2 Persamaan Getaran
Titik P melakukan gerak melingkar beraturan, kecepatan liniernya adalah v 2R , kecepatan
T
2 /t
2
sudutnya dan percepatan sentripetalnya as v
T R
R = Jari-jari lingkaran
Pada t = 0, titik P berada pada sumbu x, dan setelah t detik menempuh busur maka .
Proyeksi P pada sumbu y adalah Q.
1. Persamaan Simpangan
R=A
Dalam waktu t detik, P berpindah ke P’
MQ = R sin
MQ = Y
Y = R sin
Gambar 1.3
Gambar 1.4
cos VyV
VY V cos
Vy Rcost
2t Acos2 t
T T
Vmax 2A
T
3. Persamaan Percepatan
Percepatan pada getaran harmonik adalah proyeksi percepatan gerak
melingkar beraturan.
Perlu ditegaskan bahwa persamaan-persamaan untuk gerak dengan
percepatan konstan tidak dapat digunakan disini, karena percepatan
SHM ( Simple Harmoni Motion) terus menerus berubah.
Gambar 1.6
ay
sin
a
ay asin
ay 42 Asint
2
= 4 2 A/T2
F m4 R2
y
T2
F m42 kons
tan
y T2
F kons
tanatauF k
y y
F ky
Dari persamaan ini ternyata gaya getaran harmonik berbanding lurus dengan
simpangan y dan arahnya berlawanan dengan arah y.
Ep 1 ky2
2
1 kA2 sint
2
k
T 2 m, f 1 k
k 2 m
Periode tidak bergantung dari amplitudo, tetapi dari massa serta konstanta gaya saja.
7. Periode Getaran Pada Ayunan Matematik
Gaya penyebab benda berayaun adalah sin sedangkan gaya cos T (tegangan tali).
sin y , y l sin
l
F may
sin m42 y
2
T
4 2
mgsin m 2 l sin
T
T2 4 l
2
g
T 2 l
g
f1 g
2 l
Periode pada getaran matematis hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan
gravitasi.
Fase dalam pengertian sehari-hari adalah langkah. Sebuah benda yang mula-mula ada di
A bergetar harmonik dengan persamaan simpangan dari fungsi sinus. Setelah t detik, benda
melangkah (berpindah) ke B (proyeksinya adalah Q), dengan sudutnya AOB, sudut AOB disebut
dengan sudut fase. Dengan demikian pengertian fase adalah sudut yang menyatakan posisi suatu
benda yang bergetar, terhadap titik setimbangnya.
Fase mempunyai besaran yang sama dengan besaran sudut yaitu derajat atau radial. Suatu
benda bergetar pada saat posisi benda berada pada suatu kedudukan tertentu terhadap titik
setimbangnya. Benda mempunyai fase 0, persamaan simpangan untuk benda ini adalah :
y Asint
atau
y Asin2ft
y Asin
6
atau
y Asin5
6
Jika dua buah benda yang bergetar harmonik pada waktu yang sama, benda yang satu
berada pada kedudukan Q dengan sudut AOB (lihat gambar 1.9), dan benda yang satu lagi
berada pada kedudukan Q1 dengan sudut AOB1. Selisih sudut AOB1 – AOB disebut dengan fase
antara dua buah benda yang bergetar. (Gambar 1.9).
Bila dua buah benda yang bergetar pada saat yang sama keduanya mempunyai beda fase
sebesar 2,2x,2,3x2atau,nx2 maka kedua benda itu mempunyai posisi yang sama terhadap
titik setimbangnya, atau dengan kata lain beda fasenya = 0.
Dua buah benda yang bergetar yang mempunyai beda fase ( 180O ). Arah getar dari kedua
benda itu selalu berlawanan. Jika benda yang pertama berada pada satu posisi yang sedang
bergerak ke bawah, maka benda kedua berada pada posisi yang lain dan sedang bergerak ke atas.
Dengan beda fase kita dapat menentukan arah getar suatu benda pada saat-saat tertentu,
misalnya menentukan benda yang sedang bergetar ke atas atau ke bawah. Juga bermanfaat sekali
untuk mempelajari super posisi dua buah getaran dan peristiwa interfrensi.
Superposisi getaran adalah perpaduan dua getaran atau lebih pada waktu yang bersamaan.
Bila dua getaran atau lebih secara serentak bekerja pada benda atau bagian benda yang sama,
maka resultan getaran dilakukan dengan proses superposisi getaran (proses penjumlahan
getaran).
Pada dasarnya proses superposisi ini merupakan proses penjumlahan simpangan dari
masing-masing getaran itu saat demi saat. Untuk getaran-getaran yang mempunyai hubungan
istimewa, proses penjumlahan itu dapat dilakukan dengan cepat lewat teknik-teknik tertentu.
Untuk 2 getaran searah dengan frekuensi sama, bila getaran ke-1 adalah:
X1 = A1 cos (ωt+ө1),
Maka getaran ke-2 ditulis : x2 = A2 cos (ωt+ө2).
Superposisi kedua getaran itu adalah :
xR = x1 +x2
= AR cos (ωt+өR),
Dengan AR dan өR ditentukan sebagai berikut:
1. Cara Analitis
AR cos (ωt+өR) = A1 cos (ωt+ө1)+ A2 cos (ωt+ө2)
= (A1 cos ө1+ A2 cos ө2)cos ωt – (A1 sin ө1+ A2 sinө2) sin ωt
TanөR =
A1 sin1 A2 sin2 .........................(Persamaan 1.1)
A1 cos1 A2 cos2
2.Cara Fasor
Pada cara ini getaran digambarkan oleh sebuah fasor atau anak panah yang
menggambarkan getaran harmonis sebagai suatu gerak prokyeksi dari anak panah yang berputar
pada suatu poros). Bila masing-masing getaran itu sudah digambarkan oleh fasor, maka
permasalahanya sekarang hanyalah menjumlahkan anak panah/ vektor yang tentunya sudah kita
mengerti dengan baik.
Karena kedua getaran yang harus dijumlahkan itu mempunyai frekuensi yang sama, maka
kedudukan vektor pertama terhadap vektor kedua setiap saat sama, sehingga resultanyapun sama.
Karena itu untuk mudahnya, maka getaran-getaran itu digambarkan pada saat t= 0.
Selanjutnya:
ARy = A1y+A2y
= A1 sin Ө1 + A2 sin Ө2
Dan ӨR =
ARy...........................................(Persamaan 1.4)
ARx
Teknik penjumlahan dengan menyatakan getaran dalam bentuk fasor ini akan lebih
menguntungkan bila getaran yang disuperposisikan itu jumlahnya lebih dari 2 buah seperti
ditunjukkan dalam contoh soal dibawah ini.
Contoh Soal
Bekerja secara serentak pada sistem yang sama. Carilah resultan ketiga getaran ini baik dengan
metode analitis maupun dengan metoda fasor.
Penyelesaian:
a. Metode Analitis
Dengan metode analistis maka 3 getaran itu tidak dapat disuperposisikan sekaligus, tetapi
tiap saat hanya dapat dijumlahkan 2 getaran. Karena itu, proses penjumlahan x1 dan x2
dilakukan dulu, kemudian hasilnya dijumlahkan dengan cara yang sama.
Atau
A12 = 4,96
Selanjutnya:
Tan Ө12 =
A1 sin1 A2 sin2 3sin / 62sin / 4
A1 cos1 A2 cos2 3cos / 62cos / 4
Jadi :
x1 + x2 = 4,96 cos (πt +0,63)
Selanjutnya :
Atau AR = 8,77 cm
Tan ӨR =
4,96sin0,634sin /3 1,063
4,96cos0,634cos /3
Jadi
b. Metoda Fasor
Tan ӨR =
6,381,06..........
.R 46,70 0,82rad
6,01
Dengan demikian,
xR = 8,77 cos (πt+ 0,82)cm
Tampak disini bahwa metoda fasor memberi penyelesaian yang lebih cepat.
Contoh 1-2
Dengan metoda fasor carilah persamaan getaran resultan dari kedua getaran dibawah ini.
x1 = 4 sin (3πt+ π/6)cm dan
x2 = 3 sin (3πt + π/3)cm
Penyelesaian
Perhatikan arah sudut untuk menggambarakan kedua getaran diatas.
Sehingga
Dua getaran biasanya tidak mempunyai frekuensi yang sama. Bila kedua getaran ini
disuperposisikan, maka seperti telah dijelaskan di depan pada dasarnya kita jumlahkan
simpangan dari masing-masing getaran tersebut saat demi saat.
Dengan :
[AR (t)]2 = A12 + A22 + 2A1A2 cos [(ω2t + Ө2)- ((ω1t + Ө1)
Selanjutnya:
Tan ӨR =
A1 sin(1t 1) A2 sin(2t 2)
A1 cos(1t 1) A2 cos(2t 2
Jadi disini terlihat bahwa ӨR = ӨR(t). Ini berarti bahwa hasil superposisi kedua getaran ini
berubah-ubah dengan waktu.
Perhatikan sekarang keadaan khusus, dimana frekuensi getaran tetap berbeda namun
pernedaan frekuensi itu sangat kecil dan untuk mudahnya ambilah fase awal yang sama dengan
nol. Secara matematika dapat ditulis sebagai:
ω1 ~ ω2 dan Ө1= Ө2 = 0
jadi:
tan ӨR =
A1 A2 sin1t tant
(A1 A2)cos1t 1
Dari persamaan ini terlihat bahwa AR mempunyai harga maksimum dan harga minimum.
Cos (∆ ω)t = 1
= 2 n π dengan n = 0,1,2,3
t=
2n
dan harga AR, maka = A1+ A2
Cos (∆ ω)t = -1
= ( 2n + 1)π
Dengan n = 0,1,2,3,..........
Jadi harga-harga minimum ini terjadi pada saat
t=
2n1
dan harga AR,min = │A1+A2│
Secara grafis resultan dua getaran di atas dapat digambarkan seperti gambar 1.11
dibawah ini.
Superposisi dua getaran semacam ini terjadi seandainya dua sumber bunyi dengan
frekuensi yang hanya berbeda sedikit dibunyikan bersama-sama dan didengar oleh telinga.
Secara matematika telah diturunkan bahwa resultan getaran (bunyi yang didengar telinga) akan
mempunyai amplitudo yang tidak konstan. Karena itu energi bunyi yang sebanding dengan
kuadrat amplitudo juga akan berubah-ubah diantara harga maksimum dan minimum. Ini berarti
bahwa telinga akan mendengar bunyi keras-lemah- keras antara suatu maksimum dan minimum.
Gejala melemah dan menguatnya bunyi ini disebut sebagai gejala pelayangan.
Jumlah bunyi maksimum atau jumlah bunyi minimum yang terdengar perdetik (disebut
jumlah pelayangan) adalah selisih frekuensi kedua sumber bunyi tadi. Jadi pelayangan terdengar
bila dua nada yang sedikit berbeda frekuensinya berbunyi secara serentak. Bila beda frekuensi
nada-nada tersebut lebih besar dari 10 Hz, maka pelayangan itu sukar didengar. Gejala
pelayangan ini sering digunakan pada waktu menyelaraskan (tuning) nada alat-alat musik.
x sin y sin cos ω t cos Ө sin Ө2 - sin ω t sin Ө1 sin Ө2 - cos ω t cos Ө2 cos Ө1 +
2 1
A1 A2 1
sin ω t sin Ө2 sin Ө1
x sin y cos = cos ω t cos Ө1 cos Ө2- sin ω t sin Ө1 cos Ө2- cos ω t cos Ө2 cos Ө1 + sin ω
A1 2 A2 1
t sin Ө2 cos Ө1
x 2 y 2
2 2
xy
A1 sin 2 A2 sin 1 2 A1A2 sin2 sin1
cos2 t sin22 1
( x )2 cos22 ( y )2 cos21 2 xy cos2 cos1
A1 A2 A1A2
sin2 wtsin2(2 1) Jadi :
x y xy
( ) ( ) 2 (sin2 sin1 cos2 cos1) sin (2 1)
2 2 2
A1 A2 A1A2
x
2 2
Bila δ = Ө2- Ө1 =π/2, maka
A1 y 1
A2
Persamaan ini menggambarkan elips dengan sumbu-sumbu yang panjangnya A1 dan A2
X2 + y2 = A2
Maka :
x y
2
A1 A2
A1 A2 0 atau x = A2 y atau : y A1 x
Persamaan terakhir ini menggambarkan garis lurus melalui titik asal o dan mempunyai
koefesien arah A2/A1
Berbagai hasil superposisi getaran yang saling tegak lurus adalah seperti pada gambar
1.12 dibawah ini.
Gambar.1.12 Resultan dua getaran berfrekuensi sama, yang saling tegak lurus untuk berbagai
beda fase.