Anda di halaman 1dari 4

 Wawancara Dalam Keluarga

 Sosial, ekonomi dan keluarga


1. Rumah pasien permanen terbuat dari batu bata dan genteng.
2. Setelah sakit pasien tidak bekerja.
3. Yang menanggung biaya perawatan pasien adalah BPJS.
4. Pada umumnya pekerjaan di tempat tinggal pasien adalah seorang buruh dan
berdagang.
5. Status rumah yang di tempati pasien sekarang merupakan rumah sendiri.
 Penerimaan keluarga terhadap keadaan pasien
1. Yang mengantar pasien berobat yaitu ibu pasien.
2. Yang mengunjungi pasien selama dirawat adalah ibu dan keluarga pasien.
3. Selama pasien dirawat ibu pasien hanya 3 kali mengunjungi karena terbatas waktu.
4. Menurut keluarga sangat diperlukan kerja sama dengan rumah sakit untuk
kesembuhan pasien, karena tanpa berobat ke rumah sakit, belum tentu pasien dapaat
sembuh.
5. Keluarga berharap pasien dapat bekerja dan beraktivitas seperti biasa lagi.
6. Yang mengawasi obat pasien yaitu ibunya, karena hanya ibu pasien yang selalu
berada bersama pasien karena mereka tinggal serumah.
7. Apabila pasien tidak mau minum obat yang dilakukan ibu pasien yaitu terus
membujuknya dan lama-kelamaan pasien pun mau minum obat.
8. Apabila pasien menunjukkan kekambuhan maka ibu pasien akan meminta keluarga
yang lain untuk membantu membawa pasien ke rumah sakit jiwa.

 Adaptasi pasien dengan lingkungan


1. Pasien mampu membersihkan rumah, seperti menyapu, mengepel dan memasak.
2. Pasien tidak pernah dirawat atau berobat ke RS Ernaldi Bahar sebelumnya, pasien
pertama kali dirawat.
3. Keluarga merasa senang apabila pasien pulang, terutama ibunya karena merasa
kesepian dirumah hanya sendirian.
4. Masyarakat masih banyak yang bingung akan penyakit yang diderita oleh pasien Tn
“R”, mereka penasaran alasan pasien dirawat di RSJ.
5. Tidak tahu.
6. Masyarakat setempat masih acuh tak acuh terhadap orang yang gangguan jiwa dan
apabila mereka mengetahui ada yang gangguan jiwa mereka hanya bisa mencemooh.
7. Tindakan pemerintah setempat dalam hal ini RT mengetahui dan menginfokan ke
puskesmas.
SOAL KASUS KEPERAWATAN JIWA

Nama : Mita Hastuti, S.Kep


NPM :
Prodi : Profesi Ners

1. Seorang laki-laki (32 tahun) dirawat di RSJ dengan keluhan sering mendengar
suara wanita yang selalu memarahinya menjelang tidur malam. Berdasarkan
pengkajian : klien sering berteriak dan sangat sensitive jika diajak berkomunikasi,
Saat ini, klien sudah mengetahui cara menghardik halusinasi dan meminum obat
secara teratur. Selanjutnya tindakan keperawatan apa yang harus dianjarkan pada
klien tersebut ?
a. Melakukan aktivitas terjadwal
b. Mengenal karakteristik halusinasi
c. Mengajarkan klien bercakap-cakap dengan orang lain saat suara-suara datang
d. Mengindentifikasi isi halusinasi
e. Menganjurkan klien melakukan aktifitas yanf disukai
Jawaban : C

Tindakan keperawatan pada klien dengan halusinasi adalah


1) Mendiskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon terhadap halusinasi.
Menjelaskan dan melatih cara mengontrol halusinasi menghardik halusinasi
2) Menggunakan obat secara teratur
3) Bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Melakukan aktifitas yang terjadwal

Kata kunci pada kasus diatas adalah saat ini, klien sudah mengetahui cara menghardik
halusinasi dan meminum obat secara teratur maka tindakan selanjutnya adalah
mengajarkan klien bercakap-cakap dengan orang lain saat suara-suara datang.

2. Seorang lansia sudah 13 tahun tinggal di panti jompo, berdasarkan pengkajian


klien tampak sering menyendiri, menangis, dan saat diajak bicara tidak mau
menatap lawan bicaranya. Klien mengatakan ia merasa keluarganya sudah tidak
peduli dengannya dan ia merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Berdasarkan
kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
a. Ketidakberdayaan
b. Depresi
c. Harga diri rendah
d. Berduka
e. Isolasi sosial
Jawaban : C

Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, serta merasa gagal mencapai suatu keinginan tertentu
Kata kunci masalah pada kasus diatas adalah klien mengatakan ia merasa
keluarganya sudah tidak peduli denganya dan ia merasa dirinya sudah tidak
berguna lagi. Data pendukung kasus diatas klien tampak sering menyediri,
menangis, dan saat diajak bicara tidak mauj menatap lawan bicaranya. Tanda/
gejala diatas merupakan dasar penegakan diagnose keperawatan harga diri rendah.

3. Seorang perempuan (45 tahun) mengeluhkan setiap malam dirinya selalu


mendegar suara suara yang menyuruh ia untuk pergi ke kuburan dibelakang
rumahnya. Suara itu berasal dari dua orang laki-laki yang terus menerus
menyuruh ia untuk berkeliling kampong. Berdasarkan kasus diatas, tindakan
keperawatan apa yang tepat diberikan pada klien ?
a. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
b. Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki pasien
c. Melakukan aktifitas terjadwal
d. Bercakap-cakap dengan orang lain
e. Melatih teknik relaksasi napas dalam
Jawaban : A
Tindakan keperawatan pada klien dengan halusinasi adalah
1) Mendiskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon terhadap halusinasi.
Menjelaskan dan melatih cara mengontrol halusinasi: menghardik halusinasi
2) Menggunakan obat secara teratur.
3) Bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Melakukan aktifitas yang terjadwal.
Kata kunci pada kasus di atas adalah klien mengalami masalah halusinasi dan
tindakan yang tepat diberikan adalah melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik

4. Seorang perempuan (20 tahun) sudah 4 minggu dirawat di RSJ dengan keluhan
sering menyendiri, kontak mata kurang dan sering tertawa sendiri. Berdasarkan
pengkajian kondisi klien saat ini sudah kooperatif, orientasi realita klien baik,
mau diajak berkomunikasi dengan perawat walaupun singkat, akan tetapi klien
belum mau berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan kasus diatas, apakah
jenis terapi aktifitas kelompok yang cocok untuk klien?
a. TAK stimulasi persepsi
b. TAK sosialisasi
c. TAK stimulasi sensori
d. TAK orientasi realita
e. TAK persepsi sensori
Jawaban : B

TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik)
Kata kunci pada soal diatas adalah klien dengan masalah isolasi sosial dan
sekarang kondisi klien saat ini sudah kooperatif, orientasi realita klien baik, mau
diajak berkomunikasi
Dengan perawat walaupun singkat, akan tetapi klien belum mau berkomunikasi
dengan orang lain. Maka TAK yang cocok untuk klien adalah TAK sosialiasi.

5. Seorang laki-laki (25 tahun) dirawat di RSJ sejak 5 hari yang lalu. Berdasarkan
pengkajian klien sering tampak mondar mandir diruangan, ekspresi wajah tegang,
mudah tersinggung, tangan sering mengepal, tatapan mata tajam dan tidak
kooperatif saat berkomunikasi. Klien mengatakan ada suara hati yang menghina
dan membuatnya marah. Berdasarkan kasus diatas, apakah masalah keperawatan
yang tepat ?
a. Isolasi sosial
b. Koping individu tidak efektif
c. Perilaku kekerasan
d. Halusinasi pendengaran
e. Resiko perilaku kekerasan
Jawaban : E

Resiko perilaku kekerasan adalah suatu respon terhadap perasaan terancam


adimana individu mengekspresikan nya dengan melakukan tindakan mengancam,
mencinderai orang lain atau menggangu lingkungan
Kata kunci pada kasus diatas adalah ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung,
tangan sering mengepal, tatapan mata tajam dan tidak kooperatif saat
berkomunikasi. Data pendukung klien mengatakan ada suara hati yang menghina
dan membuatnya marah, serta sering tampak mondar-mandir di ruangan tanda
gejala yang muncul pada klien menunjukkan klien mengalami masalah resiko
perilaku kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai