Antropolog Edward T. Hall (1976) dalam bukunya 1976 Beyond Culture mengusulkan sebuah teori tentang budaya konteks tinggi dan rendah. Teori ini membantu kita untuk lebih memahami pengaruh kuat dari budaya terhadap komunikasi. Menurut cara orang berkomunikasi, Hall telah membaginya menjadi budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah. Budaya konteks tinggi memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya adalah kebanyakan negara di Timur Tengah, Asia, Afrika, dan beberapa negara Amerika Selatan. Dalam budaya komunikasi konteks tinggi ekspresi wajah, tensi, gerakan, kecepatan dan interaksi lebih bermakna. Sebaliknya, budaya konteks rendah termasuk di dalamnya sebagian besar negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat, komunikasi anggota harus lebih eksplisit dan langsung karena individu tidak diharapkan memiliki pengetahuan tentang sejarah atau latar belakang satu sama lain. Pendengar diharapkan memahami makna berdasarkan hanya pada kata-kata yang digunakan pembicara. Budaya konteks tinggi mempunyai sifat kekerabatan yang sangat dekat, dengan hubungan antar individu yang sedikit bicara; atau jarang menggunakan gaya komunikasi eksplisit dan gaya informasi formal, hubungan jangka panjang dan adanya batasan yang kuat tentang siapa saja yang diterima sebagai kerabat dan siapa saja yang dianggap "orang luar". Sedangkan, budaya konteks rendah mempunyai sifat lebih berorientasi aturan, dimana masyarakat mengikuti aturan-aturan eksternal, lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan-hubungan interpersonal dengan durasi pendek dan keputusan dan aktivitas lebih banyak berfokus pada apa yang harus segera diselesaikan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab individu. Contoh sederhana dari komunikasi konteks tinggi biasa kita temui di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari kita tentu pernah bertanya “Kamu kenapa?” kepada pasangan. Pasangan kita kemudian menjawab dengan kalimat “Aku nggak kenapa-napa” diikuti dengan raut wajah yang muram. Contoh budaya konteks rendah adalah masyarakat Amerika yang lebih bergantung pada perkataan yang diucapkan dibanding perilaku nonverbal untuk menyatakan pesan.