Anda di halaman 1dari 6

Pancasakti Science Education Journal

PSEJ Volume 3 Nomor 1, April 2018, (Hal. 43 - 48)


http://e-journal.ups.ac.id/index.php/psej

Submitted: 03/03/2018, Accepted: 05/07/2018, Published: 07/19/2018

Uji Angka Lempeng Total (ALT) pada Jamu Gendong Kunyit Asem
di Beberapa Desa Kecamatan Talang Kabupaten Tegal

Inur Tivani1, Wilda Amananti2, Purgiyanti3


1,2,3
Program Studi D-III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal, Indonesia

Korespondensi. E-mail: tiva.nie40@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Angka Lempeng Total (ALT) jamu gendong Kunyit asam di beberapa
desa di kecamatan Talang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan Angka
Lempeng Total (ALT) pada sediaan jamu gendong kunyit asam di beberapa desa di kecamatan Talang. Uji
ALT merupakan metode untuk menghitung angka cemaran bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam sampel
dengan metode cara tuang (pourplate) pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45
0
C dengan posisi dibalik. Salah satu parameter dari Peraturan KBPOM Nomor 12 Tahun 2014 menyatakan
bahwa untuk Angka Lempeng Total (ALT) tidak lebih dari 104. Hasil uji Angka Lempeng Total pada Desa
Gembong didapatkan nilai rata-rata sebesar 1,2 x 107 koloni/mL, Desa Kaladawa didapatkan nilai rata-rata
sebesar 1,8 x 106 koloni/mL, dan Desa Bengle didapatkan nilai rata-rata sebesar 5,2 x 106 koloni/mL.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data ketiga desa, maka jamu kunyit asam yang dijajakan ketiga desa
di kecamatan Talang belum memenuhi persyaratan mutu dilihat dari nilai ALT.
Kata Kunci: Angka Lempeng Total, Jamu Gendong Kunyit Asem, Kecamatan Talang

Total Plate Count Test Rate On Jamu Gendong Kunyit Asem In Some Talang Subscription
Village Regency of Tegal

Abstract

This study aims to test the Total Plate Count (TPC) of herbalists Kunyit Asem in several villages in Talang subdistrict.This
research is a non experimental descriptive research that is describing Total Plate Count on herbal medicine supply of
turmeric acid in some villages in Talangsubdistrict. ALT test is a method to calculate the number of mesophyll aerobic
bacteria contaminated in samples by pour plate method on solid media and incubated for 24-48 hours at 35-450C with
position reversed. One of the parameters of KBPOM Regulation No. 12 of 2014 states that for Total Plate Count (TPC) is
not more than 104.The result of Total Plate Count Test at Gembong Village got the average value of 1,2 x 10 7 colony / mL,
Kaladawa Village got the average value of 1,8 x 10 6 colony / mL, and Bengle Village got the average value of 5 , 2 x 10 6
colonies / mL. Based on the results of research and data analysis of the three villages, herbal turmeric acid sold in the three
villages in Talangsubdistrict not meet the quality requirements seen from the value of ALT.

Keywords: Total Plate Count, Jamu Gendong Kunyit asem, Talang Sub District

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018- (44)
Inur Tivani, Wilda Amananti, Purgiyanti

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil survey di beberapa desa


Zaman semakin modern, perkembangan di kecamatan Talang, salah satu jamu yang
teknologi pun kian pesat. Segala bentuk paling digemari oleh kaum hawa yaitu jamu
pengobatan juga semakin maju. Namun, kunyit asem. Mereka beralasan selain harganya
pengobatan dengan menggunakan bahan- yang murah, rasanya enak serta dapat
bahan alam seperti tanaman atau biasa disebut mengurangi rasa nyeri ketika menstruasi (haid).
dengan obat herbal masih diminati masyarakat Hasil penelitian Novia (2008) menjelaskan
khususnya masyarakat pedesaan. Salah satu bahwa sebagian besar masyarakat di Desa
obat herbal yang masih digunakan oleh Banjar Kemantren Kecamatan Buduran
masyarakat pedesaan yaitu jamu. Jamu yang Kabupaten Sidoarjo mengkonsumsi jamu
dijajakan dengan menggunakan pikulan yang kunyit asem untuk meredakan nyeri haid. Hal
diletakkan di punggung disebut dengan jamu ini didukung pula dari hasil penelitian yang
gendong. Jamu gendong dianggap oleh dilakukan Winarso (2014) menunjukkan bahwa
masyarakat aman dikonsumsi karena berasal adanya pengaruh minum kunyit asam terhadap
dari bahan alam tanpa adanya pengawet atau penurunan tingkat nyeri dismenorea siswi MTs
bahan kimia tambahan. Selain itu harganya pun N Jatinom Klaten. Kandungan bahan aktif
sangat terjangkau. yang terdapat pada kunyit berfungsi sebagai
Banyaknya obat yang beredar di pasaran analgetika, antipiretika, dan anti inflamasi.
membuat pemerintah mengeluarkan peraturan (Nair, Wang, Dewitt, Krempin, 2004).
melalui Departemen Kesehatan dalam Berdasarkan beberapa penelitian
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor sebelumnya terkait jamu gendong, yaitu
661/MENKES/SK/VII/1994 yang berisi penelitian Solichah (2012) menyatakan bahwa
tentang perlunya pencegahan peredaran obat jamu kunyit asam yang diproduksi di kelurahan
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan Merbung Klaten tidak memenuhi standar
keamanan, kemanfaatan dan mutu. Beberapa keamanan obat karena jumlah total bakteri ≥ 10
Parameter keamanan obat meliputi uji cemaran kol/ml. Penelitian lain juga dilakukan oleh
mikroorganisme antara lain uji mikroorganisme Mutiara (2016) dengan hasil ALT Jamu
patogen, uji Angka Lempeng Total, uji Angka gendong temulawak di pasar Tarumanegara
Kapang/Khamir, uji aflatoksin serta uji Kota Magelang 4 x 104 sampai 7 x 107.
cemaran logam berat (Anonim, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Tivani (2018)
Angka Lempeng Total (ALT) merupakan terhadap Jamu temu ireng di desa Tanjung
salah satu parameter kemanan obat yang perlu Kabupaten Brebes menyatakan bahwa jumlah
diujikan. ALT dapat digunakan sebagai ALT sebesar 2,9x103 hingga 1,4x107
petunjuk sampai tingkat berapa dalam koloni/mL.
pembuatan obat tradisional tersebut Berdasarkan beberapa penelitian di atas,
melaksanakan Cara Pembuatan Obat penulis tertarik untuk meneliti uji cemaran
Tradisional yang Baik (CPOTB). Uji ALT mikroba (ALT) jamu kunyit asam di beberapa
digunakan untuk menghitung banyaknya desa di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
bakteri yang tumbuh dan berkembang pada
sampel, juga sebagai acuan yang dapat METODE
menentukan kualitas dan keamanan simplisia Penelitian ini merupakan penelitian
(Depkes RI, 1994). Salah satu parameter dari deskriptif kuantitatif yaitu melakukan
Peraturan KBPOM Nomor 12 Tahun 2014 pengujian Angka Lempeng Total (ALT) sampel
menyatakan bahwa untuk Angka Lempeng jamu di beberapa desa di kecamatan Talang di
Total (ALT) tidak lebih dari 104. laboratorium serta mendeskripsikan hasilnya.
Metode kuantitatif digunakan untuk

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018- (45)
Inur Tivani, Wilda Amananti, Purgiyanti

mengetahui jumlah mikroba yang ada pada disterilkan menggunakan autoclave.


suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Pembuatan larutan pengencer NaCl dilakukan
Lempeng Total (ALT). Uji ALT merupakan dengan mencampur serbuk NaCl sebanyak
metode untuk menghitung angka cemaran 0,405 gram ke dalam aquadest 45 mL
bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam selanjutnya di sterilkan dalam autoclave.
sampel dengan metode cara tuang (pourplate) Langkah ketiga yaitu homogenisasi
pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 sampel dan pengenceran sampel. Homogenisasi
jam pada suhu 35-450C dengan posisi dibalik. sampel dilakukan dengan cara mencampur 10
Media yang digunakan yaitu Nutrient Agar ml sampel (jamu kunyit asem) dengan 90 mL
(NA). NA adalah suatu medium yang PW ke dalam Erlenmeyer lalu kocok hingga
mengandung sumber nitrogen dalam jumlah homogen. Pengenceran sampel dilakukan
cukup yaitu 0,3 % ekstrak sapi dan 0,5 % dengan menyiapkan larutan NaCl ke dalam
pepton, tetapi tidak mengandung sumber tabung reaksi sebanyak 5 tabung (9 ml) beri
karbohidrat. Oleh karena itu baik untuk kode 10-1 dan 10 -5. Selanjutnya mengambil 1
pertumbuhan bakteri tetapi kapang dan khamir ml larutan yang ada di erlenmeyer (hasil
tidak dapat tumbuh dengan baik (Irianto, 2013). homogenisasi) masukan ke dalam tabung reaksi
Desa yang diambil untuk penghitungan 10-1. Selanjutnya mengambil 1 ml larutan 10-1
ALT yaitu Desa Gembong (sebagai wakil desa lalu masukkan kedalam tabung reaksi 10-2
dari arah selatan, Desa Bengle (Sebagai wakil melakukan perlakuan tersebut hingga
desa dari arah Timur), serta Desa kaladawa pengenceran 10-5.
(sebagai wakil dari arah utara). Tahapan Langkah kelima yaitu pembuatan media
penelitian dimulai dengan langkah pertama Nutrient Agar (NA). Langkah yang dilakukan
yaitu pengambilan sampel. Kegiatan ini yaitu dengan merebus 0,9 gram daging dalam
dilakukan pada pukul 06.00 pagi. Alasan waktu 300 ml aquadest sampai volume setengahnya
pengambilan sampel karena pada waktu ini kemudian menyaring rebusan daging,
jamu paling banyak dibeli oleh masyarakat. kemudian tambahkan 200 ml aquadest dan cek
Selain itu, letak lokasi pengambilan sampel pH antara 6,8-7,0. Menambahkan 1,5 gram
dengan Laboratorium Politeknik Harapan pepton kemudian rebus kembali dan
Bersama yang akan dipakai untuk pengujian tambahkan 4,5 gram agar-agar yang dimasukan
cukup jauh. Jika pengambilan dilakukan siang secara sedikit demi sedikit, aduk sampai
hari atau sore hari maka tidak cukup waktu homogen. Memeriksa pH dan atur pH antara
untuk melakukan penelitian terkait sampel yang 6,8-7,0 apabila pH terlalu basa (>7) tambahkan
digunakan. Sampel yang telah diambil KCl dan apabila pH terlalu asam (<7) maka
dimasukkan dalam botol yang telah disterilkan tambahkan NaOH. Mensterilkan dalam
terlebih dahulu serta disimpan ke dalam cool autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
box untuk menghindari kontaminasi dengan Langkah keenam yaitu melakukan Uji
udara luar atau lingkungan sekitar selama Angka Lempeng Total (ALT). Langkah
perjalanan menuju di laboratorium uji. pertama yaitu kedalam tiap cawan petri
Langkah kedua yaitu membuat Pepton dituangkan ± 15 ml media NA (45o ± 1o)
Water (PW) dan Larutan pengencer NaCl. kemudian segera cawan petri digoyang sambil
Pepton Water digunakan sebagai makanan bagi diputar agar media tersebar merata kemudian
bakteri, sedangkan larutan NaCl digunakan dibuat duplo.Masing-masing cawan di beri label
untuk menjaga keseimbangan ion dari mikroba. 10 1 sampai 105.Selanjutnya menuangkan
Cara yang dilakukan untuk pembuatan larutan sampel yang telah dibuat pengenceran sesuai
PW yaitu melarutkan serbuk pepton sebanyak dengan label yang terdapat pada cawan petri.
1,35 gram ke dalam aquades sebanyak 90 mL, Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 35oC
mengaduk hingga homogen kemudian selama 24 jam hingga 48 jam dengan posisi

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018- (46)
Inur Tivani, Wilda Amananti, Purgiyanti

terbalik, jumlah koloni yang tumbuh diamati jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau
dan dihitung dengan menggunakan colony gram lebih besar dari jumlah yang didapat
counter. (>1600x faktor pengenceran); (6) Jika tidak ada
Cara menganalisis hasil pengujian sesuai koloni yang tumbuh dalam cawan petri,
dengan PPOMN tahun 2006 dalam Mutiara nyatakan jumlah bakteri perkiraan lebih kecil
(2016) yaitu: (1) Pilih cawan petri dari satu dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran
pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni yang terendah (<10); dan (7) Menghitung
antara 25-250 setiap cawan. Dihitung semua koloni perambat (spreader). Jika terjadi hanya 1
koloni dalam cawan petri dengan menggunakan perambatan maka koloni dianggap 1, tetapi jika
alat penghitung koloni (Colonycounter). 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal
Dihitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dari sumber yang terpisah- pisah, maka tiap
dengan faktor pengenceran dan dinyatakan sumber dihitung sebagai 1 koloni.
hasilnya sebagai jumlah bakteri per mL atau Cara menghitung dan membulatkan
gram; (2) Jika salah satu dari dua cawan angka dalam melaporkan jumlah koloni atau
terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting
lebih besar dari 250, dihitung rata-rata jumlah yang digunakan, angkayang pertama danke dua
koloni, dikalikan dengan faktor pengencer dan (dimulai dari kiri), sedangkan angka yang ketiga
dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri diganti dengan 0 apabila kurang dari 5 dan
pergram; (3) Jika hasil dari 2 pengenceran apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang
jumlahnya berturut-turut terletak antara 25-250 ditambahkan pada angka yang kedua. Contoh:
koloni, dihitung jumlah koloni dari masing- 523.000 dilaporkan sebagai 520.000(5,2x105)
masing pengenceran seperti pada poin a dan b laporkan sebagai 84.000 ( 8,4 x104).
di atas dan dihitung jumlah koloni dari kedua Untuk rata-rata jumlah koloni dihitung
pengenceran tersebut. Jika jumlah yang dengan rumus :
tertinggi lebih besar 2 kali jumlah yang terkecil,
dinyatakan jumlah yang terkecil sebagai jumlah (⅀ 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 − 𝑘) 𝑥 𝑃
bakteri per gram; (4) Jika rata-rata jumlah ⅀𝑃
koloni masing-masing petri tidak terletak
antara 25-250 koloni, dihitung jumlah koloni ⅀Koloni = jumlah koloni pada pertridis
seperti pada poin a dan b di atas dan dinyatakan sampel
sebagai jumlah bakteri per gram. Jumlah koloni K = jumlah koloni pada petridist
dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, kontrol
maka setiap dua cawan petri dengan P = besar pengenceran
pengenceran tertinggi dibagi dalam 2,4 atau 8 ⅀P = jumlah pengenceran koloni yang
sektor. Dihitung jumlah koloni dalam satu dihitung
bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah
koloni dalam satu cawan petri, dihitung rata-
rata jumlah koloni dan kalikan dengan faktor
pembagi dan pengenceran. Dinyatakan sebagai
jumlah bakteri perkiraan per gram; (5) Jika
dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih
dari 200 koloni, maka jumlah koloni yang
didapat =8x200(1600), dikalikan dengan faktor
pengenceran dan dinyatakan hasilnya sebagai

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018- (47)
Inur Tivani, Wilda Amananti, Purgiyanti

HASIL
Tabel 1. Hasil Uji Angka Lempeng Total Jamu Kunyit Asem

Asal Jamu Pengenceran Jumlah ALT Rata-Rata


Koloni (koloni/mL)
Gembong 10-1 487 4,9 x 103 1,2 x 107
10-2 323 3,2 x 104
10-3 279 2,8 x 105
10-4 237 2,4 x 106
10-5 209 2,1 x 107
Kaladawa 10-1 483 4,8 x 103 1,8 x 106
10-2 213 2,1 x 104
10-3 193 1,9 x 105
10-4 174 1,7 x 106
10-5 54 0,5 x 107
Bengle 10-1 277 2,8 x 103 5,2 x 106
10-2 231 2,3 x 104
10-3 217 2,2 x 105
10-4 201 2,0 x 106
10-5 184 1,8 x 107

PEMBAHASAN merupakan yang paling umum digunakan


Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa jamu sebagai indikator pencemaran dalam air,
kunyit asem yang ada di beberapa desa di minuman, makanan trmasuk juga jamu. Infeksi
kecamatan Talang belum memenuhi standar bakteri E. coli seringkali berupa diare, kejang
keamanan dilihat dari hasil uji Angka Lempeng perut, demam dan terkadang dapat
Total (ALT). Hal ini didasarkan pada menyebabkan gangguan ginjal. Infeksi yang
Peraturan KBPOM Nomor 12 Tahun 2014 timbul pada pencernaan karena infeksi bakteri
menyatakan bahwa untuk Angka Lempeng E.coli pada dinding usus menimbulkan gerakan
Total (ALT) tidak lebih dari 104. larutan dalam jumlah besar dan merusak
Angka di atas menunjukkan bahwa kesetimbangan elektrolit dalam membran
koloni terbanyak terdapat pada sampel jamu mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan
daerah Gembong dan Kaladawa. air pada dinding usus berkurang dan
Kemungkinan hal tersebut disebabkan karena mengakibatkan diare. Infeksi E. coli pada
dalam perebusan jamu tidak dilakukan sampai beberapa penderita anak-anak di bawah 5 tahun
benar-benar mendidih. Berdasarkan hasil dan orang tua dapat menimbulkan komplikasi
wawancara penjual jamu di beberapa desa di yang disebut dengan sindrom uremik hemolitik
kecamatan Talang mereka umumnya mencuci (Radji, 2016).
kunyit pada sore hari. Sedangkan pengerjaan Makanan atau minuman yang
jamu dilakukan pada waktu subuh. Hal ini terkontaminasi mikroorganisme patogen akan
rentan terhadap gigitan tikus atau kecoa yang masuk ke saluran pencernaan. Mayoritas
melewati kunyit yang telah dibersihkan. Faktor mikroorganisme tersebut akan dihancurkan
lain juga disebabkan dalam pencucian kunyit oleh asam klorida (HCl) dan enzim-enzim
kurang bersih. Kunyit ditanam dalam dilambung atau oleh empedu dan enzim di usus
tanah.Menempelnya tanah pada kunyit juga halus. Mikroorganime yang bertahan dapat
merupakan salah satu faktor penyumbang menyebabkan penyakit seperti demam tifoid,
ketidak higienisan jamu yang dijajakan. disentri dan hepatiis A (Pratiwi, 2008).
ALT yang melebihi batas dapat
berbahaya bagi tubuh. Bakteri E. coli

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018- (48)
Inur Tivani, Wilda Amananti, Purgiyanti

SIMPULAN
Angka Lempeng Total (ALT) jamu Novia I, Puspitasari N. (2008). Faktor Risiko
Gendong di desa Gembong 1,2 x 107 Kejadian Dismenorea, The Indonesian
Journal of Public Health, Vol. 4 (2) : 96-104
koloni/mL, desa Kaladawa 1,8 x 106
koloni/mL, dan desa Bengle 5,2 x 106 Peraturan KBPOMNomor12Tahun2014
koloni/mL. Persyaratan Mutu Obat Tradisional.

DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, Sylvia. (2008). Mikrobiologi Farmasi.


Irianto, Koes. (2013). Mikrobiologi Medis. Jakarta: Erlangga.
Bandung: Alfabeta.
Radji, Maksum. (2016). Mikrobiologi. Jakarta:
Keputusan Menteri Kesehatan RI Penerbit Buku Kedokteran EGC.
No.661/MENKES/SK/VII/1994
Tentang Persyaratan Obat Tradisional. Solichah, Verawati. (2012). Kualitas
Jakarta: DepKes RI; 1994. Mikrobiologi Jamu Gendong Jenis Kunir
Asem yang Diproduksi Di Kelurahan
Mutiara, D.M (2016).Uji Angka Merbung, Kecamatan Klaten Selatan,
Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Kabupaten Klaten. Jurnal Kesehatan
Lempeng Total (ALT) Pada Jamu Masyarakat FKM Undip, Volume 1,
Gendong Temulawak Dipasar Nomor 2, Halaman 504 – 513
Tarumanegara Magelang. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tivani, Inur. (2018).Uji Angka Lempeng Total
(ALT) Pada Jamu Gendong Temu Ireng
Nair M.G., Wang H., Dewitt D.L., Krempin Di Desa Tanjung Kabupaten Brebes.Jurnal
D.W., Mody D.K., Qian Y., Groh D.G., para Pemikir. Volume 7 Nomor 1.
Davies A.J., Murray M.A., Dykhouse R.
and Lemay M.(2004). Dietary Food Winarso, Agus. (2014). Pengaruh minum
Supplement Containing Natural kunyit asam terhadap penurunan tingkat
Cyclooxygenase Inhibitors and Methods nyeri dismenorea pada siswi di madrasah
for Inhibiting Pain and Inflammation, tsanawiyah negeri jatinom klaten. Jurnal
Available from : Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2,
http://www.freepatentsonline.com/6818 November 2014, hlm 106-214.
234.html. (Accesed Desember 11/2018)

Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)

Anda mungkin juga menyukai