DI SUSUN OLEH
NIM :189902040
KELAS :A
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul “ANALISIS KUALITAS SOAL”. Atas terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis atas terbentuknya
makalah ini, semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis,
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAFTAR ISI...............................................................................................................................11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari
peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil
belajar siswa di sekolah, guru memberikan suatu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi
yang telah dikuasai oleh siswa selama proses belajar mengajar mengenai materi yang disampaikan.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, berhasil atau tidaknya sangat ditentukan oleh tepat atau
tidaknya pelaksanaan ujian. Untuk melaksanakan ujian ini memerlukan alat-alat. Bagi ujian tertulis maka
alatnya adalah butir-butir soal tertulis. Bagi ujian lisan maka alatnya adalah butir soal tertulis yang
disediakan bagi setiap tes, atau sekurang-kurangnya pokok pertanyaan yang sudah tertulis dan dipersiapkan
sebelumnya. Bagi ujian praktek, maka alatnya adalah lembar pengamatan yang berisi segi-segi yang diamati
beserta rentang skor masing-masing.
Idealnya sebelum suatu tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagi tes
yang baik, maka tes yang bersangkutan perlu diuji cobakan. Namun sebelum diuji cobakan tes tersebut harus
memperlihatkan indokator-indikator sebagai tes yang baik. Dalam hal ini dilakukan suatu analisis butir soal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Analisis teoritis/rasional
2. Apa yang di maksud dengan Analisis Validitas dan Reliabilitas
3. Apa yang di maksud dengan Analisis Indeks Kesukaran
4. Apa yang di maksud dengan Analisis Daya Pembeda
5. Apa yang di maksud denganAnalisis Efektif Distraktor Tes
C. TUJUAN
1. Menjelaskan analisis teoritis/rasional
2. Menjelaskan analisis validitas dan realibitas
3. Menjelaskan ideks kesukaran
4. Menjelaskan analisis daya pembeda
5. Menjelaskan efektif distractor tes
PEMBAHASAN
A. ANALISIS TEORITIS/RASIONAL
Analisis logis/rasional meliputi analisis materi, konstruksi dan bahasa. Analisis materi dimaksudkan
sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat
kemampuan yang sesuai dengan soal. analisis konstruksi dimaksudkan sebagai penelaahan yang umumnya
berkaitan dengan teknik penulisan soal. analisis bahasa dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan
dengan pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Berikut ditampilkan analisis logis yang terhadap bentuk soal uraian dan bentuk soal pilihan yang
diadopsi dari Pengembangan Sistem Penilaian yang dirancang oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai
berikut:
Keterangan :
beri tanda silang (X) jika menurut saudara tidak sesuai dengan kriteria
Keterangan:
beri tanda silang (X) jika menurut saudara tidak sesuai dengan kriteria
Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan
apakah suatu tes hasil belajar telah memiliki suatu validitas atau daya ketepatan mengukur, kita dapat
melakukannya dari dua segi, yaitu: dari segi tes itu sendiri sebagai suatu totalitas, dan dari segi itemnya
sebagai bagian tak terpisahkan dari tes tersebut
Penganalisaan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
Validitas item bentuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment adalah
sebagai berikut:
Reliabilitas merupakan alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran
tidak dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi
Berikut ini adalah macam-macam pendekatan belah dua yang perlu diketahui dan diperhatikan
dengan saksama
a. Formula Spearman-Brown
Pendekatan belah dua yang populer adalah formula Spearman-Brown. Formula ini
mengasumsikan kedua belahan tes adalah paralel (mean dan varian setara). Keuntungan formula ini
dapat dipakai baik untuk skor dikotomi maupun nondikotomi.
r12 = (rumus PM) ------- under estimate karena panjang tes hanya setengah (20 menjadi
10), oleh karena itu perlu dikoreksi rxx’ = 2 r12/(1 + r12) ----- Spearman Brown (Semakin
panjang tes maka koefisien reliabilitasnya juga semakin meningkat).
b. Formula Rulon
Formula Rulon tanpa harus berasumsi bahwa kedua belahan homogen variansnya.
Rumus estimasi reliabilitasnya:
rxx’ = 1 – Vd/ Vx
dimana:
Vd = varians beda skor kedua belahan
Vx = varians skor total
c. Formula Flanagan
rtt = 2 (1- (V1 + V2/ Vt))
V1 = varians belahan 1
V2 = varians belahan 2
Vt = varians total
d. Koefisien Alpha
Untuk dua belahan, pendekatan reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha tidak harus
memenuhi asumsi bahwa kedua belahan adalah setara mean dan variansnya, namun syaratnya r
harus ekuivalen; kalau tidak akan terjadi under etimate terhadap koefisien alpha yang diperoleh.
Rumus koefisien alpha:
α = 2 (1 – (V1 + V2/ Vt))
dimana:
V1 = varians skor belahan 1
V2 = varians skor belahan 2
Vt = varians skor total
Untuk belahan lebih dari dua, syarat antar belahan paralel harus dipenuhi atau paling tidak
memenuhi r (tau) ekuivalen.
EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 5
Rumusnya:
α = (k/k-1)(1-ΣVj/Vt)
dimana:
k = banyaknya belahan
Vj = varians belahan j
Vt = varians skor total
e. Formula Kuder-Richardson
Formula K-R merupakan modifikasi dari formula Alpha. Digunakan apabila skornya
dikhotomi dan jumlah itemnya sedikit, banyaknya belahan sebanyak jumlah itemnya.
Rumusnya:
K-20 = (k/k-1) (1-(Σp (1-p)/ Vt)) atau (k/ k-1) (1 (Vt + Σpq/ Vt))
di mana:
k = banyaknya item
Vt = varians skor total
p = proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada suatu item
f. Formula Kristof
Banyaknya item yang tidak genap menyebabkan tes tidak dapat dibelah menjadi dua dengan
mempertahankan asumsi paralel. Untuk mengatasinya dapat dipakai formula Kristof, dengan
membelah tes menjadi tiga, dan tidak menuntut masing-masing belahan jumlah itemnya sama.
Rumusnya:
sm2 = s12s 13/ s23 + s12 s23/ s13 + s13 s23/ s12 + 2 (s12 + s13 + s23)
dimana:
sm2 = estimasi terhadap varians skor murni
s12 = kovarians belahan 1
2 s13 = kovarians belahan 1
3 s23 = kovarians belahan 2
3 rtt = sm2/ vx
Reliabilitas untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R 20 sebagai berikut:
Menurut Suharsimi Arikunto (2016:222), tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan
sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya
menggolongkan soal-soal yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sukar.
Adapun bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini
menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol (p besar), singkatan dari kata “proporsi”.
Dengan demikian maka soal dengan = 0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan = 0,20. Sebaliknya soal
dengan = 0,30 lebih sukar daripada soal dengan P = 0,80.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Dimana:
P = taraf kesukaran
B = banyaknya siswayang menjawab soal dengan benar
Menurut Zainal Arifin (2016:273) perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat (d besar).
Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
Rumus:
Dimana :
Dalam kegiatan analisis kualitas tes dan butir soal terdapat manfaat daya pembeda butir soal
sebagaimana kami kutip berdasarkan pendapat Karjono Natar berikut ini:
1. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya
pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak
2. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa,
yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru
Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola penyebaran
jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda.Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan
apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik
jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
Kualitas penggunaan pengecoh (distractor) baik atau tidak yang dapat diidentifikasi dengan rumus berikut:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.
2. Reliabilitas merupakan alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tidak dapat
ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi
3. tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar
4. Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola penyebaran
jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda
5. daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik
yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.
Muslikah Purwanti 2014, Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan
Menggunakan Microsoft Office Excel 2010 Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1
Mujianto Solichin 2017, Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir Tes, Interpretasi
Hasil Tes Dan Validitas Ramalan Dalam Evaluasi Pendidikan Jurnal Manajemen & Pendidikan
Islam Volume 2, Nomor 2,