Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jahwiyani

NIM : 15020170117
Kelas : C6

Evaluasi Larutan
1. Organoleptik
Evaluasi meliputi uji kejernihan, bau, rasa dan warna
2. Penetapan kadar
Tergantung dari zat aktif yang digunakan (sesuai dengan monografi).
3. Kejernihan Larutan <881> (FI IV hal 998)
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15 mm
hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral.
Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan 
Suspensi Padanan  yang sesuai secukupnya, yang dibuat segar dengan cara
seperti yang tertera di bawah sehingga volume larutan di dalam tabung reaksi
terisi setinggi tepat 40 mm. Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit
pembuatan suspensi padanan, dengan latar belakang hitam. Pengamatan
dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke arah bawah tabung.
Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga suspensi padanan I  dapat
langsung dibedakan  dari air dan dari suspensi padanan II.
Baku  opelesen.  Larutkan  1  g  hidrazina  sulfat  P  dalam  air  secukupnya 
sampai  100  ml,  biarkan selama 4 hingga 6 jam. Pada 25 mL larutan ini
ditambahkan  larutan 2,5 g heksamina P dalam 25 mL air, campur dan biarkan
selama 24 jam. Suspensi ini stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam  wadah 
kaca  yang  bebas  dari  cacat  permukaan.  Suspensi tidak  boleh  menempel 
pada  kaca  dan harus dicampur dengan baik sebelum digunakan. Untuk membuat
baku opalesen, encerkan 15 mL suspensi  dengan  air  hingga  1000mL. 
Suspensi  harus  digunakan  dalam  waktu  24  jam  setelah pembuatan.
Suspensi  padanan.  Buatlah  suspensi  padanan  I  sampai  dengan  suspensi 
padanan  IV  dengan  cara seperti  yang  tertera  pada  tabel.  Masing-masing 
suspensi  harus  tercampur  baik  dan  dikocok sebelum digunakan.
Suspensi Padanan
I II III IV
Baku opalesen
5,0 10,0 30,0 50,0
(mL)
Air (mL) 95,0 90.0 70,0 50,0

Pernyataan kejernihan dan derajat opalesen


Suatu  cairan  dinyatakan  jernih  jika  kejernihannya  sama  dengan  air 
ataupelarut  yang  digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut di atas
atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi  padanan  I.  persyaratan 
untuk  derajat  opalesensi  dinyatakan  dalam  suspensi  padanan  I, suspensi
padanan II, dan suspensi padanan III.
4. Pengukuran viskositas sediaan (Farmasi Fisika, hal 1100-1101)
Alat : Viskometer Hoeppler / bola jatuh 
Cara :
- Isi tabung dengan cairan yang akan diukur viskositasnya (jangan sampai penuh)
- Masukkan bola yang sesuai
Cara memilih bolanya     untuk  mendapatkan  yang  terbaik,  harus  digunakan 
sebuah  bola yang menghasilkan t (waktu) tidak kurang dari 30 detik.
- Tambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada
gelembung udara)
- Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola
untuk menempuh jarak tertentu melalui cairan tabung
- Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
- Viskositas cairan dihitung dengan rumus :
η = B (ρ1 -ρ 2) t
Keterangan :
η  = viskositas cairan
B  = konstanta bola
ρ 1  = bobot jenis bola
ρ 2  = bobot jenis cairan
t   = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu (detik)
5. Penetapan bobot jenis cairan <981> (FI IV, hal 1030)
Gunakan  piknometer  yang  bersih  dan  kering  (dicuci  terlebih  dahulu 
dengan  lautan sulfokromik dan bilas dengan etanol lalu aseton)
- Timbang  piknometer  kosong  (w1)  lalu  isi  dengan  air  suling,  bagian  luar
piknometer  dilap sampai kering dan ditimbang (w2)
- Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang
akan diukur bobot jenisnya  pada suhu yang sama pada saat pemipetan, dan
timbang (w3)
- Hitung bobot jenis cairan dengan rumus :
dt =  w3 – w1
                w2 – w1
Keterangan : 
dt= Bobot jeniss pada suhu
w1 = bobot piknometer kosong
w2  = bobot piknometer + air suling
w3  = bobot piknometer + cairan
6. Pengukuran pH larutan <1071> (FI IV, hal 1039)
- pH meter dikalibrasi menggunakan buffer standar
- ukur pH cairan menggunakan pHmeter yang telah dikalibrasi
7. Volume terpindahkan <1261> (FI IV, hal 1089)
Uji  berikut  dirancang  sebagai  jaminan  bahwa  larutan  oral  dan 
suspensi yang dikemas dalamwadah  dosis  ganda.  Dengan  volume  yang 
tertera  dalam  etiket  tidak  lebih  dari  250 mL, yangtersedia  dalam  bentuk 
sediaan  cair  atau sediaan  cair  yang  dikonstitusi  dari 
bentuk padat denganpenambahan  bahan  pembawa  tertentu  dengan  volume 
yang  ditentukan,  jika  dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume
sediaan seperti yang tertera pada etiket.
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan
selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut.
Larutan oral, suspensi oral, dan sirup dalam wadah dosis ganda, kocok isi 10 wadah
satupersatu.
Serbuk dalam wadah dosis ganda yang mencantumkan penandaan volume 
untuk larutan oral atau suspensi oral yang dihasilkan dikonstitusi dengan sejumlah
pembawa seperti tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa
seperti tertera pada etiket diukur secara seksama dan dicampur.
Prosedur.  Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali
volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan
pembentukan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak
lebih 30 menit. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran : volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10
wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari
95% dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100% dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadah pun
volumenya kurang dari 95%, dari volume yang tertera pada etiket dari volume yang
tertera pada etiket, lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan. Volume  rata-
rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh 30 wadah tidak kurang dari 100%
dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari 30 wadah volume kurang
dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera pada etiket.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1995). Farmakope Indonesia.(Edisi


IV). Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM.Martin, A, et.al. 1990. Farmasi Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia


Press
Evaluasi Sediaan Suspensi

Penyimpanan dilakukan selama 8 minggu dan dilakukan evaluasi stabilitas

fisik suspensi ibuprofen meliputi pemeriksaan:

1. Organoleptis (Sana et al., 2012)


Evaluasi organoleptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan rasa,
warna, dan bau.

2. Bobot jenis (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1995)


Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer. Pada suhu ruang,
piknometer yang kering dan bersih ditimbang (A gram). Kemudian diisi
dengan air dan ditimbang kembali (A1 gram). Air dikeluarkan dari piknometer
dan piknometer dibersihkan. Sediaan lalu diisikan dalam piknometer dan
timbang (A2 gram). Bobot jenis sediaan dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:

Bobot jenis = A2A1−− AA x BJ air pada suhu ruangan.

3. Viskositas (Martin, et al., 1993)


Uji visikositas dilakukan dengan menggunakan visikometer stormer. Cara
penentuan visikositas dari sediaan suspensi adalah sebagai berikut: masukan
sediaan suspensi sebanyak 50 mL kedalam cup. Alas wadah dinaikkan
sedemikian rupa sehingga slinder (bob) tetap berada ditengah – tengah cup dan
terbenam dalam sediaan. Skala diatur sehingga menunjukkan angka nol.
Berikan beban tertentu dan lepaskan kunci pengatur putaran sehingga beban
turun dan mengakibatkan bob berputar. Catatlah waktu yang diperlukan bob
untuk berputar 100 kali putaran. Dengan menambah dan mengurangi beban
akan didapat pengukuran pada beberapa kecepatan geser. Hitung kecepatan
geser dalam RPM dalam tiap beban yang diberikan dengan persamaan sebagai
berikut:

RPM = 100 × 60
t
Keterangan:

RPM : rotasi per menit

t: waktu yang dibutuhkan bob untuk berputar 100 kali (s)

Hitung visikositas sediaan pada tiap kecepatan geser dengan persamaan sebagai
berikut:

Ƞ = RPM × Kv

Keterangan:

Ƞ : visikositas (cp) M : beban (g)


Kv : konstanta alat (cp/g s)

Kurva dibuat berdasarkan hubungan antara kecepatan geser terhadap


beban yang diberikan pada setiap sediaan.

4. Pengukuran pH (Aremu & Oduyela,2015)


Suspensi ibuprofen ditentukan dengan menggunakan pH meter digital.
Kalibrasi alat, lalu elektroda dari pH meter digital dicelupkan ke dalam
suspensi, biarkan selama 30 detik, catat nilai pH yang muncul pada layar alat.

5. Volume Sedimentasi (Shah, et al., 2014)


Suspensiibuprofen(10mL) dimasukkan ke dalam gelas ukur bervolume 10
mL. Kemudian biarkan tersimpan tanpa gangguan, catat volume awal (Vo),
simpan maksimal hingga 4 minggu. Volume tersebut merupakan volume akhir
(Vu).

Parameter pengendapan dari suatu suspensi dapat ditentukan dengan


mengukur volume sedimentasi (F) yaitu perbandingan volume akhir endapan
(Vu) dengan volume awal sebelum terjadi pengendapan (Vo) yaitu (Anief,
1994):

6. Redispersi (Gebesamuel & Gebre Marion,2013)


Evaluasi suspense ibuprofen ini dilakukan setelah pengukuran volume
sedimentasi kostan. Dilakukan secara manual dan hati-hati, tabung reaksi
diputar 180° dan dibalikkan ke posisi semula. Formulasi yang dievaluasi
ditentukan berdasarkan jumlah putaran yang diperlukan untuk mendispersikan
kembali endapan partikel ibuprofen agar kembali tersuspensi. Kemampuan
redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan diberi nilai 100%.
Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan
menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
7. Freeze-thawcycling (Madjid, et al.,2003)

Sebanyak 50 mL dari masing-masing formula dibekukan pada suhu 4° C


dan dicairkan pada suhu 40° C secara bergantian selama 24 jam sebanyak enam
siklus lalu dilanjtukan dengan evaluasi pertumbuhan kristal dengan pengamatan
mikroskopis langsung menggunakan mikroskop cahaya yang dilengkapi dengan
kamera.

8. Distribusi ukuran partikel (Panda, et al., 2011).

Masing-masing formula dievaluasi distribusi ukuran partikel yang


dilakukan secara mikroskopis cahaya menggunakan lensa okuler pada 100x
(10x10) yang dilengkapi kamera. Ukuran partikel dilakukan dengan mengukur
1000 partikel dari masing-masing formula dan dilakukan pengelompokan
ukuran partikel.

DAFTAR PUSTAKA
Aremu,O.I.,& Oduyela, O.O. (2015). Evaluation of Metronidazole
suspensions. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 9 (12),
439-450.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1995). Farmakope Indonesia.(Edisi
IV). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A.(1993). Farmasi fisik jilid II (Edisi
3).Penerjemah: Joshita Djajadisastra.Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Gebresamuel, N., & Gebre-Mariam, T. (2013). Evaluation of suspending agent
properties of two local Opuntia spp. muchilago on Paracetamol suspension.
Journal of Pharmacy and Sciences. 26 (1), 23-29.
Panda, M., Patro, G., & Malpani, A. (2011). Formulation and evaluation of
Norfloxacin suspension with β-cyclodextrin complexation.International
Journal ofPharmaceutics Sciences Review and Research. 9 (1), 173-
177.
Sana, S., Rajani, A., Sumedha, N., & Mahesh, B. (2012). Formulation and
evaluation of taste masked oral suspension of Dextromethorphan
hydrobromide. International Journal of Drug Development and Research. 4
(2), 159-172.
Shah, K., Shrivastava S. K., & Mishra, P. (2014). Formulation and evaluation of
supension: Mefenamic acid produgs. Journal of Pharmacy and Sciences. 27
(4), 917-923.
Madjid, S., Naser, D. M., & Djavad, F. (2003). Prevention of crystal growth in
Acetaminophen suspension by the use of Polyvinyl pyrrolidone and Bovine
serum albumin. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutics
Sciences. 11 (3), 139-148

Anda mungkin juga menyukai

  • Hiv and Aids
    Hiv and Aids
    Dokumen14 halaman
    Hiv and Aids
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • FARMAKOTERAPI
    FARMAKOTERAPI
    Dokumen4 halaman
    FARMAKOTERAPI
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Menular Seksual
    Infeksi Menular Seksual
    Dokumen7 halaman
    Infeksi Menular Seksual
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • Hemoglobin
    Hemoglobin
    Dokumen10 halaman
    Hemoglobin
    rio
    Belum ada peringkat
  • ALKALOID
    ALKALOID
    Dokumen1 halaman
    ALKALOID
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • 59 121 1 SM PDF
    59 121 1 SM PDF
    Dokumen12 halaman
    59 121 1 SM PDF
    Arinta Purwi Suharti
    Belum ada peringkat
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Dokumen3 halaman
    LARUTAN
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen5 halaman
    1 SM
    Made Mandala Putra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • 158 307 1 SM
    158 307 1 SM
    Dokumen12 halaman
    158 307 1 SM
    wahyu
    100% (1)
  • ISK Fix
    ISK Fix
    Dokumen11 halaman
    ISK Fix
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen8 halaman
    Bab I PDF
    Josledi Andesma Sr.
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    yaniaidher
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen8 halaman
    Bab I PDF
    Josledi Andesma Sr.
    Belum ada peringkat