Dosen Pengampu :
Bpk. Yahya Chusna Arif
Dibuat oleh :
Dian Ulfaturrohidah
1303181040
D3 Teknik Elektro Industri B
2. SF6
Gas SF6 adalah suatu bahan isolasi pada peralatan tegangan tinggi seperti switch atau
circuit
breaker, memiliki berat molekul 146 dan tersusun atas 22% berat belerang dan 78% berat
Fluor. Molekul SF6 terbentuk sedemikian hingga atom belerang berada pada pusat
Oktahedron yang beraturan dengan masingmasing sebuah atom fluor pada setiap ujung
Oktahedron. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, serta merupakan
senyawa kimia yang sangat tidak aktif.Pengujian tegangan tembus dengan isolasi gas
menggunakan beberapa macam elektroda, salah satunya elektroda bola-bola. Elektroda
bola standar terdiri dari dua elektroda bola yang disusun pada satu sumbu dengan jarak
kedua elektroda yang dapat diatur. Nilai tegangan tembus tetap untuk tegangan ac,
tegangan dc maupun tegangan impuls dengan syarat kondisi udara tidak berubah. Sifat
dielektrik udara ini menjadi dasar pengukuran tegangan tinggi dengan elektroda bola
standar.
Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan, antara lain:
1. Mengatur sela elektroda
2. Memasukkan gas nitrogen (N2) ke dalam tabung uji.
3. Mengatur tekanan gas nitrogen (N2) pada tabung uji.
4. Pengujian tegangan tembus pada isolasi gas nitrogen (N2).
Data hasil pengujian dianalisa menggunakan microsoft excel dengan metode distribusi
Weibull. Selanjutnya akan dihasilkan kurva karakteristik yang menggambarkan
probabilitas Weibull terhadap tegangan tembus jenis elektroda bola-bola dan elektroda
jarum-jarum dengan jarak dan tekanan yang berbeda-beda.
3. Gas / Udara
Udara dan gas termasuk bahan isolasi yang banyak digunakan untuk mengisolasi peralatan
listrik tegangan tinggi. Isolasi dimaksudkan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar
listrik yang bertegangan, sehingga antara penghantar-penghantar yang bertegangan tidak
terjadi lompatan listrik (flashover) atau percikan (sparkover). Pada tegangan yang semakin
tinggi sudah barang tentu diperlukan bakan isolasi yang mempunyai kuat isolasi yang
lebih tinggi pula. Jika tegangan yang diterapkan pada penghantar telah mencapai tingkat
ketinggian tertentu, maka bahan isolasi tersebuat akan mengalami pelepasan muatan
(lucutan, discharge), yang merupakan suatu bentuk kegagalan listrik. Kegagalan ini
menyebabkan hilangnya tegangan dan mengalirnya arus dalam bahan isolasi.
4. Zat Padat
Pengukuran partial discharge pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal yang sangat
penting karena dari data data yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reability
suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan resiko kegagalan dapat dianalisa.
Spesifikasi pengujian partial discharge tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi
yang digunakan pada proses konstruksi suatu peralatan.
Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu :
dengan pengukuran tegangan pada objek, dengan pengukuran arus di dalam rangkain luar dan
mengukur intensitas radiasi gelombang elektromagnetik yang disebabkan karena adanya
partial discharge.
Dalam teknik tegangan tinggi, fungsi yang paling utama dari suatu bahan isolasi adalah untuk
mengisolasi konduktor yang membawa tegangan terhadap yang lainnya sama baiknya
terhadap tanah. Dan sebagai tambahannya, harus sering melakukan fungsi mekanis dan harus
mampu menahan penekanan termal dan kimia. Serta juga memiliki daya tahan yang lama
atau usia daya tahannya di bawah jenis-jenis penekanan yang bervariasi yang dihadapi dalam
praktek sebagai pertimbangan penentuan aplikasi ekonomis.
Contoh bahan yang digunakan sebagai isolasi zat padat adalah campuran resin dan alumina.
Prosedeur pengujiannya adalah sebagai berikut :
Data yang tercatat pada alat ukur pada panel regulator adalah tegangan regulator, arus
regulator dan temperatur. Untuk mendapatkan tegangan keluaran pada sisi tegangan tinggi
kita menggunakan perbandingan belitan transformator tegangan tinggi 450 : 1 sesuai dengan
data pada buku panduan modul TERCO HV 9000.
Jika isolator rantai dipasang pada tegangan searah (DC) maka pengaruh kapasitansi Ce dan
Ch
diabaikan sehingga distribusi tegangan pada isolator tersebut merata. Dengan demikian
distribusi tegangan pada setiap elemen akan sama. Sehingga :
U1 = U2 = U3 …= Un atau Un = U/n
Dengan U = tegangan total pada isolator rantai.
Un = tegangan pada setiap elemen.
n = jumlah elemen isolator rantai.
Untuk perencanaan distribusi tegangan AC pada isolator rantai cara yang paling praktis
adalah
sbb : kita ambil sela bola antara elektroda, jarak sela bola tersebut dijaga tetap dan tegangan
tembusnya dijadikan referensi untuk mengukur distribusi tegangan pada isolator rantai
tersebut.
Kesimpulan :
Dari setiap jenis bahan isolasi seperti gas (udara), SF6, zat cair (minyak), zat padat tentu harus
melalu suatu pengujian dimana pengujian tersebut berguna untuk mengetahui kelayakan dari
bahan isolasi tersebut. Dalam hal ini terdapat dua jenis tes yaitu breakdown test atau biasa
disebut dengan tes tegangan tembus dan endurance test atau tes ketahanan. Breakdown test
bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolasi suatu bahan isolator terhadap tegangan yang
diberikan. Selain itu, faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengujian ketahanan yaitu arus
absorbsi, suhu dan tegangan yang diterapkan. Selain itu pengujian ketahanan juga dapat
dilakukan yaitu salah satunya pengujian flashover sesuai dengan standart IEC, yaitu apabila
tegangan dibebani dengan 2 sampai 3 kali tegangan kerja selama 15 menit dan tidak terjadi
terjadi tegangan tembus berarti bahan layak untuk digunakan.