Anda di halaman 1dari 4

D TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN

KERJA
1. Pengertian
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Temrs Of Reference (TOR) adalah satu
petunjuk atau dasar sebuah rencana suatu pekerjaan. Penyusunan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) didasari atas gagasan filosofis dari pekerjaan dimaksud.
Dalam hal Pekerjaan Pembuatan Data Base Jalan Non Status Berbasis GIS Di
Kawasan Transmigrasi di Kabupaten Sukamara yang disusun dengan maksud
mendapatkan hasil Perencanaan Teknis Yang baik dan sesuai dengan standar-
standar teknis yang berlaku dengan memperhatikan lingkungan, bahan yang ada
dengan biaya semurah-murahnya atau ekonomis agar pada saat pelaksanaan
fisik hasil pekerjaan tepat kuantitas dan tepat mutu.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan acuan dan pembimbing bagi


Konsultan dalam suatu kegiatan proses untuk mencapai bentukan-bentukan
atau produk yang dikehendaki dalam perjanjian.

Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan oleh pihak pemilik proyek telah
cukup memberikan gambaran, ruang lingkup dan batasan tentang pekerjaan
dan merupakan pedoman dalam mengerjakan Pekerjaan Pembuatan Data Base
Jalan Non Status Berbasis GIS Di Kawasan Transmigrasi di Kabupaten Sukamara.

Setelah konsultan mempelajari isi KAK, maka konsultan telah cukup


memahami pekerjaan tersebut. Oleh karena itu dalam menanggapi KAK yang
diberikan hanya bersifat penegasan dan memperjelas pekerjaan, sehingga
konsultan dapat bekerja dan mencapai hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu sangatlah penting sekali penelaahan dan pemahaman dengan
sebaik-baiknya kepada pihak pemberi pekerjaan.
2. Pengacuan Terhadap Kerangka Acuan Tugas.
a. Tahap Penyusunan Usulan teknis
Lingkup pekerjaan : Pembuatan Data Base Jalan Non Status Berbasis GIS Di
Kawasan Transmigrasi di Kabupaten Sukamara yang berlokasi di Kabupaten
Sukamara.

Dengan kejelasan pada masalah persoalan ruang lingkup pekerjaan,


ketelitian yang di minta serta produk-produk yang diterapkan, maka konsultan
memperoleh cukup titik acuan guna membuat analisa teknis dalam usulan
teknis yang utuh dan memadai. Personil yang diperlukan diupayakan dan
dipersiapkan memenuhi kualifikasi sebagaimana disyaratkan dan jalinan kerja
antara personil harus lancar.

Berdasarkan penjelasan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah disebutkan bahwa Kerangka Acuan Kerja
yang ditetapkan oleh KPA sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan
yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan tujuan,
lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan organisasi KPA.
2. data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah
dilaksanakan, dan peraturan perundang~undangan yang harus digunakan.
3. tujuan dan ruang lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai
tujuan yang ingin dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, keterkaitan antara
suatu keluaran dengan keluaran lain, peralatan dan material yang disediakan
oleh KPA serta peralatan dan material yang harus disediakan oleh penyedia,
lingkup kewenangan yang dilimpahkan kepada penyedia, perkiraan jangka
waktu penyelesaian pekerjaan jasa konsultansi, kualifikasi dan jumlah
tenaga ahli yang harus disediakan oleh penyedia, perkiraan keseluruhan
tenaga ahli/tenaga pendukung yang diperlukan (jumlah person-months) dan
jadwal setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. Khusus untuk pengadaan jasa
konsultansi dengan evaluasi pagu anggaran, jumlah tenaga ahli tidak
dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
4. jenis dan jumlah laporan yang disyaratkan (antara lain laporan pendahuluan,
dan laporan akhir).
5. ketentuan bahwa kegiatan jasa konsultansi harus dilaksanakan di Indonesia,
kecuali untuk kegiatan tertentu yang belum mampu dilaksanakan di
Indonesia.
6. hal-hal lain seperti fasilitas yang disediakan oleh KPA untuk membantu
kelancaran tugas penyedia, persyaratan kerjasama dengan penyedia lain
(apabila diperlukan), dan pedoman tentang pengumpulan data lapangan.

Namun terlepas dari itu semua, konsultan menganggap bahwa Kerangka Acuan
Kerja Kegiatan Pembuatan Data Base Jalan Non Status Berbasis GIS Di Kawasan
Transmigrasi di Kabupaten Sukamara tersebut penuh dengan apresiasi dan
inovasi. Salah satu hal yang mendapat tanggapan positif dari kami adalah
mengenai alih pengetahuan yang menerangkan bahwa apabila dipandang perlu
oleh Kuasa Pengguna Anggaran, maka Penyedia Jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan subtansi
pelaksanaan kegiatan dalam rangka alih pengetahuan kepada staff di lingkungan
organisasi Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai
ruang dan media untuk :
1. Menambah wawasan;
2. Memperluas daya pikir

Dengan begitu akan terjadi diskusi dan tukar pendapat sekaligus menyamakan
persepsi antara ketiga pihak; konsultan perencana, kontraktor pelaksana, dan
staff organisasi Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Bina Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukamara, sehingga tercapai hubungan sinergi yang baik. Hubungan
yang sinergi antara ketiga belah pihak tersebut menjadi hal yang urgen dan
menjadi prioritas utama dalam pekerjaan ini, karena kami menilai suatu
pekerjaan tidak akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan apabila pihak –
pihak yang terlibat di dalamnya tidak bisa membangun sebuah hubungan kerja
sama yang baik. Untuk itu kami selaku konsultan perencana menghimbau agar
senantiasa saling berkomunikasi dalam proses peyelesaian pekerjaan
perencanaan ini.
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Secara garis besar tahapan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
jalan ini konsultan menerapkan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan
pekerjaan perencanaan teknis yang diantaranya sebagai berikut :
- Persiapan
- Pengumpulan data pendukung
- Kegiatan survey
- Pengolahan data survey
- Pra desain
- Pembuatan desain detail
- Penyusunan rencana anggaran biaya
- Penyiapan dokumen lelang
- Penyusunan laporan

c. Kesimpulan
Kesimpulan Terhadap KAK
Kami mengambil kesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan syarat-syarat yang minta pihak pemberi tugas, bila mendapat
kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan waktu
pelaksanaan selama 30 (tiga puluh) hari kalender.

Anda mungkin juga menyukai