BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan dalam pengetahuan kita mengenai sifat molekuler gen dan aksi gen
tidak saja menarik perhatian masyarakat ilmiah tetapi juga yang bukan ilmuan.
Termasuk dalam pengetahuan bagaimana sel itu berfungsi, adalah potensi untuk
mengubah atau mengendalikan fungsi-fungsi ini. Hingga sekarang, penelitian
biologi terbatas terutama pada pengamatan pengamatan fenomena alami.
Sekarang kita menghadapi prospek mampu mengendalikan dan mengarahkan
sistem-sistem hidup. Ini merupakan ilmu yang sebelumnya belum pernah
dijumpai, kecuali mungkin dalam ilmu khayalan, dan sebagai akibatnya,terjadi
perdebatan terhadap kontrol yang bagaimana di inginkan.Perkembangan
bioteknologi secara drastis terjadi sejak ditemukannya struktur helik ganda DNA
dan teknologi DNA rekombinan di awal tahun 1950-an. Penemuan struktur
double heliks DNA oleh Watson dan Cricks (1953) telah membuka jalan lahirnya
bioteknologi modern dalam bidang rekayasa genetika yang merupakan prosedur
dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi. Tahap-tahap penting
berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA,
regulasi (pengaturan ekspresi) gen (diawali dari penemuan operon laktosa pada
prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen
(termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah. Secara
konvensional, pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika sebenarnya telah
dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan tanaman
sejak zaman dahulu. Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi tanaman
dengan tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan lebih tahan
terhadap penyakit. Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman,
yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan
terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan yang
kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa
genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Dalam arti paling
luas, rekayasa genetika merupakan penerapan genetika untuk kepentingan
manusia akan tetapi masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan
yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk
mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi
genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika
mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari virus, bakteri, fungi,
hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang
kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini.
Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian
(termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Ada dua pendekatan utama yang banyak membantu terhadap pengembangan
rekayasa genetika ini. Yang pertama adalah isolasi enzim-enzim seluler dan
meneliti sifat-sifat yang dapat mempengaruhi struktur dan fungsi gen. ADN,
akhirnya hanya bertindak sebagai acuan bagi transkripsi atau replikasi. Semua
reaksi biologis tergantung pada enzim-enzim, yang merupakan produk aktivitas
gen dan mengkatalisa reaksi-reaksi dan dengan demikian mengontrol
metabolisma. Sebab itu, para ahli biologi dan biokimia berpaling pada isolasi dan
identifikasi ratusan enzim guna menciptakan kembali kejadian-kejadian metabolis
pada kondisi eksperimen, yaitu pada suatu percobaan