Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Aedes


Nyamuk adalah serangga yang dikelompokkan dalam kelas insekta
dan mempunyai proses perkembangbiakan yang dipengaruhi oleh suhu
sekitarnya. Misalnya suhu optimum untuk perkembangbiakan nyamuk antara
suhu 25 - 27°C. Apabila suhu berada di bawah 10°C dan di atas 40°C maka
maka perkembangbiakan nyamuk akan terhenti (Dinata, 2018).
Nyamuk mempunyai bagian mulut yang panjang dan hanya betina
yang menghisap darah. Telur diletakkan di atas air atau tempat lembab. Larva
dan pupa kedua-duanya hidup dalam air, nyamuk dewasa ke luar dari pupa
dan kawin pada umur 1 sampai 2 hari, yang betina menghisap darah setiap 4
sampai 5 hari untuk kemudian bertelur. Nyamuk memiliki genus yang paling
umum dikenal di masyarakat yaitu nyamuk Aedes, Anopheles, dan Culex
(Sirajuddin dkk, 2018).
Aedes termasuk salah satu nyamuk yang dapat menjadi vektor
penyebab penyakit bagi manusia. Aedes merupakan salah satu vektor
penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Spesies
Aedes yang dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
adalah Aedes aegypti. Berikut ini adalah klasifikasi Aedes aegypti (Borror et
al, 1989 dalam Sari, 2017) :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Sub famili : Culicinae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti

9
10

Nyamuk Aedes aegypti memiliki siklus hidup sempurna. Siklus hidup


nyamuk ini terdiri dari empat fase mulai dari telur, jentik, pupa, dan
kemudian menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur
pada permukaan air berih secara individual. Telur berwarna hitam, berbentuk
elips, dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 - 2 hari
menjadi jentik. Terdapat empat tahapan dalam perkembangbiakan jentik yang
disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu
sekitar lima hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa
dimana jentik memasuki masa dorman. Pupa dapat bertahan selama dua hari
sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur
hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 8 - 10 hari, namun dapat lebih
lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Berikut morfologi dari
nyamuk Aedes aegypti (Putri, 2015) :
1. Telur Aedes aegypti
Telur Aedes aegypti berwarna hitam, oval, dan diletakkan di
dinding wadah air, biasanya dibagian atas permukaan air. Apabila wadah
tempat untuk menyimpang telur mengering, maka telur Aedes aegypti
dapat bertahan selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Ketika
wadah tersebut berisi air kembali, maka telur Aedes aegypti tersebut akan
menetas menjadi jentik (Anies, 2006).
Nyamuk Aedes aegypti betina dapat mengeluarkan sekitar 100
butir telur dengan ukuran 0,7 mm per butir setiap kali bertelur. Telur
Aedes aegypti berwarna putih dan lunak ketika pertama kali dikeluarkan.
Telur tersebut kemudian menjadi hitam dan keras. Telur Aedes aegypti
berbentuk ovoid yang meruncing dan selalu diletakkan satu per satu.
Induk nyamuk biasanya meletakkan telurnya di dinding tempat
penampungan air, seperti gentong, lubang batu, dan lubang pohon di atas
garis air.
11

Gambar 2.1 Telur Aedes


(Sumber : Putri, 2015)
2. Jentik Aedes aegypti
Jentik nyamuk Aedes aegypti aktif bergerak di dalam air dan
selalu terletak dalam posisi menggantung. Hal ini dikarenakan spiracle
atau lubang pernafasan jentik terletak pada bagian siphon. Jentik nyamuk
Aedes aegypti tidak ditemukan pada tempat penampungan air yang
bersentuhan dengan tanah secara alamiah (Farida, 2017). Siphon pada
jentik Aedes aegypti terdapat pektin serta sepasang rambut yang
berjumbai. Pada sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale
sebanyak 8 - 21 atau berjejer 1 - 3. Bentuk individu dari comd scale
seperti duri, pada sisi toraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk
kurva dan adanya sepasang rambut di kepala. Temperatur optimum untuk
perkembangbiakan jentik Aedes aegypti adalah 25 - 30°C. Larva berubah
menjadi pupa memerlukan waktu 4 - 9 hari dan melewati empat fase atau
biasa disebut instar (Yulidar & Dinata, 2016).

Gambar 2.2 Jentik Aedes


(Sumber : Data Putri, 2015)
12

3. Pupa Aedes aegypti


Stadium pupa atau kepompong merupakan fase akhir siklus
nyamuk dalam lingkungan air. Stadium ini membutuhkan waktu sekitar
dua hari pada suhu optimum atau lebih panjang pada suhu rendah. Pada
fase ini, pupa Aedes aegypti berada pada periode waktu atau masa tidak
makan dan sedikit bergerak. Pupa biasanya mengapung pada permukaan
air di sudut atau tepi tempat perindukan. Ketika pertama kali muncul,
pupa Aedes aegypti berwarna putih, akan tetapi dalam waktu singkat
pigmennya berubah. Pupa Aedes aegypti berbentuk koma.

Gambar 2.3 Pupa Aedes


(Sumber : Putri, 2015)
4. Nyamuk dewasa Aedes aegypti
Setelah menjadi pupa, maka tahap selanjutnya adalah menjadi
nyamuk dewasa. Aedes aegypti akan berdiam diri beberapa saat di
selongsong pupa untuk mengeringkan sayapnya. Aedes aegypti betina
dewasa menghisap dara sebagai makanannya untuk pematangan bertelur.
Sedangkan untuk Aedes aegypti jantan hanya makan cairan buah-buahan
dan bunga. Setelah berkopulasi, nyamuk Aedes aegypti betina menghisap
darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 125
butir dan rata-rata 100 butir. Kemudian akan menghisap darah lagi. Lama
hidup Aedes aegypti tergantung pada tinggi rendahnya suhu, kelembaban
udara, persediaan air, makanan, dan predator. Aedes aegypti dapat
bertahan hidup pada suhu 20°C dengan kelembaban 70%, dan bertahan
kurang lebih 100 hari (Yulidar & Dinata, 2016).
13

Gambar 2.4 Nyamuk Aedes


(Sumber : Putri, 2015)
Nyamuk Aedes aegypti lebih suka menggigit di daerah yang
terlindung seperti rumah. Nyamuk Aedes aegypti tidak akan terbang jauh,
hanya sekitar 100 meter. Apabila sudah menghisap darah, Aedes aegypti akan
beristirahat di tempat-tempat yang gelap dan sejuk sampai proses penyerapan
darah untuk perkembangan telur selesai. Setelah itu, nyamuk Aedes aegypti
akan mencari tempat yang berair untuk betelur. Setelah bertelur, nyamuk
Aedes aegypti akan mencari darah kembali untuk siklus selanjutnya. Proses
ini berlangsung selama 2 - 3 hari untuk daerah tropis. Nyamuk Aedes aegypti
akan menjadi penular penyakit DBD apabila darah yang diisapnya berasal
dari orang yang telah terinfeksi virus dengue. Ketika nyamuk Aedes aegypti
mengisap darah, virus terbawa masuk ke dalam tubuhnya dan mengalami
perbanyakan dengan masa inkubasi 8 - 10 hari. Pada masa inkubasi tersebut,
virus akan berkembang di dalam bagian perut nyamuk lalu menuju ke
kelenjar ludah nyamuk. Sehingga pada saat nyamuk tersebut menggigit
manusia lainnya maka akan menularkan virus tersebut (Anies, 2006).
Nyamuk Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan
perumahan, tempat terdapat banyak penampungan air bersih dalam bak mandi
ataupun tempayan yang menjadi sarang berkembangbiaknya. Nyamuk ini
menyukai tinggal dan berkembangbiak digenangan air bersih yang tidak
berkontak langsung dengan tanah. Nyamuk ini banyak bertelur digenangan
air yang terdapat pada sisa-sisa kaleng bekas, tempat penampungan air, bak
mandi, ban bekas, maupun benda-benda lain yang mampu menampung sisa
air hujan. Aedes aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab, dan
14

tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk di kamar tidur, kamar


mandi, kamar kecil, maupun di dapur (Dewi, 2018).
B. Tinjauan Umum tentang Anopheles
Nyamuk Anopheles merupakan salah satu nyamuk yang menyebabkan
vektor penyakit malaria. Genus Anopheles di seluruh dunia diketahui
berjumlah sekitar 2.000 spesies, diantaranya 60 spesies diketahui sebagai
vektor malaria (Natadisastra & Agoes, 2009). Berikut ini penggolongan
klasifikasi nyamuk Anopheles (Sugiarti, 2018) :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub kelas : Pterigota
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Sub Famili : Anophellinae
Genus : Anopheles
Anopheles sp. mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur,
larva, kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7 - 14 hari. Tahapan
ini dibagi ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air
(aquatik) dan di daratan (terrestrial). Nyamuk dewasa muncul dari
lingkungan aquatik ke lingkungan terresterial setelah menyelesaikan daur
hidupnya. Oleh sebab itu, keberadaan air sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup nyamuk, terutama masa larva dan pupa. Nyamuk
Anopheles betina dewasa meletakkan 50 - 200 telur satu persatu di dalam air
atau bergerombol tetapi saling lepas. Telur Anopheles sp. membutuhkan
waktu selama 2 sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada iklim-iklim lebih
dingin untuk menjadi larva. Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu,
nutrien, ada tidaknya binatang predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20
hari (Lestari, 2017).
15

Morfologi nyamuk Anopheles sp terdiri dari telur, larva, pupa, dan


nyamuk dewasa. Berikut penjelasan tiap-tiap morfologi nyamuk Anopheles
(Sugiarti, 2018) :
1. Telur
Telur Anopheles s sp. biasanya disimpan di permukaan air satu
per satu. Telur tersebut menetas dalam waktu 1 - 3 hari pada suhu 30°C
dan 7 hari jika suhu 16°C. Telur berbentuk oval, salah satu atau kedua
ujungnya meruncing, disisi kanan dan kiri ada berbentuk spiral transparan
yang menyerupai pelampung. Telur Anopheles sp. tidak tahan dalam
keadaan kekurangan air.

Gambar 2.5 Telur Anopheles


(Sumber : Sugiarti, 2018)
2. Larva
Larva nyamuk Anopheles sp ini memiliki bagian ekor yang tidak
mengalami percabangan. Setiap segmen abdomen (perut) terdapat rambut
palma di sisi kanan dan kiri (tampak warna lebih gelap), memiliki tegral
plate di bagian dorsal abdomen, pada segmen terakhir terdapat spirakel
dan gigi sisir. Posisi istirahat nyamuk ini sejajar dengan permukaan air.

Gambar 2.6 Larva Anopheles


(Sumber : Sugiarti, 2018)
16

3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir di akuatik. Pupa berbentuk
koma bila dilihat dari samping. Pada stadium ini terbentuk cephalothorax
(kepala dan dada bergabung). Untuk bernafas pupa harus mencapai
permukaan. Pertumbuhan hanya berlangsung 2 - 3 hari di daerah tropis
dan mencapai 1 - 2 hari minggu di cuaca dingin. Setelah beberapa hari
terjadi perpecahan cephalothorax dan akan muncul nyamuk dewasa.
Perjalanan telur hingga dewasa bervariasi antara spesies, karena sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Nyamuk dapat berkembang dari telur
hingga dewasa dalam waktu 10 - 14 hari dalam kondisi tropis.

Gambar 2.7 Pupa Anopheles


(Sumber : Sugiarti, 2018)
4. Nyamuk dewasa
Morfologi nyamuk dewasa Anopheles sp, yaitu terdapat proboscis
atau alat penghisap yang berada di posisi tengah kepala atau diantara
palpus maksilaris, di ujung proboscis terdapat labella, bentuknya seperti
ujung tombak. Bentuk khas pada Anopheles jantan yaitu pada ujung
palpus maksilaris mengalami pelebaran, antena berambut lebat disebut
plumose. Sedangkan Anopheles betina memiliki ciri khas yaitu pada ujung
palpus maksilaris tidak mengalami pelebaran, antena berambut jarang
disebut pilose.
17

Gambar 2.8 Nyamuk Dewasa


(Sumber : Sugiarti, 2018)
Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap kecepatan
perkembangbiakan nyamuk. Dalam hal ini, suhu udara yang semakin hangat
akibat pemanasan global dapat mempercepat siklus hidup nyamuk. Demikian
pula, ada atau tidaknya hutan bakau, genangan air di hutan, persawahan,
tambak ikan dan sebagainya. Tempat-tempat tersebut merupakan habitat bagi
nyamuk Anopheles sp. sesuai dengan jenisnya. Namun, musim juga ikut
berpengaruh terhadap penularan penyakit malaria. Biasanya, penularan
malaria lebih tinggi pada musim hujan karena air hujan yang menimbulkan
genangan yang merupakan tempat yang ideal bagi nyamuk (Lestari, 2017).
C. Tinjauan Umum tentang Culex
Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis wuchereria
bancrofit dan brugia malayi di daerah tropis dan subtropik. Culex
quenquefasciatus merupakan nyamuk penggigit di lingkungan perumahan dan
perkotaan, yang berkembangbiak dalam air setengah kotor sekitar tempat
tinggal manusia (Sumampouw, 2017). Adapun klasifikasi Culex adalah
sebagai berikut (Romosfer dan Stoffolano (1998) dalam Shidqon, 2016) :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub kelas : Pterygota
Ordo : Diptera
Sub ordo : Nematocera
Famili : Culicidae
18

Sub famili : Culianeae


Genus : Culex
Spesies : Culex quinquefasciatus
Nyamuk Culex sp. lebih menyukai air (tawar dan payau) yang kotor
dengan material organik, seperti limbah pembuangan kamar mandi, selokan,
sungai yang penuh sampah, genangan air banjir, air mancur di taman kota,
ember terbuka yang berisi air hujan, irigasi sawah, sumur terlantar, dan
saluran limbah peternakan. Nyamuk Culex yang cepat beradaptasi dengan
habitat yang kotor membuat nyamuk tersebut cepat berkembangbiak
(Adrianto & Yuwono, 2018).
Nyamuk Culex memiliki siklus hidup yaitu pada nyamuk Culex betina
mempunyai kemampuan untuk bertelur hingga 400 butir telur diatas
permukaan air kotor membentuk sekumpulan telur yang berdekatan seperti
rakit. Biasanya nyamuk tersebut meletakkan telur pada malam hari di air yang
menggenang daripada air yang mengalir. Dalam siklusnya, nyamuk betina
dapat bertelur setiap 3 hari sekali. Telur tersebut menetas menjadi larva
setelah 2 - 3 hari di air dan berkembang dari larva instar I sampai larva instar
IV yang berlangsung kurang lebih 6 - 8 hari. Setelah itu, larva instar IV
molting atau berganti kulit menjadi pupa. Perubahan ini optimum terjadi
ketika suhu lingkungan 27º - 30ºC. Perbedaan antara larva dan pupa adalah
pada saat fase larva, dimana larva memerlukan makanan yang diambilnya
dari tempat perindukannya (breedin place). Pupa tidak memerlukan makanan
tetapi memerlukan oksigen yang didapatkan melalui tabung pernafasan
(breathing trumpet). Setelah itu, pupa tumbuh menjadi nyamuk dewasa dalam
waktu 2 - 5 hari. Nyamuk betina dapat bertahan hidup hingga 2 bulan, namun
nyamuk jantan hanya kurang dari 10 hari (Elqowiyya, 2015).
Adapun siklus hidup yang dimiliki nyamuk Culex sp adalah siklus
sempurna mulai dari telur, larva, pupa, dan imago (dewasa) antara lain
sebagai berikut (Shidqon, 2016) :
19

1. Telur
Seekor nyamuk betina dapat menempatkan 100 - 400 butir telur
pada tempat peindukan. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan
biasanya dapat bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah
sekitar 2 hari. Masing-masing spesies nyamuk memiliki perilaku dan
kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Pada bagaian atas permukaan air,
nyamuk Culex sp menempatkan telurnya secara menggerombol dan
berkelompok untuk membentuk rakit. Oleh karena itu telur nyamuk Culex
sp. dapat mengapung di atas permukaan air.

Gambar 2.9 Telur Culex


(Sumber : Prianto dkk, 2006)
2. Larva
Telur akan mengalami penetasan dalam jangka waktu 2 - 3 hari
sesudah terjadi kontak dengan air. Faktor temperatur, tempat
perkembangbiakan, dan keberadaan hewan pemangsa mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan larva. Lama waktu yang diperlukan pada
keadaan optimum untuk tumbuh dan berkembang mulai dari penetasan
sampai menjadi dewasa kurang lebih 7 - 14 hari. Siphon merupakan salah
satu ciri dari larva nyamuk Culex. Siphon dengan beberapa kumpulan
rambut membentuk sudut dengan permukaan air. Nyamuk Culex
mempunyai empat tingkatan atau instar sesuai dengan pertumbuhan larva
tersebut, yaitu :
a. Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1 - 2 mm atau 1 - 2 hari
setelah menetas. Corong pernafasan pada siphon belum jelas dan duri-
duri (spinae) pada dada juga belum jelas.
20

b. Larva instar II, berukuran 2,5 - 3,5 mm atau 2 - 3 hari setelah telur
menetas. Corong kepala mulai menghitam dan duri-duri belum jelas,.
c. Larva instar III, berukuran 4 - 5 mm atau 3 - 4 hari setelah telur
menetas. Corong pernafasan berwarna coklat kehitaman dan duri-duri
dada juga mulai jelas.
d. Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5 - 6 mm atau 4 - 6 hari setelah
telur menetas, dengan warna kepala

Gambar 2.10 Larva Culex


(Sumber : Prianto dkk, 2006)
3. Pupa
Stadium paling akhir dari metamorfosis nyamuk yang bertempat
di dalam air adalah pupa. Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya
besar. Sebagian kecil tubuh pupa kontak dengan permukaan air, berbentuk
terompet panjang dan ramping, setelah 1 - 2 hari akan menjadi nyamuk
Culex (Astuti, 2016). Pada stadium ini tidak membutuhkan nutrisi dan
berlangsung proses pembentukan sayap sampai mampu terbang. Stadium
kepompong terjadi dalam jangka waktu mulai satu sampai dua hari. Pada
saat pupa menjalani fase ini pupa tidak melakukan aktivitas konsumsi
sama sekali dan kemudian akan keluar dari larva dan menjadi nyamuk
yang sudah bisa terbang dan meninggalkan air. Nyamuk memerlukan
waktu 2 - 5 hari untuk menjalani fase ini sampai menjadi nyamuk dewasa.
21

Gambar 2.11 Pupa Culex


(Sumber : Prianto dkk, 2006)
4. Nyamuk dewasa
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-
belang putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada
bagian thoraks terdapat dua garis putih berbentuk kurva (Astuti, 2016).
Nyamuk jantan dan betina akan melakukan perkawinan setelah keluar dari
pupa. Seekor nyamuk betina akan melakukan aktivitas menghisap darah
dalam waktu 24 - 36 jam setelah dibuahi oleh nyamuk jantan. Untuk
proses pematangan telur sumber protein yang paling penting adalah darah.
Perkembangan nyamuk mulai dari telur sampai dewasa membutuhkan
waktu sekitar 10 sampai 12 hari.

Gambar 2.12 Nyamuk Dewasa


(Sumber : Prianto dkk, 2006)
Nyamuk Culex merupakan nyamuk yang menggigit manusia dan
hewan. Habitat larvanya adalah saluran air yang kotor, septik teng, got,
dan daerah perkotaan. Nyamuk Culex aktif pada malam hari dan
puncaknya pada jam 22.00 - 02.00. Setelah nyamuk menggigit manusia
dan hewan, nyamuk akan beristirahat selama 2 - 3 hari. Kebiasaan dari
nyamuk ini yaitu beristirahat di rumah sehingga sering disebut nyamuk
rumah. Berbagai agent penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk
22

Culex seperti virus Japanese encephalitis penyebab radang otak dan


berbagai jenis cacing filaria seperti Wucheria brancofti dan Brugia
malayi penyebab Filariasis (penyakit kaki gajah) ditularkan oleh Culex
quinquefasciatus. Selain itu nyamuk genus ini juga mengganggu hewan
dan menularkan penyakit cacing jantung anjing (Dirofilaria immitis)
(Hairani, 2014).
1

Anda mungkin juga menyukai