas apabila terdapat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda kerusakan pada jaringan akibat
pada setiap orang dalam hal skala atau kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang
tingkatannya, dan hanya orang lain dapat berupa termal, listrik atau
14

Isu 1
Judul buku Isu 2 Isu 3 Isu 4
No Lingkup kebutuhan
dan Penulis Patofisiologi Tanda dan Gejala Profil Klien
dasar/diagnose kebutuhan
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mekanis.
mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.

3. Fundamentals of Nyeri adalah pengalaman universal Empat proses mendasar yang terlibat Tidak ditemukan pada Pasien
Nursing Standards & manusia; itu didefinisikan sebagai dalam nosisepsi, proses yang membuat literatur dengan
Practice "keadaan di mana seseorang mengalami seseorang secara sadar menyadari rasa gangguan
DeLaune, S. C., & dan melaporkan adanya sakit, adalah sebagai berikut: • Transduksi- rasa nyaman
Ladner, P. K. (2011 ketidaknyamanan parah atau sensasi perubahan rangsangan berbahaya di ujung nyeri
tidak nyaman" (Carpenito-Moyet, 2008, saraf sensorik menjadi impuls energi •
hal. 126). Nyeri adalah pengalaman Transmisi-pergerakan impuls dari situs
subjektif yang sepuluh sulit bagi klien asal ke otak • Persepsi-mengembangkan
untuk menggambarkan dan perawat kesadaran sadar nyeri • Modulasi-
untuk memahami, namun itu adalah perubahan impuls nyeri
salah satu keluhan paling umum yang
menyebabkan individu mencari
perawatan kesehatan.

4. Standar Diagnosa Gangguan rasa nyaman merupakan suatu Tidak ditemukan pada literatur Gejala dan Tanda Mayor Pasien
Keperawatan Indonesia gangguan dimana perasaan kurang Subjektif : mengeluh nyeri dengan
Tim Pokja SDKI DPP senang, kurang lega, dan kurang Objektif : tampak meringis, gangguan
PPNI, 2016 sempurna dalam dimensi fisik , bersikap protektif (mis. rasa nyaman
psikospiritual, lingkungan serta sosial waspada, posisi menghindari nyeri
pada diri yang biasanya mempunyai nyeri), gelisah, frekuensi
gejala dan tanda minor mengeluh mual. nadi meningkat, dan sulit
tidur.
Nyeri merupakan pengalaman sensorik Gejala dan Tanda Minor
atau emosional yang berkaitan dengan Subjektif : tidak tersedia
kerusakan jaringan aktual atau Objektif : tekanan darah
fungsional, dengan onset mendadak atau meningkat, pola napas
lambat dan berintensitas ringan hingga berubah, nafsu makan
berat yang berlangsung kurang dari 3 berubah,
15

Isu 1
Judul buku Isu 2 Isu 3 Isu 4
No Lingkup kebutuhan
dan Penulis Patofisiologi Tanda dan Gejala Profil Klien
dasar/diagnose kebutuhan
bulan. proses berfikir terganggu,
menarik diri, berfokus pada
diri sendiri, dan
diaphoresis.
16

4. Matrik Sintesis Review Sumber Literatur Buku Tentang Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam

Tabel 3.3
Review/Kajian Literatur Beberapa Buku Tentang Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Judul Buku Isu Langkah


No
dan Penulis Persiapan Pelaksanaan Dokumen Kesimpulan
1. Praktikum Tahap pra interaksi : 1. Atur posisi yang dirasa enak oleh klien 1. Evaluasi hasil / Prosedur sesuai dengan
Kebutuhan Dasar 1. Identifikasi (semi fowler) dengan lutut ditekuk, respon klien SOP
Manusia 2 kebutuhan/indikasi pasien punggung dan kepala diberi bantal atau 2. Kontrak untuk
Rahayu. S dan 2. Cuci tangan posisi supine dengan kepala diberi bantal kegiatan
Harnato. A. M, 2016 3. Siapkan alat (bantal) dan lutut ditekuk, untuk membantu otot selanjutnya
abdomen rileks. Setelah penjelasan tentang
Tahap orientasi : latihan, klien dapat mempraktekkan,
1. Beri salam, panggil klien pertama dengan posisi supine atau semi
dengan namanya fowler kemudian duduk, berdiri dan
2. Jelaskan tujuan dan berjalan.
prosedur tindakan 2. Anjurkan klien meletakkan satu tangan di
3. Beri kesempatan pada klien dada dan satu tangan di abdomen, untuk
untuk bertanya menambah kekuatan dan tahanan pada
bagian otot perut
3. Latih pasien melakukan pernapasan perut
(perintahkan klien menarik napas dalam
melalui hidung dengan mulut ditutup
hingga 3 hitungan)
4. Anjurkan klien tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung dan konsentrasi
pada pengembangan abdomen sejauh yang
dapat dilakukan. Meminta klien menahan
17

Judul Buku Isu Langkah


No
dan Penulis Persiapan Pelaksanaan Dokumen Kesimpulan
napas hingga 3 hitungan.
5. Perintahkan klien untuk mengerutkan bibir
seperti sedang bersiul dan mengeluarkan
udara dengan pelan dan tenang hingga 3
hitungan.
6. Anjurkan klien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi otot.
7. Anjurkan kepada klien untuk melakukan
latihan napas dalam ini paling sedikit 5
pernafasan empat kali perhari.
8. Rapikan klien

2. Fundamentals of Bantu klien ke posisi fowler 1. Minta klien meletakkan telapak tangan ke Catat prosedur yang Tidak ditemukan pada
Nursing: Human atau duduk bawah, dengan jari tengah bersentuhan, di sudah dilakukan dan literatur
Health and Function sepanjang batas bawah tulang rusuk catat hasil respon
Craven. R.F and 2. Minta klien untuk menarik napas perlahan klien
Hirnle. C. J, 2011 melalui hidung, merasakan jari tengah
terpisah. Tahan napas selama 2 atau 3
detik.
3. Minta klien menghembuskan napas
perlahan melalui mulut. Ulangi tiga
sampai lima kali.
4. Instruksikan, perkuat, dan awasi latihan
pernapasan dalam dan batuk setiap 2
hingga 3 jam pasca operasi.
18

5. Matriks Sintesis Review Sumber Literatur Buku Tentang Prinsip – Prinsip Penerapan prosedur

Tabel 3.4
Review/Kajian Literatur Buku-Buku tentang Penerapan Prinsip dalam Penerapan Prosedur Klien
Berdasarkan sumber beberapa buku literatur

Prinsip-Prinsip
Judul Buku
No Teknik
dan Penulis Standar Etis Keselamatan Pasien Tumbuh Kembang
Skill/Prosedur
1. Praktikum 1. Atur posisi pasien yang Pada saat menerapkan 1. Monitor mimik 1. Menggunakan 1. Atur pasien pada
Kebutuhan Dasar nyaman latihan teknik relaksasi wajah apakah nyeri bahasa yang mudah posisi duduk yang
Manusia 2 2. Teknik relaksasi nafas nafas dalam, perawat semakin parah atau dimengerti nyaman
Rahayu. S dan dalam harus di ulangi dapat menerapkan tidak 2. Saat menjelaskan, 2. Menarik nafas dari
Harnato. A. M, 2016 sampai 3-4 kali beberapa prinsip etis 2. Perhatikan respon gunakan nada yang hidung lalu
3. Teknik relaksasi nafas sebagai berikut: pasien terhadap agak tinggi namun hembuskan
dalam dilakukan perlahan 1. Otonomi, yaitu ketidaknyamanan tidak teriak seacara perlahan
dan hati-hati sehinga sebelum perawat 3. Menjelaskan secara melauli mulut
mendapatkan hasil yang melakukan intervensi perlahan dan tidak
efekti dan maksimal latihan teknik terburu-buru
4. Teknik relaksasi nafas relaksasi nafas dalam
dalam sering di pada pasien, perawat
programkan dan harus mengajukan
dikerjakan oleh perawat kontrak terlebih
5. Teknik relakasi nafas dahulu kepada
dalam dapat dilakukan pasien terkait dengan
pada semua kalangan. persetujuan pasien
6. Teknik relaksasi nafas untuk menerima
dalam bisa dilakukan intervensi yang akan
kapan saja dan di mana dilakukan. Perawat
saja harus menghormati
pasien dalam
keputusannya untuk
19

Prinsip-Prinsip
Judul Buku
No Teknik
dan Penulis Standar Etis Keselamatan Pasien Tumbuh Kembang
Skill/Prosedur
menjaga
kenyamanan pasien

2. Fundamentals of 1. Bantu klien pada posisi Tidak ditemukan pada Awasi pasien dalam 1. Pada saat 1. Bantu klien ke
Nursing: Human yang nyaman literatur melakukan prosedur menjelaskan posisi fowler atau
Health and Function 2. Teknik Relaksasi Napas teknik relaksasi napas menggunakan duduk
Craven. R.F and Dalam dilakukan 3-5 kali. dalam bahasa yang mudah 2. Menarik nafas
Hirnle. C. J, 2010 dimengerti oleh dari hidung lalu
klien tahan dan
2. Menjelaskan dengan hembuskan
perlahan dan penuh seacara perlahan
perhatian melauli mulut
B. PEMBAHASAN HASIL REVIEW

Berdasarkan peta literatur dan hasil review/kajiannya mempergunakan matrik


sintesis dapat dibahas sebagai berikut:

1. Peta literatur
Fokus penelitian yang akan dibahas dalam peta literature yaitu
penerapan prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam pada pasien dengan
gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi. Selanjutnya mulai
mengidentifikasi sumber literatur terkait yaitu 2 jurnal dan 6 buku teks.
Peta literatur menggambarkan tentang literatur-literatur yang
mendukung keberhasilan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, yang
terbagi menjadi dua yaitu konsep gangguan rasa nyaman nyeri yang mencakup
pengertian, patofisiologi serta tanda gejala dan konsep prosedur teknik
relaksasi napas dalam yang membahas pengertian, prosedur pelaksanaan serta
prinsip-prinsip penerapan prosedur. Dibuat secara singkat dalam bentuk skema
bagan literatur dengan mencantumkan sumber literaturnya.

Pembahasan Hasil Analisis Jurnal

Hasil analisis penerapan prosedur teknik relaksasi napas dalam yang


diambil dari 2 jurnal yaitu penelitian yang berjudul Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur (Aini. L dan
Reskita. R., 2018), dengan hasil analisis penelitian ini menggunakan desain
Pre-eksperimental Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest,
Variabel independen dalam jurnal ini adalah teknik relaksasi nafas dalam.
Variebel dependen-nya adalah penurunan nyeri. Variabel confounding-nya
adalah usia dan grade fraktur dan hasilnya responden pada penelitian ini
berjumlah 30 orang. Sebagian besar responden diambil menggunakan teknik
purposive sampling dengan kriteria inklusi usia 16-55 tahun dengan grade
fraktur 1-3. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukkan (p-value=0,001,
α=0,05), maka didapatkan perbedaan yang signifikan antara pengukuran
intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan teknik relaksasi nafas dalam
yang hanya dilakukan sesuai dengan aturan yang dapat menurunkan intensitas
nyeri pada pasien fraktur.
Sedangkan penelitian yang kedua yang berjudul Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca
Operasi Fraktur Femur (Novarizky, 2010), dengan hasil desain Quasi
Experimental Design dengan Nonequivalent Control Group Design, selain itu
terdapat perbedaan pada variable confounding, Variabel independen dalam
jurnal ini adalah teknik relaksasi nafas dalam. Variebel dependen adalah
tingkat nyeri. Variabel confounding adalah usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dan hasilnya Responden pada
penelitian ini berjumlah 40 responden yang akan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu 20 responden sebagai kelompok eksperimen dan 20 responden
sebagai kelompok kontrol. Sebagian besar (68%) responden berusia 25-40
tahun, jenis kelamin laki-laki pada kelompok eksperimen sebanyak 80% dan
kelompok kontrol sebanyak 55%, Tingkat pendidikan SMA, pekerjaan
pegawai (50%) dan pengalaman pertama (60%). Hasil penelitian menunjukan
bahwa teknik relaksasi napas dalam ini mampu dilakukan oleh seluruh
responden (100%), sebagian besar tingkat nyeri yang dirasakan responden
sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 6 atau nyeri
sedang dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam menjadi skala 3 atau
nyeri ringan.
Berdasarkan Hasil analisis pada kedua penelitian ini didapatkan
persamaan pada vaiabel dependen yaitu Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan
variable independen yaitu Penurunan Tingkat Nyeri serta pada hasil kedua
penelitian ini teknik relaksasi nafas dalam terbukti dapat menurunkan
intensitas nyeri pada responden. Perbedaan yang ditemukan pada kedua
penelitian ini yaitu pada desain penelitiannya. Penelitian Aini, 2010
menggunakan desain Pra-eksperimental Design dengan rancangan One Group
pretest-posttest., sedangkan pada penelitian Novarizky, 2010 menggunakan
desain Quasi Experimental Design dengan Nonequivalent Control Group
Design, selain itu terdapat perbedaan pada variable confounding dan jumlah
sampel. Pada penelitian Aini, 2018 variabel confoundingnya usia dan grade
fraktur dengan jumlah sampel 30 responden, sedangkan pada penelitian Novy,
2010 variabel confoundingnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pengalaman dengan jumlah sampel 40 responden untuk
kelompok intervensi dan kelompok.
Hasil penelitian Aini, 2018 tidak menjelaskan penurunan intesitas
nyerinya dan pada penelitian Novi, 2010 penurunan nyeri dari skala 6 menjadi
skala 3, hal ini menunjukkan walaupun ada penurunan namum belum
maksimal. Masukan penulis untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan
penelitian menggunakan desain yang berbeda, dengan sampel yang lebih
besar, sehingga hasil penelitiannnya lebih baik dan dapat menurunkan nyeri
lebih maksimal.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri


Hasil analisis dari 4 buku gannguan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman nyeri sebagai berikut: buku 1 dengan judul Buku Ajar Nyeri (2017),
hasil analisis pada buku tersebut terdapat lingkup kebutuhan, patofisiologi,
profil klien, namun tidak ada tanda dan gejala. Buku 2 dengan judul
Kebutuhan Dasar Manusia I (2016) hasil analisis pada buku tersebut terdapat
lingkup kebutuhan, patofisiologi, profil klien, namun tidak ada tanda dan
gejala. Buku 3 dengan judul Fundamentals of Nursing Standards & Practice
(2011) hasil analisis pada buku tersebut terdapat lingkup kebutuhan,
patofisiologi, profil klien, namun tidak ada tanda dan gejala. Buku 4 dengan
judul Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2016) hasil analisis pada
buku tersebut terdapat lingkup kebutuhan, tanda dan gejala, profil klien,
namun tidak ada patofisiologi
Gangguan rasa nyaman nyeri didapat dari beberapa buku memiliki
kesimpulan bahwa kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transeden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah atau nyeri). Sedangakan, berdasarkan beberapa pengertian
nyeri dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah pengalaman sensorik atau
emosional dan fenomena yang subyektif dimana respon yang dialami setiap
individu akan berbeda untuk menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang
tidak nyaman. Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, proses yang
membuat seseorang secara sadar menyadari rasa sakit, adalah sebagai berikut,
transduksi adalah perubahan rangsangan berbahaya di ujung saraf sensorik
menjadi impuls energi, Transmisi adalah pergerakan impuls dari situs asal ke
otak, Persepsi adalah mengembangkan kesadaran sadar nyeri dan Modulasi
adalah perubahan impuls nyeri. Yang memiliki tanda dan gejala seperti,
mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.tekanan
darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berfikir
terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis.
Persamaan yang didapatkan pada buku 1 sampai 4 yaitu menjelaskan
pengertian nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik atau emosional dan
fenomena yang subyektif dimana respon yang dialami setiap individu akan
berbeda untuk menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang tidak
nyaman. Perbedaan yang didapat pada buku 4 tidak terdapat patofisiologi
nyeri, sedangkan pada buku 1, 2 dan 3 tidak terdapat tanda/gejala nyeri.
Menurut penulis seharusnya pada buku tersebut memasukkan point
tanda/gejala nyeri, agar pembaca mampu memahami respon klien terhadap
nyeri yang dirasakan.
Idealnya buku gangguan kebutuhan klien terdapat lingkup kebutuhan
dasar manusia, patofisiologi, tanda dan gejala dari penyakit atau gangguan
yang dialami pasien post operasi seperti nyeri serta terdapat profil pasien yang
sedang mengalami nyeri, sehingga buku tersebut dapat dipergunakan sebagai
acuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien yang mengalami gangguan
kebutuhan terutama pada gangguan rasa nyaman nyeri.

3. Penerapan prosedur keperawatan


Berdasarkan tabel matriks 3.3 tentang kajian literatur prosedur teknik
relaksasi napas dalam didapat 2 buku yaitu buku 1 yang berjudul Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia 2 (2016), hasil analisis pada buku tersebut terdapat
persiapan pasien dan alat, pelaksanaan prosedur teknik relaksasi nyeri,
terdapat hal-hal yang harus didokumentasikan, dan ada kesimpulan penerapan
prosedur keperawatan. Pada buku 2 yang berjudul Fundamentals of Nursing:
Human Health and Function (2011), hasil analisisnya terdapat persiapan
pasien dan alat, pelaksanaan prosedur tehnik relaksani nyeri, terdapat hal-hal
yang harus didokumentasikan, namun tidak ada kesimpulannya.
Dapat disimpulkan dari tahap persiapan yaitu mempersiapkan pasien
pada posisi yang nyaman. Pada tahap pelaksanaan yaitu meminta pasien untuk
meletakkan tangan di perut, lalu mulai dengan menarik napas perlahan dari
hidung, tahan beberapa detik, lalu keluarkan melalui mulut. Setelah itu catat
hasil respon setelah tindakan dilakukan.
Hasil analisa dari 2 buku dengan sumber yang berbeda mengenai
prosedur teknik relaksasi napas dalam. Persamaan yang didapat dari hasil
analisa yaitu pada tahap pelaksanaan, kedua buku menjelaskan langkah-
langkah teknik relaksasi napas dalam dengan meminta pasien untuk
meletakkan tangan di perut, lalu mulai dengan menarik napas perlahan dari
hidung, tahan beberapa detik, lalu keluarkan melalui mulut.
Perbedaan yang didapat dari hasil analisa yaitu pada tahap persiapan
buku 1 terdapat langkah memberi salam, panggil klien dengan namanya,
menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan, dan memberi kesempatan pada
klien untuk bertanya. Sedangkan pada buku 2 tidak terdapat langkah tersebut
pada tahap persiapan, dan pada buku 2 tidak terdapat point kesimpulan.
Menurut penulis seharusnya pada buku 2 di tahap persiapan terdapat
langkah memberi salam, menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan, karena
langkah tersebut berkaitan dengan prinsip-prinsip prosedur tindakan teknik
relaksasi nafas dalam yang akan di lakukan kepada klien untuk mengatai
nyeri.

4. Prinsip – prinsip penerapan prosedur keperawatan


Prinsip yang diterapkan dalam prosedur teknik relaksasi napas dalam
yaitu prinsip standar, etis, keselamatan pasien dan tumbuh kembang serta
teknik skill/prosedur. Pada buku 1 berjudul Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia 2 (2016), hasil anlisisnya terdapat prinsip standar, etis, keselamatan
pasien dan tumbuh kembang serta teknik skill/prosedur. Pada buku 2 berjudul
Fundamentals of Nursing: Human Health and Function (2011) hasil analisis
menunjukkan terdapat prinsip standar, keselamatan pasien dan tumbuh
kembang serta teknik skill/prosedur, namun tidak ada prinsip etisnya pada
buku tersebut.
Berdasarkan hasil analisa dari 2 buku prosedur teknik relaksasi napas
dalam didapatkan persamaan yaitu pada prinsip standar, mengatur posisi
yang nyaman pada klien dan latihan teknik relaksasi napas dalam dilakukan
minimal 3 kali dalam sehari. Pada kedua buku juga menerapkan prinsip
keselamatan pasien yaitu memonitor/mengawasi klien pada saaat dilakukan
teknik relaksasi napas dalam. Klien dijelaskan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan secara perlahan, merupakan prinsip tumbuh kembang.
Pada prinsip teknik skill/prosedur, atur posisi yang nyaman untuk klien,
menarik nafas dari hidung lalu tahan dan hembuskan seacara perlahan melalui
mulut. Perbedaan yang didapat dari hasil analisa yaitu pada buku 2 tidak
menerapkan prinsip etis yaitu tidak melakukan kontrak terlebih dahulu dengan
pasien dan tidak menjelaskan tujuan, prosedur tindakan relaksasi napas dalam.
Menurut penulis seharusnya, sebelum perawat melakukan intervensi
latihan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien, perawat harus mengajukan
kontrak terlebih dahulu kepada pasien terkait dengan persetujuan pasien untuk
menerima atau tidak intervensi yang akan dilakukan. Selain itu, perawat juga
harus menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan agar pasien lebih memahami dan melaksanakan tindakan teknik
ralaksasi napas dalam dengan baik dan benar.

5. Hubungan/ Keterkaitan Antara Peta literature dengan Beberapa


Sumber.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat peta literatur untuk
menggambarkan penerapan teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan
gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi dengan berbagai sumber
literatur yang penulis gunakan. Pada peta literatur penulis menerangkan judul
penelitian yaitu penerapan teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan
gangguan rasa nyaman nyeri akibat post operasi yang menjelaskan konsep
gangguan rasa nyaman nyeri terdiri dari pengertian, fisiologis dan tanda
gejala. Selain menjelaskan gangguan kebutuhan nyaman nyeri, penulis
menjelaskan penatalaksanaan nyeri yaitu prosedur teknik relaksasi napas
dalam yang terdiri dari pengertian dan pelaksanaan prosedur tersebut. Selain
itu penulis menjelaskan prinsip-prinsip penatalaksanaan prosedur dengan
menjelaskan standar, etis, keselamatan pasien sesuai prosedur yang dilakukan.
Setelah itu mengidentifikasi buku mengenai gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien post operasi dengan gangguan rasa nyaman nyeri
agar mengetahui definisi gangguan rasa nyaman nyeri kemudian fisiologi
nyeri serta tanda dan gejala nyeri tersebut. Setelah mengetahui konsep
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien post operasi dengan
gangguan rasa nyaman nyeri, penulis mengidentifikasi buku penerapan
prosedur keperawatan teknik relaksasi napas dalam untuk mengetahui tahap
persiapan. pelaksanaan, dokumentasi. Kemudian mengidentifikasi buku
prosedur yang dilakukan dan memperhatikan prinsip-prinsip etik yang harus
diterapkan untuk melakukan prosedur teknik relaksasi napas dalam.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan rasa nyaman merupakan suatu
gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna
dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang
biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual. Sedangkan nyeri
adalah pengalaman sensorik atau emosional dan fenomena yang subyektif
dimana respon yang dialami setiap individu akan berbeda untuk menunjukkan
adanya masalah atau perasaan yang tidak nyaman. Untuk mengatasi gangguan
rasa nyaman nyeri dilakukan upaya non farmakologis yaitu dengan cara teknik
relaksasi yaitu teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan dengan menarik
nafas dari hidung lalu tahan dan hembuskan seacara perlahan melalui mulut,
prosedur itu dilakukan pada pasien post operasi ketika pasien mengalami nyeri
hebat. Ketika dilakukan prosedur, perawat juga memperhatikan etis pada
setiap tindakan yang dilakukan agar keselamatan pasien tetap terjaga.
Berdasarkan jurnal penelitian yang penulis kaji bahwa teknik relaksasi
napas dalam berpengaruh terhadap gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien
post operasi, hal ini disebabkan dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu
merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan
enkafalin. Hormon endorphin merupakan substansi sejenis morfin yang
berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak. Sehingga pada
saat neuron nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara neuron
perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi p akan
menghasilkan impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya
substansi p dari neuron sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang
(Aini. L dan Reskita. R., 2018). Selain itu, teknik relaksasi napas dalam
mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat tertentu.
C. Keterbatasan Review/kajian Literatur

Keterbatasan yang dialami selama melakukan review/kajian literatur tentang


penerapan teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan gangguan rasa
nyaman nyeri akibat post operasi adalah sulit untuk mendapatkan sumber buku
terbaru tentang gangguan rasa nyaman, mekanisme nyeri dan prosedur teknik
relaksasi napas dalam. Selain itu, untuk mendownload ebook terdapat banyak link
yang tidak bisa mendownload secara gratis, harus melakukan registrasi terlebih
dahulu.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya penulis akan menyimpulkan bahwa
gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda
minor mengeluh mual. Sedangkan nyeri adalah pengalaman sensorik atau
emosional dan fenomena yang subyektif dimana respon yang dialami setiap
individu akan berbeda untuk menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang
tidak nyaman.
Untuk mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dilakukan upaya non
farmakologis yaitu dengan cara teknik relaksasi napas dalam yaitu bernapas
(inhalasi dan ekshalasi) untuk mengambil oksigen maksimal yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas paru dan mencegah atelektasis. Teknik relaksasi napas
dalam dilakukan dengan menarik nafas dari hidung lalu tahan dan hembuskan
secara perlahan melalui mulut, prosedur itu dilakukan minimal 3 kali perhari pada
pasien post operasi ketika pasien mengalami nyeri hebat. Ketika dilakukan
prosedur, perawat juga memperhatikan prinsip standar, etis, safety, tumbuh
kembang pada setiap tindakan yang dilakukan agar keselamatan pasien tetap
terjaga.
Berdasarkan jurnal penelitian yang penulis kaji bahwa teknik relaksasi napas
dalam berpengaruh terhadap gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien post
operasi, hal ini disebabkan dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu
merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan
enkafalin. Hormon endorphin merupakan substansi sejenis morfin yang berfungsi
sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak. Sehingga pada saat neuron
nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara neuron perifer dan
neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi p akan menghasilkan
impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya substansi p dari
neuron sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang. Selain itu, teknik
relaksasi napas dalam mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat
tertentu yang sulit.

B. SARAN
Bagi rumah sakit hendaknya membuat standar operasional prosedur (SOP)
teknik relaksasi napas dalam dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
perawat melalui pelatihan.
Perawat hendaknya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
manajemen nyeri non farmakologi dengan menggunakan pendekatan kontrol nyeri
yang terbaik bagi masing-masing pasien, khususnya pada pasien pasca operasi.
Untuk peneliti selanjutnya agar menjelaskan langkah-langkah prosedur yang
dilakukan pada saat penelitian sehingga dapat diketahui oleh pembaca apakah
prosedur yang dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia


Craven. R.F & Hirnle. C. J. 2011. Fundamentals of Nursing: Human Health and
Function. Sixth Edition. United Stated: Lippincott Williams and Wilkins.
DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. 2011. Fundamentals of nursing: Standards &
practice. Fourth Edition. New York : Delmar.
Kasiati &  Rosmalawati, N. D . 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta :
Kemenkes RI.
Majid, Abdul, et al. (2010). Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Publishing
Rahayu. S dan Harnato. A. M. 2016. Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta:
Kemenkes RI
Suryono. B, Meliala. L dan Sudadi. 2017. Buku Ajar Nyeri 2017. Yogyakarta:
Indonesian Pain Society
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Aini. L dan Reskita. R. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Diakses dari https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/905 pada tanggal 10 Mei 2020
Marzali, A. (2016). Menulis Kajian Literatur Jurnal Etnosia Vol. 01 No. 02. Diakses
dari https://www.researchgate.net 24 April 2020
Melfianora (2019). Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Studi Literatur. Diakses dari
https://osf.io 17 April 2020
Novarizky. 2010 .Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur di Rumah Sakit Karima
Utama Surakarta. Diakses dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/3607 pada tanggal 01 Mei
2020
Rahayu, T, Syafri S, Wekke IS, Erlinda R. (2019). Teknik Menulis Review Literatur
dalam Sebuah Artikel Ilmiah. Diakses dari https://researchgate.net 24 April 2020
Ramdani, Apriyana. (2018). Pengaruh Relaksasi Autogenik Terhadap Respon Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Bedah Umum Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta. Diakses dari http://eprints.stikes-aisyiyah.ac.id/106/ pada
tanggal 30 maret 2020
Rampengan, Stania. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Teknik
Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Poat Operasi Di
Ruang Irina Atas RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Diakses dari
https://www.ejurnal.unsrat.ac.id pada tanggal 30 Maret 2020
LAMPIRAN
LEMBAR KONSUL BIMBINGAN KTI

Nama Pembimbing : Suratun, SKM, M.Kep (Utama/Pendamping)

Nama Mahasiswa : Okta Dianti Sukma

NIM : P3.73.20.1.17.146

Judul KTI : Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam Pada Pasien
Dengan Gangguan Rasa Nyama Nyeri Akibat Post Operasi

Materi Rekomendasi
No. Hari/Tanggal Paraf Pembimbing
Bimbingan Bimbingan

9
10

11

12

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Santun Setiawati, M. Kep., Ns.Sp.Kep.An


NIP. 197512232002122001
LEMBAR KONSUL BIMBINGAN KTI

Nama Pembimbing : Ace Sudrajat, S.Kp, M.Kes (Utama/Pendamping)

Nama Mahasiswa : Okta Dianti Sukma

NIM : P3.73.20.1.17.146

Judul KTI : Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam Pada Pasien
Dengan Gangguan Rasa Nyama Nyeri Akibat Post Operasi

Materi Rekomendasi
No. Hari/Tanggal Paraf Pembimbing
Bimbingan Bimbingan

8
9

10

11

12

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Santun Setiawati, M. Kep., Ns.Sp.Kep.An


NIP. 197512232002122001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Okta Dianti Sukma


Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Oktober 1998
Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nomor telephone : 082299222455
Email : oktadians797@gmail.com
Alamat : Jalan Haji Taba No.53 RT 005/016, Duren Sawit, Jakarta
Timur. 13440

Riwayat Pendidikan
1. SDN Duren Sawit 08 Pagi 2005-2011
2. SMPN 27 Jakarta 2011-2014
3. SMAN 61 Jakarta 2014-2017
4. Poltekkes Jakarta III 2017-2020

Anda mungkin juga menyukai