Makalah Identifikasi Kation Golongan IV
Makalah Identifikasi Kation Golongan IV
GOLONGAN IV-V
Kation adalah ion yang bermuatan positif yang terbentuk ketika sebuah atom
kehilangan satu atom atau lebih selama reaksi terjadi. Kation memiliki muatan positif karena
kelebihan proton dari pada elektron dan akan tertarik pada anion yang bermuatan negatif.
Kation digolongkan kedalam lima golongan berdasarkan sifat kation terhadap penambahan
reagen. Kation golongan I (Pb2+, Hg2+, Ag2+) akan membentuk endapan apabila direaksikan
dengan HCl encer. Kation golongan II (Cu2+, As2+, Br2+, Cd2+) akan membentuk endapan
apabila direaksikan dengan basa. Kation golongan III (Mn2+, Fe3+, Al3+) akan membentuk
endapan dengan amonium sulfida. Kation golongan IV (Ba2+, Ca2+, Sr2+) akan membentuk
endapan dengan amonium klorida [(NH4)2CO3] dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+) tidak bereaksi dengan reagen golongan-golongan
sebelumnya dan merupakan kation golongan terakhir.
Identifikasi kation banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan
garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Dengan
uji kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu
yang lama. Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang
tercampur. Selain itu, dapat juga digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat, seperti
Hg dan Pb. Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan, mengingat karena bahan-
bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku, dan sedian obat. Namun, dapat
juga sebagai pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila
membahayakan. Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan
dalam ilmu golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu tehadap beberapa reagensia. Reagen
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Asam klorida,
Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan Amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau
tidak.
Identifikasi kation golongan 4
• Barium (Ba)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
1. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang,
membentuk Barium hidroksida dan hidrogen.
Ba + 2H2O → Ba2+ + H2 + 2OH-
Asam encer melarutkan Barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2
Barium adalah bivalen dalam garam-garam, membentuk kation barium(II), Ba2+.
Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam
nitrat pekat kepada larutan natrium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap
sebagai akibat hukum kegiatan masa.
2. Larutan amonia: tak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutannya relatif tinggi.
Jika larutan yang basa itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida akan terserap dan
terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan mungkin
terjadi ketika menambahkan reagensia; ini disebabkan oleh sejumlah kecil amonium
karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
3. Larutan amonium karbonat: endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam
asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32- → BaCO3 ↓
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
ion karbonat, CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat, HCO3-,
maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- → NH3 + HCO3-
atau
NH4+ + BaCO3 ↓ → NH3 + HCO3- + Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam garam
amonium yang berkonsentrasi tinggi.
4. Larutan amonium oksalat: endapan putih barium oksalat Ba(COO) 2, yang hanya sedikit
larut dalam air (0,09 g/liter; Ks = 1,7 x 10-7), tapi dilarutkan dengan mudah oleh asam
asetat encer (perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- ↔ Ba(COO)2 ↓
5. Asam sulfat encer: endapan putih barium sulfat BaSO 4 hampir tak larut dalam asam
encer dan dalam larutan amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi
dengan menambahkan pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah
disaring:
Ba2++ SO42- → BaSO4 ↓
BaSO4 ↓ + H2SO4 (pekat) → Ba2+ + 2HSO4-
Jika barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi transformasi
parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan:
BaSO4 ↓ + CO32- ↔ BaCO3 ↓ + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring dan
dicuci (jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
6. Larutan kalsium sulfat jenuh: endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena yang
serupa terjadi jika dipakai reagensia strontium sulfat jenuh. Penjelasan atas reaksi-reaksi
ini adalah sebagai berikut: dari ketiga alkali tanah sulfat, barium sulfatlah yang paling
sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium sulfat jenuh, konsentrasi ion sulfat
cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan dengan barium yang berjumlah agak
banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi ion melampaui nilai hasil kali
kelarutannya:
SO42- + Ba2+ ↔ BaSO4 ↓
7. Larutan kalium kromat: endapan kuning barium kromat, yang praktis tak larut dalam air
(3,2 mg/ liter, Ks = 1,6 x 10-10).
Ba2+ + CrO42- → BaCrO4 ↓
Endapan tak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan kalsium) tetapi
dapat larut dengan mudah dalam asam mineral. Penambahan asam pada larutan kalium
kromat menyebabkan warna kuning dari larutan berubah menjadi jingga-kemerahan,
disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO42- + 2H+ ↔ Cr2O72- + H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH -) kepada larutan dikromat, reaksi atom
berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang diikat oleh ion OH -, maka
kromat akan terbentuk.
8. Reagensia rhodizonat
Etanol bebas air dan eter: campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini melarutkan barium nitrat
anhidrat atau barium klorida (perbedaan dari strontium dan kalsium). Garam-garam ini
harus dipanaskan 180oC sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua air kristal. Uji
ini bisa dipakai untuk memisahkan barium dari strontium dan atau kalsium.
Strontium (Sr)
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium lebur pada
771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1. Larutan amonia: tak ada endapan.
Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang melebur pada 845oC ia
terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium
oksida dan kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium
hidroksida dan hidrogen. Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca 2+, dalam larutan-
larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang
tak bewarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis
dan sering digunakan sebagai zat pengiring. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut
dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil
eter.
1. Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak.
Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena
terbentuknya kalsium karbonat.