Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN

 
 
A. PENDAHULUAN
Peraturan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN dibuat oleh PT. GLOBAL INTI
CEMERLANG sebagai peraturan baku yang berlaku bagi para pelaku usaha penjualan dan
distribusi produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG. Perusahaan dalam hal ini PT.
GLOBAL INTI CEMERLANG didalam menjalankan usahanya dan bersifat mengikat,
antara DISTRIBUTOR, AGEN, SUB AGEN dengan perusahaan. Peraturan ini menjadi satu-
satunya ketentuan dimana DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN serta PT. GLOBAL
INTI CEMERLANG. DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN wajib tunduk pada dan
Peraturan ini sejak formulir Pendaftaran ditandatangani.
 
B. TUJUAN
Peraturan tentang DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN ini dibuat agar tercipta
perlindungan kepentingan usaha bagi para mitra usaha PT. GLOBAL INTI CEMERLANG
secara menyeluruh yang dilakukan secara sehat dan bertanggungjawab, serta saling
menguntungkan dan harmonis serta menjamin terciptanya kesempatan berusaha yang sama
dan adil bagi seluruh mitra usaha PT. GLOBAL INTI CEMERLANG sesuai hak dan
kewajiban masing-masing yang telah ditentukan di Perjanjian Kerjasama.
 
C. DEFINISI
DISTRIBUTOR adalah perorangan atau lembaga badan hukum yang mendapatkan
persetujuan dari perusahaan untuk menjadi mitra usaha perusahaan. Cakupan distribusi
produk DISTRIBUTOR adalah AGEN dan SUB AGEN dalam satu kota/kabupaten yang
telah ditentukan.
 
AGEN adalah perorangan atau lembaga badan hukum yang mendapatkan persetujuan dari
perusahaan untuk menjadi mitra usaha perusahaan. Cakupan distribusi produk AGEN adalah
SUB AGEN dalam satu kota/kabupaten yang telah ditentukan.
 
SUB AGEN adalah perorangan atau lembaga badan hukum yang mendapatkan persetujuan
dari perusahaan untuk menjadi mitra usaha perusahaan. Cakupan distribusi produk AGEN
adalah Konsumen/End User dalam satu kota/kabupaten yang telah ditentukan.
 
 
D. SYARAT MENJADI DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN
1. Warga Negara Indonesia yang berusia sekurang-kurangnya 18 tahun.
2. Mengisi formulir permohonan menjadi agen atau distributor.
3. Mematuhi peraturan-peraturan tentang agen dan distributor yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
4. Melampirkan fotocopy KTP atau identitas lain yang masih berlaku.
5. Memiliki alamat dan nomor telepon yang jelas dan dapat dihubungi.
6. Membayar uang lisensi (Hak Penjualan) kepada perusahaan yang besarnya akan ditentukan
oleh perusahaan.
7. Membayar pembelian produk yang besarnya akan ditentukan oleh perusahaan.
8. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama.
 
E. PROSEDUR PENDAFTARAN DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN
1. Mengisi Formulir Permohonan dan melampirkan fotocopy KTP atau identitas lain yang
masih berlaku.
2. Pemohon harus membaca seksama peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan
sebelum mengisi Formulir Pendaftaran.
3. Calon DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN dilarang keras memberikan atau mengisi
keterangan yang tidak benar atau palsu pada Formulir Pendaftaran.
4. Perusahaan, Badan Hukum dan Organisasi dalam bentuk apapun yang tidak bergerak di
bidang yang sama (produsen dari produk) dapat menjadi distributor dengan ketentuan dan
peraturan khusus.
5. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama
6. Menyeleseaikan administrasi yang telah ditetapkan perusahaan
7. Mendapatkan sertifikat hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN atau SUB
KEAGENAN.
 
F. STATUS DISTRIBUTOR, AGEN DAN SUB AGEN
1. Formulir Pendaftaran DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN harus ditandatangani oleh
pemohon. Untuk Agen harus mengetahui DISTRIBUTOR yang ditunjuk oleh perusahaan
dan SUB AGEN harus Mengetahui DISTRIBUTOR dan AGEN yang ditunjuk oleh
perusahaan.
2. Menyelesaikan persyaratan administrasi yang telah ditentukan.
3. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Perusahaan dengan DISTRIBUTOR,
AGEN dan SUB AGEN.
4. Setiap DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN tidak mempunyai ikatan jam kerja dengan
perusahaan dan tidak berhak mendapatkan tunjangangan dalam bentuk apapun dari
perusahaan.
5. Perusahaan hanya memberikan reward khusus untuk DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB
AGEN yang berprestasi dalam bentuk barang atau uang yang besarnya atau bentuknya
menjadi rahasia perusahaan.
6. Mendapatkan sertifikat hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN
 
G. CAKUPAN DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
1. Cakupan wilayah DISTRIBUTOR adalah kota/kabupaten di Indonesia yang tertulis di
surat permohonan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
2. Cakupan wilayah AGEN adalah kecamatan dalam sebuah kota/kabupaten di Indonesia
yang tertulis di surat permohonan DISTRIBUTOR
3. Cakupan wilayah SUB AGEN adalah kelurahan/desa dalam sebuah kecamatan dalam
kota/kabupaten di Indonesia yang tertulis di surat permohonan DISTRIBUTOR, AGEN
dan SUB AGEN
4. Seorang Distributor diijinkan untuk merekomendasikan Agen maupun Sub Agen untuk
ditunjuk oleh Perusahaan.
5. Agen dan Sub Agen yang direkomendasikan oleh Distributor ditempatkan di wilayah yang
belum ada Agen dan Sub Agen.
6. Seorang Agen diijinkan untuk merekomendasikan Sub Agen untuk ditunjuk oleh
perusahaan.
7. Sub Agen yang direkomendasikan oleh Agen ditempatkan di wilayah yang belum ada Sub
Agen.
 
H. MUTASI WILAYAH
1. Mutasi/perpindahan wilayah oleh DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN hanya bisa
dilakukan di wilayah yang belum ada DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.
2. Seorang DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN wajib mengajukan permohonan tertulis
kepada Perusahaan disertai fotocopy identitas dan sertifikat hak KEDISTRIBUTORAN,
KEAGENAN atau SUB KEAGENAN
3. Perusahaan berhak menolak atau menerima permohonan tanpa diganggu gugat.
I. KEWAJIBAN DISTRIBUTOR
1. Mendistribusikan dan memperjual belikan produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG
hanya kepada AGEN dan Sub AGEN atau kepada konsumen langsung jika dalam
wilayah konsumen produk tersebut belum ada AGEN dan SUB AGEN.
2. Setiap DISTRIBUTOR wajib membina hubungan baik kepada DISTRIBUTOR, AGEN
dan SUB AGEN yang telah ditunjuk perusahaan.
3. Memberikan Laporan Bulanan tentang kegiatan usahanya kepada Perusahaan secara
tertulis.
4. DISTRIBUTOR diwajibkan hanya menjual dan mendistribusikan produk-produk dari PT.
GLOBAL INTI CEMERLANG.
5. DISTRIBUTOR wajib menerima pengembalian produk dari konsumen karena cacat
produksi, cacat pengiriman atau hal-hal lain. Pengembalian produk oleh konsumen
dengan maksud mendapatkan penggantian, penukaran produk atau pengembalian uang
dengan batas waktu maksimal 30 hari kerja sejak konsumen membeli produk dari
distributor dengan melampirkan Bukti Pembayaran lengkap tanggal pembelian.
6. DISTRIBUTOR wajib memberikan Bukti Pembelian Produk dari Konsumen dan bukti
Produk jika terjadi Klaim pengembalian Produk kepada perusahaan.
 
J. LARANGAN BAGI DISTRIBUTOR
1. DISTRIBUTOR tidak dibenarkan menjual produk-produk dari perusahaan lebih rendah
atau lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. DISTRIBUTOR tidak dibenarkan menjual langsung kepada Konsumen jika dalam wilayah
Konsumen tersebut sudah ada AGEN atau SUB AGEN yang telah ditunjuk oleh
Perusahaan.
3. DISTRIBUTOR tidak dibenarkan memberikan keterangan atau informasi yang salah
mengenai kandungan, manfaat, cara pemakaian, peyimpanan produk atau hal-hal lain
yang menyebabkan nama baik perusahaan tercemar.
4. DISTRIBUTOR tidak diperkenankan menjual, memamerkan produk-peroduk selain dari
produk-produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
5. DISTRIBUTOR tidak diperkenankan menjual dan memasarkan produk diluar wilayah
yang telah ditentukan.
6. DISTRIBUTOR tidak diperbolehkan memaksa AGEN, SUB AGEN dan Konsumen untuk
membeli produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
7. DISTRIBUTOR tidak diperkenankan bekerjasama dengan Perusahaan lain yang sama-
sama menjalankan usaha seperti PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
8. DISTRIBUTOR tidak dibenarkan mengganti kemasan produk dengan tujuan menjual
kepada konsumen.
9. DISTRIBUTOR tidak benarkan untuk menyalahgunakan merek dan logo perusahaan
dengan mencantumkannya pada barang cetakan atau dalam sebuah iklan tanpa
persetujuan tertulis dari perusahaan.
10. Bagi DISTRIBUTOR yang melanggar ketentuan ini maka kepadanya akan diberi sanksi
sesuai dengan Peraturan DISTRIBUTOR ini.
 
K. KEWAJIBAN AGEN
1. Mendistribusikan dan memperjual belikan produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG
hanya kepada Sub AGEN atau kepada konsumen langsung jika dalam wilayah konsumen
produk tersebut belum ada SUB AGEN.
2. Setiap AGEN wajib membina hubungan baik kepada DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB
AGEN yang telah ditunjuk perusahaan.
3. AGEN diwajibkan hanya menjual dan mendistribusikan produk-produk dari PT. GLOBAL
INTI CEMERLANG.
4. AGEN wajib menerima pengembalian produk dari konsumen karena cacat produksi, cacat
pengiriman atau hal-hal lain. Pengembalian produk oleh konsumen dengan maksud
mendapatkan penggantian, penukaran produk atau pengembalian uang dengan batas
waktu maksimal 30 hari kerja sejak konsumen membeli produk dari distributor dengan
melampirkan Bukti Pembayaran lengkap tanggal pembelian.
5. AGEN wajib memberikan Bukti Pembelian Produk dari Konsumen dan bukti Produk jika
terjadi Klaim pengembalian Produk kepada perusahaan.
 
L. LARANGAN BAGI AGEN
1. AGEN tidak dibenarkan menjual produk-produk dari perusahaan lebih rendah atau lebih
tinggi dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. AGEN tidak dibenarkan menjual langsung kepada Konsumen jika dalam wilayah
Konsumen tersebut sudah ada AGEN atau SUB AGEN yang telah ditunjuk oleh
Perusahaan.
3. AGEN tidak dibenarkan memberikan keterangan atau informasi yang salah mengenai
kandungan, manfaat, cara pemakaian, peyimpanan produk atau hal-hal lain yang
menyebabkan nama baik perusahaan tercemar.
4. AGEN tidak diperkenankan menjual, memamerkan produk-peroduk selain dari produk-
produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
5. AGEN tidak diperkenankan menjual dan memasarkan produk diluar wilayah yang telah
ditentukan.
6. AGEN tidak diperbolehkan memaksa AGEN, SUB AGEN dan Konsumen untuk membeli
produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
7. AGEN tidak diperkenankan bekerjasama dengan Perusahaan lain yang sama-sama
menjalankan usaha seperti PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
8. AGEN tidak dibenarkan mengganti kemasan produk dengan tujuan menjual kepada
konsumen.
9. AGEN tidak benarkan untuk menyalahgunakan merek dan logo perusahaan dengan
mencantumkannya pada barang cetakan atau dalam sebuah iklan tanpa persetujuan
tertulis dari perusahaan.
10. Bagi AGEN yang melanggar ketentuan ini maka kepadanya akan diberi sanksi sesuai
dengan Peraturan AGEN ini
 
M. KEWAJIBAN SUB AGEN
1. Mendistribusikan dan memperjual belikan produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG
kepada konsumen langsung.
2. Setiap SUB AGEN wajib membina hubungan baik kepada DISTRIBUTOR, AGEN dan
SUB AGEN yang telah ditunjuk perusahaan.
3. SUB AGEN diwajibkan hanya menjual dan mendistribusikan produk-produk dari PT.
GLOBAL INTI CEMERLANG.
4. SUB AGEN wajib menerima pengembalian produk dari konsumen karena cacat produksi,
cacat pengiriman atau hal-hal lain. Pengembalian produk oleh konsumen dengan maksud
mendapatkan penggantian, penukaran produk atau pengembalian uang dengan batas
waktu maksimal 30 hari kerja sejak konsumen membeli produk dari distributor dengan
melampirkan Bukti Pembayaran lengkap tanggal pembelian.
5. SUB AGEN wajib memberikan Bukti Pembelian Produk dari Konsumen dan bukti Produk
jika terjadi Klaim pengembalian Produk kepada perusahaan
 
 
N. LARANGAN SUB AGEN
1. SUB AGEN tidak dibenarkan menjual produk-produk dari perusahaan lebih rendah atau
lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. SUB AGEN tidak dibenarkan menjual langsung kepada Konsumen jika dalam wilayah
Konsumen tersebut sudah ada SUB AGEN atau SUB SUB AGEN yang telah ditunjuk
oleh Perusahaan.
3. SUB AGEN tidak dibenarkan memberikan keterangan atau informasi yang salah mengenai
kandungan, manfaat, cara pemakaian, peyimpanan produk atau hal-hal lain yang
menyebabkan nama baik perusahaan tercemar.
4. SUB AGEN tidak diperkenankan menjual, memamerkan produk-peroduk selain dari
produk-produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
5. SUB AGEN tidak diperkenankan menjual dan memasarkan produk diluar wilayah yang
telah ditentukan.
6. SUB AGEN tidak diperbolehkan memaksa SUB AGEN, SUB SUB AGEN dan Konsumen
untuk membeli produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
7. SUB AGEN tidak diperkenankan bekerjasama dengan Perusahaan lain yang sama-sama
menjalankan usaha seperti PT. GLOBAL INTI CEMERLANG.
8. SUB AGEN tidak dibenarkan mengganti kemasan produk dengan tujuan menjual kepada
konsumen.
9. SUB AGEN tidak benarkan untuk menyalahgunakan merek dan logo perusahaan dengan
mencantumkannya pada barang cetakan atau dalam sebuah iklan tanpa persetujuan
tertulis dari perusahaan.
10. Bagi SUB AGEN yang melanggar ketentuan ini maka kepadanya akan diberi sanksi
sesuai dengan Peraturan SUB AGEN ini
 
O. SANKSI-SANKSI
1. Merupakan upaya terakir yang diambil oleh perusahaan dan menjadi hak otoritas
perusahaan dalam memberikan tindakan sebagai konsukuensi logis atas segala bentuk
pelanggaran terhadap peraturan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN yang terbukti
oleh DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.
2. Apabila seorang DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN terbukti melakukan
pelanggaran peraturan yang telah ditetapkan, maka perusahaan akan memberikan sanksi
berupa:
a. Teguran secara lisan oleh pihak perusahaan yang berwenang.
b. Peringatan secara tertulis.
c. Pencabutan hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN
sementara dengan batas waktu tertentu.
d. Pencabutan hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN
3. Dalam hal saksi pencabutan sementara atau pencabutan penuh KEDISTRIBUTORAN,
KEAGENAN dan SUB KEAGENAN dapat dilakjukan oleh perusahaan apabila seorang
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN terbukti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang tidak benar pada saat pengisian Formulir Permohonan
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.
b. Melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan perusahaan sehingga
menimbulkan kerugian bagi DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN lain dan bagi
perusahaan.
c. Mencemarkan nama baik perusahaan termasuk karyawan, manajemen dan
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN lain serta menjelek-jelekan produk serta
alat-alat yang dibuat perusahaan.
d. Menjual produk perusahaan diluar harga yang telah ditentukan.
e. Menjual produk lain selain produk dari PT. GLOBAL INTI CEMERLANG
4. Mekanisme penjatuhan sanksi oleh perusahaan kepada seorang DISTRIBUTOR, AGEN
dan SUB AGEN terbukti melanggar peraturan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
merupakan Hak Perusahaan.
5. Uang jaminan Hak/Uang Lisensi yang telah diberikan kepada perusahaan tidak bisa di
ambil lagi.
 
P. HAK MENGHIBAHKAN DAN MEWARISKAN KEDISTRIBUTORAN
1. DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN yang masih memiliki hak-haknya dan tidak
melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan dapat
menghibahkan haknya kepada orang lain.
2. Hak KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN hanya dapat
dihibahkjan kepada seseorang yang berusia minimal 18 tahun dan dibuktikan dengan
Kartu Keluarga atau dokumen yang sah memenuhi kualifikasi sebagai DISTRIBUTOR,
AGEN dan SUB AGEN yang mendapat persetujuan dari Perusahaan.
3. Untuk mendapatkan Hak menghibahkan KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB
KEAGENAN , DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN harus mengajukan secara
tertulis dan melampirkan fotocopy KTP/Identitas lain yang masih berlaku dan fotocopy
Sertifikat DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN kepada perusahaan.
4. Apabila seorang DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN meninggal dunia maka hak
KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN dan hak-hak lain yang
melekat atau timbul karena KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB
KEAGENANnya tersebut akan beralih sebagai warisan kepada ahli waris.
5. Ahli Waris harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam Formulir Pendaftaran
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN atau ahli waris yang ditunjuk sebelumnya
melalui Surat Pernyataan diatas materai oleh DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
yang meninggal tersebut.
6. Ahli Waris yang menggantikan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN yang meninggal
dunia harus memenuhi persyaratan administratif sebagai DISTRIBUTOR, AGEN dan
SUB AGEN.
7. Apabila ahli waris yang berhak untuk untuk mewarisi KEDISTRIBUTORAN,
KEAGENAN dan SUB KEAGENAN dari DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
yang meninggal belum berusia 18 tahun, maka KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN
dan SUB KEAGENAN hanya dapat dialihkan kepada wali dari ahli waris tersebut, yang
penunjukkan perwaliannya berdasarkan penetapan atau keputusan pengadilan.
8. Apabila ahli waris yang berhak untuk mewarisi KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan
SUB KEAGENAN dari DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN yang meninggal belun
berusia 18 tahun dan tidak ada wali yang ditetapkan pengadilan, maka hak lisensi
KEDISTRIBUTORAN, KEAGENAN dan SUB KEAGENAN akan diberikan kepada
yayasan amal yang ditunjuk perusahaan dan perusahaan berhak menunjuk
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN baru.
 
Q. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan atau perbedaanb pendapat antara DISTRIBUTOR, AGEN dan
SUB AGEN dengan perusahaan mnaka diupayakan dapat diselesaikan dengan jalan
musyawarah dan kekeluargaan untuk mencapai mufakat.
2. Apabila upaya penyelesaian tersebut tidak membuahkan hasil, maka perusahaan dan
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN sepakat untuk menempuh jalur hukum.
R. PENUTUP
1. Seluruh DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN wajib mematuhi peraturan
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN ini. Setiap perubahan dan/atau penyempurnaan
dari waktu ke waktuy oleh perusahaan akan diberitahukan secara pribadi kepada setiap
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.
2. Peraturan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN ini mulai efektif berlaku sejak tanggal
ditetapkan sampai dengan adanya pembaharuan selanjutnya.
3. Perusahaan mempunyai hak mutlak untuk mengubah dan/atau memperbaharui Peraturan
DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN ini apabila dianggap perlu, tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN.
4. Hal-hal yang belum tercakup dalam Peraturan DISTRIBUTOR, AGEN dan SUB AGEN
ini, akan diatur dan ditetapkan kemudian.
Barang Larangan dan Pembatasan adalah barang yang dilarang atau dibatasi pemasukkan dan
pengeluarannya ke/dari wilayah Republik Indonesia tanpa ijin dari instansi berwenang.
Prohibited and restricted goods are goods which are prohibited or restricted to be imported into
and exported out of Indonesian territory without the approval of government agencies.

Pelanggaran terhadap ketentuan ini berakibat dengan tindakan hukum.


The violation of these provision will lead to law action.

Barang yang termasuk dalam kategori tersebut antara lain:


Goods categorized as prohibited and restricted goods such as:

1. Narkotika (Narcotics)
2. Psikotropika (Psychotrophics)
3. Bahan peledak (Explosive materials)
4. Senjata api dan amunisi (Fire-arm and Ammunition)
5. Petasan (Fire works)
6. Buku dan barang cetakan tertentu (Defined Books and Printed Materials)
7. Media rekam audio dan/atau visual (Audio and/or Visual Recording Media)
8. Alat-alat telekomunikasi (Telecomunication Equipment)
9. Mesin fotocopi berwarna, bagian/suku cadang dan peralatannya (Color Photo Copy, Parts
and Equipment thereof)
10. Beberapa jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi serta bagian-bagiannya
(Endangered Species of Wild Fauna and Flora, and Parts thereof)
11. Beberapa jenis ikan tertentu (Certain species of fish)
12. Obat-Obatan (Medicines)
13. Makanan dan minuman yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan Rl
(Unregistered Food and Beverages at The Departement of Health)
14. Bahan-bahan berbahaya (Dangerous Materials)
15. Pestisida (Pesticides)
16. Bahan perusak lapisan ozon dan Barang yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon
(Ozone Depleting Substances and Goods containing Ozone Depleting Substances)
17. Limbah (Wastes)
18. Benda Cagar budaya (Culturally Valuable Goods)
19. Produk tertentu (Certain Products)

Uang Rupiah dengan jumlah tertentu (Certain amount of Rupiah in Cash)


NARKOTIKA
NARCOTICS
Dasar hukum:
Regulations:

UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika


Narcotics Law of the Republic of Indonesia No. 22 of 1997.

Menurut tujuan penggunaan dan kemampuannya mengakibatkan ketergantungan, narkotika


dibagi kedalam 3 (tiga) golongan :
Based on the purpose of using and the ability of creating dependence effect, narcotics is divided
into 3 (three) categories as follows:

Narkotika Golongan I (Group I Narcotics ). Adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Group I Narcotics are aimed only for scientific development. They are not used for therapeutic
purposes. These narcotics have a very high potential to cause addiction.

Jenis yang termasuk golongan ini, diantaranya:


The type of narcotics of these groups are :

 Opium, termasuk tanamannya (Papaver Somniferum), Opium mentah, Opium masak


seperti Candu, Jicing dan Jicingko. Opium (papaver somniferum), including : its plant,
unripeopium, ripe opium such as Opium, Jicing, and Jicingko.
 Koka, termasuk tanamannya (Erythroxylon Cocca) daun Koka dan kokain mentah.
Cocca (Erythroxylon Cocca) including : its plant, Cocca leaves and unripe cocca
 Kokain. Cocaine
 Ganja/Marijuana, termasuk tanamannya (Cannabis Sativa), hasil olahannya, damar Ganja
dan Hasis. Ganja ( Cannabis Sativa ), including : its plant and processed product,
mastics and Hashish
 Heroin Heroin

Narkotika Golongan II ( Group II Narcotics ). Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,


digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Group II narcotics has powerful effect for medical treatment and used as a last alternative for
therapy, and/or for scientific development. These narcotics have high potential to cause
addiction.

Jenis yang termasuk golongan ini, diantaranya:


The types of narcotics of these groups are :

 Morfin Morphine
 Mirofina Morphina
 Garam-garam serta turunannya Salts and derivatives

Narkotika Golongan III (Group III Narcotics) . Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Group III narcotics are beneficial for medical treatment and commonly used for the theraphic
and/or scientific development purposes. It has a mild effect to cause addiction.

Jenis yang termasuk golongan ini, diantaranya:


The types of narcotics of these groups are :

 Kodein Codein
 Polkodina Polkodina
 Campuran dari Opium dengan bahan lain bukan Narkotika. Mixture of Opium with other
non-Narcotics substances

DILARANG KERAS memasukkan/mengeluarkan dari Wilayah Rl, memiliki, menyimpan,


mempunyai dalam persediaan, memproduksi, mengolah, menggunakan dan mengedarkan
NARKOTIKA tanpa seijin Instansi berwenang ( Departemen Kesehatan Rl, Departemen
Perindustrian dan Perdagangan dan Kepolisian Rl).
WARNING It is ultimately prohibited to import into or to export out of Indonesian territory,
possess, keep, produce, process, use and deliver NARCOTICS without the approval of
concerning government agencies ( Department of Health, Department of Indutry and Trade, and
Police Department)

Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diancam pidana sesuai UU No 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika dengan hukuman yang tercantum, paling berat pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau pidana denda maksimal tujuh milyar rupiah.
The violation of this provision shall be punished in accordance with the provision refered to in
Narcotics Law No. 22 of 1997, with a maximum of death penalty or life imprisonment or
maximum fine of Rp 7.000.000.000,00 (seven billion rupiah).

ZAT- ZAT PSIKOTROPIKA


PSYCHOTROPHIC SUBSTANCES
Dasar hukum :
Regulations :

 UU Rl No. 5 th. 1997 tentang tentang Psikotropika Psychotrophic Law of the Republic of
Indonesia No. 5 of 1997
 Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 88/Menkes/Per/VII/97 tentang Peredaran
PsikotropikaThe Provision of Minister of Health of the Republic of Indonesia No.
88/Menkes/Per/VII/97 on Distribution of Psychotrophic
 Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 85/Menkes/Per/VII/97 tentang Ekspor dan Impor
PsikotropikaThe Provision of Minister of Health of the Republic of Indonesia No.
85/Menkes/Per/VII/97 on Export and Import of Psychotrophic
Psikotropika adalah zat atau bahan baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkasiat
proaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Psychotrophic substances are natural or synthetic matters except narcotics, which have
proactive effect through a selective influence on central nerves system, causing a specific impact
in mental activities and behavior.

Psikotropika dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu :


Psychotrophic substances are devided into four groups as follows:

 Gol I : Brolamfetamina (DOB, DET), ecstacy (MDM),dll

     Group I : Brolamfetamina ( DOB, DET), Ecstacy (MDMA), etc

 Gol II: Amfetamina, Metamfetamina, dll

     Group II : Amfetamina, Metamfetamina, etc

 Got III: Amobarbital, Siklobarbital, dll

     Group III : Amobarbital, Siklobarbital, etc

 Gol IV. Diazepam, Etil amfetamina, dll

     Group IV : Diazepam, Etil amfetamina, etc

DILARANG KERAS memasukkan/mengeluarkan dari wilayah Rl, memiliki, memproduksi,


mendistribusi, mengedarkan zat-zat psikotropika kecuali untuk kegiatan ilmu pengetahuan
setelah mendapat persetujuan Departemen Kesehatan Rl c.q. Direktur Jenderal Pengawasab Obat
dan Makanan.
WARNING It is ultimately prohibited to import into or to export out of Indonesian territory,
keep, produce and distribute Psychotrophic sub¬stances except for research purposes after
having approval from Department of Health of the Republic of Indonesia c. q. Directorate
General of Medicines and Food -POM.

Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diancam pidana sesuai UU No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dengan hukuman paling ringan 4 ( empat) tahun dan paling berat hukuman mati
atau pidana seumur hidup dan denda Rp 750.000.000.00.
The violation of these provisions shall be punished in accordance with the provision refered to
in Psychothrophic Law No. 5 of 1997, with a minimum imprisonment of 4 ( four ) years and
maximum of death penalty or a long life imprisonment and fine of Rp 750.000.000,00.

BAHAN PELEDAK
EXPLOSIVE MATERIALS
Dasar hukum:
Regulation :
Keputusan Presiden Rl No. 14 Tahun 1997 jo Kep Presiden Rl No 86 Tahun 1994 jo Keppres Rl
No. 5 Tahun 1988 tentang Pengadaan Bahan Peledak
The Presidencial Decree of the Republic of Indonesia No. 14 of 1997 jo No. 86 of 1994 jo No. 5
of 1988 on Importing Explosive Materials

Yang termasuk bahan peledak, yaitu :


Explosive materials consist of:

1. Semua jenis mesiu, bom bakar, ranjau dan granat tangan. All types of ammunition,
incendiary bombs, mines and hand-grenades
2. Semua barang yang dapat meledak. All explosive goods
3. Bahan peledak yang digunakan untuk barang yang dapat meledak lainnya. Explosive
materials which is used for other explosive goods

DILARANG KERAS memasukkan ke dalam wilayah Rl bahan peledak tersebut, kecuali untuk
keperluan militer dan industri, yang diatur dengan ketentuan khusus.
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesian territory explosive materials,
except for military and industrial purposes with specific regulation

Pemasukan bahan peledak untuk keperluan militer seperti TNT, Nitro Gliserin hams
mendapatkan ijin dari Departemen Pertahanan dan Keamanan c.q. Bapenab Hankam
The importation of explosive materials for military purposes such as TNT, Nitroglycerine,
should obtain an approval from Department of Security and Defense c.q. Bapenab Hankam

Pemasukan bahan peledak untuk keperluan industri seperti Amonium Nitrat dan dinamit
dilaksanakan oleh PT.Dahana dengan seijin Kepolisian Rl.
The importation of explosive materials for industrial purposes such as Amonium Nitrat and
dynamite only imported by PT.Dahana with an approval from Police Department.

SENJATA API DAN AMUNISI


FIRE-ARM AND AMMUNITION
Dasar hukum:
Regulation :

UU Senjata Api Tahun 1936 jo Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1976 tentang Pengawasan
dan Pengendalian SenjataApi
Fire-arm Law of the Republic of Indonesia jo the Instruction of the President of the Republic of
Indonesia No.9 of 1976 on Supervising and Controlling of Fire-arms

Yang termasuk senjata api dan amunisi, yaitu :


Fire-arms and ammunition consist of:

1. Senjata api dan bagiannya Fire-arms and parts thereof


2. Meriam/penyembur api dan bagiannya Cannons/flame-throwers and parts thereof
3. Senjata tekanan udara/pegas ( senapan angin ) dan pistol angin kaliber 4,5 mm Air-gun,
spring-gun and air-pistol with kaliber of 4,5 mm
4. Senjata imitasi, pistol alarm, pistol start, senjata gas air mata, senjata kejutan listrik,
senjata panah dan benda-benda lain serupa itu yang dapat digunakan untuk mengancam
atau mengejutkan serta bagian-bagiannya Imitation of fire-arms, alarm-pistol, starting
pistol, tear gases-arms, electrical shock-arms, crossbow and the like which can be used
to thread or shock ,and parts thereof
5. Segala pengisi senjata (mesiu/peluru) All kinds of weapon filling (ammunition/bullets)
6. Selongsong peluru (mantel kogels) Bullet shells (mantel cudgels)
7. Proyektil untuk menyebarkan gas berbahaya Projectiles used for spreading dangerous
gases

DILARANG KERAS memasukkan kedalam wilayah Rl senjata api dan amunisi kecuali dengan
seijin Kepolisian Rl
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesian territory fire-arms and
ammunition without approval from Police Department of the Republic of Indonesia

PETASAN
FIREWORKS
Yang termasuk petasan, yaitu :
Fireworks consist of:

1. Segala jenis dan ukuran petasan All types and sizes of fireworks
2. Happy Crackers/Halic yaitu sejenis kembang api yang mudah meledak Happy
Crackers/Halic is a kind of fireworks that easily exploded

DILARANG KERAS memasukkan ke dalam wilayah Rl segala jenis dan ukuran petasan dan
Happy Crackers.
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesia territory all kinds and sizes of
Fireworks and Happy Crackers

BUKU DAN BARANG CETAKAN TERTENTU


DEFINED BOOKS AND PRINTED MATERIALS
Dasar hukum:
Regulations:

UU No 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan terhadap barang-barang cetakan yang isinya dapat


mengganggu ketertiban umum
The Law of the Republic of Indonesia No. 4/PNPS/1963 on The supervision of printed materials
that can disturb public order

Buku dan barang cetakan yang DILARANG dimasukkan ke dalam wilayah Rl adalah :
Books and printed materials prohibited to be imported into Indonesian territory are:

1. Segala macam barang cetakan dari kertas dalam bahasa Indonesia dan daerah All kinds of
paper-printed materials in Indonesian language or regional language
2. Segala macam barang cetakan dengan huruf dan bahasa Cina All kind of printed
materials in Chinesse language and its characters
3. Barang cetakan dari kertas untuk pembungkus rokok dan etiket obat-obatan yang
berbahasa Indonesia maupun sekedar menggunakan bahasa asing Paper printed
materials for cigarette packages and medicine labels in Indonesian or foreign language
4. Barang cetakan yang melanggar norma-norma kesusilaan yang dianggap dapat merusak
nilai moral masyarakat Printed materials which can disrupt public moral value

Pemasukan buku dan barang cetakan dalam bahasa Cina diperbolehkan untuk keperluan ilmiah,
namun harus seijin Kejaksaan Agung dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Rl
The importation of books and printed materials in Chinesse is allowed for scientific purpose,,
but it has to be approved by the Attorney General and Department of Industry and Trade of the
Republic of Indonesia

Pemasukan buku dan barang cetakan pada butir 1 dan 3 dapat diberikan dalam hal:
The importation of books and printed materials specified under number 1 and 3 can be approved
inn the following cases:

 Kelaziman diplomatik sesuai PP No 8 th. 1957 Diipllomattiic ffadillifes according to the


Government Provision INIo..® off 1957
 Kepentingan pendidikan/pengajaran, termasuk yang berhuruf Braille, atas rekomendasi
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl For educatfonall/Ztteachiing purpose,
including materials usiing Braiilllle letters,, upon the recommendatiion of the
Department of Educaion and Cuiujire of the Republic of Indonesia
 Etiket obat-obatan dan bungkus rokok yang melekat pada barang tersebut Medicine
labels and cigarette packages attached to such goods

MEDIA REKAM AUDIO DAN/ATAU VISUAL


AUDIO AND/OR VISUAL RECORDING MEDIA
Dasar hukum:
Regulations:

 Surat Jaksa Agung eq Jaksa Agung Muda Intelijen No : B-253/D/4/1979 tentang


Penelitian terhadap video cassette yang dimasukkan dan diedarkan ke dalam wilayah Rl
The Letter of the Attorney General No: B-253/D/4/1979 on The examination of imported
video cassette and its distribution
 UU No 8 Tahun 1992 tentang Perfilman jo Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 1994
tentang Penyelenggaraan Usaha Perfilman Cinematographic Film Law of the Republic of
Indonesia No. 8 of 1992 jo The Provision of Government No. 6 of 1994
 Kep. Menteri Penerangan Rl No. 215/Kep/Menpen/1994 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Penyelenggaraan Usaha Perfilman The Decree of Minister of Information of the
Republic of Indonesia No. 215/Kep/Menpen/1994 on Rules of Cinematographic Film

DILARANG memasukkan ke dalam wilayah Rl film seluloid dan rekaman video dalam bentuk
rekaman video ( kaset video) atau piringan video ( laser disc(LD), video compact disc(VCD),
digital video disc(DVD) ) oleh perseorangan, baik sebagai barang bawaan dari luar negeri
maupun sebagai barang kiriman pos (parcel) atau barang kiriman dari perusahaan jasa
pengiriman barang lainnya.
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesian territory chromatographicd film
and video recordings in cassette or disc: Laser Disc (LD), Video Compact Disc (VCD), Digital
Video Disc(DVD) by person as a parcel-goods as well as small consignment.

Pemasukan film seluloid dan rekaman video untuk tujuan komersial hanya boleh dilakukan oleh
Perusahaan Perfilman dengan melalui pemeriksaan Kejaksaan Agung dan Badan Sensor Film.
The importation of chromatographic film and viceo recordings for commercial purposes can be
conducted by licensed film companies through the examination of the Board of Film Censorship
and the Attorney General.

Dikecualikan dari ketentuan tersebut untuk Korps Diplomatik dan lembaga-lembaga


Intemasional yang ditentukan oleh pemerintah.
The exception of these provisions for diplomatic corps and International institution determined
by government.
 
ALAT-ALAT TELEKOMUNIKASI
TELECOMUNICATION EQUIPMENT
Dasar hukum:
Regulations:

 UU No 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi Telecommunications Law of The


Republic of Indonesia No. 3 of 1989
 Kep. Dirjen Pos dan Telekomunikasi No. 34/Dirjen/95 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Sertifikasi dan Penandaan Mat/ Perangkat Telekomunikasi The Decree of Director
General of Post ang Telecommunication No. 34/Dirjen/95 on Rules on Sertification and
Marking of telecommunication instruments
 Kep. Menparpostel Rl No. KM.102/UM.001/MPPT.96 tentang Penandaan Alat/Perangkat
Telekomunikasi The Decree of Minister of Tourism, Post and Telecommunication Rl No.
KM.102/UM.001/MPPT.96 on Sertification and Marking of telecommunication
instruments

Yang termasuk alat-alat telekomunikasi yang diatur pemasukannya ke dalam wilayah Rl yaitu
alat-alat transiver seperti pemancar radio, Handy Talky, Cordless Phone, PSTN/ Sirkit sewa,
Telex, Perangkat Komunikasi Radio dan sejenisnya.
Some telecommunication instruments prohibited to be imported into Indonesian territory are
tranceiver equipment, such as Handy Talky, Cordless Phone, PSTN, Telex, Radio-
Communication equipment and others

Pembuatan, perakitan dan pemasukan ke wilayah Rl harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditetapkan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan juga harus seijin Departemen
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Rl serta mengikuti ketentuan sertifikasi dan penandaan.
Making, assembling, and the importing of telecommunication equipment must comply with
technical specification determined by Department of Tourism, Post and Telecommunucation.

MESIN FOTOKOPI BERWARNA, BAGIAN/SUKU CADANG DAN PERALATANNYA


COLOR PHOTO COPY, PARTS AND EQUIPMENT THEREOF
Dasar hukum:
Regulation :
Kep Menteri Perdagangan dan Koperasi No: 03/KP/IV/1978 tentang Impor mesin fotokopi
berwama
The Decree of Minister of Trade and Cooperation No. 03/KP/IV/1978 on The Importation of
Color Photocopy Machines
DILARANG memasukkan ke dalam wilayah Rl mesin fotokopi berwarna, bagian/suku cadang
dan peralatannya.
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesian territory color photocopy
machines, its spare parts and equipment

Pengecualian dari ketentuan tersebut jika telah mendapat ijin dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan serta ijin dari Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (BOTASUPAL)
The exception of this provision will be given after having specific license from the Department of
Industri and Trade, and the Board of Money Forgery Coordination.

BEBERAPA JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR YANG DILINDUNGI SERTA


BAGIAN-BAGIANNYA
ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA, AND PARTS THEREOF
Dasar hukum:
Regulations :

 UU Rl Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya Conservation of Live Natural Resources and its ecological system Law of
the Republic of Indonesia No.5 of 1990
 Keputusan Presiden Rl No. 43 Tahun 1978 tentang Ratifikasi CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) The Pesidencial
Decree of the Republic of Indonesia No. 43 of 1978 on Ratification of CITES
 Kep Menteri Perhutanan Ri No. 62/Kpts-ll/98 tentang Tata Usaha Peredaran Tumbuhan
dan Satwa Liar The Decree of Minister of Forestry No. 62/Kpts-ll/98 on Distribution of
Wild flora and fauna
 Kep. Menperindag No. 182/MPP/Kep/4/1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang
Ekspor The Decree of Minister of Industry and Trade on The General rules for
exportation.

DILARANG mengeluarkan dari wilayah Rl, tumbuhan dan satwa yang dilindungi atau bagian-
bagiannya dalam keadaan hidup atau mati, kecuali dilakukan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan dan/atau penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dengan ijin dari
Departemen Pertanian dan Departemen Kehutanan Rl.
WARNING It is prohibited to export out of Indonesian territory, endangered flora and fauna or
parts thereof, live or dead, except for research, scientific and/or the protection purposes with the
approval from the Ministry of Agriculture and the Ministry of Forestry

Beberapa jenis tumbuhan yang dilindungi, diantaranya:


Some endangered flora, such as :
1. Kina ( Linchan Species) Quinine
2. Anggrek alam Dendrobium, Vanda dan anggrek lainnya Natural Orchids Dendrobium,
Vanda and other species of orchids.
3. Agave Sp Agave Sp
4. Musa Textilles Mees Musa Textilles Mees
5. Ranwoefia Sp Ranwoefia Sp
6. Rafflesia Sp Rafflesia Sp

Beberapa jenis satwa liar yang dilindungi, diantaranya:


Some endangered fauna such as :

1. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) Rhinoceros


2. Orang Utan/Mawas (Pongo pygmaeus) Orangutan
3. Tapir (Tapirus indicus) Tapir
4. Banteng (Bosjavanicus) Bull
5. Menjangan/Rusa (Cervus timorensis) Deer
6. Kancil (Tragulusjavanicus) Chevrotin
7. Anoa (Bubalus depressicornis) Anoa
8. Kuntul (Egretta sp) Kuntul bird
9. Burung Cendrawasih (Paradisae sp) Paradise bird
10. Burung Kakatua Raja, Kakatua hitam King Parrot, Black Parrot
11. Kupu raja Odromas (Troides andromane) dan sebagainya. King Ordomas Butterfly, etc.

Pengedar tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi dari hasil penangkaran ke dan dari luar negeri
hanya dapat dilakukan oleh Perseroan Terbatas, Firma, Koperasi atau perseroan komanditer
dengan ijin Ditjen PHPA, Departemen Pertanian dan Departemen Kehutanan Rl.
The export and import of endangered flora and fauna from conservation area can only be
conducted by certain distributor company, firm, cooperation or commanditer company with an
approval from Directorate General PHPA, Department of Agriculture and Department of
Forestry.
Selain ketentuan larangan tersebut, untuk pemasukan tanaman hidup dan bibit tanaman serta
binatang hidup kedalam wilayah Rl, harus melalui pemeriksaan karantina, Departemen Pertanian
dan Departemen Kehutanan Rl.
Besides, the importation of live flora and seedlings into Indonesian territory, is subject to
examination by Quarantine officials of the Department of Agriculture, and Department of
Forestry, Rl

BEBERAPA JENIS IKAN TERTENTU


CERTAIN SPECIES OF FISH 
Dasar hukum:
Regulations :

 Kep Menperindag RI No 182/MPP/Kep/4/1998 tentang Ketentuan umum dibidang


ekspor The Decree   of  Minister of Industry and Trade No. 182/MPP/Kep/4/1988 on
The General rules on exportation
 Kep Menteri Pertanian Rl No. 179/Kpts/Um./3/1982 tentang Larangan Pemasukan
beberapa jenis ikan berbahaya dari Luar Negeri The Decree of Minister of Agriculture
No. 179/Kpts/Um/3/1982 on The Prohibition of importation of some species of dangerous
fish.

Larangan pemasukan jenis ikan tertentu ke dalam wilayah Rl didasarkan pada dua alasan utama
yaitu :

1. untuk melestarian ekosistem dan melindungi spesies langka dan berbahaya,


2. untuk menjaga persediaan dalam negeri dan mempertahankan keunggulan Indonesia
dalam ekspor beberapa jenis ikan tertentu.

The prohibition on the importation of certain species of fish into Indonesian territory based on
two reasons:

1. to conserve the ecological system and protect endangered species


2. to maintain the national supply, and export competitivenes of certain species of fish.

Jenis ikan tertentu yang DILARANG di keluarkan dari wilayah Rl adalah:


Some types of fishes which are prohibited to be exported out of Indonesian territory are :

1. Ikan dan anak ikan Arowana ( Selerophages Formosus dan Selerophages Leichardti)
Arowana fish (Selerophages Formosus and Selerophages Leichardti)
2. Benih ikan Sidat (Anguilla Sp) dengan ukuran di bawah 5 mm Sidat breed (Anguilla Sp )
bellow 5 mm in length
3. Ikan hias air tawar jenis Botia Macracarthus dengan ukuran di atas 15 cm (calon induk)
Fresh water fancy fish of the Botia Sp, above 15 cm in length ( mother fish )
4. Udang Galah (udang air tawar/sungai) dengan ukuran di bawah 8 cm Galah shrimps
(fresh water/river shrimps ), bellow 8 cm in length
5. Induk dan calon induk Udang Windu (Pemeidae Sp) Mother fish of Panacidae shrimps
( Pemeidae Sp)
6. Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus Undulatus) Napoleon Wrasse (Cheilinus Undulatus)

Jenis ikan langka dan bebahaya yang DILARANG di masukkan ke dalam wilayah Rl,
diantaranya:
The types of endangered species of fishes and dangerous fishes which are prohibited to be
imported into Indonesian territory such as:

1. Ikan Piranha (Serrasalmus Sp) Piranha fish (Serrasalmus Sp)


2. Ikan Vampire Catfish (Vandelia Sp) Vampire Catfish (Vandelia Sp)
3. Ikan Aligator Gar (Lepisostous Sp) Alligator Gar (Lepisostous Sp)
4. Ikan Silurus Slane Silurus Slane
5. Ikan Esex Masouniongy Esex Masouniongy
6. Belut Listrik (Electrophorus Electicus) Electric Eel (Electrophorus Electicus)
7. Tetrodaoden Sp Tetrodaoden Sp
8. Dan sebagainya Etc.
Pengecualian untuk larangan pemasukan/pengeluaran jenis ikan di atas diberikan untuk
keperluan khusus seperti ilmu pengetahuan atau untuk kebun binatang dengan ijin dari Direktorat
Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian Rl.
The exception of these provisions will be given for scientific purpose and zoo, with an approval
from the Directorate General of Fisheries, the Department of Agriculture RI.

OBAT-OBATAN
MEDICINES
Dasar hukum:
Regulation:
Kep Menperindag No 314/Kp/VIII/1974 tentang Peredaran, impor dan ekspor, makanan-
minuman, alat kecantikan dan alat kesehatan
The Decree of Minister of Industry and Trade No. 314/Kp/VHI/1974 on The Distribution,
importation and exportation of food-beverages, cosmetic and health equipment.

DILARANG KERAS memasukkan ke dalam wilayah Rl, obat jadi produksi luar negeri termasuk
obat jadi tradisional Cina, dalam bentuk kapsul, pil, serbuk, cairan dan bentuk sediaan lainnya,
yang tidak terdaftar pada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
WARNING It is ultimately prohibited to import into Indonesian territory, ready-use medicines,
including Chinesse traditional medicines, in the form of capsules, pills, powder, liquid and other
ready form, which is unregistered at the Directorate General of Medicines and Food (POM)

Pengecualian untuk ketentuan ini, untuk:


The exception of this provision :

 Pemasukan obat jadi atau obat tradisional untuk dipakai sendiri atau untuk
diperdagangkan dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan (POM), Departemen Kesehatan Rl. Importation of
ready-use medicines or traditional medicines for personal or for commercial use, should
be approved by the Directorate General of Medicines and Food (POM )

 Terhadap obat jadi atau obat tradisional dalam jumlah kecil untuk pemakaian sendiri
dapat dimasukkan oleh penumpang laut/udara sepanjang dapat dibuktikan dengan resep
dokter. Ready-use or traditional medicines may be imported in small quantities for
personal use by passengers of planes or ships (small consignments) as long as it can be
proved by doctor's prescription.

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TIDAK TERDAFTAR PADA DEPARTEMEN


KESEHATAN Rl
UNREGISTERED FOOD AND BEVERAGES AT THE DEPARTMENT OF HEALTH
Dasar hukum:
Regulation:

Peraturan Menteri Kesehatan Rl No 329/Menkes/Per/XII/1976 tentang Produksi dan peredaran


makanan
The Provision of Minister of Health No. 329/Menkes/Per/XII/1976 on The Production and
Distribution of Food

DILARANG memasukkan ke dalam wilayah Rl makanan dan minuman yang tidak terdaftar
pada Departemen Kesehatan Rl, kecuali dalam jumlah yang wajar yang dibawa oleh penumpang
kapal laut/pesawat udara untuk keperluan selama perjalanan.

WARNING It is prohibited to import into Indonesian terriroty unregistered foods and


beveragges except in reasonable quantities carried by the passengers to use during the trip.

BAHAN-BAHAN BERBAHAYA 
DANGEROUS MATERIALS
Dasar hukum:
Regulation:
Peraturan Menteri Kesehatan Rl No : 472/Menkes/Per/V/1996 tentang Pengamanan bahan
berbahaya bagi kesehatan
The Provision of Minister of Health, Rl No. 472/Menkes/Per/V71996 on The security of health-
dangerous materials
Yang dimaksud dengan bahan-bahan berbahaya adalah : Zat, bahan kimia dan biologi, baik
dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan
hidup secara langsung maupun tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. Dangerous materials mean: Matters, chemicals and
biologicals which could harm the human health and the life of ecological system, directly or
indirectly, which are poisonous, carsinogenic, teratogenic, mutagenic, corrosive and irritative.

DILARANG memasukkan ke dalam wilayah Rl bahan-bahan berbahaya, kecuali dengan ijin dari
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan serta dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

WARNING, It is prohibited to import into Indonesian territory dangerous materials without an


approval from Directorate General of Medicines and Foods, Department of Health and
Department of Industry and Trade
(Daftar bahan berbahaya sesuai lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Rl
No:472/Menkes/Per/V/1996)

PESTISIDA
PESTICIDES
Dasar hukum:
Regulation:
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rl No : 230/MPP/Kep/7/1997 tentang Barang
yang diatur tata niaga impomya
The Decree of Minister of Industry and Trade No. 230/MPP/KepA7/1997 on Commercially-
controlled Goods
Yang termasuk pestisida adalah :
Pesticides includes:
1. Pentakloro fenol dan garamnya Pentachloro phenol and its salts
2. Dikloro difenil trikloro etana (DDT) Dichloro difenil trichloro ethane (DDT)
3. Pestisida Etilen Dibromida (EDB) Pesticides Ethilane dibromide (EDB)

DILARANG memasukkan pestisida ke dalam wilayah Rl kecuali setelah memperoleh ijin dari
Departemen Pertanian.
WARNING It is prohibited to import into Indonesian territory, pesticides without approval from
Department of Agriculture. 

BAHAN PERUSAK LAPISAN OZON DAN BARANG YANG MENGGUNAKAN


BAHAN PERUSAK LAPISAN OZON
OZONE DEPLETING SUBSTANCES AND GOODS CONTAINING OZONE DEPLETING
SUBSTANCES
Dasar hukum:
Regulations:

 Kep. Menperindag No : 110/MPP/Kep/1/1998 tentang Larangan memproduksi dan


memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon serfa memproduksi dan
memperdagangkan barang bam yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon (Ozone
Depleting Substances) The Decree of Minister of Industry and Trade No.
110/MPP/Kep/1/ 1988 on The Prohibition of the Production and Trading ozone dpleting
substances  and goods containing ozone depleting substances.
 Kep Menperindag No, 411/MPP/Kep/9/1998 jo Kep Menperindag No :
111/MPP/Kep/1/1998 tentang Perubahan Kep Menperindag No 230/MPP/Kep/7/1997
tentang barang yang diatur tata niaga impomya The Decree of Minister of Industry and
Trade No, 411/MPP/Kep/9/1998 jo. No. 111/MPP/Kep/1/1988 on The change on the
Decree of the Minister of Industry and Trade No. 230/MPP/Kep/7/1997 on
Commercially-controlled Goods

Yang termasuk bahan perusak lapisan ozon contohnya freon untuk AC atau lemari es dengan
rumus kimia CFC-11, CFC-13, CFC-112 atau bahan lainnya sesuai lampiran Kep Menperindag
No: 111/MPP/Kep/1/1998.
Ozone depleting substances such as Freon for Air Conditiner or Refrigerator with a chemical
structure CFC-11, CFC-13, CFC-112 or others.

Yang termasuk barang yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon contohnya lemari es
rumah tangga, tipe kompresi, tipe penyerapan listrik, pistol semprot dan barang lain sesuai
lampiran Kep Menperindag No: 111/MPP/Kep/1/1998.
The example of goods using ozone depleting substances are : Domestic-refrigerator of
compression and electrical type, spraying guns and others.

DILARANG memasukkan ke wilayah Rl bahan dan barang yang mengandung bahan yang dapat
merusak lapisan ozone. Dikecualikan dari ketentuan tersebut, masih diperkenankan memasukkan
CFC-12 sampai dengan 31 Desember 2003 melalui PT. Dharma Niaga dengan persetujuan
Direktur Jenderal Perdagangan Intemasional.
WARNING It is prohibited to import into Indonesian territory the kinds of substances and goods
use ozone depleting substances. However, exception is allowed for the importation of CFC-12
until December 31, 2003 by PT Dharma Niaga with an appoval from Directorate General of
International Trade.

LIMBAH
WASTES
Dasar hukum:
Regulations:

 Peraturan Pemerintah Rl No. 12 Tahun 1995 jo PP No 19 Tahun 1994 tentang


Pengelolaan Limbah Bahan Beracun The Provisions of Government of the Republic of
Indonesia No. 12 of 1995 on   Poisonous wastes

 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Life ecological system
conservation Law of the Republic of Indonesia No. 23 of 1997

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, disingkat limbah B3, adalah setiap limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan mencemarkan
lingkungan hidup dan dapat membahayakan kesehatan manusia.
Dangerous and poisonous wastes are substances containing dangerous and/or poisonous
material which according to its caracter or concentration, or ammount, directly or indirectly
will harm and destroy the life of ecological system and the human health.
Jenis limbah B3 meliputi:
B3 waste, includes:

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik yaitu limbah B3 yang berasal bukan dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan dan
lain-lain. Waste from unspecific sources such as maintenance, washing, packing of tools.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik yaitu limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
tertentu. Waste from specific sources, from industrial process or certain activity.
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi. Waste from expired chemical substances, packing-
scrap and off-grade or by-products.

DILARANG memasukkan/mengeluarkan dari wilayah Rl limbah B3 kecuali dengan ijin


Departemen Perindustrian dan Perdagangan setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL)
WARNING. It is prohibited to import into or export out of Indonesian territory the kinds of B3
waste except with an approval from Department of Industry and Trade and recommendation
from the Head of BAPEDAL

(Daftar limbah B3 sesuai lampiran Peraturan Pemerintah Rl No 19 Tahun 1994)


(The list of B3 waste according to the Provision of the Government of Rl No. 19 of 1994)
BENDA CAGAR BUDAYA
CULTURALLY VALUABLE GOODS
Dasar hukum:
Regulations :

 UUNo5 Tahun1992 tentang Benda cagar budaya Culturally valuable goods Law of the
Republic of Indonesia, No. 5 of 1992
 Peraturan Pemerintah Rl No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992
tentang Benda Cagar Budaya The Provision of Government of the Republic of Indonesia
No. 10 of 1993 on The Implementation of The Culturally Valuable goods Law No. 5 of
1992.

Yang dimaksud dengan Benda Cagar Budaya adalah :


The Culturally valuable goods means :

1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, baik bagian atau sisanya, yang
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh ) tahun, serta dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan nasional. Man made goods,
moveable or not, parts or rest of the which, with minimum 50 (fifty ) years old. These
goods are considered valuable for history, science and national culture.
2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan nasional. Natural goods considered importantly valueable for history,
science and national culture.

DILARANG KERAS membawa keluar dari wilayah Rl benda cagar budaya kecuali dengan ijin
dari Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Rl serta ijin dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Rl.
WARNING It is prohobited to export out of Indonesian territory the kinds of culture values
goods without an approval from the Directorate of Conservation and History, Department of
Education and Culture and Department of Industry and Trade.

Pelanggaran dari ketentuan di atas, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 10 ( sepuluh
) tahun dan atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000.000,00 ( seratus juta rupiah ), sesuai
dengan ketentuan yang tercantum pada UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
The violation of these provisions shall be subject to the punishment with a maximum
imprisonment of 10 (ten ) years and or a maximum fine of Rp. 100.000.000,00 ( one hundred
million ) as referred to the Culture Value Law of the Republic of Indonesia, No. 5 of 1992

PRODUK TERTENTU
CERTAIN PRODUCTS
Dasar hukum:
Regulation:

Kep Menperindag Rl No : 177/KP/VI/1992 tentang Ketentuan ekspor kulit jo Kep Menperindag


Rl No : 124/MPP/Kep/5/1996 tentang Ketentuan umum dibidang ekspor
The Decree of Minister of Industry and Trade Rl No. 177/KP/VI/1992 on The Rules of Leather
exportation jo No. 124/MPP/Kep/5/1996 on The General rules on exportation.

Produk barang tertentu yang diiarang dikeluarkan dari wilayah Rl, adalah:
Certain products which prohibited for export, are :

1. Jangat dan kulit mentah termasuk pickled dan wet blue dari binatang melata atau reptil
Hides and raw leather including pickled and wet blue from reptiles
2. Karet bongkah ( karet dengan spesifikasi tehnis yang tidak memenuhi standar mutu SIR)
Rubber lumps (technical specification under SIR quality)
3. Karet yang merupakan bahan-bahan remiling dan rumah asap seperti slabs, lumps, scraps,
karet tanah, un smoked sheet, blanked sheet dengan kualitas tertentu Remilling substance
rubber and smoked house such as slabs, lumps, scraps, unsmoked sheet, blanked sheet
with certain quality.

DILARANG mengeluarkan produk tertentu tersebut dari wilayah Rl


WARNING It is prohibited to export out of Indonesian territory those above products

UANG RUPIAH DENGAN JUMLAH TERTENTU


CERTAIN AMMOUNT OF RUPIAH IN CASH
Dasar hukum:
Regulation:

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1998 tentang Pengeluaran atau pemasukan mata uang rupiah
dari atau ke dalam wilayah Rl
The Provision of the Government of the Republic of Indonesia No. 18 of 1998 on Flow of Rupiah
currency in or out of Indonesian territory.

Setiap orang yang membawa uang rupiah keluar atau masuk wilayah Rl secara tunai:
Persons who carry Indonesian Rupiah out of or into Indonesian territory in cash:

 Lebih dari Rp. 5.000.000,00 ( lima juta rupiah ) wajib mengisi formulir yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dikenakan sanksi administrasi
berupa denda maksimal Rp. 10.000.000,00 ( sepuluh juta rupiah ) More than Rp.
5.000.000,00 ( five million rupiahs ) shall fill in a form issued by the Central Bank. The
violation of this provision shall be punished for a maximum fine of Rp. 10.000.000,00
(ten million rupiahs )
 Lebih dari Rp. 10.000.000,00 wajib terlebih dahulu memperoleh ijin dari Bank Indonesia
c.q. Urusan Luar Negeri. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dikenakan sanksi
administrasi berupa denda maksimal Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) More
than Rp. 10.000.000,00 must obtain an approval from the Central Bank c,q, External
affairs. The violation of this provision shall be punished for a maximum fine of Rp.
1.000.000.000,00 (one billion rupiah )

Izin untuk membawa uang rupiah ke Indonesia dapat diperoleh dari Bl Pusat atau cabang
setempat dan bagi orang yang berasal dari luar wilayah Rl dapat diperoleh melaui Kantor
Perwakilan Bl di luar negeri/Kantor Perwakilan Rl terdekat.
The approval can be obtained from the headquarter of Central Bank, Jakarta ( Jl MH Thamrin
2, Jakarta Pusat), local branches or Indonesian representatives.

Anda mungkin juga menyukai