Anda di halaman 1dari 5

WORKSHOP TRANSIMISI DAN GARDU INDUK

ARRESTER SISTEM TEGANGAN TINGGI 70 kV

Dibuat:
Nama : Dian Ulfaturrohidah
NRP : 1303181040
Kelas : 2 D3 Elektro Industri
Dosen Pengampu : Bapak Yahya Chusna Arif

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2020
I. PENGERTIAN
Arrester atau bisa disebut dengan Lighting Arrester merupakan suatu alat
pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja pertir (surge) dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Dipasang pada peralatan yang dihubungkan dari phasa konduktor ke tahan. Sesuai
dengan fungsinya itu maka arrester harus dapat menahan tegangan sistem pada
frekuensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus
ke tanah tanpa mengalami kerusakan pada arrester itu sendiri. Pada gardu induk
arrester berfungsi sebagai pengaman instalasi dari gangguan tegangan lebih akibat
sambaran petir (Lightning Surge) maupun oleh surja hubung (Switching Surge).
Arrester berlaku sebagai jalan pintas disekitar isolasi dan membentuk jalan yang
mudah untuk dilalui oleh arus petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang
nilainya tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih
yang diakibatkan oleh tegangan lebih eksternal, arrester juga melindungi
peralatan dari tegangan lebih internal seperti surja hubung. Surja hubung adalah
suatu gangguan tegangan lebih yang muncul secara internal yang disebabkan oleh
lepas beban dan fluktuasi beban. Selain itu arrester juga merupakan kunci dalam
koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Bila surja hubung datang ke gardu
induk maka arrester akan bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi
tegangan abnormal yang mengenai peralatan dalam gardu induk. Lightning
Arrester bekerja pada tegangan tertentu diatas tegangan operasi untuk membuang
muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di
atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi dan
perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi arrester. Tingkat isolasi
bahan arrester harus berada dibawah tingkat isolasi bahan transformator agar
apabila sampai terjadi flashover maka flasfover diharapkan terjadi pada arrester
dan tidak pada transformator.

II. FUNGSI
Fungsi dari arrester yaitu untuk melindungi instalasi listrik, peralatan listrik,
alat elektronik saat terjadi lonjakan tegangan atau tegangan lebih (over voltage).
Pada saat terjadi lonjakan tegangan, maka arreseter akan mengalirkan lonjakan
tegangan listrik tersebut menuju bumi, sehingga lonjakan tegangan tersebut tidak
sampai merusak berbagai peralatan listrik maupun alat elektronik
III. CARA KERJA
Pada umumnya cara kerja arrester cukup sederhana yaitu membentuk jalan
yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak timbul tegangan yang lebih tinggi
pada peralatan listrik lainnya. Pada kondisi kerja yang normal, arrester berlaku
sebagai isolasi tetapi bila timbul surja akibat adanya petir maka arrester akan
berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke
tanah. Setelah tegangan surja itu hilang maka arrester harus dengan cepat kembali
berlaku sebagai isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka.
Pada kondisi yang normal (tidak terkena petir), arus bocor arrester tidak boleh
melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut, berarti kemungkinn besar
lightning arrester mengalami kerusakan

IV. KONSTRUKSI

Gambar 1. Konstruksi Arrester Gambar 2 Konstruksi Pemasangan


Arrester pada Gardu Induk 70kV

Spesifikasi Arrester 70kV


- Nominal system voltage r.m.s 70kV
- Roted voltage of arrester r.m.s 70kV
- MOV r.m.s 58kV
- Nominal discharge current crest 10kA
- 10kA, Lighting residual voltage ≤200kV
- 10kA, steep residual voltage ≤230kV
- 500A, Switching residual voltage ≤170kV
- Power Freq. reference voltage ≤72kV
- High current impulse 100kA
- Line discharge current class 2
- Bending load ≥ 3500N
- Housing : Silicone rubber

V. INSTALASI

Gardu induk pulo gadung 70 kv merupakan salah satu jenis gardu induk
tipe konvensional yaitu gardu induk yang terdiri dari semua instalasi peralatan
gardunya (switch yard) dipasang pada lapangan terbuka. Keuntungan
menggunakan gardu induk tipe konvesional adalah bersifat fleksibel.
Pemeliharaan pada setiap peralatan dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan
kerugian menggunakan gardu induk tipe konvensional adalah lahan yang lebih
luas dan lebih sering mengalami gangguan.

Gambar 3 Single Line Saluran Masuk Gardu Induk Pulo Gadung 70 kV

Saluran keluaran pada gardu induk pulo gadung 70 kv terdapat pada switch
yard utara yang hanya untuk pasokan daya ke gardu induk 70 kv dan tidak ada
lightning arrester sebagai pengaman pada saluran keluarannya karena saluran
keluarnya menggunakan SKTT. Arrester yang terpasang pada switch yard utara
hanya dipasang pada penghubung SUTT antara busbar 1 switch yard utara dan
switch yard selatan

VI. CARA PENGUJIAN


Pengujian arrester dapat dilakukan menggunakan tegangan DC sebagai
pengukuran resistansi isolasi Lightning Arrester seperti gambar berikut:

Gambar 4 Pengujian Arrester


Prosedur pengujian
1. Beri tegangan ke terminal line dengan base dibumikan melalui resistansi
isolasi tester seperti pada gambar diatas. Hasil yang terbaca sesuai dengan
karakerisitik masing-masing arrester.
2. Lightning arester juga dapat diuji menggunakan tegangan tinggi DC (DC
High Potensial Voltage) sebesar 1,7 kali rating tegangan lightning arrester
3. Uji medan arrester klas station dapat dilakukan ketika operasi normal dengan
mengukur arus bocor melalui arrester. Karena karakteristik impedansi
pembumian yang tinggi pada arrester, peningkatan arus bocor diatas kondisi
normal merupakan ciri-ciri arester mengalami kerusakan

VII. KESIMPULAN
Menurut saya arrester atau lightning arrester ini merupakan sebuah
pengaman listrik atau proteksi terhadap tegangan lebih dari sambaran petir secara
langsung yang dapat mengamankan peralatan utama pada instalasi gardu induk
dan peralatan lainnya jikalau terkena arus petir.

Anda mungkin juga menyukai