Anda di halaman 1dari 7

Workshop Transmisi dan Gardu Induk

Kegagalan Isolasi pada Zat Padat

Dosen Pengampu :

Bapak Ir. Yahya Chusna Arif, M.T.

Disusun oleh :

Dian Ulfaturrohidah
(1303181044) 2 D3 Elektro
Industri B

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
Tahun Ajaran 2019/2020
Pendahuluan

Pada umumnya, kegagalan alat – alat listrik pada waktu operasi disebabkan karena
kegagalan operasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolasi tegangan tinggi. Isolasi
dapat berupa bahan padat, cair dan gas. Kegagalan yang terjadi pada isolasi bahan padat
adalah kegagalan yang permanen (termasuk bahan yang non – self restoring). Sedangkan
pada bahan cair dan gas , kegagalan isolasinya adalah kegagalan yang sementara (termasuk
bahan yang self restoring). Dalam pembuatan isolasi bahan padat pada kabel tanah kadang
– kadang tidak sempurna, sehingga terdapat rongga dalam isolasi tersebut. Rongga ini
dapat berisi udara atau benda lain yang mempunyai kekuatan medan atau kekuatan elektrik
yang berbeda dengan kekuatan di elektrik dari bahan isolasi. Kekuatan medan didalam
rongga ditentukan oleh perbandingan dari permitivitas dan bentuk dari rongga. Bila rongga
berisi udara maka akan terdapat konsentasi medan listrik. Karena pada nilai tegangan yang
normal, kekuatan medan pada rongga dapat melebihi kekuatan tembus tegangan isolasi,
maka dapat terjadi tegangan tembus. Pada setiap pelepasan muatan sebagian, terjadi panas
/ kenaikan suhu didalam rongga sehingga menyebabkan kerusakan sifat atau susunan
kimia isolasi. Dalam teknik tegangan tinggi, fungsi yang paling utama dari suatu bahan
isolasi adalah untuk mengisolasi konduktor yang membawa tegangan terhadap yang
lainnya sama baiknya terhadap tanah. Dan sebagai tambahannya, harus sering melakukan
fungsi mekanis dan harus mampu menekan penekanan termal dan kimia. Serta juga
memiliki daya tahan yang lama atau usia daya tahan nya dibawah jenis – jenis penekanan
yang bervariasi yang dihadapi dalam praktik sebagai pertimbangan penentuan aplikasi
ekonomis. Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain :
 Isolasi tersebut sudah lama dipakai

 Berkurang nya kekuatan di elektrik

 Karena isolasi tersebut dikenakan pada tegangan lebih

Pada dasarnya tegangan pada isolasi merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang
harus dilawan oleh gaya dalam isolasi itu sendiri agar isolasi tidak gagal. Istilah pelepasan
muatan meliputi beberapa fenomena yaitu :

 Pelepasan muatan internal sebagian (Internal partial dicharge)

 Pelepasan muatan permukaan (Surface discharge)

 Korona (Corona discharge)


Kegagalan pada isolasi padat

Kegagalan isolasi padat terdiri dari :

1. Kegagalan asasi (intrinsik)

Kegagalan yang disebabkan oleh jenis dan suhu bahan dengan menghilangkan
pengaruh luar seperti tekanan, bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong-kantong udara.
Kegagalan ini terjadi jika tegangan yang dikenakan pada bahan dinaikkan sehingga tekanan
listriknya mencapai nilai tertentu yaitu 106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu
10-8 detik. Karena waktu gagal yang sangat singkat, maka jenis kegagalan ini disebut
kegagalan elektronik. Kegagalan intrinsik merupakan bentuk kegagalan yang paling
sederhana. Kegagalan ini terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada lapisan dielektrik yang
tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan disebabkan karena medan listrik yang
tinggi di mana elektron mendapat energi dari tegangan luar sehingga melintasi celah yang
terlarang sampai ke lapisan konduksi. Sifat kegagalan ini adalah :
 Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan kegagalan
tidak bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang diterapkan dan terjadi
pada waktu yang singkat.
 Kegagalan bergantung pada bentuk, besar dari spesimen dan bentuk dari kegagalan.
Melalui eksperimen, kuat dielektrik terbesar diperoleh ketika seluruh pengaruh luar sudah
diisolasi dan harganya hanya bergantung pada struktur material dan suhu. Kekuatan listrik
maksimum adalah 15 MV/cm untuk polyvinyl-alcohol pada suhu -196oC. Kekuatan
maksimum biasanya berkisar antara 5 MV/cm dan 10 MV/cm.
Kegagalan instrinsik tergantung pada kehadiran elektron bebas yang mampu berpindah
melalui kisi-kisi dari bahan dielektrik tersebut. Biasanya, sejumlah kecil dari elektron
terkonduksi hadir dalam dielektrik padat, bersama beberapa struktur tak sempurna dan
sejumlah atom kotor (impurity atom). Atom atau molekul kotor atau keduanya bertindak
sebagai perangkap untuk elektron terkonduksi yang tergantung pada jarak
dari medan elektrik dan suhu. Ketika jarak ini telah membesar, elektron tambahan
terbebaskan, dan elektron ini turut berpartisipasi pada proses konduksi. Berdasarkan prinsip
ini, 2 tipe dari kegagalan instrinsik telah muncul yaitu Kegagalan Elektronik dan Kegagalan
Streamer.
Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk meramalkan nilai kritis medan yang
menyebabkan terjadinya kegagalan asasi, tetapi hingga kini belum diperoleh penyelesaian
yang memuaskan.
2. Kegagalan elektromekanik

Kegagalan yang disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang
mengapit zat isolasi padat sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan
listrik yang terjadi menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan timbulnya tarik
menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada tegangan 106 volt/cm menimbulkan tekanan
mekanik 2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan mekanis ini berupa gaya yang bekerja pada
zat padat berhubungan dengan Modulus Young..
3. Kegagalan Streamer

Untuk mendapatkan kegagalan streamer, ujung katoda haru dimasukkan dalam isolasi
yang akan diuji. Bila elektroda ditempatkan pada permukaan bahan isolasi maka elektron
dari katoda akan menembus ke anoda melewati dua medium, yaitu medium udara
diperbatasan dan langsung melewati dielektrik. Karena permitivitas udara lebih kecil dari
elektrik, kegagalan ini terjadi lebih awal daripada dielektrik. Kegagalan dielektrik tidak
berbentuk discharge tunggal tapi berbentuk pohon yang bercabang yang dinamakan
“linchtenberger tree” di mana proses terjadinya sangat singkat (detik hingga beberapa
menit).
4. Kegagalan Termal

Umumnya terjadi karena panas disebabkan kerugian dielektrik. Panas sebagaian dipakai
untuk menaikkkan suhu dari bahan dielekrik dan sebagian hilang di udara. Kenaikan suhu
menyebabkan konduktivitas naik. Kriterianya adalah sebgai berikut :
 Terjadi pada suhu tinggi

 Kekuatan medan pada waktu terjadinya kegagalan tergantung pada bentuk dan besarnya
isolasi
 Waktu yang diperlukan untuk kegagalan adalah dalam milidetik

 Pada medan bolak balik harga tegangan gagal lebih kecil dari medan yang tetap karena
kerugian daya bertambah
5. Kegagalan Erosi

Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan alat lainnya kadang-kadang
tidak sempurna, sehingga sering terdapat rongga dalam isolasi. Rongga ini berisi udara
atau benda lain, yang mempunyai kekuatan medan atau kekuatan dielektrik yang berbeda
dengan kekuatan dielektrik dari bahan isolasi. Bila rongga berisi udara maka akan terdapat
konsentrasi medan listrik. Karena itu, pada nilai tegangan normal kekuatan medan pada
rongga dapat bernilai melebihi kekuatan kegagalan, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan. Kekuatan medan dalam reongga ditentukan oleh perbandingan dari
permitivitas dan bentuk rongga. Pada setiap pelepasan muatan terjadilah panas, dan lama
kelamaan muka dari rongga akan terjadi karbonisasi dan dapat merusak susunan kimia
isolasi dan terjadinya erosi. Mason dan Krueger melakukan percobaan pada suatu
spesimen berbentuk persegi panjang. Benda dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang
terdapat rongga dan bagian yang tidak rongga.

Kegagalan yang terjadi pada praktek :

1. Kegagalan Kimia dan Elektro Kimia

Kehadiran udara dan gas lainnya menyebabkan bahan isolasi padat mangalami
perubahan struktur secara kimiawi yang dapat berlanjut pada tekanan listrik secara terus
menerus yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan isolasi. Beberapa reaksi kimia
penting yang terjadi adalah :
 Oksidasi : Kehadiran udara atau oksigen, pada material padat seperti karet dan
polyethilene mengalami oksidasi yang dapat meyebabkan keretakan pada permukaan
isolator.
 Hidrolisis : Ketika uap air dan embun muncul di atas permukaan suatu material padat,
maka hidrolisis akan terjadi dan material tersebut dan menyebabkan material akan
kehilangan atau berkurang sifat listrik maupun sifat mekanisnya. Hidrolisis biasanya
terjadi pada material padat seperti kertas, kain dan beberapa material seluler akan
mengalami perubahan sifat kimiawi yang sangat cepat. Perubahan kimia (hidrolisis)
juga terjadi pada material padat lainnya seperti plastik (polyethilene) yang
menyebabkan penurunan umur pakai dari material tersebut (aging).
 Aksi Kimiawi. Meskipun tidak terdapat medan listrik yang tinggi, namun peningkatan
penurunan sifat kimia pada material isolasi dapat menyebabkan terjadinya berbagai
proses material isolasi dapat menyebabkan terjadinya berbagai proses ketidakstabilan
kimiawi karena adanya temperatur yang tinggi, oksidasi maupun terbentuknya ozon.
Meskipun material isolasi padat digunakan pada berbagai kepentingan penggunaan
dan kondisi yang berbeda, reaksi kimia akan terjadi pada berbagai material yang dapat
mandorong terjadinya penurunan sifat listrik maupun sifat mekanis yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kegagalan isolasi.

Efek elektro-kimia dan penurunan sifat kimia material dapat diperkecil dengan cara
mengkaji lebih mendalam dan melakukan pengujian material secara lebih berhati-hati.
Isolatornya yang terbuat dari bahan glass (campuran sodium) harus dihindarkan dari
keadaan udara lembab dan basah, sebab sodium dapat menyebabkan keadaan menjadi
tidak stabil, sehingga soda yang dilepaskan ke permukaan akan menimbulkan
pembentukan suatu alkali kuat yang akan menyebabkan penurunan sifat material secara
menyeluruh.

2. Kegagalan Tracking dan Treeing

Jika suatu bahan isolasi padat diterapkan tekanan listrik dalam jangka waktu yang
lama maka akan mengalami kegagalan. Secara umum, terdapat dua gejala yang dapat
diamati pada material tersebut, yaitu: (a) Adanya bagian konduksi pada permukaan
isolator. (b) Suatu mekanisme yang bekerja yang menyebabkan arus bocor melalui bagian
konduksi yang pada akhirnya mendorong ke arah pembentukan suatu percikan (discharge).
Percikan yang terjadi akan menyebar selama proses penjejakan karbon (tracking) dan
membentuk cabang-cabang yang menyerupai pohon (pepohonan) yang dikenal dengan
istilah “treeting”.

Fenomena pepohonan listrik (treeing) dapat dijelaskan dengan menggunakan sebuah


spesimen (conducting film) yang diletakkan di antara dua elektroda. Dalam prakteknya,
spesimen tersebut diberikan suatu cairan pelembab kemudian diterapkan tegangan, dan
dalam waktu tertentu pada permukaan spesimen akan mengalami kekeringan. Pada saat
yang sama terjadi percikan yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan material.
Pada material padat seperti kertas, akan terbentuk karbonisasi di daerah terjadinya
percikan api, dan selanjutnya karbonisasi yang terbentuk akan bertindak sebagai saluran
konduksi permanen yang kemudiannya dapat meningkatkan tekanan yang berlebihan.
Proses ini adalah merupakan proses kumulatif, dan isolator mengalami kegagalan akibat
terjadinya jembatan karbon diantara elektroda. Fenomena ini dikenal dengan istilah
“tracking”.

Pada sisi yang lain, treeing terjadi karena erosi dari material pada ujung percikan.
Erosi mengakibatkan permukaan menjadi kasar, dan oleh sebab itu dapat menjadi sumber
pengotoran dan pencemaran. Kejadian ini akan meningkatkan konduktivitas, dan pada sisi
yang lain akan membentuk jembatan antara bagian konduksi tadi dengan elektroda yang
selanjutnya mengakibatkan kegagalan mekanik (keretakan ) pada bahan isolator.

Umumnya, tracking terjadi pada tegangan yang rendah yaitu sekitar 100 V,
sedang treeing terjadi pada tegangan tinggi. Treeing dapat dicegah melalui usaha
membersihkan permukaan material, menciptakan keadaan kering, dan pada permukaan
yang halus (yang tidak terjadi kekasaran permukaan). Oleh karena itu pemilihan material
harus didasarkan pada material yang mempunyai resistansi yang tinggi terhadap fenomena
“treeing”.

Kesimpulan
Kegagalan pada isolasi padat terjadi dikarenakan adanya kekuatan listrik yang lebih kecil
dari tekanan listrik dimana kegagalan isolasi padat ini merupakan pembagian
berdasarkan waktu penerapan tegangannya. Kegagalan isolasi secara praktik terdiri dari
dua jenis, yaitu kegagalan kimia dan elektro kimia (perubahan struktur kimiawi secara
berlanjut pada tekanan listrik secara terus – menerus) & kegagalan tracking – treeing
(adanya konduktor pada bagian isolasi – adanya arus bocor sehingga menimbulakn
discharge).

Anda mungkin juga menyukai