Dosen :
Bapak Ir. Yahya Chusna Arif, M.T
Dibuat oleh :
Dian Ulfaturrohidah
1303181040
2 D3 Elektro Industri B
elektrodanua adalah pelat-pelat sejajar, gradient tegangan paling curam terjadi dekat
kepingan-kepingan. Bila dimensinya besar dibandingkan dengan jarak antara kedua pelat
maka pada bagian tengah antara kedua pelat gradiennya seragam. Berikut beberapa faktor
yang mempengaruhi mekanisme kegagalan antara lain :
Partikel
Ketidakmurnian memegang peranan penting dalam kegagalan isolasi. Partikel debu
atau serat selulosa dari sekeliling dielektrik padat selalu tertinggal dalam cairan.
Apabila diberikan suatu medan listrik maka partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel
ini memiliki permitivitas e2 yang lebih besar dari permitivitas carian e1, suatu gaya
akan terjadi pada partikel yang mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan
elektris maksimum diantara elektroda elektroda. Untuk partikel berbentuk bola
(sphere) dengan jari jari r maka besar gaya F adalah :
Jika partikel tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena permitivitas
air tinggi. Partikel yang lain akan tertarik ke daerah yang bertekanan tinggi hingga
partikel partikel tersebut bertautan satu dengan lainnya karena adanya medan. Hal ini
menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat antara elektroda. Arus yang
mengalir sepanjang jembatan ini menghasilkan pemanasan lokal dan menyebabkan
kegagalan.
Air
Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang lembab. Air sendiri akan ada
dalam minyak yang sedang beroperasi/dipakai. Namun demikian pada kondisi operasi
normal, peralatan cenderung untuk mambatasi kelembaban hingga nilainya kurang
dari 10 %. Medan listrik akan menyebabkan tetesan air yang tertahan didalam minyak
yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak
stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.
Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang terdapat dalam lubang atau
retakan permukaan elektroda, yang dengan penguraian molekul molekul cairan
menghasilkan gas atau dengan penguatan cairan lokal melalui emisi elektron dari
ujung tajam katoda. Gaya elektrostatis sepanjang gelembung segera terbentuk dan
ketika kekuatan kegagalan gas lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam
gelembung melebihi kekuatan uap yang menghasilakn lebih banyak uap dan
gelembung sehingga membentuk jembatan pada seluruh celah yang menyebabkan
terjadinya pelepasan secara sempurna.
VI. Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi
Withstand Breakdown merupakan kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan
dalam kondisi tekanan listrik (electric stress) yang tinggi
Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran
cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak
bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih
banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki
permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk
gelombang mikro.
Faktor daya merupakan faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik
dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat
sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya
merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator
murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20oC dan 10-3 pada
90oC pada frekuensi 50 Hz.
Resistivitas merupakan suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila
resitivitasnya lebih besar dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang
diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan
standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa
suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk
lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang
lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus
mampu menahan tegangan sebesar 28 kV untuk suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2
mm. Standar ini merupakan standar yang diterima secara internasional dan harus
dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi.
VII. Kesimpulan
Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih disbanding dengan isolasi gas
sehingga memiliki keuatan elektrik yang lebih besar. Kedua isolasi cair akan mengisi
celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi
menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat
memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun
kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.