PENDAHULUAN
paralisis ireversibel dan kematian pada anak. Predileksi virus polio pada sel kornu
anterior medula spinalis, inti motorik batang otak dan area motorik korteks otak,
kelumpuhan, maka polio menjadi salah satu penyakit yang penting untuk
dieradikasi secara global. Dunia sangat beruntung karena ditemukan vaksin yang
efektif untuk mencegah polio. Dikenal dua jenis vaksin polio, yaitu oral polio
vaccines (OPV) dan inactivated polio vaccines (IPV). Namun terdapat masalah,
yaitu circulating vaccine derived polio viruses (cVDPVs) dan kejadian vaccine
yang disebabkan oleh virus vaksin. Maka pemakaian OPVdiubah dari tOPV
pada kaki, otot-otot dan bahkan kematian (polio bulbar). Menurut Wilson (2001)
disebutkan bahwa individu yang terjangkit polio jenis paralisis spinal tidak akan
poliovirus jenis ini menyerang saraf tulang belakang yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada kaki secara permanen. Akan tetapi polio jenis ini tidak
dapat dibentuk menjadi sebuah model epidemi SEIV. Pada model epidemic SEIV,
populasi sub laten (exposed), sub populasi terinfeksi (infectious), dan sub populasi
penyakit polio dapat ditekan dengan program vaksinasi. Sampai saat ini, program
vaksinasi masih dipercaya sebagai cara yang paling efektif dalam menekan
penyebaran penyakit polio. Oleh karena itu, vaksinasi perlu diperhatikan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dampak virus polio pada medula spinalis. Polio berasal dari bahasa Yunani
Echovirus. Ada tiga jenis virus polio yaitu strain 1 (Brunhilde), strain 2
Lansing dan strain 3 Leon. Strain 1 adalah yang paling paralitogenik dan
ada imunitas silang antar subtipe virus polio. Predileksi virus polio pada
sel kornu anterior medula spinalis, inti motorik batang otak dan area
Indonesia sejak tahun 2000 namun kembali ditemukan lagi pada tahun
2005. Manusia adalah satu satunya inang dari virus polio. Penularan
kamar tahan terhadap alkohol 70%, ether dan mati dengan chlorine,
formaldehide dan jika terpapar suhu di atas 50°C dan sinar ultra violet.
limfe leher dan usus kecil. Infeksi susunan saraf pusat terjadi akibat
viremia yang menyusul replikasi cepat virus ini. Invasi virus ke susunan
perjalanan saraf.
2.2. Epidemiologi
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama
menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio
melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. Pada tahun 1950an dan 1960an
efektif.
Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan Polio Global dimulai, lebih dari
2,5 miliar anak telah diimunisasi polio. Sekarang masih terdapat 3 negara endemis
yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Pada
Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di negara tetangga Papua New Guinea,
anak dengan anggota tubuh yang cacat, berjalan dengan tongkat. Pada 1789,
dikenal sebagai Penyakit Heine-Medin karena kontribusi dokter Jakob Heine dan
Karl Oskar Medin pada tahun 1840.2,3 Di Amerika Serikat, epidemi polio lumpuh
lokal mulai muncul sekitar tahun 1900. Pada bulan Juni 1916, sebuah arahan
mengenai keberadaan epidemi polio. Lebih dari 27.000 pasien dilaporkan, dan
kematian lebih dari 6000 di negara itu. Ada lebih dari 2000 kematian di New
York City saja. Otoritas menyadari bahwa mereka berurusan dengan masalah
yang tidak dapat dikendalikan ketika epidemi polio mulai muncul setiap musim
panas. Puncaknya terjadi pada tahun 1940 hingga 1950 ketika '' polio '' dikaitkan
dengan '' murka Allah. '' Karantina anak-anak yang terpapar menyebabkan
diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Salk dan Sabin. Jumlah kasus polio menurun
dari hampir 58.000 menjadi hanya 5.600 dalam waktu setahun. Penurunan lebih
lanjut dalam jumlah kasus terlihat setelah gelombang kedua imunisasi massal.
Pada 1961, hanya 161 kasus yang tercatat. Kasus polio lumpuh terakhir melalui
transmisi endemik tercatat pada tahun 1979 di Amerika Serikat bagian barat daya.
untuk membebaskan dunia dari polio tipe liar pada tahun 2000 dalam bentuk
Global Polio Eradication Initiative. Pada tahun 1994, Wilayah WHO di Amerika
disertifikasi bebas polio diikuti oleh WHO Wilayah Pasifik Barat pada tahun
2000. Organisasi Kesehatan Dunia Wilayah Eropa dinyatakan bebas polio dari 3
jenis virus polio liar (tipe 1, 2, dan 3) pada bulan Juni 2002. Sebuah peta dunia
polio baru-baru ini, dan negara-negara yang berisiko tinggi terhadap wabah virus
2.3. Etiologi
Virus penyebab polio pertama kali ditemukan di tahun 1909 oleh Karl
Landsteiner dan Erwin Popper, dua orang dokter dari Austria. Virus polio (VP)
adalah virus RNA ultra mikroskopik yang termasuk genus Enterovirus, dalam
famili Picornaviridae. 2 Virus single stranded 30% terdiri dari virion, protein
mayor (VP1 sampai 4) dan satu protein minor (VPg). Virus terdiri dari 3 serotipe
dan Leon. Perbedaan ketiga jenis strain terletak pada segmen nukleotida. Virus
polio serotipe 1 adalah antigen yang paling dominan dalam membentuk antibodi
Manusia adalah satu satunya inang dari virus polio. Penularan tersering
terjadi secara infeksi droplet dari orofaring/saliva (jarang) atau tinja penderita
yang infeksius. Faktor yang mempengaruhi penularlan adalah sanitasi dan higiene
lingkungan yang buruk. Virus polio ini dapat hidup sampai berbulan–bulan pada
suhu kamar tahan terhadap alkohol 70%, ether dan mati dengan chlorine,
formaldehide dan jika terpapar suhu di atas 50°C dan sinar ultra violet. Virus yang
tertelan akan menginfeksi epitel orofaring, tonsil, kelenjar limfe leher dan usus
kecil. Infeksi susunan saraf pusat terjadi akibat viremia yang menyusul replikasi
cepat virus ini. Invasi virus ke susunan saraf masih merupakan kontroversial
apakah hematogen atau melalui perjalanan saraf. Virus polio menempel dan
berbiak pada sel yang mengandung PVR (Polio virus reseptor) dan dalam waktu
sekirar 3 jam setelah infeksi terjadi kolonisasi. Sel yang mengandung PVR antara
lain sel di tenggorok , usus halus dan sel motor neuron di susunan syaraf
secara lokal kamudian menyebar kemudian menyebar pada monosit dan kelenjar
limfe yang terkait. Perlekatan dan penetrasi bisa dihambat oleh secretory IgA.
retikuloendothelial, terutama pada jaringan limfa usus dan patch dari peyer.
Kerusakan yang terjadi mengenai sel motor sususnan syaraf pusat, pada anterior
horn madulla spinalis, pada otak kerusakan terutama terjadi pada sel motor
terjadi dalam waktu 7-21 hari. Replikasi di motor neuron terutama terjadi di
sumsum tulang belakang menimbulkan kerusakan sel dan kelumpuhan serta atrofi,
sedang virus yang berbiak di batang otak akan meyebabkan kelumpuhan bulbar
dan kelumpuhan pernafasan. Manifestasi klinis paparan virus polio pada manusia
terlalu tinggi, perasaan lemas, tidak ada nafsu makan dan sakit
adanya demam tinggi 39,5 °C, sakit kepala, nyeri pada ototr,
refleks tendon dalam (tipe spinal). Pada major illness, gejala klinis
dibanding anggota gerak bagian atas namun pada kasus yang berat
ekstremitas bawah lebih sering dari pada ekstremitas atas dan otot
bersamaan.
setelah infeksi virus polio dengan gejala klinik polio paralitik yang
akut. Gejala yang timbul adalah nyeri otot, paralisis rekuren atau
timbul paralisis baru. Faktor faktor yang mempengaruhi
2.5 Diagnosis
pada fase akut. Hasil lumbal pungsi didapatkan adanya kenaikan sel, pada
jumlah sel bervariasi 20-300 sel/l, pada umumnya dalam 72 jam pertama
virus terjadi secara intermiten sehingga sampai diambil dua kali dengan
selang waktu 24 jam. Sampel dari faring dan cairan serebro spinalis
awal infeksi. Virus jarang dapat diisolasi dari CSF dalam beberapa kasus
meningitis aseptik. Selama fase pertama viremia (3-5 hari setelah infeksi),
virus dapat diisolasi dari darah, tetapi tidak dari kepentingan diagnostik.
2.6. Tatalaksana
analgesik atau sedativa, diet yang adekuat dan istirahat sampai panas
Penderita yang selamat dari gangguan pernafasan pada fase akut biasanya
2.7 Pencegahan
imunisasi. Terdapat dua macam vaksin yaitu virus yang in aktif (Salk) dan
bagian bawah. Ekskresi virus dapat ditemukan pada sekresi oral atau
1. Oral poliovirus vaccine (OPV) OPV sering disebut sebagai vaksin polio
tiga jenis virus polio. Vaksin tOPV adalah vaksin hidup yang dilemahkan
dapat menutup replikasi virus sehingga virus lain tidak dapat menempel
virus saat KLB. Namun, vaksin OPV adalah virus yang dilemahkan, yang
pemberian vaksin OPV bivalent (bOPV) yang berisi virus tipe 1 dan 3
sebenarnya lebih dulu ditemukan daripada OPV, disebut juga vaksin polio
Salk, sesuai dengan nama penemunya Jonas Salk di tahun 1955. Vaksin
IPV berisi virus inaktif, berisi 3 tipe virus polio liar. Vaksin yang
yang tinggi. Pada tahun 1980an, komposisi awal IPV yang ditemukan Salk
dan kurang efektif untuk menimbulkan herd immunity. Harga vaksin IPV
VDPV.
Terdapat dua perbedaan dasar antara vaksin virus live attenuated dan vaksin
1. Dengan vaksin hidup, rangsangan antigen tidak tergantung dari dosis yang
diberikan
2. Respons imun pada vaksin hidup tidak hanya dari antibodi dalam sirkulasi
tetapi juga pada respons lokal pada saluran cerna. Selain peninggian IgG, IgM,
IgA serum juga terbentuk IgA pada mukosa nasal dan duodenal.
Prognosis pada polio non paralitik pada umumnya baik, biasanya sembuh
paralitik 5-10%, lebih tinggi pada dewasa dan bayi. Pada kasus paralisis
ringan membaik pada 20-30% kasus dalam waktu 6 bulan, minimal terjadi
perbaikan dalam waktu 1-2 tahun. Sekitar 20% kasus dengan paralisis
prognosis lebih baik dibandingkan paralisis otot perut dan otot oppones
KESIMPULAN
pada tahun 1984. Antara tahun 1985 dan 2002, dilaporkan 40 kasus polio
vaksin. Pada 6 pasien, infeksi tertular ke luar negeri, dan pada 5 pasien,
sumber infeksi tidak diketahui. Virus liar itu tidak terdeteksi. Pada tahun
rekombinan dari strain vaksin dan virus yang tidak diketahui. Polio-
lumpuh polio terkait vaksin akan terus berlanjut karena virus sudah lama
tidak akan ada kebangkitan di dunia yang bebas polio karena polio dan
polio yang disebabkan oleh polio karena polio yang beredar vaksin karena
saat mengimpor suatu ancaman virus polio yang diturunkan dari tempat-
masih ada perubahan dalam bentuk gelombang air di luar wilayah bebas-
Cina pada tahun2011.32 Wilayah ini telah disertifikasi sebagai pabean tiga
hingga 10 tahun terakhir. Investigasi melacak asal usulnya dari strain polio
mengandung wabah ini. Vaksin polio oral dari 43,7 juta dosis telah
tidak sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
6. Schaulies JS, Schaulies SS, Meulen VT. Infections of the central nervous system.
In: Topley and Wilson’s Microbiology and Microbial Infections, Virology. Vol. 2.
10th ed. WileyBlackwell; 2005:1401-1498.