Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ FUNGSI ADVOKASI PADA GANGGUAN SISTE ENDOKRIN, IMUNOLOGI, PENCERNAAN


DAN PERKEMIHAN PADA KLIEN DEWASA “

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 8


SEMESTER IV

Wisye Lely. Siwalette Yulita Korkaha


Yolanda Kakisina Nuryati Wailisa
Ilfrani P. Unwakoly Yubelina Unitly

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karuniaNya
sehingga penyusunan makalah dengan judul “Fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan siste
Endokrin, imunologi, pencernaan dan perkemihan” dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi dan
menyempurnakan suatu mata kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik cara
penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik
atau saran yang sifatnya akan membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan kami mengucapkan banyak terima kasih dan kerja sama dari teman-teman kelompok semua.

Kairatu,7 April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

BAB II TINJAUAN TEORI


A. DEFENISI
B. ANATOMI DAN FISIOLOGOI
C. FUNGSI ADVOKASI
BAB III PENUTUP
A. KESIPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis kehidupan mereka.
Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika
mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat;
mereka menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur
yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita
selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau
kesepian. Mereka ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat
mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk Kebutuhan pasien.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien. Dalam hal ini
peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses pemberian asuhan keperawatan.
Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik
pasien. perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor,
dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing “ melaksanakan suatu proyek termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai
esensial ini sangat berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten
yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam
praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan
berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan,
termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Advokasi
2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin
3. Bagaimana anatomi fisiologi sistem Imunolgi
4. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pencernaan
5. Bagaimana anatomi fisiologi sistem perkemihan
6. Bagaiamana peran perawat sebagai advokasi

A. BjBBBBBB
BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh
Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri
(Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan dengan
setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan
hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus
peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien.
Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting
bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai
yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang
lain.

2. Anatomi Dan Fisiologi

a. Sistem Endokrin
System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan
cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Hasil
sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel (tidak langsung ke
pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa oleh system peredaran
darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan
bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan
organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan hormone ke seluruh tubuh namun hanya
sel sasaran tertentu yang dapat berespon terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel
sasaran yang memiliki reseptor untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan,
hormone mengalir dalam darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini
mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu. Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh
adalah sebagai berikut :
 Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
 Hypophysis (Glandula pituitaria)
 Glandula thyreoidea
 Glandula parathyreoidea
 Thymus
 Glandula pinealis
 Glandula suprarenalis
 Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari bagian
endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
 Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
 Organ reproduksi atau gonad :
 Ovarium pada perempuan
 Testis pada laki-laki
 Gaster dari intestinal

b. Anatomi dan Fisiologi sistem Imun


Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai
perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk
virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan
sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com).
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistemkekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem
ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

c. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan


 Anatomi dan Fisiologi
 Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu, Ana: Bagian, memisahkan. Tomi (tomie): Iris,
potong.
 Fisiologi berasal dari kata fisis (Physis): Alam atau cara kerja. Logos(logi): ilmu
pengetahuan.
Dari kata tersebut dapat disimpulkan pengertian Anatomi dan Fisiologi adalah Ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat
tubuh itu bekerja.
 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri atas:
a. Mulut
b. Tenggorokan (faring)
c. Kerongkongan
d. Lambung
e. Usus halus
f. Usus besar
g. Rektum dan Anus.

 Struktur Sistem Pencernaan


a. Mulut

Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

b. Tenggorokan ( Faring)
Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.

c. Lambung

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik


untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting

d. Usus halus (Usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar.
e. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
f. Rektum dan anus

 Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses.
 Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3
sfingter.

d. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria


1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat
ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas
pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari
tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar)
berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang
bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau
pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu
sangat teratur. Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian
tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal
karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang
semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena
membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut
sebagai tubulus kontortus distal.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


 Lapisan tengah otot polos
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

3. VESIKULA URINARIA (Kantung Kemih)


Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis
medius.

4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok –
kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki – laki terdiri
dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

3. PERAN PERAWAT SEAGAI ADVOKASI


Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran
sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-
hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut penyakit yang
dideritanya tindakan medik apa yang hendak dilakukan kemungkinan penyulit sebagai akibat
tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya alternatif terapi lain beserta resikonya
prognosis penyakitnya perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya :
1. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur
2. Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi hak menyetujui/ memberi izin persetujuan
atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya (informed consent).
3. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
4. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain.
5. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
6. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
7. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual.
8. Hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter.
9. Hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau sarana pelayanan
kesehatan.
10. Hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
11. Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second
opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang menangani.
12. Hak untuk mengetahui isi rekam medik ( Kusnanto,2004 ).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan adalah
sebagai berikut :
 Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum
atau pengadilan.
   peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam menjalankan
peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
   Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien
dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran
advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh
klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

B. SARAN
  
 Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :

Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, di harapkan kepada seluruh perawat agar
mampu menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja secara profesional, yang
tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga menjadi pembela kelayakan untuk
keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan, kelayakan dan juga pelayanan-
pelayanan keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Seri
Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.
Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.
Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit.
Depkes, Jakarta.
Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai