Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karuniaNya
sehingga penyusunan makalah dengan judul “Fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan siste
Endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan” dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi dan
menyempurnakan suatu mata kuliah.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik cara
penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik
atau saran yang sifatnya akan membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan kami mengucapkan banyak terima kasih dan kerja sama dari teman-teman kelompok semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
A. Latar Belakang
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis kehidupan mereka.
Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika
mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat;
mereka menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur
yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita
selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau
kesepian. Mereka ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat
mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk Kebutuhan pasien.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien. Dalam hal ini
peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses pemberian asuhan keperawatan.
Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik
pasien. perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor,
dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “ melaksanakan suatu proyek termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai
esensial ini sangat berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten
yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam
praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan
berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan,
termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Advokasi
2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin
3. Bagaimana anatomi fisiologi sistem Imunolgi
4. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pencernaan
5. Bagaimana anatomi fisiologi sistem perkemihan
6. Bagaiamana peran perawat sebagai advokasi
A. BjBBBBBB
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh
Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri
(Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan dengan
setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan
hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus
peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien.
Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting
bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai
yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang
lain.
a. Sistem Endokrin
System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan
cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Hasil
sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel (tidak langsung ke
pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa oleh system peredaran
darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan
bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan
organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan hormone ke seluruh tubuh namun hanya
sel sasaran tertentu yang dapat berespon terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel
sasaran yang memiliki reseptor untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan,
hormone mengalir dalam darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini
mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu. Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh
adalah sebagai berikut :
Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
Hypophysis (Glandula pituitaria)
Glandula thyreoidea
Glandula parathyreoidea
Thymus
Glandula pinealis
Glandula suprarenalis
Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari bagian
endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
Organ reproduksi atau gonad :
Ovarium pada perempuan
Testis pada laki-laki
Gaster dari intestinal
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
b. Tenggorokan ( Faring)
Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
c. Lambung
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar.
e. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
f. Rektum dan anus
Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses.
Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3
sfingter.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok –
kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki – laki terdiri
dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
A. KESIMPULAN
Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan adalah
sebagai berikut :
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum
atau pengadilan.
peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam menjalankan
peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien
dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran
advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh
klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :
Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, di harapkan kepada seluruh perawat agar
mampu menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja secara profesional, yang
tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga menjadi pembela kelayakan untuk
keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan, kelayakan dan juga pelayanan-
pelayanan keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Seri
Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.
Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.
Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit.
Depkes, Jakarta.
Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy
www.google.com