Anda di halaman 1dari 18

TINGKAH LAKU TERNAK

TINGKAH LAKU MERAWAT TUBUH

Jun Akizaki
The Power of PowerPoint | thepopp.com
PENGELOMPOKKAN TINGKAH LAKU

Tingkah Laku

Tingkah Laku Tingkah Laku Abnormal


Normal

Dasar Reproduksi

− Tingkah Laku Sosial − Menggigit ekor


− Tingkah Laku Agonistic − Mematuk bulu
− Ingestive Behaviour − Menggigit
− Tingkah Laku Merawat Tubuh kayu/besi/material
− Thermoregulatory Behaviour kandang
− Wind Sucking

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


RUANG LINGKUP

GROOMING COMFORT SEEKING

THERMOREGULATORY REST AND SLEEP

TINGKAH LAKU MERAWAT TUBUH

TINGKAH LAKU TERNAK 2020 3


TINGKAH LAKU MERAWAT TUBUH

1. Tujuan untuk memperoleh kenyamanan


2. Termasuk aktivitas menggaruk, mengguncang, dan menjilat
3. Tingkah laku merawat tubuh dilakukan untuk meminimalkan
terjangkitnya penyakit dan parasit
• Autogrooming: adalah tingkah laku merawat tubuh yang
dilakukan oleh ternak terhadap tubuhnya sendiri.
• Allogrooming: adalah bentuk tingkah laku merawat tubuh
melalui kontak fisik, umumnya ketika ternak menggunakan
kaki, mulut, atau bagian lain dari tubuhnya untuk menyentuh
ternak lain (Dunbar 2010; Newton-Fisher and Kaburu 2017;
Spruijt et al. 1992)
4. Pada kondisi tubuh yang tidak sehat, aktivitas merawat tubuh
atau aktivitas yang dilakukan ternak agar merasa nyaman akan
berkurang atau berhenti.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


TINGKAH LAKU THERMOREGULATORY

1. Dilakukan untuk memelihara zona temperatur netral pada


ternak
2. Pada hari dengan suhu lingkungan yang panas, ternak
mencari naungan di bawah pohon untuk menghindari radiasi
sinar matahari secara langsung.
3. Pada kondisi suhu lingkungan dingin, ternak menggigil. Kuda
biasanya berderap bersama kelompoknya untuk menaikkan
temperatur tubuhnya.
4. Kerbau dan babi berkubang untuk mempertahankan suhu
tubuh yang normal.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
Tingkah Laku Mencari Naungan
(Shelter Seeking Behavior)
1. Seluruh spesies ternak membutuhkan tempat yang
nyaman sebagai naungan dan tempat beristirahat.
2. Ternak domestikasi, tempat tersebut disediakan oleh
manusia. Jika diberi kesempatan mereka dapat
memilih lingkungan yang tepat.
3. Sapi lebih nyaman pada lahan penggembalaan saat
musim panas dan hujan, sedangkan pada musim dingin
sapi lebih suka di kandang yang dilengkapi dengan alas
tidur (Sharma and Singh, 2002).
4. Proteksi yang terlalu berlebihan pada kandang
tertutup akan mengakibatkan ternak terengah-engah.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 6
Tingkah Laku Mencari Naungan
(Shelter Seeking Behavior)
1. Tingkah laku mencari naungan bertujuan:
• Memperoleh naungan untuk istirahat dan proses
ruminasi
• Memperoleh area yang basah (becek) untuk
mendinginkan tubuh
• Berhimpitan dengan ternak yang lain selama kondisi
dingin.
2. Kandang yang dirancang khusus berdasarkan bobot badan
ternak dimaksudkan agar ternak memperoleh
kenyamanan untuk aktivitas tidur dan makan.
3. Pengaturan kandang berdasarkan ukuran bobot badan
dan fase pemeliharaan akan membuat ternak merasa
nyaman (mendapatkan suhu lingkungan yang nyaman)
(Palka et al.,2013)
The Power of PowerPoint | thepopp.com 7
TINGKAH LAKU THERMOREGULATORY

1. Dilakukan untuk memelihara zona temperatur netral pada


ternak
2. Pada hari dengan suhu lingkungan yang panas, ternak
mencari naungan di bawah pohon untuk menghindari
radiasi sinar matahari secara langsung.
3. Pada kondisi suhu lingkungan dingin, ternak menggigil.
Kuda biasanya berderap bersama kelompoknya untuk
menaikkan temperatur tubuhnya.
4. Kerbau dan babi berkubang untuk mempertahankan suhu
tubuh yang normal.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


Akibat Meningkatnya Temperatur Lingkungan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


TERMOREGULASI PADA UNGGAS

1. Unggas tidak memiliki kelenjar keringat, untuk


melepaskan panas mereka bergantung pada evaporasi
air dari permukaan organ paru-paru dan kantong udara.
2. Evaporasi mengembalikan cairan berupa air menjadi
gas.
3. Laju evaporasi meningkat seiring meningkatnya suhu.
4. Untuk mengubah air menjadi uap, panas dan energi
dibutuhkan untuk memisahkan molekul air dari molekul
yang lain. Sejumlah energi panas dibutuhkan.
5. Ketika air menguap dari permukaan organ paru-paru,
maka panas akan hilang dari tubuh.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 10


TERMOREGULASI PADA UNGGAS
1. Pada kondisi lingkungan yang panas dan lembab,
temperatur tubuh akan meningkat →untuk
menurunkan temperatur tubuh unggas akan
mengkonsumsi lebih banyak air.
2. Jumlah frekuensi pernafasan per menit (laju respirasi)
meningkat dari 20 menjadi 240 ketika terengah-engah
(panting) → peningkatan temperatur tubuh berarti
produk eksresi hasil metabolisme juga meningkat →
dikeluarkan dari tubuh melalui konsumsi lebih banyak
air.
3. Kondisi tersebut di atas akan mengakibatkan ekskreta
(manure) unggas menjadi basah.
4. Panting adalah indikator temperatur lingkungan tidak
nyaman (panas).
5. Aktivitas panting meningkatkan aliran udara menuju
sistem → meningkatkan evaporasi dari permukaan
paru-paru dan menurunkan temperatur tubuh.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 11
TERMOREGULASI PADA UNGGAS

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada


pemeliharaan dengan temperatur yang sama,
tetapi jika terjadi peningkatan kelembaban udara
(RH) maka panas yang hilang dari permukaan tubuh
akan menurun.
• Pada suhu 34 °C dan RH 40%→ unggas akan
kehilangan 80% dari total panas yang terlepas
dari tubuh (sebagai panas yang menguap) →
karena aktivitas panting.
• Pada suhu 34 °C dan RH 40%→ panas tubuh
yang hilang mencapai 50%
• Pada suhu 34 °C dan RH 100%→ tidak ada panas
tubuh yang hilang dan kematian akan terjadi

The Power of PowerPoint | thepopp.com 12


TERMOREGULASI PADA UNGGAS
1. Kelembaban udara sangat penting, khususnya ketika angkanya
bergerak mendekati 50%, karena tidak ada tanda penurunan
panas tubuh yang hilang (lepas) dari permukaan paru-paru dan
hanya sedikit air saja yang dapat diambil sebelum kondisi udara
menjadi jenuh.
2. Dengan semakin meningkatnya kelembaban relatif, temperatur
tubuh akan meningkat menjadi level berbahaya atau bahkan bisa
mengakibatkan fatal.
3. Ketika unggas memasuki tahap intermediate, keseimbangan
lingkungan internal tidak tercapai → keseimbangan elektrolit
terganggu.
4. Kondisi tersebut memicu hilangnya kondisi homeostatis →
mengakibatkan ternak menjadi tidak produktif;
• Menurunnya produksi
• Menurun grafik pertumbuhan
• Menurun produksi telur

The Power of PowerPoint | thepopp.com 13


Cattle Handling-Grooming

The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


Grooming Sheep

15
RESTING BEHAVIOUR
1. Tingkah laku istirahat adalah salah satu tingkah laku yang penting dan
berpengaruh terhadap produksi ternak.
2. Peternak lebih menyukai jika ternaknya memanfaatkan waktu istirahat
sebanyak mungkin. Durasi waktu istirahat lebih banyak saat malam hari.
3. Pada saat musim dingin, total waktu yang dibutuhkan pedet umur 6
bulan untuk istirahat adalah 46,4 menit di pagi hari dan 36,3 menit di
siang hari, 132,7 menit sepanjang malam (Acatincai et al., 2010).
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi perah yang melakukan
aktivitas berbaring selama 12-14 jam/24 jam (Drissler et al., 2005) lebih
produktif jika dibandingkan yang lebih sedikit. Semakin tinggi aktivitas
berbaring, akan:
• Meningkatkan aktivitas ruminasi,
• Meningkatkan status ruminasi
• Meningkatkan aliran darah menuju sistem mamae
• Menurunkan stress pada kuku kaki karena kegiatan berjalan
• Mengurangi resiko kecelakaan yang mengakibatkan kepincangan 16
RESTING BEHAVIOUR

1. Ketika sapi perah pada posisi berbaring, sekitar 22% lebih darah akan
mengalir menuju ambing, dibandingkan jika ternak dalam posisi berdiri
(Rolquin and Caudal, 1992).
2. Sehingga disarankan agar ternak mendapatkan waktu ekstra untuk
berbaring (maksimal di atas 14 jam), akan memberikan peningkatan
produksi susu.
3. Di peternakan, terhadap waktu istirahat termasuk berbaring merupakan
bagian dari protokol penilaian kesejahteraan hewan (animal welfare).
4. Persentase aktivitas berbaring selama 2 jam kunjungan di peternakan
(Plesch et al., 2010).
5. Induk sapi lebih menyukai berbaring pada sisi kiri lateral (sapi akan
bagian sisi kiri badannya di permukaan lantai kandang), khususnya
ketika menjelang proses melahirkan.
6. Sangat penting untuk ternak ruminansia mendapatkan aktivitas istirahat
dan mengoptimalkan posisi rumen untuk mencapai efisiensi proses
ruminasi.
17
Thank you!
Any questions?

TINGKAH LAKU TERNAK 2020

Anda mungkin juga menyukai