Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 - 190 mmHg dan diastolik di atas 90 – 95

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagaitekanan sistolik

160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Nugroho d. T., 2011)

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,stroke,dan gagal

ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan

hipertensi sering tidak menampakkan gejala,penyakit ini lebih banyak

menyerang wanita dari pada pria. Penyebab hipertensi yaitu gangguan

eemosi,obesitas,konsumsi alkohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta

obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini,tetapi penyakit ini sangat

dipengaruhi faktor keturunan (Sujono Riyadi, 2011)

Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler.

Kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan sistolik

140 – 190 mmHg dan atau tekanan distolik 95 -95 mmHg

( untuk usia > 60 tahun ) dan tekanan sistolik > 160 dan atau tekanan diastolik

> 95mmHg ( untuk usia > 60 tahun ) (Sujono Riyadi, 2011)

1
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Adib (2009) Penyakit

hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di

Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari

4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan diperkirakan akan meningkat

menjadi 1,6 miliar menjelang 2025. Oleh karena itulah diperlukan

penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan angka kematian pada

penderita hipertensi (Adib, 2009)

Pada tahun 1995 survei kesehatan rumah tangga menunjukkan

prevalensi hipertensi di Indonesia sudah mencapai 83 per 1000 anggota

rumah tangga. Wanita lebih banyak ketimbang pria. Survei tahun sebelumnya

1986, hipertensi disebut sebagai penyebab utama kematian pada penderita

jantung koroner di Indonesia. Jumlah kasusnya 42.8 per 1.000

kematian(Senio, 2005), Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah

hipertensi perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik, mengingat

prevalensi dan akibat yang ditimbulkan cukup kompleks. Penanganan awal

yang dapat dilakukan adalah di lingkungan keluarga. Hal ini akan

memberikan dampak secara sistematis baik pada pola akibat dari penyakit itu

sendiri maupun pada upaya yang dilakukan untuk pengelolaan penyakit

tersebut. Pada dasarnya hipertensi memerlukan perhatian khusus keluarga

karena ada kecenderugan penderita tidak mau berobat, karena tidak

merasakan gejala awal sehingga keluarga tidak mengetahui masalah

kesehatan yang terjadi (Arita Muwarni, 2007)

2
Pada kebanyakan kasus,hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik

karena alasan penyakit tertentu,sehingga sering disebut sebagai “silent killer”.

Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital

seperti jantung,otak ataupun ginjal (Nugroho, 2011)

Obat-obatan yang banyak dikonsumsi masyarakat merupakan obat-

obatan kimia yang secara berkala harus selalu dikonsumsi sehingga

menimbulkan ketergantungan pada obat tersebut. Oleh sebab itu, perlu

diadakan terapi yang memberikan solusi tepat tanpa membebani masyarakat

untuk senantiasa bergantung pada obat. Terapi tersebut adalah terapi herbal

yang menyeluruh. Dalam hal ini,untuk penyakit hipertensi dibutuhkan herba

Rosella (Hibiscus sabdarifa Linn) sebagai salah satu tanaman obat yang dapat

digunakan untuk mengatasi penyakit hipertensi (Sujono Riyadi, 2011)

Berdasarkan tingginya angka kejadian, sifat dan komplikasi dari

penyakit hipertensi, maka diperlukan tindakan keperawatan secara terpadu

dan menyeluruh melalui kerja sama antar anggota keluarga dan tim

keperawatan keluarga agar keluarga mampu melakukan tugas-tugas kesehatan

secara mandiri Pernyataan penelitian petugas kesehatan di Desa Karangjati

Kelurahan Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak yang

menderita hipertensi dengan jumlah penderita Hipertensi Primer yang

dilaporkan sebanyak 16 orang per 73 anggota, dan terdiri dari penderita

hipertensi sekunder sebanyak 10 penderita per 73 anggota, jadi penderita

hipertensi di Desa Karangjati Rw 06 Mranggen adalah 26 orang yang

menderita hipertensi kebanyakan pada lansia (Sumber Data Format

3
Pengkajian Data Komunitas Desa Karangjati RW 06 Kelurahan Batursari

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak)

Atas dasar pertimbangan diatas, hal tersebut diatas maka penulis

tertarik untuk mengambil kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Yang

Mengalami Hipertensi Di Keluarga Tn. S Terutama Pada Tn. S Di Desa

Karangjati Rt.06 Rw.06 Kelurahan BaturSari Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

B. Ruang Lingkup

Mengingat permasalahan yang dijumpai pada klien hipertensi dapat

terjadi pada semua tingkat, baik laki-laki maupun perempuan, maka penulisan

membatasi permasalahan pada “Komunitas Dan Keluarga Hipertensi”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan keluarga terhadap

klien dengan masalah utama hipertensi di Desa Karangjati Kelurahan

Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu mengenal masalah pada keluarga yang menderita

hipertensi

b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah

akibat dari hipertensi

c. Merencanakan tindakan keperawatan pada krluarga yang menderita

hipertensi

4
d. Keluarga mampu memberikan tindakan keperawatan pada anggota

keluarga yang menderita hipertensi

e. Keluarga mampu memelihara dan memodifikasi lingkungan pada

penderita hipertensi.

f. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada

keluarga yang menderita hipertensi,keluarga mampu menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada (Arita Muwarni, 2007)

D. Metode dan Teknik Penulisan

1. Metode penulisan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam

bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri

pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.Sedangkan tekhnik penulisan yang digunakan sebagai berikut :

2. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut :

a. Wawancara :

Diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung

dengan klien, keluarga, perawat, dokter dan petugas kesehatan lainnya

mengenai perjalanan penyakit dan keterangan-keterangan lain yang

berhubungan dengan perawatan klien hipertensi.

b. Observasi dan partisipasi aktif

Dengan mengadakan pengamatan dan perawatan langsung terhadap

klien hipertensi.

5
c. Studi Dokumenter

Diperoleh dengan mempelajari buku laporan keperawatan, catatan

medik, serta hasil pemeriksaan penunjang yang lain.

d. Studi Kepustakaan/literatur

Merupakan penunjang sumber daata yang diperoleh untuk

mendasari dalam menentukan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan pada klien agar sesuai dengan teori yang ada. Adapun studi

kepustakaan atau literaturedisini meliputi :

Materi kuliah yang berhubungan dengan masalah asuhan

keperawatan keluarga klien hipertensi yang akan dibahas untuk

mendapatkan gambaran yang bersifat toritis tentang asuhan

keperawatan keluarga klien hipertensi.

e. Bahan pustaka/literatur yang menunjang dan mendasari dalam

memberikan asuhan keperawatan keluarga klien hipertensi.

6
E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis membagi lima bab sebagai

berikut :

Bab I :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup,

tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan, sistematika

penulisan.

Bab II :Konsep keluarga dan konsep hipertensi.

Bab III :Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan,perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi

dan evaluasi.

Bab IV :Pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.

Bab V :Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai