Disusun Oleh:
Devit Fungki Wibowo (1801100475)
Dewi Kristinawati (1801100476)
Dinda Ayu Solikhaningsih (1801100477)
Dinda Silvia Khusnul Khotimah (1801100478)
Ekiq Febriliani (1801100479)
Fadillah Chabibun Nissa' (1801100481)
Hana Karunia Putri (1801100484)
Ike Safira Afta Maulida (1801100486)
Ragilia Sekar Merah Saraswati (1801100495)
Sea Gaty Trisnani (1801100498)
Wakhida Puspita Aryani (1801100504
Vidiyah Yunica Hermayanti (1801100503))
B. Teori Leininger
Untuk pemberian makan pada bayi baru lahir WHO menyarankan agar bayi
usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun, termasuk
air putih dan madu. Hal tersebut dsebabkan oleh sistem pencernaan bayi yang
belum sempurna menerima makanan atau cairan selain ASI. Bayi pun akan
mendapat cukup kekebalan tubuh dan terpenuhi zat gizinya walau hanya diberi
ASI saja.
Mengapa hanya ASI? Untuk menjawab hal ini, kita bisa melihat
pada pengetahuan yang membawa kita pada kondisi dari lambung bayi
yang baru lahir. Bayi yang baru dilahirkan, memiliki ukuran lambung yang
tak lebih besar dari kelereng mainan.
Pemberian ASI pada bayi baru lahir adalah sampai berusia enam
bulan. Sebaiknya, pada kurun waktu ini, bayi memang tidak diberikan
makanan apa pun. Baru pada saat bayi berusia enam bulanlah maka dapat
diperkenalkan makanan pendamping ASI yang lainnya.
2. Pemberian ASI
Pada saat bayi baru saja dilahirkan maka sangat disarankan agar
para bidan atau dokter yang membantu persalinan bayi melakukan (Inisiasi
Menyusui Dini) atau IMD pada bayi. Hal ini dilakukan dengan cara
meletakan bayi yang baru dilahirkan di dada ibu. Bayi dibiarkan untuk
mencari puting ibu dengan sendirinya. Proses ini dapat dilakukan sampai
selang waktu satu jam.
Pada saat inilah, bayi akan menemukan puting sang ibu. Ketika
menemukannya, bayi akan mengisapnya. ASI merupakan makanan bayi
yang baru lahir. Maka saat ini, ASI mengandung kolostrum yang sangat
baik untuk bayi.
Perilaku Makan
Refleks rooting membantu bayi untuk mencari puting susu atau dot
pada botol demi mendapatkan asupan makanan
Hanya ASI atau susu formula sesuai dengan anjuran dokter, bidan,
atau perawat.
Tips
Perilaku Makan:
Bayi mungkin tidak melakukan semua hal di list ini. Ini hanyalah
tanda-tanda yang harus diperhatikan:
Menunjukkan kenaikan berat badan yang signifikan (dua kali lipat dari
berat badan ketika baru lahir)
Tampak selalu lapar setelah 8-10 kali menyusui atau setelah menghabiskan
40 oz susu formula
Pengkajian
Diagnosa
Intervensi
Outcome
Ukuran lambung bayi baru lahir juga masih kecil, hanya sebesar
kelereng. Hanya mampu menampung cairan sebesar 60-90 ml. Lama-
kelamaan, ukuran lambung ini bertambah menjadi sebesar telur di usia 1
bulannya. Jadi, jangan heran bayi baru lahir menyusu sangat sedikit karena
memang ukuran lambungnya masih kecil dan belum mampu untuk
menampung lebih banyak makanan.
Biasanya bayi baru lahir akan menyusu dalam jumlah sedikit tapi lebih
sering. Ini merupakan cara bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Beranjak besar, bayi akan menyusu lebih banyak tapi frekuensi menyusunya
menurun. ASI adalah yang terbaik diberikan pada saat ini karena mengandung
kadar lemak yang tinggi, sehingga dapat memberikan kalori yang cukup untuk
bayi.
Selain itu, secara fisik, katup kerongkongan bayi juga masih belum
sempurna. Katup ini mengontrol masuknya makanan dari mulut ke lambung
bayi. Sehingga, makanan yang sudah ada di lambung bayi dapat dengan
mudah naik lagi ke kerongkongan. Akibatnya bayi sering gumoh, tapi ini
merupakan hal yang umum terjadi. Ginjal bayi juga belum sepenuhnya
matang, sehingga bayi berisiko mengalami dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, dan ketidakcukupan penyerapan nutrisi.
Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Antibodi yang terdapat
dalam ASI mampu membantu bayi menciptakan perlindungan untuk dirinya.
Karena itu, disarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan. Pada usia ini, lapisan lendir pada saluran pencernaan
bayi sudah terbentuk hampir sempurna dan antibodi juga sudah mulai
diproduksi dalam tubuh bayi.
E. Penutup