DISUSUN OLEH :
Pingky Dewi Anggraeni
030.14.155
PEMBIMBING :
dr. Gita Handayani Tarigan, MPH
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 28 OKTOBER 2019 – 04 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
A. Pendahuluan
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar
bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang
panas, angin puting beliung, badai tropis, taifun, kebakaran dan wabah penyakit.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi,
sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial
mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan
komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang
melindungi daratan.
Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana angin
puting beliung. Puting beliung adalah angin yang berputar keluar dari awan
cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots atau 64,4 km/jam. Angka
kejadian bencana angin puting beliung relatif tinggi, berdasarkan data dari Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana angin puting beliung
memberikan kontribusi sebesar 21% dari semua bencana yang terjadi di Indonesia.
Faktor pendorong terjadinya pergerakan angin adalah adanya perbedaan tekanan
udara antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Angin bertiup dari tempat
bertekanan tinggi ke tempat yang memiliki tekanan lebih rendah. Angin dapat
bergerak secara vertikal dengan kecepatan yang berfluktuasi dan bervariasi. Angin
bergerak secara berliku-liku sesuai dengan medan yang dilewatinya. Pergerakan angin
cepat terjadi apabila resistensi media yang dilaluinya lebih rendah. Indonesia
merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki kelembaban di atas 75%, hal ini
menyebabkan terjadinya ketidakstabilan massa udara. Letak Negara Indonesia yang
berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta berada di
antara Benua Asia dan Benua Australia juga dapat mempengaruhi terjadinya angin
puting beliung disebabkan karena adanya angin muson barat dan angin muson timur
sehingga memicu terjadinya angin ribut di daratan. Angin ribut atau puting beliung
juga banyak terjadi pada musim pancaroba yaitu transisi antara musim hujan ke
musim kemarau atau sebaliknya, yakni pada Bulan Oktober-Desember (transisi
musim kemarau ke musim hujan) dan Bulan Maret- April (transisi musim hujan ke
musim kemarau).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kerugian akibat
puting beliung di Indonesia yaitu dengan membuat pemetaan zona rawan puting
beliung. Data historis kejadian puting beliung dan faktor yang mempengaruhinya
digunakan untuk membuat peta persebaran kejadian puting beliung di Indonesia.
Indonesia memiliki lembaga pemantauan cuaca dan iklim yang bertugas untuk
melakukan pemantauan dan memberikan peringan dini tentang ancaman bencana
meteorologis yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sejak tahun 2012 hingga 2015 terjadi banyak peristiwa puting beliung di berbagai
daerah di Indonesia, salah satunya di Pulau Jawa. Kabupaten Sragen merupakan
kabupaten yang paling sering diterjang angin puting beliung dibandingkan kabupaten
yang termasuk di SuBoSuKo- WonoSraTen dari tahun 2010-2013. Sedangkan
kecematan yang terdapat pada Kabupaten Sragen yang paling sering diterjang angin
puting beliung adalah Kecamatan Tanon dengan jumlah kejadian 11 kejadian dari
total kejadian di seluruh Kabupaten Sragen sejumlah 58 dari tahun 2010-2013.
B. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Sragen Tahun 2015 sebesar 879.027 jiwa dengan
luas sebesar 941,55 km2, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Sumberlawang
yaitu seluas 75,16 km2 (7,98 persen dari seluruh luas Kabupaten Sragen) Kabupaten
Sragen terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah
seluas 39.835 Ha (42,67%) dan lahan kering seluas 53.520 Ha (57,33%). Penggunaan
lahan untuk sawah hampir merata di seluruh kecamatan. Kabupaten Sragen
merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah. Dengan pertumbuhan
penduduk dan adanya perkembangan kota maka besar kemungkinan lahan sawah akan
terkonversi terutama pada kawasan perkotaan
D. Hazard
Daerah-daerah dengan resiko tinggi terhadap ancaman Angin Putting Beliung
tersebar di seluruh wilayah Sragen. Berikut data 2019 yang menunjukkan daerah-
daerah rawan Angin Putting Beliung di Sragen
Gambar 2. Peta Wilayah Rawan Angin Puting Beliung Kabupaten Sragen
F. Capacity
Kapasitas yang dimiliki oleh institusi dan masyarakat yang tinggal di daerah
Kecamatan Sragen dalam menghadapi ancaman bencana puting beliung
antara lain :
a. Masyarakat sudah diberikan sosialisasi mengenai ancaman dan akibat
yang mungkin ditimbulkan dari bencana puting beliung.
b. Tenaga kesehatan, institusi pemerintah, dan tokoh masyarakat sudah
diberikan pengetahuan untuk menghadapi bencana puting beliung.
c. Daerah tempat pengungsian bagi para penduduk dan korban yang
dievakuasi telah disediakan.
d. Fasilitas kesehatan untuk merujuk pasien yang butuh penanganan
segera.
Kerja sama dengan pemerintah dan badan kesehatan di beberapa
daerah sekitar Sragen dalam menghadapi bencana puting beliung
G. Disaster Management
Pra bencana
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah pengetahuan mengenai kondisi alam
sekitar masyarakat bahwa wilayah tersebut memiliki risiko tinggi bencana
alam yang dapat terjadi kapan pun. Selanjutnya dapat diberikan pelatihan
dasar atau simulasi bencana apabila terjadi badai siklon dalam latihan
menyelamatkan diri dalam keadaan darurat. Advokasi, edukasi dan
pelatihan yang diberikan dapat berupa:
a. Mitigasi Nonstruktural dan Struktural
- Memangkas cabang-cabang pohon tinggi di sekitar pemukiman
dan bangunan penting.
- Cari tempat perlindungan untuk evakuasi terdekat. Setelah itu,
perhatikan baik-baik rencana evakuasi dan perlindungan.
Tinjau ulang rencana tersebut dan pastikan setiap orang
memahaminya.
- Memperkuat atau memperkokoh bangunan, misalnya
memasang bingkai jendela yang terbuat dari logam.
- Bersihkan area di sekitar pemukiman dan bangunan penting
dari bahan-bahan material yang tidak terpakai. Pasalnya,
bahan-bahan tersebut dapat diterbangkan oleh angin puting
beliung yang ditakutkan bisa melukai seseorang atau
menimbulkan kerusakan parah pada bangunan.
- Simpan semua dokumen penting di tempat yang aman dan
kedap air.
- Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin puting beliung/badai,
mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri.
- Membangun peralatan peringatan dini yang terhubung dengan
satelit cuara dan sarana untuk menyebarluaskan hasil pantauan
peringatan dini angin puting beliung/badai secepatnya kepada
masyarakat yang akan terkena bencana angin puting
beliung/badai.
- Penempatan lokasi pembangunan fasilitas penting pada daerah
yang terlindungi dari serangan angin puting beliung/badai.
- Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam tekanan
dan terjangan angin.