Anda di halaman 1dari 14

Nama : Rizqa Shafrina

NIM : 170610050

Jump 1 :Teriminologi

1. Pendidikan kesehatan: suatu proses perubahan perilaku pada diri seseorang agar
memelihara dan meningkatkan kesehatan diri yang dihubungkan dengan
pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat.
2. PHBS: Pola Hidup Bersih dan Sehat, yaitu semua perilaku kesehatan dilakukan
atas kesadaran diri shgg seluruh anggota keluarga dapat mandiri di bidang
kesehatan.
3. Perilaku kesehatan: suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
4. Indicator kesehatan: ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status
kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu

Jump 2 :Rumasan masalah

1. Mengapa tingkat kebersihan dan kesehatan masyarakat pesisir masih sangat


rendah
2. Apa tujuan pendidikan kesehatan dan siapa saja sasaran dari pend kesehatan
3. Apa saja indicator phbs selain cuci tangan dan makan sayuran setiap hari
4. Apa saja strategi dari pendidikan kesehatan
5. Tujuan dan manfaat phbs
6. Persiapan yang harus dilaukan dr harun sebelum turun memberikan pendidikan
kesehatan
7. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan
8. Bagaimana klp perilaku kesehatan, dan klasifikasi nya
9. Bagaimana upaya agar nantinya tercapai perubahan perilaku kesehatan
masyarakat
10. Bagaimana memilih strategi dalam merubahan perilaku kesehatan masyarakat

Jump 3 :Hipotesa

1. Karena kebersihan lingkungan di daerah pesisir tersebut sangat mengkhawatirkan,


biasanya ditandai dengan ada nya tumpukan sampah di pinggiran jalan, di sungai
– sungai dan pinggiran pantai.
Berdasarkan UUD No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,
tingkat kesadaran masyarakat - masyarakat yang masih rendah dan ditambah
kurangnya edukasi kepada masyarakat tersebut membuat kebiasaan yang buruk
tentang lingkungan tetap terjadi.
2. Tujuan:
- Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat
mereka lakukan terhadap masalah tersebut.
- Menurut UU Kesehaan No. 23 Tahun 1992 bersama WHO tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi, social, dan pendidikan kesehatan di semua
program kesehatan.
- Sasaran dari pendidikan kesehatan meliputi:
a. Masyarakat umum dengan berorientasi ada masyarakat pedesaan
b. Masyarakat kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja.
c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu.
3. Indikator PHBS:
- Melahirkan harus ditolong tenaga kesehatan
- Pemberian asi eksklusif pada bayi selama 6 bulan, lalu pemberian asi dan
mpasi sampai bayi berusia 2 tahun
- Lakukan penimbangan bayi setiap 3 bulan sekali
- Penggunaan air bersih
- Cuci tangan menggunakan sabun
- Menggunakan toilet/ jamban
- Pemberantasan jentik nyamuk
- Makan sayur-sayuran yang mengandung vitamin A
- Olahraga 30 menit perharinya
- Dilarang merokok di dalam rumah
4. Ada 3 macam strategi yang dapat dilakukan sesuai dengan pendidikan kesehatan,
diantaranya:
a. Penyebarluasan informasi kesehatan
Kegiatan berupa pengkajian social budaya kesehatan, system komunikasi dan
teknologi yang tepat dalam pengembangan masyarakat.
b. Pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan
Berupa pengembangan sikap, kemampuan, dan motivasi LSM dan organisasi
kemasyarakatan lainnya dalam pembudayaan hidup sehat dan penyebarluasan
metodologi pengembangan masyarakat melalui ormas dan kelompok potensi
lainnya.
c. Pengembangan penyelenggaraan penyuluhan di selenggarakan melalui
pengembangan sikap, kemampuan dan motivasi petugas kesehatan baik
pemerintah maupun swasta di bidang penyuluhan, dan institusi pendidikan.
5. Tujuan PHBS:
- Meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang
menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku
kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.

Manfaat PHBS:

- Terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memilih bekal pengetahuan


dan kesadaran untuk menjalani prilaku hidup bersih sehat dan memenuhi
standar kesehatan
- Masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah
penyebaran penyakit, memanfaatkan pelayanan kesehatan dan mampu
mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat
- Menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
6. Mengkaji perilaku yang berkaitan dengan PHBS meliputi mempelajari,
menganalisis, dan merumuskan permasalahan kesehatan yang terdapat di daerah
tersebut. Kemudian dapat dilakukan:
- Pengambilan data mengenai permasalahan kesehatan
- Diskusi kelompok masyarakat
- Wawancara individu masyarakat
- Pengkajian sumber daya dan sosioekonomi
- Menyusun strategi intervensi
- Intervensi
- Evaluasi
Strategi interventi dapat berupa:
- Mengembangkan kebijakan berwawasan kesehatan
- Menciptakan lingkungan yang mendukung kepada lingkungan sehat
- Memperkuat gerakan atau organisasi masyarakat yang mempengaruhi
kesehatan
- Mengembangkan kemampuan individu melalui pelatihan – pelatihan
- Mengubah pola piker masyarakat bahwasanya mencegah lebih baik daripada
mengobati
7. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan:
- Tingkat pendidikan
Mudah atau tidaknya seseorang dapat menerima informasi
- Tingkat sosioekonomi
Semakin tinggi maka semakin mudah menerima informasi baru
- Adat istiadat
Masyarakat menganggap bahwa adat istiadat merupakan sesuatu yang tidak
boleh di abaikan
- Kepercayaan masyarakat
Lebih mudah menerima informasi dari orang yang mereka kenali
- Ketersediaan waktu di masyarakat
Memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin kehadiran dalam
penyuluhan
8. Kelompok kesehatan masyarakat:
- Health maintenance
Memeliharan atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
- Health seaking behavior
Tingkatan individu saat sakit, bagaimana caranya individu untuk mengobati
dirinya sendiri
- Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana individu merespon perilaku kesehatan lingkungan sekitarnya

Klasifikasi
1. Perilaku sehat
Berupaya meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya, seperti tidak
merokok
2. Perilaku sakit
Perilaku ketika ia sakit, apakah individu mendiamkan atau mencoba
mengobati diri sendiri melalui obat”an, dan pusat pelayanan kesehatan
3. Perilaku orang sakit
Hak dan kewajiban orang yang sakit.
9. Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, menurut WHO ada 3 yakni:
1. Perubahan alamiah
Perubahan disebabkan kejadian alamiah
2. Perubahan rencana
Sudah direncanakan sendiri oleh objek
3. Kesediaan untuk berubah
10. Strategi untuk memperoleh perubahan perilaku:
1. Menggunakan kekuatan
Seperti Undang – undang yang harus dipatuhi masyarakat
2. Pemberian informasi
Melalui media ataupun secara langsung
3. Diskusi dan partisipasi
Pemberian informasi yang bersifat 2 arah
4. Edukasi
Penyuluhan
5. Fasilitasi
Dengan sarana dan prasarana seperti bakti social

Jump 4: SKEMA
Pendidikan
Kesehatan

Ruang Lingkup Tujuan Strategi


dan prinsip

Konsep Perilaku
Kesehatan

Perubahan
Jump 5: LEARNING OBJECTIVE Perilaku
Kesehatan
1. Pendidikan Kesehatan
- Ruang lingkup dan prinsip
- Tujuan
- Strategi
2. Konsep Perilaku dan Perubahan perilaku Kesehatan
Jump 7: Sharing Information

1. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan - tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan
taraf kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu
bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk
mengubah perilaku sasaran.
b. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu :

Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
c. Sasaran pendidikan kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Sasaran primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan juga sebagainya.
2. Sasaran sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk nantinya kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.
3. Sasaran tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah.
Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan
mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh masyarakat dan kepada
masyarakat umum.

d. Ruang Lingkup Pendidikan kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu;


a. Dimensi sasaran
1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah individu.
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah kelompok masyarakat
tertentu.
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah masyarakat luas.
b. Dimensi tempat pelaksanaan
1) Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan keluarga
2) Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah pelajar.

3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasarannya adalah


masyarakat atau pekerja.
c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
1) Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health Promotion), misal
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal :
imunisasi
3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic
and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat
menghindari dari resiko kecacatan.
4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan
memulihkan kondisi cacat melalui latihan - latihan tertentu.

e.Strategi dan Metode Pendidikan Kesehatan

1. Strategi pendidikan kesehatan


Strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
dalam lingkungan pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada klien. Strategi pendidikan
kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di
dalamnya materi atau paket pendidikan kesehatannya.

Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam Pendidikan Kesehatan.


J. Guilbert dalam Nursalam dan Efendi (2008) mengelompokkan faktor- faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan yaitu:
a. Faktor materi atau hal yang dipelajari yang meliputi kurangnya persiapan,
kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh pemberi materi,
penampilan yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang
dapat dimengerti oleh sasaran, suara pemberi materi yang terlalu kecil, dan
penampilan materi yang monoton sehingga membosankan.
b. Faktor lingkungan, dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1) Lingkungan fisik yang terdiri atas suhu,kelembaban udara,dan kondisi tempat
belajar.
2) Lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya serta representasinya
seperti keramaian atau kegaduhan, lalulintas, pasar dan sebagainya
c. Faktor instrument yang terdiri atas perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar alat - alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti
kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar, serta metode
belajar mengajar.
d. Faktor kondisi individu subjek belajar, yang meliputi kondisi fisiologis seperti kondisi
panca indra (terutama pendengaran dan penglihatan) dan kondisi psikologis,
misalnya intelegensi, pengamatan,daya tangkap, ingatan, motivasi, dan sebaginya.
2. Metode pendidikan kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2003) metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi :
a. Metode pendidikan individu. Metode ini bersifat individual digunakan untuk
membina perilaku atau membina seseorang yang mulai tertarik untuk melakukan
sesuatu perubahan perilaku.
Bentuk pendekatan ini antara lain:
1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan councellin) Dengan cara ini kontak
antara keluarga dengan petugas lebih intensif. Klien dengan
kesadaran dan penuh pengertian menerima perilaku tersebut.
2) Wawancara (interview)
Wawancara petugas dengan klien untuk menggali informasi, berminat atau tidak
terhadap perubahan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi
itu mempunyai dasar pengertian atau dasar yang kuat.
b.Metode pendidikan kelompok
Metode tergantung dari besar sasaran kelompok serta pendidikan formal dari sasaran.
1) Kelompok besar
Kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar adalah
 Ceramah, yaitu metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi atau rendah,
 Seminar yaitu metode yang baik untuk sasaran dengan pendidikan
menengah keatas berupa presentasi dari satu atau beberapa ahli tentang
topik yang menarik dan aktual.
2.Kelompok kecil
Jumlah sasaran kurang dari 15 orang, metode yang cocok untuk kelompok ini adalah:
 Diskusi kelompok, kelompok bisa bebas berpartisipasi dalam diskusi
sehingga formasi duduk peserta diatur saling berhadapan.
 Curah pendapat (brain storming) merupakan modifikasi metode diskusi
kelompok. Usulan atau komentar yang diberikan peserta terhadap
tanggapan-tanggapannya, tidak dapat diberikan sebelum pendapat semuanya
terkumpul.
 Bola salju, kelompok dibagi dalam pasangan kemudian dilontarkan masalah
atau pertanyaan untuk diskusi mencari kesimpulan.
 Memainkan peran yaitu metode dengan anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
 Simulasi merupakan gabungan antara role play dan diskusi kelompok.
c.Metode pendidikan massa
Metode ini menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat
umum (tidak membedakan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi dan
sebagainya). Pada umumnya pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan
media massa, beberapa contoh metode ini antara lain:
 Ceramah umum, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
 Pidato atau diskusi melalui media elektronik.
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter/petugas kesehatan tentang suatu
penyakit.
 Artikel/tulisan yang terdapat dalam majalah atau Koran tentang kesehatan.
 Bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
2. Konsep Perilaku dan Perubahan perilaku Kesehatan

Konsep Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia
itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas
mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia
Bentuk Perilaku
Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap rangsangan
tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu :
1. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan,
sikap atau pengetahuan. Misalnya seorang ibu yang tahu bahwa membawa anak untuk
diimunisasi dapat mencegah penyakit tertentu akan tetapi dia tidak membawa anaknya ke
puskesmas atau posyandu.
2. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini jelas bisa dilihat. Misalnya
pada contoh di atas si ibu membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk
diimunisasi.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

1.      Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri
dari 3 aspek :

a.       Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta


pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit

b.      Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

c.       Perilaku gizi (makanan dan minnuman)

2.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan 


Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari
pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3.      Perilaku kesehatan lingkungan

Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :

a.       Perilaku hidup sehat

Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.


Perilaku ini mencakup :

1.      Menu seimbang

2.      Olahraga teratur

3.      Tidak merokok

4.      Tidak meminum-minuman keras dan narkoba

5.      Istirahat yang cukup

6.      Mengendalikan stress

7.      Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

b.      Perilaku sakit

Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit


pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.

c.       Perilaku peran sakit

Perilaku ini mencakup :

1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2.      Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan


penyembuhan penyakit yang layak.
3.      Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.

Faktor Penentu ( Determinan ) Perilaku Perilaku

kesehatan seperti halnya perilaku pada umumnya melibatkan banyak faktor. Menurut
Lawrence Green ( 1980 ) kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal
pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu :
• Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan lain sebagainya

• Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik, sumber daya,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

• Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.

Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang
bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan
juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang
belum tahu manfaat imunisasi ( predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan
puskesmas yang jauh dari rumahnya ( enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh
masyarakat di wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).

Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum
tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor ekstern ( dari luar individu ) yang
saling memperkuat . Maka sudah selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus
memperhatikan faktor – faktor tersebut di atas

Bentuk Perubahan Perilaku


Adapun perubahan perilaku terdiri dari:
a. Perubahan Alamiah (Natural Change) Perilaku manusia selalu berubah, sebagian
perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi
suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota
masyarakat didalamnya yang akan mengalami perubahan.
b. Perubahan Rencana (Planed Change) Perubahan perilaku ini terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek.
c. Kesediaan Untuk Berubah (Readiness To Change) Apabila terjadi suatu inovasi atau
program-program pembangunan didalam masyarakat maka yang sering terjadi adalah
sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian
lagi sangat lambat untuk menerima perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda
Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan
perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau
penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang
dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam
program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
– norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi
untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian
1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan
perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang
harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi
biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran
sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan
membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai
banyak pagar yang kurang terawat.
2. Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara
menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.
Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan
bersifat lebih langgeng.
3. Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi
kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa
masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam
diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama
dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar
perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih
mantap.

Anda mungkin juga menyukai