Anda di halaman 1dari 20

Anatomi Makros dan Mikros dari Hemisfer Cerebral

Fissura mayor dan sulcus dari hemisfer cerebral ditunjukkan pada gambar 6.1 dan 6.2. peta
cytoarchitectonic berdasarkan oleh perbedaan regional pada anatomi mikros dari lapisan korteks
(gambar 6.3). Lobus frontal dimulai dari kutub frontal sampai ke sulcus sentral di atas fissura sylvian.
Lobus frontal di anterior sekitar setengah dari setiap hemisfer manusia. Lobus frontal terdiri dari
empat girus: precentralis, frontal superior, frontal media, dan frontal inferior. Girus precentralis
(bagian motorik) terletak di bagian anterior dari sulcus sentralis (gambar 6.4). Homonkulus adalah
gambaran terdistorsi dengan ukuran bagian anatomis yang sesuai dengan jumlah korteks yang
terlibat. Homonkulus motorik menggambarkan organisasi bagian motorik sesuai dengan inervasi
bagian tubuh (gambar 6.5). Pada permukaan medial, lobus frontal meluas ke bawah ke sulcus
cingulatum (gambar 6.2). Lobulus paracentralis terdiri dari perluasan girus precentralis dan
postcentralis pada permukaan hemisfer di atas sulcus cingulatum; hal ini penting dalam
mengendalikan buang air. Area supplementer dan bagian premotorik berada pada area 6, pada
bagian anterior girus presentralis. Area supplementer motorik merupakan bagian dari girus frontal
superior yang berada pada bagian medial; area premotorik berada pada permukaan lateral. Area
lapang pandang frontal berada pada girus frontal bagia medial, pada bagian area 8. Girus frontal
inferior dibagi menjadi pars orbitalis, pars triangularis, dan pars opercularis.
Pars opercularis dan triangularis dari girus frontal inferior dari hemisfer dominan
mengandung area motor (Broca) (area 44 dan 45). Pada bagian bawah dari lobus frontal, di bagian
tengah dari girus frontal inferior, merupakan girus orbital. Mereka dipisahkan oleh sulcus olfactory
dari girus rectus, yang merupakan struktur paling medial pada permukaan orbital (gambar 6.6).
Bulbus olfactorius dan traktusnya berada di atas sulcus olfactorius.
Lobus parietal berada di bagian posterior sulcus centralis, anterior dari lobus occipital dan
superior dari lobus temporal. Sebuah garis imaginer terdapat di antara sulcus parieto-occipital dan
cekukan preoccipital yang memisahkan lobus parietalis dan occipitalis. Sebuah garis imaginer
memanjang dari fisura sylvian sampai ke bagian tengah dari garis yang memisahkan lobus parietal
dari lobus temporal. Lobus parietal terdiri dari lima bagian prinsipal: girus postcentralis, lobulus
parietalis superior, lobulus parietalis inferior, precuneus, dan bagian posterior dari lobulus
paracentralis. Girus postcentralis (area 1,2, dan 3) adalah korteks sensori primer; terdapat di antara
sulcus centralis dan sulcus postcentralis. Homonkulus sensori menggambarkan bagian tubuh pada
korteks sensori primer; hal ini mirip tapi tidak identikal dengan homonkulus motorik (gambar 6.7).
Korteks somatosensori sekunder berada pada bagian bawah dari girus postcentralis, berbatasan
dengan fisura sylvian. Lobulus parietalis superior merupakan area asosiasi somatosensori yang
berada di sebelah posterior dari tubuh dan segmen ekstremitas atas dari girus postcentralis. Lobulus
parietal inferior berada di bagian posterior dari wajah dan segmen lidah dari girus postcentralis,
yang mempunyai dua komponen mayor: girus supramarginal, yang menutupi bagian akhir fisura
sylvian; dan girus angularis, yang berada di ujung sulcur temporalis superior yang paralel (gambar
6.1). Lobulus parietal inferior merupakan korteks asosiasi untuk somatosensori, visual, dan fungsi
auditorik. Precuneus adalah area dari cortex yang berada di sebelah anterior lobus occipital pada
permukaan hemisfer medial.

Gambar 6.1. Lobus, sulkus, girus dari aspek lateral dari hemisfer cerebral.

Lobus temporal adalah proyeksi anterior berbentuk lidah yang berasal dari sebuah
penghentian dari hemisfer cerebral yang sedang berkembang; di sepanjang kavitas central,
membentuk ujung temporal dari ventrikel lateral. Lobus temporal terletak di bawah fisura sylvian,
memanjang dari bagian temporal sampai batas lobus parietal dan occipital.
Permukaan ventral berada di dasar fossa cranialis. Permukaan lateral mempunyain tiga girus:
superior, medial, dan inferior, yang dipisahkan oleh sulcus temporal superior, medial, dan inferior
(gambar 6.1). Tertutup oleh fisura sylvian pada bagian ujung posterior dari girus temporalis superior
pada permukaan dorsal – pada sudut kanan dari girus dan badan geniculatum medial – merupakan
girus temporal transversalis (dari Heschl). Girus temporal transversus merupakan korteks auditorik
primer (area 41 dan 42). Korteks asosiasi auditorik (area 22) terletak bersebelahan langsung dengan
korteks auditori primer; pada hemisfer dominan terdapat area bahasa Wernicke. Planum temporale
berada di belakang girus Heschl dan merupakan bagian area Wernicke. Planum temporale lebih
besar pada hemisfer sebelah kiri pada kebanyakan orang dan mungkin berhubungan dengan
dominansi berbahasa. Pada dasar lobus temporalis, girus temporal inferior berjalan medial
bersamaan dengan girus occipitotemporal lateralis. Sulcus occipitotemporal memisahkan girus
occipitotemporal lateralis (temporal inferior) dari girus occipitotemporal medial (fusiform). Di bagian
medial girus fusiform, yang dipidahkan oleh sulcus kolateral, adalah girus parahipokampal
(hipokampal), bagian dari limbik. Di bagian posterior dari isthmus dari cingulatum, girus
parahipokampal memanjang ke bagian occipital dan menjadi girus lingualis.

Gambar 6.2. Lobus, sulkus, dan girus dari aspek medial dari hemisfer cerebral.

Lobus occipital hanyalah bagian kecil dari permukaan dorsolateral dari hemisfer, tetapi
menduduki bagian triangular yang besar pada aspek medial dari otak di antara lobus parietal dan
temporal. Fisura calcarina memisahkan permukaan medial dari lobus occipital pada cuncus di atas
girus lingual (occipitotemporal medial). Lobus occipital merupakan korteks visual (area 17,18, dan
19). Cuneus membentuk bagian atas, dan girus lingual membentuk bagian bawah dari korteks
calcarina.
Lobus limbik biasanya dijadikan lobus pemisah dari otak, karena fungsinya daripada
anatominya. Komponen dari lobus limbik meliputi: hipokampus, yang membentang ke dalam lobus
temporal medial dan bersambungan dengan forniks; badan mamillary (bagian hipothalamus);
nukleus anterior dari thalamus; girus cingulatum; dan girus parahipokampal. Sebagaimana dengan
struktur sistem saraf pusat lainnya, lobus limbik secara morfologi merupakan struktur berbentuk C.
Dimulai pada anterior dan superior pada girus praterminal dan area subkalosal di atas rostrum dari
corpus callosum. Badan dari C dibentuk oleh girus cingulatum, yang menggabungkan isthmus dari
cingulatum dengan girus parahipokampal (hipokampal). Ujung dari C adalah formasi hipokampal.
Girus cingulatum terletak di atas corpus callosum. Girus parahipokampal dimulai dari isthmus dari
cingulatum sampai ke ujung temporal, terletak di antara sulcus kolateral dan hipokampus, yang
mengitari fisura hipokampal untuk membentuk uncus. Formasi hipokampal terdiri dari bagian
hipokampus (ujung Ammon), girus dentate, dan subiculum. Walaupun tidak dihitung sebagai bagian
dari lobus limbik, bagian anterior dan posterior dari girus cingulatum termasuk bagian dari lobus
frontal dan parietal. Girus parahipokampal dan formasi hipokampal merupakan bagian dari lobus
temporalis. Struktus dari lobus limbik dihubungkan oleh sirkuit papez (girus cingulatum  girus
parahipokampal  hipokampus  forniks  badan mamilary  nukleus anterior dari thalamus 
girus cingulatum).
Rhinencephalon (hidung otak) adalah regio basal otak depan yang berhubungan dengan
olfactorius dan emosi yang berhubungan erat dengan lobus limbik. Bagian ini terdiri dari bulbus
olfactoris dan traktusnya, stria olfactorius, dan trogonum olfactorius (tuberkel olfactorius, substansi
anterior dan ikatan diagonal dari Broca), lobus piriform (uncus, area entorhinal dan limen insula),
dan bagian amigdala. Formasi hipokampal biasanya dihitung sebagai bagian dari rhinencephalon.
Gambar 6.3. Area dari korteks cerebral, yang tiap strukturnya mempunyai fungsi khusus. A.
Permukaan lateral B. Permukaan medial

Gambar 6.4. Gambaran hemisfer cerebral dari atas


AREA KORTIKAL
Korteks cerebral dimulai dari bagian rostral dari ujung neural tube, dan berpuncak sebagai
lapisan selular kompleks yang menutupi permukaan dari otak. Setelah pembentukan laposan
marginal dan mantle, sel bermigrasi dari lapisan marginal untuk membentuk korteks cerebral. Defek
migrasi merupakan penyebab utama malformasi otak, seperti heterotopia gray matter. Diantara
bulan enam dan delapan kehidupan fetus, sel bermigrasi mencapai korteks dan terbagi menjadi
srata, yang akan menjadi lapisan kortikal. Korteks menutupi girus dan konvolusi dan turun ke dalam
fisura dan sulcus. Sekitar sepertiganya terekspos ke permukaan dan lainnya terkubur dalam fisura
dan sulcus. Terdapat sekitar 15 sampai 30 milyar sel otak di korteks. Ketebalannya bervariasi mulai
4.5 mm di girus precentralis dampai 1.3 mm di dekat bagian occipital.

Gambar 6.5. Homonkulus motorik, menunjukkan hubungan dari pusat motorik ke


representasi kortikal. 1. Jari kaki 2. Pergelangan kaki 3. Lutut 4. Pinggul 5. Badan 6. Bahu 7. Siku 8.
Pergelangan tangan 9. Tangan 10. Jari kelingking 11. Jari manis 12. Jari tengah 13. Jari telunjuk 14.
Jempol 15. Leher 16. Alis 17. Kelopak mata dan bola mata 18. Wajah 19. Bibir 20. Dagu 21. Lidah
22. Menelan 23. Mastikasi 24. Salivasi. 25. Vokalisasi
Sebagian besari dari lapisan kortikal mempunyai enam lapisan yang mudah diidentifikasi;
beberapa area dari otak mempunyai lebih sedikit (gambar 6.8). Enam lapisan korteks terdiri dari
neokorteks, isocorteks, dan korteks heterogenetik. Enam lapisan, dari permukaan sampai dalam,
sebagai berikut ini: (1) molekular (plexiform), (2) granula eksternal, (3) piramidal eksternal, (4)
granular internal, (5) piramidal interna (ganglion), dan (6) multiform. Lapisan molekular adalah
lapisan yang paling atas, tertutup oleh pia. Lapisan ini terdiri dari serabut kusut yang padat yang
terdiri dari dendrit dari sel yang lebih dalam. Sel piramidal merupakan sel yang jarang dan kecil.
Lapisan kedua, lapisan granular eksternal, terdiri dari neuron yang kecil dan padat. Lapisan ketiga,
lapisan piramidal eksterna, terdiri dari neuron berbentuk piramida yang berukuran sedang sampai
besar. Lapisan keempat, lapisan granular interna, terdiri dari banyak sel piramidal yang kecil,
bergranula multipolar dengan akson yang pendek dan tersebar. Sel granul adalah sel yang paling
banyak didapatkan pada lapisan ini. Lapisan kelima, lapisan piramidal interna (sel ganglion), terdiri
dari sel piramidal sedang dan besar, di antara neuron terbesar yang ada di dalam korteks. Pada girus
presentralis, lapisan ini mengandung sel piramidal Betz, neuron yang aksonnya membentuk traktus
kortikospinalis dan kortikobulbar. Lapisan kortikal yang paling dalam adalah lapisan multiform, yang
mengandung sel polimorfik yang akson pendeknya memasuki white matter yang paling bawah.

Gambar 6.6. Dasar dari otak manusia


Isokorteks ditemukan di dalam neopallium, sebanyak 90% dari permukaan kortikal. Gangguan
berat pada suplai energi otak, seperti pada hipoksia, iskemia, atau hipoglikemia akan menyebabkan
kerusakan selektif dari beberapa lapisan kortikal, terutama yang ketiga-sebuah kondisi yang
dinamakan nekrosis lamina kortikal. Baik archipallium dan paleopallium keduanya mempunyai
korteks dengan tiga lapisan, yang dinamakan dengan allokorteks.

Gambar 6.7. Homonkulus sensori kortikal

Tiap area berbeda dari korteks mempunyai penampilan karakteristik, dengan perbedaan
pada ketebalan secara keseluruhan dari lapisan kortikal, ketebalan dan susunan dari lapisan seluler
spesifik, struktur sel, jumlah dari serabut bermyelin afferen dan efferen, dan jumlah dan posisi dari
stria putih. Bagaimana perbedaan regional pada cytoarsitektur berhubungan dengan perbedaan
fungsi masih menjadi spekulasi. Peta berdasarkan perbedaan pada struktur selular merupakan
cytoarsitektonik dan berbeda pada struktur serabut sebagai myelotektonik. Peta cytoarsitektonik
yang paling umum diketahui adalah Broadmann (gambar 6.3). Gambaran imaging modern dan
penggunaan marker kortikal lainnya akan menyebabkan generasi terbaru dari peta yang lebih
akurat.
Gambar 6.8. Lapisan sel dan susunan korteks cerebral A. Pewarnaan Weigert B. Pewarnaan
Nissl. C. Pewarnaan Golgi. Lapisan I, lapisan molekular. II. Lapisan granular eksternal. III. Lapisan
piramidal eksternal. IV. Lapisan granular internal. V. Lapisan piramidal internal. VI. Lapisan
Multiforme.

Korteks mengirim dan menerima serabut dari dan pada area lain dari otak. Lapisan keempat
mengandung ikatan serabut-serabut horizontal- ikatan eksterna Baillarger. Ikatan ini mengandung
ramifikasi terminal dari proyeksi thalamokortikal dari thalamic relay nuclei yang spesifik. Ikatan
Baillarger eksternal menonjol pada korteks calcarina, membentuk sebuah garis putih yang terlihat
jelas – garis atau ikatan Gennari – yang memberikan nama pada korteks striatum. Thalami nuclei
sensori spesifik bersinaps pada lapisan keempat. Ikatan eksternal Baillarger terdisi dari ramifikasi
terminal dari thalamic nuclei yang menjadi modalitas sensori spesifik, seperti sensasi pengelihatan
dan eksteroseptif. Kontras dengan ini, nuclei thalamic nonspesifik (retikular, intralaminar) yang
berproyeksi secara tersebar pada semua lapisan dari korteks.
Isokorteks dapat dibagi menjadi lapisan supragranular dan infragranular. Lapisan di atas
lapisan keempat (lapisan granular internal yang padat) adalah lapisan supragranular; lapisan di
bawah lapisan keempat adalah lapisan infragranular. Korteks supragranular (terutama lapisan 2 dan
3) tersebar luas. Aferen dan eferen dari lapisan supragranular saling berhubungan. Korteks
infragranular lebih primitif. Lapisan ini berkembang dengan baik pada bagian bawah, dan
mengirimkan proyeksi serabut menurun ke tempat yang lebih rendah. Isokorteks dengan enam
lapisan dibentuk oleh adanya korteks supragranular. Lapisan supragranular tidak terdapat pada
archipallium dan paleopallium.
Isokorteks dapat merupakan homotipikal, dimana enam lapisan dapat dilihat dengan mudah,
atau merupakan heterotipikal, dimana laminasinya kurang jelas. Korteks juga dapat dibagi menjadi
tipe granular dan agranular. Pada korteks agranular, lapisan sel granul berkembang dengan buruk,
sedangkan pada lapisan sel piramidal lebih menonjol. Korteks agranular merupakan karakteristik dari
girus presentralis. Korteks granular (koniokorteks) merupakan korteks yang tipis dan mengandung
lapisan sel granul yang padat; lapisan sel piramidalnya kurang terlihat. Korteks granular merupakan
karakteristik dari area yang menerima input aferen yang berat, seperti korteks kalkarina. Terdapat
sel granul yang kurang mencolok pada korteks agranular, sebagai contoh, garis motor, dan
kurangnya sel piramidal pada korteks granular, sebagai contoh, area sensori primer. Koniokorteks
hanya terlihat pada area yang menerima proyeksi dari nulei relay thalamic spesifik.
Area kortikal yang menerima proyeksi thalamokortikal dari nulei relay thalamic spesifik
mempunyai dua morfologi karakteristik: korteks tipe granul dan sebuah ikatan eksternal yang
menonjol dari Baillarger.
Sebagai tambahan dari struktur horizontal dan berlamina, korteks juga dibagi secara vertikal
menjadi kolom. Neuron-neuron membantu modalitas yang sama dan mengkoordinir menjadi garis-
garis vertikal yang memanjang dari permukaan kortikal sampai ke white matter, atau disebut sebagai
kolom kortikal. Kolom vertikal lebih menonjol pada lobus occipital, parietal, dan temporal.
Di bawah lapisan kortikal dari gray matter terdapat white matter, yang terdiri dari akson
asosiasi, komisural, dan proyeksi – seperti sel glia dan pembuluh darah. Serabut asosiasi dan
komisural menghubungkan satu area dari korteks dengan lainnya. Serabut asosiasi menghubungkan
area kortikal dalam hemisfer yang sama; serabut komisural menghubungkan dengan area yang
berlawanan. Serabut asosiasi dann komisural berasal dari korteks supragranular (lapisan 1 sampai
lapisan 3). Serabut proyeksi menghubungkan korteks dengan bagian bawah (gambar 6.9 dan 6.10).
Serabut proyeksi muncul dari korteks infragranular (lapisan 5 dan lapisan 6) dan menuju bagian
bawah sistem saraf. Traktus kortikospinalis terdiri dari serabut proyeksi yang muncul dari neuron-
neuron pada lapisan yang lebih dalam pada girus presentralis. Jumlah serabut saraf proyeksi lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jumlah total neuron pada korteks.
Serabut-serabut asosiasi kortikokortikal mungkin dapat pendek atau panjang. Beberapa
serabut asosiasi sangat pendek, bersinaps di dekat asalnya dan tetap di dalam korteks. Serabut
asosiasi yang pendek lainnya melengkung dari satu girus ke girus lainnya, sepanjang sulkus pada
lapisan yang paling sperfisial dari white matter kortikal. Serabut ini disebut sebagai serabut arcuata
atau serabut-U. Terdapat karakteristik yang membedakan serabut-U dalam leukodistrofi, sebuah
penyakit demyelinating acquired. Serabut asosiasi yang panjang berjalan dengan jarak yang jauh.
Beberapa bergabung menjadi ikatan yang berlainan, yang dapat dibedakan dan dilihat. Serabut
asosiasi yang panjang masuk ke dalam white matter. Beberapa ikatan serabut asosiasi yang panjang
dinamakan berdasarkan titik asal dan terminasinya, tetapi mereka mendapatkan tambahan akson
dan kelihalangan akson di sepanjang perjalanannya, menghubungkan area intermediet. Ikatan
serabut asosiasi panjang utama adalah fasciculus longitudinal superior dan inferior, fasciculus
occipitofrontal superior dan inferior, fasciculus uncinatum, dan cingulum. Fasciculus longitudinal
superior berjalan secara longitudinal di antara kutub occipital dan frontal. Fasciculus arcuata
menghubungkan lobus frontal dan parietal, lobus temporal dan occipital. Banyak dari serabut-
serabutnya yang melengkung ke bawah ke dalam lobus temporal. Fasciculus arkuata melengkung di
sekitar ujung posterior dari fissura sylvian dan berada di dalam white matter parietal dan frontal,
bergabung dengan fasciculuc longitudinal superior. Serabut dari fasciculus arcuata menghubungkan
pusat bahasa bagian posterior (Wernicke’s) dan bagian anterior (Broca’s) (gambar 9.1). Fasciculus
longitudinal inferior (occipitotemporal) merupakan lapisan tipis yang berjalan ke bawah, di dekat
traktus genikulokalkarina, menghubungkan lobus occipital dan temporal. Fasciculus superior
occipitofrontal (subkalosal) merupakan ikatan padat yang berada di dalam hemisfer di bawah corpus
kalosum; menghubungkan bagian posterior dari hemisfer dengan lobus frontal. Fasciculus
occipitofrontal inferior berjalan di dektal lobus temporal. Fasciculus uncinatum melengkung melalui
fisura silvian untuk menghubungkan lobus temporal inferior dengan permukaan orbital dari lobus
frontal. Cingulum merupakan traktus pada white matter yang berjalan di dalam korteks dari girus
cingulatum. Ini merupakan bagian dari sistem limbik dan menghubungkan girus cingulatum, girus
parahipokampal, dan area septal. Lesi yang melibatkan ikatan asosiasi panjang ini menyebabkan
sindroma diskoneksi kortikal-sebuah penyakit dimana defisit klinis muncul disebabkan
ketidakmampuan suatu porsi dari hemisfer untuk berkomunikasi secara normal dengan bagian
lainnya.
Gambar 6.9. Potongan sagital menunjukkan serabut asosiasi pendek (arcuata atau serabut-U),
ikatan asosiasi panjang, dan komisura mayor.

Gambar 6.10. Potongan koronal menunjukkan hubungan mayor, komisural, dan sistem proyeksi
serabut.

SERABUT KOMISURAL
Serabut komisural menghubungkan area dari suatu hemisfer dengan sekitarnya, sebuah area
sebagai bayangan cermin dengan hemisfer lainnya. Komisura primer meliputi korpus kalosum,
komisura anterior, dan komisura hipokampal (Gambar 6.9 dan 6.10). Terdapat banyak komisura yang
lebih kecil lainnya.
Korpus kalosum adalah sistem komisural yang paling besar. Terdiri dari ikatan yang luas dari
serabut-serabut yang terletak di bawah fisura interhemisfer yang menghubungkan area neokortikal
dari dua hemisfer. Korpus kalosum terdiri dari badan, porsi yang paling besar; genu anterior, yang
meruncing ke dalam rostrum; dan sebuah terminasi posterior yang tebal, splenium. Serabut-serabut
yang menghubungkan porsi anterior dari lobus frontal, termasuk area bahasa, melalui anterior
ketiga; badan membawa serabut-serabut dari porsi posterior dari lobus frontal dan lobus parietal;
splenium mengandung serabut-serabut dari lobus temporal dan occipital. Serabut-serabut di sekitar
porsi anterior dari fisura interhemisfer, membentuk genu, merupakan forcep minor (forcep
frontalis); serabut di bagian posterior, yang membentuk spenium, disebut forcep mayor (forcep
occipitalis).Korpus kalosum tidak mengandung serabut menyilang dari korteks striatum atau area
tangan dari korteks motorik atau sensorik. Area ini dihubungkan oleh hubungan transkalosal dari
korteks asosiasi. Rostrum terdapat di bawah frontal horn dari ventrikel lateral, bersambungan
dengan lamina terminalis, yang membentuk dinding anterior ventrikel ketiga. Girus subkalosal dan
paraterminal, bagian dari sistem limbik, terdapat di bawah rostrum. Tapetum merupakan lembaran
tipis dari serabut kalosal yang membentuk atap dari temporal horn dan dinding lateral dari occipital
horn.
Korpus kalosum mungkin terlibat pada beberapa sindroma klinis. Penuaan korpus kalosum
merupakan kecacatan pertumbuhan yang umum yang mungkin komplit atau inkomplit. Serabut
komisural berjalan di sepanjang dinding ventrikular, membentuk ikatan Probst. Penuaan sering
ditemukan secara tidak sengaja melalui autopsy atau pemeriksaan imaging pada pasien tanpa gejala,
tetapi mungkin terdapat defisit klinis yang berat pada beberapa pasien. Defisit ini berhubungan satu
dengan lainnya, menyertai malformasi otak atau kecacatan migrasi neuronal dan organisasi
neuronal. Mungkin terdapat retardasi mental, kejang, dan defisit motorik yang diakibatkan lesi yang
mempengaruhi struktur yang berdekatan. Penyakit Marchiava-Bignami adalah kondisi yang langka,
mungkin berhubungan dengan alkoholisme kronis dan gizi buruk, ditandai dengan nekrosis dan
degenerasi dari dua pertiga tengah dari korpus kalosum. Manifestasi klinis bervariasi mulai dari
demensia, apraksia, kelainan gait, spastisitas, kejang, inkontinensia, gangguan psikiatrik hingga
stupor dan koma. Tumor, terutama glioma, mungkin melipatkan korpus kalosum (butterfly glioma).
Trombosis arteri serebral anterior mungkin mengakibatkan perlunakan bagian besar dari korpus
kalosum. Gejala mental menonjol dan meliputi: apatis, mengantuk, kehilangan ingatan, sulit
berkonsentrasi, perubahan sikap, dan manifestasi lain dari lesi lobus frontal.
Divisi komisurotomi dari korpus kalosum, untuk menerapi epilepsi intractable. Komisurotomi
mengganggu hubungan corticocortikal mayoor diantara kedua hemisfer. Pasien dengan penuaan
korpus kalosum atau poskomisurotomi, diperiksa untuk lateralisasi hemisfer dan komunikasi
interhemisfer, karena stimulus dapat dilakukan pada salah satu hemisfer dan fungsi dari kedua
hemisfer dipelajari secara terpisah.
Komisura anterior muncul secara filogenetik sebagai bagian dari rhinencephalon;
menghubungkan bulbus olfaktorius, amigdala, bagian basal otak depan pada kedua sisi, terletak di
dalam lamina terminalis, membentuk dinding anterior dari ventrikel ketiga, dibawah kiasma
optikum, di belakang dan di bawah rostrum dari korpus kalosum (Gambar 6.9). Forniks memisahkan
komisuran anterior menjadi bagian pre dan postkomisural. Komisura anterior menghubungkan
bulbus olfaktorius dan lobus temporalis dari kedua hemisfer. Komisura anterior mempunyai
beberapa subsistem yang menghubungkan komponen lobus temporal yang berbeda; komponen
mayor pada primata terdiri dari hubungan neokortikal di antara lobus temporal. Komisura
hipokampal (psalterium, komisura dari forniks) terdapat di antara kedua crura dari forniks, di bawah
badan korpus kalosum, dan menghubungkan formasi hipokampal (gambar 6.9).

SERABUT PROYEKSI
Serabut asosiasi dan komisural muncul dari lapisan supragranular dari korteks. Serabut-
serabut proyeksi eferen muncul dari korteksinfragranular, terutama pada lapisan kelima, dan turun
ke struktur yang lebih kaudal, termasuk basal ganglia, thalamus, formasi retikular, nulei motor
batang otak, dan medulla spinalis. Serabut –serabut proyeksi aferen naik dari struktur yang lebih
dalam, seperti thalamus dan striatum, dan berproyeksi pada korteks. Serabut-serabut proyeksi
aferen berakhir di korteks supragranular.

KAPSULA INTERNA
Bermacam-macam serabut dari dan ke korteks membentuk korona radiata yang berbentuk
kipas. Serabut dari korona radiata bertemu sebagai sebuah ikatan yang luas, yang disebut kapsula
interna. Pembagian awal sistem saraf pusat menunjukkan banyak serabut yang membentuk
“radiating crown” yang berada di atas capsula interna. Kapsula interna terdiri dari banyak serabut,
baik eferen maupun aferen, yang menghubungkan dengan korteks serebral. Sebagian besar dari
kapsula interna terdiri dari radiasi thalamus; yang lainnya terdiri dari serabut-serabut eferen dari
struktur yang lebih rendah. Di bawah thalamus, cpausla interna menjadi pedunkel serebral dari otak
tengah. Pada potongan horizontal, capsula interna, dari anterior sampai posterior, mempunyai tiga
bagian: limb anterior, genu, dan limb posterior. Limb anterior yang lebih pendek (divisi
lentikulokaudatum) yang secara lateral berada di antara nucleus lentikular dan anteromedial dengan
nucleus caudatus. Pada perkembangan awal, caudatum dan putamen bergabung. Mereka berpisah
tetapi tetap menempel dengan untaian grey matter. Serabut- serabut limb anterior dari kapsula
tersambung di antara jembatan grey matter, menjadikan limb anterior berupa striata pada beberapa
potongan. Marbling yang dibuat oleh capsula interna menjadikan corpus striatum dari caudatum
dan putamen (lihat Bab 26). Ikatan di antara limb anterior dan posterior adalah genu, ujung dari
sudut tumpul yang dibentuk oleh kedua limb. Ujung dari globus pallidus menempati sudut dari genu.
Sebuah garis digambarkan di antara genu dari kedua capsula interna yang berada di bagian posterior
dari foramen Monro. Limb posterior yang lebih panjang dari kapsula interna (divisi
lentikulothalamik) secara lateral berada di antara nucleus lenticular dan secara medial terhadap
thalamus. Limb posterior mempunyai porsi retrolentikular, yang memproyeksikan di belakang
nuucleus lentikular untuk mencapai korteks occipital, dan porsi sublentikular, yang menyebrang di
bawah bagian posterior dari nucleus untuk mencapai lobus temporal.
Limb anterior dari kapsula interna terdiri dari traktus frontopontine dan radiasi thalamic
anterior. Serabut-serabut dari traktus frontopontin muncul pada regio motorik dan premotorik dari
korteks frontal. Serabut ini turun ke bagian medial dari pedunkel serebral sampai ke nuclei pontin
ipsilateral. Setelah bersinaps, impuls ditransmisikan melalui pedunkel serebelar tengah ke hemisfer
serebellar yang berlawanan. Serabut terkait dari area kortikal lainnya, parietotemporopontine dan
traktus occipitopontin, berjalan di bagian retrolentiform dari capsula dan turun ke bagian lateral dari
pedunkel serebral. Limb anterior juga mengandung proyeksi kortikostriatal.
Secara umum, area apapun dari korteks yang menerima aferen thalamik mengirimkan sinyal
eferen pada nucleus thalamik yang sama, dan juga berjalan pada radiasi thalamik. Radiasi thalamik
anterior (pedunkel thalamik anterior) terdiri dari serabut-serabut yang menghubungkan nucleus
thalamik dorsomedial (DM) dan korteks prefrontal. Terdapat juga hubungan di antara lobus frontal
dan nucleus thalamik anterior, hipothalamus, dan struktur limbik.
Genu dari capsula interna mengandung traktus kortikobulbar, yang membawa impuls dari
bagian bawah korteks precentral (dan premotor) ke nucleus motorik dari nervus kranialis. Serabut
kortikobulbar banyak yang melewati nukleus kontralateral tetapi tidak semuanya.
Limb posterior dari kapsula interna mempunyai banyak komponen penting, terutama traktus
kortikospinal. Observasi oleh Charcot, Dejerine, dan Dejerine-Klumpke, serabut kortikospinal
dikatakan berada pada bagian dua per tiga anterior dari limb posterior. Saat ini diketahui bahwa
serabut-serabut dari traktus kortikospinal berada pada ikatan yang tersebar lebih di posterior.
Traktus ini berada lebih anterior dari perjalanannya melalui kapsul rostral dan bergeser ke posterior
ketika berjalan ke bawah. Serabut-serabut dari bagian tubuh atas berada lebih ke anterior.
Organisasi somatotropik pada kapsula interna rostral, dari anterior sampai posterior, adalah
wajah/lengan/kaki. Pada penurunanya, traktus frontopontine bergerak gradual dari limb anterior ke
bagian anterior dari limb posterior sebagai traktus kortikospinal yang bertransisi ke posisi yang lebih
posterior. Serabut-serabut menurun lainnya pada limb posterior meliputi kortikostriatal,
kortikorubral, kortikoretikular, dan kortiko-olivari. Serabut-serabut yang naik pada limb posterior
meliputi radiasi thalamik medial (pedunkel thalamik medial), yang membawa serabut-serabut dari
nucleus thalamik posterior ventral ke korteks sensori, dan serabut-serabut dari nucleus thalamik
ventral anterior (VA) dan ventral lateral (VL) ke bagian motorik, premotorik, dan motorik
supplementer.
Radiasi thalamik posterior (pedunkel thalamik posterior), utamanya terdiri dari radiasi optik
(traktus genikulokalkarina), yang menjadi bagian paling besar pada retrolentikular dari kapsula
interna. Radiasi optik terpisah dari temporal horn dari ventrikel lateral oleh tapetum dari korpus
kalosum. Serabut retrolentikular lainnya meliputi parietopontin, occipitopontin, occipitokolikular,
occipitotektal, dan sambungan antara lobus occipital dan pulvinar. Bagian sublentikular dari kapsula
terdiri dari radiasi auditorik (pedunkel thalamik inferior), membawa serabut-serabut dari badan
genikulatum medial di bawah dan di belakang nukleus lentikular ke korteks auditori pada lobus
temporal. Serabut-serabut sublentikular lainnya meliputi temporopontin, thalamopallidal, dan
pallidothalamik.
Kapsula interna biasanya terlibat pada penyakit serebrovaskular, terutama infark pembuluh
darah lakunar yang terkait dengan hipertensi. Semua serabut motorik yang menurun bergabung
bersama, sehingga sebuah lesi kecil akan mengganggu fungsi dari semuanya dan membuat
hemiparesis dengan keterlibatan wajah, tangan, dan kaki, tanpa abnormalitas sensorik: sindroma
dari kapsular murni hemiparesis motorik.
Bagian lateral dari nukleus lentikular terdapat kapsula eksterna, klaustrum, dan kapsula
ekstrim. Kapsula eksterna dan ekstrim adalah bagian dari white matter subkortikal dari insula.
Fungsinya belum diketahui. Kapsula eksterna mengandung beberapa serabut kortikostriatal dan
kortikoretikular.

THALAMUS
Thalamus sebagai stasiun relay yang memodulasi dan mengkoordinasi fungsi dari berbagai
sistem. Thalamus merupakan lokus untuk integrasi, modulasi, dan interkomunikasi di antara
berbagai sistem dan mempunyai fungsi motorik, sensorik, arousal, memori, behavioural, limbik, dan
kognitif yang penting. Sumber serabut aferen yang paling besar menuju thalamus adalah korteks
serebral, dan korteks merupakan tujuan umum untuk proyeksi thalamik. Banyak sistem dan serabut
bertemu di dalam thalamus (“tempat bertemu” atau “ruang dalam”). Kecuali untuk olfaksi, semua
traktus sensorik yang naik akan berakhir pada thalamus, yang kemudian proyeksinya akan dikirimkan
ke korteks. Thalamus membuat apresiasi mentah dari sebagian besar modalitas sensorik; hanya
fungsi sensorik diskriminatif seperti stereognosis, diskriminasi dua titik, graphesthesia, dan lokalisasi
taktil yang membutuhkan korteks (lihat Bab 32). Hampir mirip, thalamus mensinkronisasi sistem
motorik, mengintegrasi aktivitas dari korteks motorik, basal ganglia, dan serebellum. Korteks
motorik berbalik mengirimkan serabut pada thalamus. Thalamus juga mengintegrasi fungsi pada
limbik, emosional, dan korteks; yang penting dalam mekanisme gairah, menyediakan sirkuit memori
yang penting, dan mempunyai nucleus relay yang spesial untuk fungsi visual dan auditorik.
Thalamus terdapat pada bagian medial dalam cerebrum (gambar 6.11 dan 6.12). Ini
merupakan konstituen diencephalon yang paling besar. Bagian dorsal membentuk dasar dari
ventrikel lateral, dan di bagian medial dibatasi oleh ventrikel ketiga dan di bagian lateral dibatasi
oleh kapsula interna dan basal ganglia; secara ventral thalamus dilanjutkan oleh subthalamus.
Dinding dorsal lateral, pada titik menempelnya dasar ventrikel ketiga, demarkasi oleh stria
medullaris thalami. Stria medullaris thalami membawa proyeksi dari area septal ke nukleus
habenular. Orang-orang neuroanatomi sering membagi thalamus menjadi thalamus dorsal, thalamus
proper, dan thalamus ventral, yang terdiri dari regio subthalamik, termasuk zona incerta, lapangan
Forel, dan struktur lainnya. Epithalamus terdiri dari nucleus paraventrikular, nukleus habenular, stria
medularis thalami, komisura posterior, dan badan pineal.
Permukaan superior dari thalamus dilapisi oleh lapisan tipis dari white matter, stratum
zonale. Batas atas, lateral dipisahkan dari badan dari nukleus kaudatus oleh stria terminalis dan vena
thalamostriatum. Secara lateral, limb posterior dari kapsula interna memisahkan thalamus dan
nukleus lentikular. Dinding lateral dari ventrikel ketiga menjadi permukaan medial dari thalamus,
yang biasanya dihubungkan dengan thalamus yang bersebrangan oleh adhesi interthalamuk (massa
intermedia). Sulkus hipothalamik memisahkan thalamus di atas dengan hipothalamus di bawah.
Secara inferior, thalamus bergabung dengan tegmentum rostral otak tengah. Secara lateral,
thalamus dilapisi oleh lapisan tipis dari akson bermyelin, dan lamina medulari eksternal. Yang
tersebar di dalamnya adalah sel dari nukleus retikular dari thalamus.

Gambar 6.11. Thalamus menunjukkan nucleus mayor. Lamina medulari interna


melampirkan nukleus anterior
Gambar 6.12. Potongan melintang dari thalamus menunjukkan masa nuclear pada tiga
tingkat A. Thalamus anterior. B. Midthalamus C. Thalamus Posterior. AV, nucleus anteroventralis;
CM, nucleus centrum medianum; GP, globus pallidus; HA, habenula; IC, Kapsula interna; LD,
nucleus lateralis dorsalis; LG, badan genikulatum lateral; LP, nucleus lateralis posterior; MD,
nucleus medialis dorsalis; MG, badan geniculatum medial, NC, nucleus caudatus; NR, nucleus
merah; OT,traktus optkus; PM, grup nuclear medial dari pulvinar; PU, putamen; S, nucleus
subthalamik; VL, nucleus ventralis lateralis; VPL, nucleus ventralis posterolateralis; VPM, nucleus
ventralis posteromedialis; 3V, ventrikel ketiga; PL, grup nuclear lateral dari pulvinar; R, nucleus
reticularis.

Thalamus dibagi menjadi lamina medular interna menjadi grup nuklear yang besar- medial,
lateral, dan anterior- yang sebaliknya dibagi menjadi komponen nucleus (Gambar 6.12). Nukleus
intralaminar tersebar di lamina medulari interna; mereka meliputi ekstensi rostral dari formasi
retikular batang otak. Nukleus intralaminar menerima input dari formasi retikular dan ascending
reicular activating system dan berproyeksi secara luas ke neokorteks. Nukelus ini berkaitan dengan
gairah. Nukleus retikular dan intralaminar diklasifikasikan sebagai nukleus nonspesifik, dimana
proyeksinya tersebar. Nukleus spesifik menerima aferen dari sistem spesifik dan memproyeksikan ke
area kortikal, sebagai contoh, sensasi somatik, nukleus posterior ventral dan korteks somatosensori.
Nukleus intralaminar yang paling besar dan paling mudah diidentifikasi adalah nukleus
centromedian. Nukleus ini mempunyai hubungan dengan korteks motorik, globus pallidus, dan
striatum, dan mempunyai proyeksi yang besar ke korteks. Lesi yang melibatkan nukeluas
intralaminar, terutama kompleks centromedian-parafasikular, akan menyebabkan pengabaian
thalamik, dengan pengabaian dari badan kontralateral dan ruang ekstrapersonal. Lesi bilateral yang
melibatkan nukleus intralaminar posterior akan menghasilkan mutisme akinetik.
Lamina medulari internal melintas ke anterior, dan nukelaus anterior di antara lengan dari
struktur Y ini. Traktus mamillothalamik naik dari badan mamilari yang terikat dengan nukelus
anterior dari thalamus, yang mengirimkan output mayor ke girus cingulatum. Nukleus anterior
merupakan bagian dari lobus limbik dan sirkuit Papez, dan berhubungan dengan emosi dan fungsi
memori. Nukleus ini menerima input dari hipokampus melalui forniks. Lesi dari nukleus anterior
berhubungan dengan hilangnya memori dan gangguan fungsi eksekutif.
Nukleus medial adalah struktur tunggal, besar, yang berada pada sisi medial dari lamina
medulari interna. Karena posisinya sedikit ke dorsal, biasanya disebut juga dengan nukleus
mediodorsal datau nukleus DM. Nukleus ini mengirimkan atau menerima proyeksi dari amigdala,
sistem olfaktorius dan limbik, hipothalamus, dan korteks prefrontal. Terdapat hubungan yang luas
dengan nukelaus intralaminar. Nukleus DM mempunyai fungsi yang berhubungan dengan kognisi,
judgement, afek, olfaksi, emosi, tidur dan berjalan, fungsi eksekutif, dan memori.
Kontras dengan grup nuklear anterior dan medial, grup nuklear lateral dibagi menjadi
beberapa komponen nukleus. Divisi mayor adalah ke dalam tingkat dorsal dan tingkat ventral. Secara
umum, nukleus lateral sebagai stasiun relay spesifik di antara sistem motorik dan sensorik dan
korteks terkait. Nukleus tingkat dorsal terdiri dari nukleus dorsal lateral dan posterior lateral dan
pulvinar. Pulvinar merupakan massa besar yang membentuk ekstremitas kaudal dari thalamus; yang
merupakan nukleus terbesar pada thalamus. Serabur-serabut berproyeksi dari nukleus thalamik
lainnya, mulai dari badan genikulatum, dan dari kolikulus superior; yang mempunyai hubungan
dengan area peristriatum dan bagian posterior dari lobus parietal. Nukleus posterior lateral dan
pulvinar mempunyai hubungan timbal-balik dengan korteks asosiasi occipital dan parietal; mereka
berperan pada visi ekstragenikulokalkarina.
Subnukleus tingkat ventral dari nukleus lateral merupakan nukleus relay yang asli,
menghubungkan bagian bawah dengan korteks dan vice versa. Nukleus ventral posterior lateral
(VPL) dan ventral posterior medial (VPM) adalah nukleus relay sensoris yang mayor. VPL menerima
terminasi dari lemniscus dan jalur sensori spinothalamik untuk badan; berproyeksi ke korteks
somesthetik (area Brodmann 1, 2, dan 3). VPM mempunyai fungsi yang sama untuuk kepala,
menerima traktus triminothalamik sebagai serabut pengecapan dari nukleus solitarius; berproyeksi
ke korteks somesthetik.
Nukleus VL berkoordinasi dengan sistem motorik. VL menerima input dari basal ganglia
(globus pallidus), substansia nigra, dan cerebellum (nukleus dentatum melalui pedunkel cerebellar
superior dan traktus dentatothalamik). Kemudian VL berproyeksi ke area motorik dan suplementer
motorik. Korteks motorik, berproyeksi ke striatum, yang berproyeksi ke globus pallidus, yang
berproyeksi ke VL. Nukleus VA juga menerima proyeksi dari globus pallidus, seperti substansia nigra;
berproyeksi ke korteks premotorik. Aktivitas motorik dipengaruhi oleh basal ganglia dan cerebellum
melalui VL dan VA (Bab 26). Thalamus mempunyai dua lengkung kontril sensorimotorik: lengkung
cerebello-rubro-thalamo-cortico-pontocerebellar dan lengkung cortico-stristo-pallido-thalamo-
cortical.
Badan genikulatum juga merupakan bagian dari tingkat ventral. Badan genikulatum medial
menerima terminasi dari jalur auditorik yang naik melewati batang otak; berproyeksi ke korteks
auditorik. Akson pada traktus optikus bersinaps pada badan genikulatum lateral.
Pulvinar adalah grup nuclear lateral yang paling posterior dan merupakan nukleus thalamik
yang paling besar. Pulvinar mempunyai hubungan yang luas dengan area visual dan area asosiasi
somatosensori, dan cingulatum, posterior parietal, dan area prefrontal. Pulvinar memfasilitasi atensi
visual untuk fungsi terkait bahasa untuk hemisfer kiri dan visuospasial untuk hemisfer kanan.
Suplai darah ke thalamus berasal dari arteri-arteri thalamoperforating dari arteri
communicating posterior dan arteri cerebral posterior; arteri koroidal anterior menyuplai badan
geniculatum lateral.

Anda mungkin juga menyukai