Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan
Disusun oleh
Muh. Abdul Rokib : 185050101111054
Elisabet Ica Ivana : 185050101111055
Citra Nurma Yunita : 185050101111056
Haniatul ulya : 185050101111057
Ningsih Marcelina Munte : 185050101111058
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Malang
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Semester Sosiologi Perdesaan yang merupakan
bagian dari Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam tugas ini kami membahas
mengenai laporan hasil penelitian di Desa Pandanwangi
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
akhir semester mata kuliah sosiologi pedesaan dan disamping itu juga untuk
meningkatkan pengetahuan mahaiswa mengenai materi pada mata kuliah ini.
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB VI LAPISAN MASYARAKAT
6.1 Sifat pelapisan masyarakat yang terjadi
6.2 Sosial Classes yang terjadi dalam masyarakat
6.3 Keberadaan Achieved status dan ascribed status
6.4 Gerak sosial dalam masyarakat
BAB XI PENUTUP
11.1 Kesimpulan
11.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi pertama kali dikenalkan pada abad ke-19 oleh ahli filsafat
dari perancis yang bernama Auguste Comte, dia menulisnya dalam sebuah
buku yang bejudul Cours De Philosophie Positive yang berisikan tentang
pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Sosiologi tersusun dari 2
kata yang bersal dari bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos
yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang
mempelajari masyarakat.
Masyarakat sendiri adalah sekelompok atau gabungan dari individu
yang saling memiliki hubungan yang erat, memiliki kebudayaan, dan
memiliki kepentingan yang relatif sama.Sesuai dengan pengertianya
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari seluruh aspek dari masyarakat
termasuk perilaku, budaya, perkembangan dan perubahan masyarakat dengan
meneliti dan menarik kesimpulan dari masyarakat, khususnya mengenai
perilaku atau pattern sosial manusia.
5
1.2 Rumusan masalah
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah memenuhi tugas matakuliah
Sosiologi Pedesaan memberi pengetahuan dan pemahaman mengenai
sosiologi yang ada di Desa Pandanwangi, kec.Blimbing, kab.Malang.
6
BAB II
INTERAKSI SOSIAL
7
saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok. Contohnya yaitu apabila ada
seseorang yang merasakan pertentangan dalam tindakan dengan norma
norma dalam masyarakat. Interaksi ini pun dapat berlangsung secara
positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok
bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antarkelompok. Interaksi social ini merupakan hubungan
kelompok dengan kelompok lain dan terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.
Menurut observasi yang kami lakukan di Desa Pandanwangi
menunjukan Interaksi yang terjalin antar individu di Desa Pandanwangi
adalah hubungan antara seorang tamu dengan pemilik rumah, yang mana
tamu melakukan interaksi social dengan pemilik rumah dengan cara berjabat
tangan maupun mengucapkan salam. hasil observasi interaksi individu dan
kelompok yang tejalin di Desa Pandanwangi yaitu hubungan antar umat
beragama yang baik dimana setiap warganya saling mernghargai. Tidak
hanya itu saja, interaksi yang terjadi antara ketua RT dan masyarakat rt nya
termasuk interaksi individu dan kelompok, dimana ketua RT menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Interaksi antar kelompok di Desa Pandanwangi
dapat dilihat pada hubungan, dimana terdiri dari beberapa RT, antar RT yang
satu dengan RT yang lain melakukan suatu interaksi berupa gotong royong.
Observasi yang dilakukan di Desa Pandanwangi digunakan untuk
mengetahui interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik interaksi
antarindividu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antarkelompok.
Interaksi yang terjalin antarindividu di Desa Pandanwangi adalah hubungan
antara seorang tamu dengan pemilik rumah, yang mana tamu melakukan
interaksi social dengan pemilik rumah dengan cara berjabat tangan maupun
mengucapkan salam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Racmawati dkk.
,2011) yang meneliti interaksi antarindividu di Desa Gunung Sari berupa
komunikasi yang terjalin pada saat melayani pengunjung di wisata alam di
8
GSE. Interaksi antara individu dan kelompok maksudnya dimana kya’i
tersebut merupakan seorang individu (ketua) yang melakukan interaksi
dengan murid-muridnya yang mana murid adalah suatu kelompok adalah
interaksi yang terjadi antara ketua suatu kelompok dengan para anggotanya
Soekanto (dalam Racmawati dkk. ,2011). Hal tersebut sesuai dengan hasil
observasi interaksi individu dan kelompok yang tejalin di Desa Pandanwangi
yaitu hubungan antara ketua RT dengan warga desanya melakukan
silahturahmi setiap hari-hari besar agama, seperti hari raya idul fitri, hari raya
natal, dan hari raya waisak dimana ketua rt mengayomi warganya untuk
datang kesetiap warganya yang merayakan hari tersebut. Termasuk interaksi
individu dan kelompok, dimana kepala desa menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Interaksi antarkelompok di Desa Pandanwangi dapat dilihat pada
hubungan pada Desa Pandanwangi dimana terdiri dari beberapa RT, antar RT
yang satu dengan RT yang lain melakukan suatu interaksi berupa
gotongroyong.
9
2. Proses Disosiatif
Proses Disosiatif merupakan proses perlawanan yang dilakukan oleh
individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara mereka pada
suatu masyarakat (Syamsudi,2012). Proses Disosiatif dapat dibagi menjadi
3 (tiga) bagian (Soekanto dan Sulistyowati,2013 ), yaitu :
a) Persaingan (competition)
b) Kontravensi (contravention)
c) Pertentangan (pertikaian atau conflict)
10
timbulnya pertikaian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Soekanto dalam
Rusdiana, 2005:98) bahwa pertentangan atau pertikaian terjadi disebabkan
adanya perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan
kepentingan, perubahan sosial. Dalam mengatasi pertikaian atau pertentangan
warga di Desa Pandanwangi mengadakan suatu musyawarah karena warga
desa selalu mengedepankan musyawarah untuk mengatasi hal-hal tersebut,
namun apabila dengan jalan tersebut masih belum mendapatkan jalan
tengahnya, para warga memanggil pihak berwajib. Hal tersebut sesuai dengan
pernyatan (Soekanto, 2013) bahwa masyarakat biasanya memiliki sarana-
sarana untuk menyalurkan benih-benih permusuhan; alat-alat tersebut dalam
ilmu sosiologi dinamakan safetly-valve institutions. Hal tersebut hanya
digunakan untuk menetralisirkan ketegangan-ketegangan yang timbul dari
situasi pertentangan tersebut.
11
Gambar ikut mebantu dalam mengajarkan diniyah
12
BAB III
KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL
13
tersebut kompak dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang ada.
Menurut sumber dari wawancara yang kami lakukan, kegiatan seperti itu
sudah ada sejak dahulu yang dilakukan turun-temurun hingga sekarang. Ada
juga kelompok yang dibentuk tetapi tanpa organisasi, yaitu dibentuknya 3
orang per tim untuk menjaga portal guna keamanan pada setiap malamnya,
kegiatan tersebut dilakukan setiap hari secara bergantian sesauai jadwal dan
tim yang sudah ditentukan sebelumnya dan juga kelompok untuk mengatur
jalan di persimpangan dan tikungan, dan Warga desa tersebut juga sangat
ramah terhadap masyarakat sehingga individu yang baru tinggal pada daerah
tersebut merasakan perasaan in grup dikarenakan sifat dari warga yang
terbuka dalam menerima individu baru tersebut.
Dalam daerah tersebut juga terdapat kelompok yang bersikap
gemeinscaft (Paguyuban) yang terbentuk antara ikatan darah. Yaitu antar
orang tua dan anaknya, mereka terlihat tampak sangat menyayangi, ketika
orang tua sibuk bekerja maka anaknya disibukan juga dengan kegiatan-
kegiatan positif. Ketika orang tua nya libur atau weekend maka anaknya pun
diajak untuk main atau Familytime. Hal ini sebanding dengan pendapat
dengan Prof. Dr Soerjono Soekanto yang menyatakan bahwa paguyuban
merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Jadi dapat kami simpulkan bahwa dari beberapa sikap kelompok-
kelompok sosial yang terdapat di Desa Pandanwangi, Kec. Blimbing
termasuk kedalam masyarakat perdesaan.
14
Gambar Posyandu
15
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa untuk
menganggap suatu kelompok social merupakan In-group atau Out-group dari
seorang individu adalah relatif, karena tergantung pada situasi-situasi social
tertentu (Soekanto, 2013).
Menurut observasi yang kami lakukan di Desa Pandanwangi, Kec.
Blimbing menunjukkan bahwa adanya kelompok sosial yang merupakan In-
group atau Out-group. Kelompok sosial In-group yang dapat dilihat di Desa
Pandanwangi, Kec. Blimbing kelompok pegawai industri dan kelompok guru
dimana warga di Desa Pandanwangi mayoritas berprofesi sebagai pekerja di
industri marning dan guru. Sedangkan kelompok Out-group adalah adanya
sesorang yang mau menginap dirumah pasangannya yang mana statusnya
belum menikah di Desa Pandanwangi, sesorang tersebut harus memiliki ijin
untuk dapat bermalam disana karena seseorang tersebut bukan warga Desa
Pandanwangi
16
diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk gemeinschaft
terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan,
rukun tetangga, dan sebagainya. Gesselschaft merupakan ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk
dalam alam pikiran belaka (imaginer) serta strukturnya bersifat mekanis
sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin, pengelompokkan ini
menggambarkan satu tipe kehidupan bersama yang didalamnya terdapat
relasi-relasi sosial yang longgar. Bentuk gesselschaft terutama terdapat
didalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal-balik, misalnya
ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri, dan
sebagainya.
Hasil observasi yang dilakukan di Desa Pandanwangi didapatkan
adanya kelompok sosial yang dikatakan merupakan paguyuban
(Gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft). Paguyuban (Gemeinschaft)
adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang
murni, bersifat alamiah, dan kekal yang mempunyai ciri-ciri adanya ikatan
batin yang kuat antaranggota dan hubungan antar anggota bersifat informal.
Contoh Paguyuban (Gemeinschaft) yang ada di Desa Pandanwangi adalah
adanya ikatan berdasarkan tempat tinggal (gemeinschaft of place) yaitu di
Desa ini terdiri dari beberapa dusun dan Rt didalamnya, yang mana antara Rt
satu dengan Rt yang lain saling membantu ketika diadakan bersih desa di Desa
Pandanwangi. Patembayan (gesellschaft) adalah kelompok social yang
anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu
yang pendek, patembayan sendiri dapat dijumpai pada ikatan antar pedagang,
organisasi dalam suatu pabrik atau industri. Patembayan (gesellschaft) sendiri
di Desa Pandanwangi adalah adanya sebuah perkumpulan para guru yang
memiliki sebuah ikatan dalam hal profesi dan berlaku dalam jangka pendek
17
berkelompok atas dasar system kekeluargaan. Penduduk masyarakat
perdesaan umumnya hidup dari pertanian (Soekanto, 2013:136). Masyarakat
perdesaan menganggap bahwa golongan orang-orang tua umumnya memiliki
peran penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Apabila ditinjau dalam pemerintahan pada
masyarakat desa, hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung tidak
resmi. Segala sesuatu dijalankannya atas dasar musyawarah. Masyarakat
perkotaan atau urban community adalah masyarakat yang tidak tertentu
jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “kota” terletak pada sifat serta ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat perdesaan. (Soekanto, 2013:138).
Menurut observasi yang di lakukan di Desa Pandanwangi
menunjukkan bahwa didesa ini masyarakat terbagi menjadi dua yaitu sebagian
masyarakat pedesaan dan sebagian lagi masyarakat perkotaan. Hal tersebut
dapat diliat dari masyarakat yang bertempat tinggal di Pandanwangi ada
warganya yang bekerja sebagai petani ata peternak, dan mayoritasnya sebagai
guru. Menurut (Soekanto, 2013:136). Penduduk masyarakat perdesaan
umumnya hidup dari pertanian. Di dalam desa ini golongan tua maupun tokoh
masyrakat yang paling utama di hormati , hal tersebut sesuai dengan
pernyataan (Soekanto, 2013:137) bahwa masyarakat perdesaan menganggap
golongan orang-orang tua dalam masyarakat perdesaan umunya memegang
peranan penting. Di Desa Pandanwangi sendiri hubungan antar warganya
sangat erat karena mereka saling mengenal satu dengan yang lain, sehingga
kalau terjadi sesuatu hal dapat mengandalkan atau meminta bantuan tetangga
sekitarnya. Hubungan warga yang erat ini didasari karena faktor keagamaan
yang kental dalam masyarakat yang di dominasi umat muslim.
18
Industri Marning Jagung
19
BAB IV
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
20
ada. Kesenian bukanlah merupakan masalah yang dapat dipandang dari segi
aspeknya saja, melainkan merupakan bagian dari kebudayaan manusia atau
budaya masyarakat. Kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan yang
merupakan bentuk aktifitas manusia dalam berungkap melalui satuan garapan
medium maupun mengungkap nilai-nilai bersandikan pada seluruh kehidupan
manusia dalam ajang budayanya untuk disampaikan dengan tujuan
tertentu (Kartodirdjo, 1990). Hal tersebut sesuai dengan yang terjadi di Desa
Pandanwangi dimana kesenian khususnya berupa jaran kepang atau
semacamnya sering dijumpai di banyak daerah, hanya saja warga desa
menyebutnya dengan sebutan jaran kepang. Kesenian jaran kepang ini
merupakan sebuah medium bagi masyarakat untuk mengenalkan kesenian
jaman dahulu kepada masyarakat di era globalisasi seperti saat ini.
4.2 Proses Dinamika Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
karena manusia adalah pendukung adanya kebudayaan. Kebudayaan adalah
suatu fenomena yang selalu berubah. Perubahan tersebut dapat terjadi karena
adanya pergeseran zaman. Sehingga dapat diartikan bahwa dinamika sebagai
gerak. Dinamika kebudayaan adalah sebuah kebudayaan yang mengalami
proses perubahan atau berjalannya suatu kebudayaan yang dipengaruhi oleh
kemajuan zaman. Dinamika kebudayaan identik dengan perubahan unsur-
unsur kebudayaan universal, yang apabila dilihat dalam kenyataan atau realita
hidup masyarakat di suatu daerah, tidak semua unsur mengalami perubahan
yang sama. Ada unsur yang mengalami perubahan secara cepat, ada juga
yang perubahannya lambat atau bahkan sulit berubah.
Dinamika juga ditemukan dalam bentuk rumah masyarakat Desa
Pandanwangi. Bentuk bangunan di desa ini cukup beragam. Di desa ini, kami
mulai menemukan bentuk bangunan modern seperti halnya bangunan rumah
di kota-kota besar. Tetapi bangunan rumah di desa ini masih dominan
tradisional. Bahkan kami menjumpai rumah warga yang pada bagian atapnya
mengalami kerusakan atau bolong sehingga ketika hujan datang, air hujan
akan masuk kedalam rumah melalui ata yang bolong.
21
Definisi dinamika kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup di
dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi
karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain. Dalam
hubungan tersebut akan timbul akulturasi dimana suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri (Soekanto,
2013). Sesuai dengan yang terjadi di Desa Pandanwangi yang apabila
disimpulkan, dinamika di desa ini cukup maju karena walaupun terbilang
daerah perdesaan, namun sudah terdapat beberapa bangunan rumah yang
mengadopsi gaya rumah perkotaan. Selain itu desa ini juga mampu menerima
kebudayaan asing serta mengolahnya kedalam kebudayaan sendiri seperti
yang terdapat pada kesenian jaran kepang yang telah di jelaskan sebelumnya.
22
BAB V
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
23
b. Folkways (kebiasaan)
Folkways merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara berlulang-
ulang dalam bentuk yang sama. Misalnya seperti memberi hormat
kepada orang yang lebih tua. Di Desa Pandanwangi juga demikian,
warga dusunnya sangat menghormati orang tua. Apabila perbuatan
tersebut dilanggar, maka orang yang melanggar tersebut akan di anggap
tidak sopan dan dianggap telah melakukan penyimpangan.
24
pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan sosial, sedangkan represif
adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian
yang pernah terganggu karena terjadinya suatu penyimpangan. Warga
Desa Pandanwangi sepakat apabila ada yang melakukan penyimpangan
berupa perselingkuhan, akan di lakukan secara musyawarah antar pihak
keluarga dan RT setempat.
Pengendalian preventif
25
Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota
masyarakat secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi, fungsi dan
kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan desa. Misalnya saja pada
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK yaitu organisasi yang
mewadahi perempuan yang tidak berada di bawah departemen. Organisasi ini
bermula dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang berupaya melibatkan
partisipasi dan merupakan program pendidikan perempuan. Selanjutnya
organisasi ini berubah menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang
berupaya tidak hanya mendidik perempuan, melainkan membina dan
membangun keluarga di bidang mental spiritul dan fisik material serta
peningkatan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, dan lingkungan
hidup (Shalfiah, 2013).
26
mengadakan posyandu yang dikelola dan diselenggarakan oleh, dari, dan
untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
27
BAB VI
STRATIFIKASI SOSIAL
28
di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta
diakui oleh masyarakta umum.
29
dari suatu kelompok social yang satu ke kelompok social lainnya yang
sederajat, dan vertical dimana individu atau objek social lainya berpindah dari
suatu suatu kedudukan social kedudukan lainya yang kedudukanya tidak
sama atau tidak sedrajat.
Menurut kami, gerak sosial ini tak bisa dihindari. Selama masih ada
masyarakat, selama itu pula ada suatu stratifikasi. Dan perpergerakan
stratifikasi itu juga tak bisa di hindari, di karenakan masyarakat pasti akan
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik atau menempati kelas yang
berada di atas.
30
BAB VII
WEWENANG, KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN
31
sering mengadakan acara sosial yang membantu warga yang tidak mampu
dan juga mereka percaya akan kemampuan kepemimpinan ketua RW
tersebut. Selain itu kami juga mengamati tingkah laku dari pemimpin desa
tersebut. Beliau tampak antusias ketika melakukan gotong royong
memperbaiki rumah warga yang kurang mampu bersama-sama dengan warga
yang lain. Selain itu beliau juga sudah terpilih menjadi ketua RW itu
membuktikan bahwa warga banyak yang mempercayai beliau. Rasa cinta
warga terhadap ketua RW ditunjukan dengan antusiasnya warga dalam
mengikuti kegiatan gotong royong di desa tersebut. Ini sesuai dengan
literatur. “Unsur kekuasaan dengan perasaan cinta menghasilkan perbuatan-
perbuatan yang bernuansa positif, orang-orang dapat bertindak sesuai dengan
keinginan yang berkuasa, masing-masing fihak tidak merasakan dirugikan
satu sama lain”( Moeis, 2008 ).
Sedangkan bukti bahwa warga tersebut percaya kepada pemimpin ini
adalah ketika pemimpin ini mempunyai progam kerja untuk mengadakan
gotong royong banyak sekali warga yang mengikutinya walaupun tanpa
dibayar sekalipun. Bukti ini sesuai dengan literatur. Seorang pemimpin
meminta bawahannya untuk melakukan sesuatu dan bawahan melakukannya
dan saat bawahannya itu mengajukan atau mengusulkan hal yang baik atau
tidak merugikan orang lain maka atasan mempertimbangkannya ( Soekanto,
2007 ).
Didalam suatu kekuasaan ada beberapa saluran-saluran yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kekuasaan itu oleh pemimpin. Dari
hasil pengamatan kami kami menyimpulkan bahwa saluran yang digunakan
pemimpin desa ini adalah saluran tradisional serta saluran politik.
Saluran tradisional adalah saluran penguasa yang dilakukan dengan
cara menyesuaikan tradisi kekuasaan dengan tradisi yang dikenal didalam
suatu masyarakat (Soekanto, 2007). Hasil pengamatan kami menujukan
bahwa pemimpin desa tersebut memimpin berdasarkan tradisi yang sudah ada
di desa tersebut. Sehingga untuk memimpin desa tersebut berjalan dengan
lancar.
32
Selain saluran tradisional saluran lain yang digunakan oleh pemimpin
desa ini adalah saluran politik. Hal ini dibuktikan dengan adanya badan-badan
desa serta peraturan-peraturan yang telah dibuat. Peraturan tersebut sudah
ditentukan dan diatur sejak dari dulu.
33
membandingkan ciri-ciri wewenang yang ada. Wewenang tradisional
memiliki ciri salah satunya yaitu adanya wewenang yang lebih tinggi
ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi ( Soekanto ,2007).
34
Berdasarkan dari hasil pengamatan kami di Desa Pandanwangi sifat
kepemimpinan yang dominan di pakai adalah kepemimpinan resmi ( formal
leadership). Hal ini dibuktikan dengan sikap hormat masyarakat kepada ketua
RT maupun RW, mereka dihomati karena memiliki jabatan. Namun, disisi
lain masyarakat disana juga menghormati para tokoh masyarakat padahal
orang tersebut tidaklah memiliki jabatan tertentu. Tetapi kami bisa tetap
mengganggap sifat kepemimpinan disana sebagai kepemimpinan resmi
sebab dalam realitanya yang menggatur dan memberi perintah pada
masyarakat untuk melakukan sesuatu tetaplah ketua RW.
Sikap dari kepemimpinan disana juga cukup baik karena pimpinan
disana juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong di desa tersebut.
Selain itu pemimpin disana juga ikut berpartisipasi dalam kerja bakti
pembuatan selokan. Itu berarti dapat menunjukan bahwa seorang pemimpin
tidak hanya menyuruh bawahannya itu melakukan sesuatu saja namun, juga
memberikan contoh juga kepada bawahannya.
35
BAB VIII
PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
36
Contoh perubahan sosial yang terjadi disana yaitu jumlah dan
keadaan rumah warga setempat. Dulu jumlah rumah warga di sana hanya
sedikit dan jarang ada rumah yang terkesan mewah, tetapi sekarang semua
rumah telah melakukan perbaikan dan jika masih ditemuka rumah yang
dianggap masih tidak layak maka akan diberikan bantuan dari desa dengan
melalui bedah rumah
Selain dari rumah ada juga perubahan yang lain yaitu keadaan jalan
yang sekarang menggunakan paving dan aspal. Perubahan sosial yang ada di
daerah ini dikehendaki oleh masyarakat setempat.
37
8.3 Organisasi , Disorganisasi dan Reorganisasi dalam Masyarakat
Jika seseorang memelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui
ke arah mana perubahan dalam masyarakat. Organisasi, disorganisasi dan
reorganisasi merupakan bentuk dari arah perubahan masyarakat
Organisasi adalah artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan
bagian dari satu kebulatanyang sesuai dengan fungsinya ( Soekanto,2007 :
300). Organisasi ini menyangkut keserasian yang tercapai dan juga perpaduan
yang ada. Ibarat mesin ketik setiap bagian melakukan tugasnya masing-
masing sehingga terjadi keserasian.
Berdasarkan hasil dari penggamatan kelurahan Pandanwangi
menunjukan adanya keserasian antar ketua RW dan juga kepala desa. Mereka
bekerja sama untuk menggawasi warga yang menyimpang contohnya ketika
ada salah satu dari warga menyimpang maka ketua RW akan melaporkan
pada kepala desa. Hal ini menunjukan keserasian karena kepala desa tidak
akan mungkin akan mengawasi semua warga sendiri. Disini ketua RW
memiliki tugas membantu kepala desa untuk menggawasi warganya.
Disorganisasi adalah proses pudarnya nilai atau norma yang ada
dimasyarakat dikarenakan adanya perubahan yang terjadi dalam lembaga
kemasyarakatan (Soekanto,2007 :300). Di Desa Pandanwangi kami tidak
menemukan adanya proses perubahan nilai atau norma sebab nilai dan norma
yang ada tetap sama perubahan yang terjadi hanya menyangkut gaya
asiktektur rumah. Sedangkang untuk lembaga kemasyarakatan sendiri tetap
sama. Reorganisasi adalah prosesterbentuknya nilai atau norma dalam
masyarakat agar sesuai dengan lembaga masyarakat ( Soekanto,2007 :300).
38
BAB IX
PERMASALAHAN SOSIAL
39
yaitu dengan cara mendamaikan keluarga yang bermasalah dengan membuat
surat pernyataan bahwa tidak aka nada yang mengulangi lagi.
40
BAB X
PEMBANGUNAN dan MODERNISASI DESA
10.1 Pembangunan
Menurut UNDP pembangunan adalah suatu proses untuk
memperluas pilihan bagi penduduk. sedangkanginanjar kartasasmita
berpendapat bahwa pembangunan adalah suatu proses perubahan kearah yang
lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. jadi, dapat
diartikan pembangunan adalah proses perubahan yang mencakup seluruh dari
sistem sosial yang terencana serta bertujuan untuk memperluas pilihan
masyarakat.
41
10.2 Pengertian Modernisasi
42
BAB XI
PENUTUP
11.1 Kesimpulan
Di Desa Pandanwangi ini dalam memecahkan suatu perkara sosial
dalam masyarakat desa selalu menggunakan metode represif yaitu selalu
mengedepankan musyawarah terlebih dahulu. Jika dengan musyawarah tidak
bisa terpecahkan maka pihak desa akan membuat surat pernyataan tidak akan
mengulangi lagi anatar keduanya untuk menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Pandanwangi , warga disini
tidak membeda – bedakan dalam kelas sosial terutama gender. Mereka
menganggap laki-laki dan perempuan disini sama tidak ada perbedaan. Jika
keduanya ada masalah maka keduanya juga sama-sama akan terpandang jelek
di mata warga.
11.2 Saran
a. Agar Desa Pandanwangi dapat maju dan berkembang dengan baik maka
perlu adanya kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat
43
DAFTAR PUSTAKA
Coser, Lewis. 1956. The Function Of Social Conflict. Illinois: The Free Of
Golencoes
Fredlander and P. Plato. 1967. An Intoduction. New York: Harper & Row Publ
44
Worsleyy,P. 1973. Modern Sociology. Middlesex:Penguin Education
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195903051989011-
SYARIF_MOEIS/BAHAN_KULIAH__3.pdf
https://materiips.com/contoh-masalah-sosial-dalam-masyarakat
http://pengertianahli.id/2013/08/pengertian-modernisasi.html
https://portal-ilmu.com/pembangunan-ekonomi-pedesaan/
45