Anda di halaman 1dari 15

Makalah Psikososial

Budaya Pemberian Makanan Berupa Pisang pada Anak


Usia Dibawah 6 Bulan di Jawa TImur
Dosen Pembimbing : Nur Bayti Iksanita, S. KM, M. Kes

Disusun Oleh:
Devit Fungki Wibowo (1801100475)
Dewi Kristinawati (1801100476)
Dinda Ayu Solikhaningsih (1801100477)
Dinda Silvia Khusnul Khotimah (1801100478)
Ekiq Febriliani (1801100479)
Fadillah Chabibun Nissa' (1801100481)
Hana Karunia Putri (1801100484)
Ike Safira Afta Maulida (1801100486)
Ragilia Sekar Merah Saraswati (1801100495)
Sea Gaty Trisnani (1801100498)
Wakhida Puspita Aryani (1801100504
Vidiyah Yunica Hermayanti (1801100503))

Program Studi S1 Keperawatan


A. Analisa Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi
yang sedang menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang
diperlukan untuk kehidupan ekstrauteri. Transisi bayi dari intrauteri ke
ekstra uteri memerlukan banyak perubahan biokimia dan fisiologis. Bayi
tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibu melalui plasenta, fungsi paru
neonatus diaktifkan untuk mencukupi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida melalui pernafasan sendiri. Bayi baru lahir juga tergantung pada
fungsi saluran cerna untuk mengabsorpsi makanan, fungsi ginjal untuk
mengekservesikan bahan yang harus dibuang dan mempertahankan
hemostatis kimia, fungsi hati untuk menetralisir dan mengeksresikan
bahan-bahan toksik, dan fungsi sistem imunologi untuk melindunginya
terhadap infeksi.
Bahaya memberi pisang pada neonatus sangat banyak, bisa
menimbulkan kematian karena bisa menyebabkan usus terlipat, sembelit,
diare. Bisa tersedak karena bayi itu belum mampu mencerna atau
merespons makanan padat, sehingga bisa tersedak dan menimbulkan
penyumbatan pada jalan napas. Usus terlipat karena usus bayi belum
sanggup mencerna makanan padat sehingga bahaya, bahkan bisa
menyebabkan kematian.Idealnya makanan padat seperti pisang baru boleh
diberikan setelah ASI eksklusif selesai, sekitar usia 6 atau 7 bulan, sambil
ASI terus diberikan sampai umur 2 tahun
Masyarakat di daerah Jawa Timur hidup dengan mitos dan percaya
bahwa tangisan bayi adalah indikasi lapar. Karenanya, setiap ada bayi
menangis orang tua akan memberikan makanan berupa pisang kerik
(pisang yang dikerik) meski baru barusia 1 atau 2 hari. Hal ini dianggap
wajar karena merupakan suatu tradisi yang sudah turun-temurun. Bayi-
bayi baru lahir yang menangis selalu dianggap lapar dan pemberian ASI
saja dianggap tidak cukup sehingga perlu makanan padat. Terlebih orang
tua akan merasa malu bila tangisan bayinya yang melengking sampai
terdengar hingga tetangga, karena masyarakat akan menganggapnya orang
tua tidak mampu memberi makan anaknya. Suara bayi kan melengking,
jadi sampai terdengar sampai di tetangga. Di dalam kasus ini telah di
jelaskan,bahwa perilaku yang demikian dapat berpengaruh negatif pada
kesehatan neonatus dari orang tua yang memiliki kepercayaan yang kurang
baik.

B. Teori Leininger

C. Pembahasan Asuhan Keperawatan pada Neonatus

Untuk pemberian makan pada bayi baru lahir WHO menyarankan agar bayi
usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun, termasuk
air putih dan madu. Hal tersebut dsebabkan oleh sistem pencernaan bayi yang
belum sempurna menerima makanan atau cairan selain ASI. Bayi pun akan
mendapat cukup kekebalan tubuh dan terpenuhi zat gizinya walau hanya diberi
ASI saja.

1. Makanan Bayi Hanyalah ASI

Mengapa hanya ASI? Untuk menjawab hal ini, kita bisa melihat
pada pengetahuan yang membawa kita pada kondisi dari lambung bayi
yang baru lahir. Bayi yang baru dilahirkan, memiliki ukuran lambung yang
tak lebih besar dari kelereng mainan.

Bahkan, bayi yang setelah dilahirkan, ia memiliki kemampuan


untuk tidak diberikan makanan apa pun juga sampai dua atau tiga hari. Hal
ini tentu saja disebabkan oleh asupan makanan yang diperoleh bayi saat
berada di rahim ibu sangatlah mencukupi sampai bayi tersebut dilahirkan
dan tak lagi berada di rahim sang bunda.
Selain itu, kondisi pencernaan bayi juga masih dalam proses
penyempurnaan. ASI menjadi jenis makanan yang sangat tepat bagi bayi
ini. Dengan tekstur yang sangat lembut maka ASI bukanlah jenis makanan
yang sulit untuk dimakan oleh bayi, terlebih untuk dicerna oleh bayi.

Pemberian ASI pada bayi baru lahir adalah sampai berusia enam
bulan. Sebaiknya, pada kurun waktu ini, bayi memang tidak diberikan
makanan apa pun. Baru pada saat bayi berusia enam bulanlah maka dapat
diperkenalkan makanan pendamping ASI yang lainnya.

2. Pemberian ASI

Pada saat bayi baru saja dilahirkan maka sangat disarankan agar
para bidan atau dokter yang membantu persalinan bayi melakukan (Inisiasi
Menyusui Dini) atau IMD pada bayi. Hal ini dilakukan dengan cara
meletakan bayi yang baru dilahirkan di dada ibu. Bayi dibiarkan untuk
mencari puting ibu dengan sendirinya. Proses ini dapat dilakukan sampai
selang waktu satu jam.

Ada banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari proses


sederhana ini. Misalnya adalah untuk mendekatkan hubungan anak dan
ibu, memberikan kehangatan pada bayi baru lahir dengan meletakannya di
dada ibu. Bagi ibu, tendangan kaki sang bayi di bagian perut ibu juga
mencegah terjadinya pendarahan pada si ibu. Sehingga, sangat disarankan
untuk melakukan IMD ini.

Pada saat inilah, bayi akan menemukan puting sang ibu. Ketika
menemukannya, bayi akan mengisapnya. ASI merupakan makanan bayi
yang baru lahir. Maka saat ini, ASI mengandung kolostrum yang sangat
baik untuk bayi.

Pemberian ASI dapat diteruskan sampai usia enam bulan


karena yang diberikan ke bayi hanyalah ASI saja. Pada 6 bulan
pertama ASI menjadi sumber makanan utama bagi bayi. Inilah yang
dinamakan dengan ASI eksklusif.

Pemberian ASI dapat diteruskan sampai bayi berusia dua tahun.


Dalam ajaran Islam pun juga disarankan untuk menyempurnakan
pemberian ASI ini pada bayi berusia dua tahun. Tentu saja, hal ini karena
memang ASI menjadi sumber makanan yang sangat baik untuk bayi.

Pada saat usia enam bulan, sudah mulai diperkenalkan makanan


pendamping ASI. Jadi, bayi tak lagi mengonsumsi ASI semata. Orang tua
dapat menambahkan atau melengkapi kebutuhan bayi akan asupan gizi
dengan berbagai jenis makanan pendamping ASI yang lainnya. Namun,
tetap dengan tidak mengesampingkan pemberian ASI itu sendiri.

A. Umur: 0 sampai 6 bulan

Perilaku Makan

Refleks rooting membantu bayi untuk mencari puting susu atau dot
pada botol demi mendapatkan asupan makanan

Apa yang harus di makan

Hanya ASI atau susu formula sesuai dengan anjuran dokter, bidan,
atau perawat.

Tips

Saluran pencernaan bayi masih berkembang, sehingga tidak boleh


diberi makanan yang padat dulu. 
B. Umur: 4 - 6 bulan

Perilaku Makan:

Sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk makan


makanan yang padat. Bunda boleh memberikan MPASI di usia ini hanya
dengan rekomendasi dokter. Biasanya dokter akan mempertimbangkan
banyak hal terkait kondisi kesehatan si kecil sebelum membolehkan Anda
memberikan anak MPASI dini. Bila tidak ada masalah kesehatan tertentu,
lebih baik tunda pemberian MPASI sampai anak usia 6 bulan.

Bayi mungkin tidak melakukan semua hal di list ini. Ini hanyalah
tanda-tanda yang harus diperhatikan:

 Bisa menahan kepala tetap terangkat

 Duduk dengan baik di high chair

 Membuat gerakan mengunyah

 Menunjukkan kenaikan berat badan yang signifikan (dua kali lipat dari
berat badan ketika baru lahir)

 Menunjukkan minat terhadap makanan

 Dapat menutup mulut di sekitar sendok

 Dapat memindahkan makanan dari depan ke belakang mulut

 Dapat menggerakkan lidah bolak-balik dan mendorong makanan keluar


dengan lidah

 Tampak selalu lapar setelah 8-10 kali menyusui atau setelah menghabiskan
40 oz susu formula

 Mulai tumbuh gigi 


Apa yang harus di makan

 ASI atau susu formula, dengan tambahan: Makanan halus rekomendasi


dokter
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses


keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien.

Diagnosa

1. Ketidakefektifan pemberian ASI


2. Ketidakefektifan dinamika menyusu bayi
3. Ketidakefektifan menyusu bayi
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
5. Hambatan interaksi sosial
6. Konflik peran orang tua

Intervensi

1. Pemberian makan dengan botol


 Kaji status bayi sebelum memulai memberikan susu
 Monitor intakee cairan
 Monitor berat badan bayi,sesuai kebutuhan\
 Rebus susu yang tidak terpasteurisasi
 Rebus air yang digunakan untuk mempeersiapkan formula,jika
diindikasikan
2. Pemberian makan dengan cangkir : bayi baru lahir
 Tentukan keadaan bayi baru lahir sebelum memulai makan
 Gunakan gelas bersih tanpa tutup,moncong,bibir.
 Hindari menuangkan susu terlalu cepat
 Monitor mekanisme asupan bayi baru lahir (yaitu: prematur/bayi
baru lahir dengan berat badan lahir rendah cenderung untuk
menjilat susu,sementara bayi cukup bulan/bayi yg lebih tua
cenderung menyesap/minum sedikit sedikit atau menghisap susu
 Ukur asupan susu bayi baru lahir lebih dari 24 jam
3. Manajemen nutrisi
 Tentukan apa yang menjadi prefensi maknan bagi pasien
 Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
 Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yg dimiliki
pasien
 Monitor kalori dan asupan makanan
4. Pemeriksaan payudara
 Kaji kemungkinan faktor rsiko terjadinya perkembangan kanker
payudara,meliputi usia,usia saat kehamilan,usia saat menarche,usia
saat menopause, riwayat keluarga, riwayat penyakit
payudara,status paritas, dan riwayat menyusui
 Pastikan apakah pasien mengetahui atau tidak mengetahui adanya
nyeri, lump, penebalan atau kondisi lunak dari payudara, cairan
yang dikeluarkan, distorsi, atau ukuran puting.
 Jelaskan langkah yang spesifik pada saat pemeriksaan dilakukan
 Lakukan pemeriksaan saat pasien pada posisi terlntang tegak
 Instruksikan pada pesien untuk melepas baju
5. Pengajaran: nutrisi bayi 0-3 bulan
 Berikan orang tua materi tertulis yang sesuai dengan kebutuhan
pengetahuan yang elah diidentifikasi
 Instrusikan orang tua/ pengasuh untuk memberi makanhanya ASI
atau susu formula untuk tahun pertama (tidak ada makanan
padatsebelum 4 bulan)
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk selalu memegang bayi
saat memberikan botol
 Instruksikan orang tua atau pengasuh unntuk tidak pernah
menopang botol atau memberikan botol di tempat tidur
 Istruksikan orang tua atau pengasuh untuk menghindari
penggunaan madu atau sirup jagung
6. Pengajaran nutrisi bayi 4-6 bulan
 Berikan orang tua materi tertulis yang sesuai dengan kebutuhan
pengetahuan yang telah diidentifikasi
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk pemperkenalkan
makanan padat (bubur) tanpa tambahan garam atau gula
 Insruksikan orang tua atau pengasuh untuk memperkenalkan sereal
bayi yang diperkaya zat besi
 Insrtuksikan orang tua atau pengasuh untuk memperkenalkan satu
makanan baru pada suatu waktu
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk menghindari
memberikan jus atau minuman yang dimaniskan
7. Pengajaran nutrisi bayi 7-9 bulan
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk memperkenalkan mak
menggunakan jari ketika bayi bisa duduk
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk membawa bayi untuk
bergabung dengan keluarga pada waktu makan
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk memberikan cairan
setelah makanan padat
 Insruksikan orang tua atau pengasuh untuk menawarka berbagai
makanan, menurut piramida makanan
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk memperkenalkan
jumlah terbatas dari jus yang diencerkan dalam cangkir
8. Pegajaran nutrisi bayi 10-12 bulan
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk menawarkan tiga
makanan dan makanan ringan yang sehat
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk mulai menyapih dari
penggunaan botol
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk menghindari minuman
buah dan susu berasa
 Instruksikan orang tua atau pengasuh memulai teble food atau
makanan meja
 Instruksikan orang tua atau pengasuh untuk mengizinkan bayi
makan sendiri menggunakan sendok
9. Monitor nutrisi
 Timbang berat badan pasien
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Identifikasi berat badan terakhir
 Monitor kecenderungan turn dan naiknyabert badan (misalnya
pada pasien anak anak, pola tinggi dan anak anak sesuai standar
growth chart)
 Tentukan banyaknya enambahan berat badan selama periode
antepartum
10. Peningkatan peran
 Bantu psien untuk mengidentifikasi bermacm peran dalam siklus
kehidupan
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi peranyang biasanya dalam
keluarga
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi ketidakcukupan peran
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi periode transisi peran pada
keseluruhan rentang kehidupan
 Ajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan oleh pasien/orang
tua untuk dapat memenuhi perannya
11. Modifikasi perilaku
 Tentukan motivasi pasien terhadap perlunya perubahan perilaku
 Bantu pasien untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dirinya dan
menguatkannya
 Dukung pasien untuk memeriksa perilakunya sendiri
 Identifikasi masalah pasien terkait dengan istilah perilaku
 Kembangkan program perubahan perilaku

Outcome

1. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menyimpan ASI sengan aman


2. Penambahan berat badan sesuai usia
3. Toleransi makanan
4. Asupan protein
5. Menunjukkan sikap penerimaan
6. Dukungan emosi yang diberikan orang lain
7. Menyediakan kebutuhan fisik anak
8. Menunjukkan hubungan saling mencintai
9. Memiliki pemahaman tentang manfaat ASI
10. Mengetahui kondisi sistem pencernaan pada anak
D. Evaluasi
 Ukuran lambung bayi masih kecil

Ukuran lambung bayi baru lahir juga masih kecil, hanya sebesar
kelereng. Hanya mampu menampung cairan sebesar 60-90 ml. Lama-
kelamaan, ukuran lambung ini bertambah menjadi sebesar telur di usia 1
bulannya. Jadi, jangan heran bayi baru lahir menyusu sangat sedikit karena
memang ukuran lambungnya masih kecil dan belum mampu untuk
menampung lebih banyak makanan.

Biasanya bayi baru lahir akan menyusu dalam jumlah sedikit tapi lebih
sering. Ini merupakan cara bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Beranjak besar, bayi akan menyusu lebih banyak tapi frekuensi menyusunya
menurun. ASI adalah yang terbaik diberikan pada saat ini karena mengandung
kadar lemak yang tinggi, sehingga dapat memberikan kalori yang cukup untuk
bayi.

 Sistem pencernaan bayi belum matang

Pada awal-awal kehidupan bayi, ia belum mempunyai semua enzim yang


ia butuhkan untuk mencerna makanan. Walaupun bayi baru lahir dapat
mencerna karbohidrat, protein, dan lemak, tapi pankreas bayi belum
sepenuhnya berkembang. Pankreas bayi baru lahir belum bisa menghasilkan
enzim yang diperlukan untuk memecah karbohidrat kompleks atau pati sampai
bayi berusia sekitar 3 bulan. Namun, bayi terbantu dengan adanya enzim
dalam ASI dan air liur bayi.

Selain itu, secara fisik, katup kerongkongan bayi juga masih belum
sempurna. Katup ini mengontrol masuknya makanan dari mulut ke lambung
bayi. Sehingga, makanan yang sudah ada di lambung bayi dapat dengan
mudah naik lagi ke kerongkongan. Akibatnya bayi sering gumoh, tapi ini
merupakan hal yang umum terjadi. Ginjal bayi juga belum sepenuhnya
matang, sehingga bayi berisiko mengalami dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, dan ketidakcukupan penyerapan nutrisi.

 Bayi belum bisa melindungi dirinya dari infeksi


Normalnya, saluran pencernaan manusia mempunyai lapisan lendir yang
mampu melindunginya dari mikroba dan kontaminan lain yang mungkin ada
dalam makanan. Namun, sistem perlindungan ini belum sepenuhnya terbentuk
pada bayi baru lahir. Sehingga, saluran pencernaan bayi belum siap dalam
melawan bakteri dan patogen yang masuk. Hal ini menyebabkan bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi.

Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Antibodi yang terdapat
dalam ASI mampu membantu bayi menciptakan perlindungan untuk dirinya.
Karena itu, disarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan. Pada usia ini, lapisan lendir pada saluran pencernaan
bayi sudah terbentuk hampir sempurna dan antibodi juga sudah mulai
diproduksi dalam tubuh bayi.

ASI juga mengandung faktor pertumbuhan usus yang membantu bayi


dalam mengembangkan bakteri baik dalam usus. Sehingga, ASI sangat
penting untuk membantu pematangan pencernaan bayi.

E. Penutup

Pada bulan-bulan pertama, lapar adalah penyebab utama bayi


menangis. Karena itu, menawari bayi makan adalah cara paling efektif
untuk menyetop tangisnya, meski  itu berarti harus menyusui bayi sesering
mungkin; pagi, siang, sore dan malam. Bayi akan sering menangis karena
rasa lapar adalah sensasi baru baginya. Di rahim ibu bayi terbiasa 
menerima asupan makanan terus-menerus dari plasenta, sehingga tidak
pernah merasa lapar. Ketika lahir ke dunia, sistem pencernaan bayi belum
terbiasa untuk mencerna makanan dalam jumlah besar, kemudian
“kosong” beberapa waktu. 

Dalam bidang kesehatan, khususnya membahas mengenai bahaya


makanan padat yang di berikan kepada neonatus telah di ketahui bahwa
akan menyebabkan kematian pada neonatus yang di berikan setiap hari
sebagai makanan pendamping. Jika kasus di atas telah menjelaskan bahwa,
pemberian makanan padat dapat menyebabkan kematian maka pemberian
ASI dapat di ganti dengan susu formula yang disesuaikan oleh bidan
setempat.

Anda mungkin juga menyukai