Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KUALITAS SOAL

DI SUSUN OLEH

NAMA : VIKTORIUS FIKRAN CAHAYA GULO

NIM :189902040

KELAS :A

M.K : EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK

DOSEN PENGAMPU:

ENVILWAN BERKAT HAREFA S.Si,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)


GUNUNGSITOLI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul “ANALISIS KUALITAS SOAL”. Atas terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis atas terbentuknya
makalah ini, semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gunungsitoli, April 2020

Penulis,

VIKTORIUS FIKRAN CAHAYA GULO

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Teoritis/Rasional (referensi 1)...........................................................................2


B. Analisis Validitas Dan Reabilitas (referensi 2&3)..........................................................4
C. Analisis Indeks Kesukaran (referensi 2&3).....................................................................7
D. Analisis Daya Pembeda (referensi 3)..............................................................................8
E. Analis Efektif Distraktor Tes (referensi 2&3).................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................10

DAFTAR ISI...............................................................................................................................11

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page ii


EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari
peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil
belajar siswa di sekolah, guru memberikan suatu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi
yang telah dikuasai oleh siswa selama proses belajar mengajar mengenai materi yang disampaikan.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, berhasil atau tidaknya sangat ditentukan oleh tepat atau
tidaknya pelaksanaan ujian. Untuk melaksanakan ujian ini memerlukan alat-alat. Bagi ujian tertulis maka
alatnya adalah butir-butir soal tertulis. Bagi ujian lisan maka alatnya adalah butir soal tertulis yang
disediakan bagi setiap tes, atau sekurang-kurangnya pokok pertanyaan yang sudah tertulis dan dipersiapkan
sebelumnya. Bagi ujian praktek, maka alatnya adalah lembar pengamatan yang berisi segi-segi yang diamati
beserta rentang skor masing-masing.
Idealnya sebelum suatu tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagi tes
yang baik, maka tes yang bersangkutan perlu diuji cobakan. Namun sebelum diuji cobakan tes tersebut harus
memperlihatkan indokator-indikator sebagai tes yang baik. Dalam hal ini dilakukan suatu analisis butir soal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Analisis teoritis/rasional
2. Apa yang di maksud dengan Analisis Validitas dan Reliabilitas
3. Apa yang di maksud dengan Analisis Indeks Kesukaran
4. Apa yang di maksud dengan Analisis Daya Pembeda
5. Apa yang di maksud denganAnalisis Efektif Distraktor Tes

C. TUJUAN
1. Menjelaskan analisis teoritis/rasional
2. Menjelaskan analisis validitas dan realibitas
3. Menjelaskan ideks kesukaran
4. Menjelaskan analisis daya pembeda
5. Menjelaskan efektif distractor tes

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. ANALISIS TEORITIS/RASIONAL

Analisis logis/rasional meliputi analisis materi, konstruksi dan bahasa. Analisis materi dimaksudkan
sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat
kemampuan yang sesuai dengan soal. analisis konstruksi dimaksudkan sebagai penelaahan yang umumnya
berkaitan dengan teknik penulisan soal. analisis bahasa dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan
dengan pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Berikut ditampilkan analisis logis yang terhadap bentuk soal uraian dan bentuk soal pilihan yang
diadopsi dari Pengembangan Sistem Penilaian yang dirancang oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai
berikut:

Telaah butit soal uraian

Keterangan :

Beri tanda cek (V ) jika menurut saudara sesuai dengan kriteria

beri tanda silang (X) jika menurut saudara tidak sesuai dengan kriteria

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 2


Telaah butir soal pilihan ganda

Keterangan:

Beri tanda cek ( V ) jika menurut saudara sesuai dengan kriteria,

beri tanda silang (X) jika menurut saudara tidak sesuai dengan kriteria

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 3


B. ANALISIS VALIDITAS DAN REABILITAS
1. Analisis Validitas

Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan
apakah suatu tes hasil belajar telah memiliki suatu validitas atau daya ketepatan mengukur, kita dapat
melakukannya dari dua segi, yaitu: dari segi tes itu sendiri sebagai suatu totalitas, dan dari segi itemnya
sebagai bagian tak terpisahkan dari tes tersebut

Penganalisaan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:

a. Pengujian validitas tes secara rasional


Validitas rasional dapat juga kita pahami sebagai penganalisisan tes hasil belajar secara rasional
yang teryata memiliki daya ketepatan mengukur (logical validity). Ketika kita menentukan apakah
tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional ataukah belum, maka perlu dilakukan suatau
penelusuran dari dua segi, yaitu dari segi isinya (content) dan dari segi susunan atau konstruksinya
(construct)
b. Pengujian validitas tes secara empiric
Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat
empirik (validitas yang bersumber atas dasar pengamatan di lapangan). Dalam menentukan validitas
empirik ini dapat dilakukan melalui dua langkah, pertama dari segi daya ketepatan meramalnya
(predictive validity) dan daya ketepatan bandingannya (concurrent validity)
Validitas item bentuk pilihan ganda dapat dihitung menggunakan rumus korelasi poin biserial:

Validitas item bentuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment adalah
sebagai berikut:

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 4


2. Analisis Reabilitas

Reliabilitas merupakan alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran
tidak dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi

Berikut ini adalah macam-macam pendekatan belah dua yang perlu diketahui dan diperhatikan
dengan saksama
a. Formula Spearman-Brown
Pendekatan belah dua yang populer adalah formula Spearman-Brown. Formula ini
mengasumsikan kedua belahan tes adalah paralel (mean dan varian setara). Keuntungan formula ini
dapat dipakai baik untuk skor dikotomi maupun nondikotomi.
r12 = (rumus PM) ------- under estimate karena panjang tes hanya setengah (20 menjadi
10), oleh karena itu perlu dikoreksi rxx’ = 2 r12/(1 + r12) -----  Spearman Brown (Semakin
panjang tes maka koefisien reliabilitasnya juga semakin meningkat).
b. Formula Rulon
Formula Rulon tanpa harus berasumsi bahwa kedua belahan homogen variansnya.
Rumus estimasi reliabilitasnya:
rxx’ = 1 – Vd/ Vx
dimana:
Vd = varians beda skor kedua belahan
Vx = varians skor total
c. Formula Flanagan
rtt = 2 (1- (V1 + V2/ Vt))
V1 = varians belahan 1
V2 = varians belahan 2
Vt = varians total
d. Koefisien Alpha
Untuk dua belahan, pendekatan reliabilitas dengan menggunakan koefisien alpha tidak harus
memenuhi asumsi bahwa kedua belahan adalah setara mean dan variansnya, namun syaratnya r
harus ekuivalen; kalau tidak akan terjadi under etimate terhadap koefisien alpha yang diperoleh.
Rumus koefisien alpha:
α = 2 (1 – (V1 + V2/ Vt))
dimana:
V1 = varians skor belahan 1
V2 = varians skor belahan 2
Vt = varians skor total
Untuk belahan lebih dari dua, syarat antar belahan paralel harus dipenuhi atau paling tidak
memenuhi r (tau) ekuivalen.
EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 5
Rumusnya:
α = (k/k-1)(1-ΣVj/Vt)
dimana:
k = banyaknya belahan
Vj = varians belahan j
Vt = varians skor total
e. Formula Kuder-Richardson
Formula K-R merupakan modifikasi dari formula Alpha. Digunakan apabila skornya
dikhotomi dan jumlah itemnya sedikit, banyaknya belahan sebanyak jumlah itemnya.
Rumusnya:
K-20 = (k/k-1) (1-(Σp (1-p)/ Vt)) atau (k/ k-1) (1 (Vt + Σpq/ Vt))
di mana:
k = banyaknya item
Vt = varians skor total
p = proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada suatu item
f. Formula Kristof
Banyaknya item yang tidak genap menyebabkan tes tidak dapat dibelah menjadi dua dengan
mempertahankan asumsi paralel. Untuk mengatasinya dapat dipakai formula Kristof, dengan
membelah tes menjadi tiga, dan tidak menuntut masing-masing belahan jumlah itemnya sama.
Rumusnya:
sm2 = s12s 13/ s23 + s12 s23/ s13 + s13 s23/ s12 + 2 (s12 + s13 + s23)
dimana:
sm2 = estimasi terhadap varians skor murni
s12 = kovarians belahan 1
2 s13 = kovarians belahan 1
3 s23 = kovarians belahan 2
3 rtt = sm2/ vx

Reliabilitas untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R 20 sebagai berikut:

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 6


Reliabilitas untuk soal bentuk uraian dapat dihitung dengan rumus Alpha sebagai berikut:

C. ANALISIS INDEKS KESUKARAN

Menurut Suharsimi Arikunto (2016:222), tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan
sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya
menggolongkan soal-soal yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sukar.

Adapun bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini
menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol (p besar), singkatan dari kata “proporsi”.
Dengan demikian maka soal dengan = 0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan = 0,20. Sebaliknya soal
dengan = 0,30 lebih sukar daripada soal dengan P = 0,80.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

a. soal dengan = kurang dari 0,30 adalah soal terlalu sukar


b. soal dengan = 0,30 s/d 0,70 adalah soal cukup (sedang)
c. soal dengan = lebih dari 0,70 adalah soal terlalu mudah.18

ada pun rumus mencari p (proporsi):

Dimana:
P = taraf kesukaran
B = banyaknya siswayang menjawab soal dengan benar

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 7


Js = banyaknya siswa peserta tes

D. ANALISIS DAYA PEMBEDA

Menurut Zainal Arifin (2016:273) perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat (d besar).
Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00.

Rumus:

Dimana :

D = indeks deskriminasi(daya beda)

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peseta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

D = 0’00 s/d 0,2 (jelek)

D = 0,21 s/d 0,40 (cukup)

D = 0,41 s/d 0,70 (baik)

D = 0,71 s/d 1,00 (baik sekali)

D = negative (tidak baik)

Dalam kegiatan analisis kualitas tes dan butir soal terdapat manfaat daya pembeda butir soal
sebagaimana kami kutip berdasarkan pendapat Karjono Natar berikut ini:

1. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya
pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak
2. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa,
yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 8


E. ANALISIS EFEKTIF DISTRAKTOR TES

Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola penyebaran
jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda.Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan
apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik
jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.

Berikut beberapa pertimbangan terhadap analisis pengecoh:

1. diterima, karena sudah baik


2. ditolak, karena tidak baik
3. ditulis kembali, karena kurang baik
4. Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.28
Untuk tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban dan P = 0,8, dilihat dari segi omitted (O),
sebuah butir soal dikatakan baik jika persentase O-nya ≤ 10%.
Tujuan pemasangan distraktor pada setiap butir item adalah agar dari sekian banyak siswa mengikuti
tes ada yang tertarik memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih merupakan
jawaban betul.

Kualitas penggunaan pengecoh (distractor) baik atau tidak yang dapat diidentifikasi dengan rumus berikut:

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 9


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.
2. Reliabilitas merupakan alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tidak dapat
ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi
3. tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar
4. Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola penyebaran
jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda
5. daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik
yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 10


DAFTAR PUSTAKA

Muslikah Purwanti 2014, Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan
Menggunakan Microsoft Office Excel 2010 Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1

Mujianto Solichin 2017, Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir Tes, Interpretasi
Hasil Tes Dan Validitas Ramalan Dalam Evaluasi Pendidikan Jurnal Manajemen & Pendidikan
Islam Volume 2, Nomor 2,

EVALUASI PEMBELAJARAN TEKNIK Page 11

Anda mungkin juga menyukai