Pengertian
1. Perencanaan
Di dalam organisasi modern, perencanaan (Planning) merupakan salah satu fungsi
manajemen (Koontz dan Weihrich, 1988) di samping fungsi manajemen lainnya, yaitu
pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), memimpin (leading) dan
pengendalian (controlling). Sedangkan fungsi sendiri di definisikan oleh Koontz sebagai
sekumpulan pekerjaan yang dapat dibedakan secara nyata dengan kumpulan pekerjaan
lainnya. Sebagai contoh bila kita mengaikan pengertian fungsi dengan pembagian kerja yang
dilakukan dalam sebuah organisasi, maka kita akan memperoleh fungsi-fungsi organisasi
seperti manajemen pemasaran, keuangan, sumber daya manusia dan operasi di mana masing-
masing fungsi organisasi tersebut menunjukan sekumpulan pekerjanaan yang dapat
dibedakan dengan kumpulan pekerjaan lainnya.
Perencanaan merupakan salah satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling
terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan
apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual
diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan
akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada
awal perencanaan itu sendiri ataupun pada saat proses perencanaan itu berlangsung. Banyak
perencanaan yang gagal gara-gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan
yang relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Perkembangan baru saat ini diwarnai oleh globalisasi dan terutama berupa perubahan
yang cepat dan sering tak terduga dan makin kuatnya peranan sektor pendidikan dalam
pembangunan. Hal ini mendorong kita untuk sekali lagi memikirkan ulang keefektifan
pendekatan perencanaan pendidikan yang kita anut sekarang. Salah satu yang mungkin dapat
kita lirik adalah pendekatan perencanaan stratejik, yang telah banyak dipakai di negara-
negara lain beberapa tahun terakhir ini. Seperti diketahui bahwa pengetahuan perencanaan
stratejik berasal dari bidang militer yang kemudian dikembangkan di bidang manajemen
perusahaan dan kemudian coba diterapkan dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan hal itu,
maka tulisan ini diawali dengan kajian pengetahuan "teoritis" perencanaan stratejik.
2. Strategi
Kata strategis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “strategos”, yang berasal dari kata
“stratos” yang artinya militer dan “ag” yang artinya pemimpin. Kita sering mendengar
strategi dalam perang atau pun pertandingan olahraga. Berdasarkan konteks awalnya, kata
strategis diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang di kerjakan oleh para jendral dalam
membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang. (Purnomo dan
Zulkieflimansyah, 2007).
Secara sederhana pengertian strategi adalah apa yang seharusnya kita kerjakan. Segangkan
bagaimana cara mengerjakannya disebut taktik. (Agustinus, 1996). Menurut Stephanie K.
Marrus sebagaimana dikutip oleh Umar (2001) strategi adalah suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dicapai.
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam
buku karya mereka masing-masing. Bryson (1988;163) dalam bukunya Perencanaan Strategis
untuk Organisasi Publik dan Nirlaba, menjelaskan tentang strategi sebagai berikut:
"Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan,
keputusan, atau alokasi sumber daya yang menunjukkan jati diri suatu organisasi, hal-
hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian,
strategi merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antaraorganisasi tersebut
dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu
merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang
fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan
untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi
dikembangkan untuk mencapai visi tersebut).”
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat yang terdefenisi strategi yang diantaranya
disampaikan oleh Andrew dan Chandler (Salusu :95) mengatakan :
“Srategi suatu organisasi adalah konseptualisasi yang diekspresikan oleh pemimpin
organisasi tentang (1) sasaran jangka panjang dari organisasi ; (2) kebijaksanaan dan
kendala, baik yang dicetuskan oleh pemimpin itu maupun yang diperintahkan oleh
atasannya yang justru merintangi kegiatan organisasi ; dan (3) seperangkat rencana yang
sedang berjalan mengenai tujuan jangka pendek yang dipandang layak memberikan
konstribusi bagi pencapaian sasaran organisasi.”
Di sini peranan pemimpin sebagai pembuat keputusan adalah penting karena hanya
merekalah sesungguhnya yang akhirnya menetapkan sasaran organisasi, baik jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka panjang. Berkaitan dengan pembuatan strategi itu, pada
umumnya para ahli manajemen stratejik sependapat bahwa strategi dibuat oleh pejabat
tingkat tertinggi dalam organisasi. Mereka melihat strategi itu sebagai seperangkat keputusan
penting yang diangkat sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang sistematis,
yang dibuat pada tingkat tertinggi dari suatu organisasi.
Strategi yang dimaksud ialah tujuan jangka panjang mana yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Strategi dapat berupa tindakan yang diputuskan oleh pimpinan dengan
menggunakna banyak sumber daya perusahaan. Strategi ini yang nantinya akan memberikan
pengaruh terhadap kemakmuran sebuah perusahaan.
Pembuat strategi adalah orang yang sangat penting dalam perusahaan. Dia menjadi orang
yang bertanggung jawab dalam keberhasilan atau pun kegagalan sebuah perusahaan. Pembuat
strategi memang dapat memiliki berbagai jenis jabatan seperti CEO, pemilik perusahaan,
presiden atau pun seorang wirausahawan.
Seorang pemimpin saat ini harus bisa dijadikan panutan. Ada baiknya pemimpin juga
adalah seorang yang dapat membuat strategi untuk perusahaannya. Dia bertugas untuk
memformulasikan strategi yang cocok bagi perusahaan. Dia bertugas untuk
memformulasikan strategi yang cocok bagi perusahaan, mengimplementasikannya dan juga
nantinya akan mengevaluasi strateg tersebut
d. Kebijakan
Kebijakan atau policies berkaitan dengan tujuan tahunan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Kebijakan mencakup panduan, aturan dan juga prosedur yang digunakan dalam
membantu pencapaian tujuan perusahaan. Setiap kebijakan yang diterapkan dalam
perusahaan harusnya bertujuan baik untuk perkembangan perusahaan.
Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana
sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga
merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
a. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk
perencanaan lainnya yang harus di ambil.
b. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencaaan lainnya.
c. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencaaan lainnya.
a. Konsep Strategi
Strategi dirumuskan dalam dua perspektif berbeda : Perspektif pertama strategi adalah
program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan
misinya. Pengertian ini lebih mengarahkan pada peranan aktif organisasi untuk melaksanakan
program sebagai strategi organisasi menghadapi perubahan lingkungan. Strategi ini dikenal
sebagai perencanaan strategi. Perspektif kedua strategi adalah pola tanggapan organisasi yang
dilakukan terhadap lingkungan sepanjang waktu. Pengertian ini lebih mengarahkan organisasi
untuk bersikap pasif, yang artinya para manajer akan menganggapi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Strategi ini dikenal
sebagai strategi adaptif. Pembahasan padamateri ini akan lebih di tekankan pada peranan
aktif manajer yang dikenal sebagai perencanaan strategis yang fokusnya luas dan berjangka
panjang. Disamping ke dua perspektif tersebut dikenal strategi entrepreneur yaitu strategi
yang dirancang pemimpin usaha berdasarkan inisiatif untuk pertumbuhan yang konstan
dengan mencari peluang baru secara aktif. Pengertian ini juga mengarahkan peranan aktif
seseorang dalam hal ini adalah seorang entrepreneur atau wirausahawan.
1. Misi. Sebuah misi perusahaan adalah alasan keberadaan. Misi sering diungkapkan dalam
pernyataan misi, yang menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra
perusahaan kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi, pernyataan misi merupakan
suasana hati perusahaan kemana harus pergi.
2. Tujuan/Tujuan adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk mencapainya, misalnya,
sebuah target pertumbuhan pendapatan. Tujuan harus menantang tapi dapat dicap.
3. Analisis Situasi, Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul peluang-peluang baru
dan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan lingkungan dilakukan untuk
mengidentifikasi peluang-peluang yang tersedia. Perusahan juga harus mengetahui
kemampuan dan keterbatasn untuk memilih peluang yang mengejar dengan probabilitas
keberhasilan yang lebih tinggi. Lingkungan eksternal memiliki dua aspek: lingkungan makro
yang mempengaruhi semua perusahaan dan lingkungan mikro yang mempengaruhi
perusahaan dalam industri tertentu. Makro meliputi analisis lingkungan politik, ekonomi,
sosial, dan faktor-faktor teknologi yang kadang-kadang disebut sebagai ANALISIS PEST.
Sebuah aspek penting dari analisis lingkungan mikro adalah industri dimana perusahaan
beroperasi atau sedang mempertimbankan operasi. Analisis internal mempertimbangkan
situasi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : budaya perusahaan, citra perusahaan, struktur
organisasi, staf kunci, akses ke sumber daya alam, posisi pada kurva pengalaman, efisiensi,
kapasitas operasional, merek, pasar , sumber keuangan, eksklusif kontrak, paten dan rahasia
dagang.
4. Penyusunan Strategi. Begitu gambaran yang jelas tentang perusahaan dan lingkungannya
yang ada ditangan, alternatif strategis tertentu dapat dikembangkan. Sementara perusahaan
yang berbeda memiliki alternatif yang berbeda tergantung pada situasi mereka, ada juga
strategi generik yang dapat diterapkan diberbagai perusahaan. Michael Porter
mengidentifikasi kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus sebagai tiga strategi generik
yang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif strategis.
5. Pelaksanaan, Kemungkinan strategi akan dinyatakan dalam tingkat tinggi istilah konseptual
dan prioritas. Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang lebih
rinci dapat dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi strategi dalam hal kebijakan
fungsional juga berfungsi untuk menyoroti isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada
tingkat yang lebih tinggi. Strategi ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakankabijakan
khusus untuk bidang fungsional seperti : pemasaran, penelitian dan pengembangan,
pengadaan, produksi, SDM, sistem informasi Selain mengembangkan kebijakan fungsional,
tahap pelaksanaan melibatkan identifikasi sumber daya yang diperlukan dan meletakkan ke
tempatnya yang diperlukan perubahan organisasi.
6. Control, Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan dievaluasi, dengan
perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol
harus dikembangkan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja
yang ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat diambil untuk
memastikan keberhasilan.
7. Dinamis dan proses berkelanjutan, Suatu perubahan dalam satu komponen dapat memerlukan
perubahan dalam seluruh strategi. Dengan demikian, proses proses harus diulang dalam
rangka strategi untuk mengadaptasi perubahan lingkungan. Sepanjang proses perusahaan
mungkin memerlukan siklus kembali ke tahap sebelumnya dan membuat penyesuaian.
8. Kerugian proses ini, Dalam masa-masa perubahan, beberapa strategi yang lebih sukses
muncul secara informal dari tingkat yang lebih rendah dari organisasi, dimana manajer yang
lebih dekat dengan pelanggan dari hari ke hari. Menurut Boseman dan Phatak (1989), proses
manajemen atau perencanaan stratejik mencakup tujuh bagian yang saling berkaitan, sebagai
berikut:
6 Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
(strengths, weakness, opportunities, and threats atau disingkat sebagai SWOT).
a. Perumusan misi organisasi.
b. Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi.
c. Penetapan sasaran-sasaran stratejik.
d. Penetapan strategi organisasi.
e. Implementasi strateji organisasi.
f. Pengendalian (control) strateji organisasi
4. Corporate Strategy Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa
yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak
semata- mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi
pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi
yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat
jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa
fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia bisnis
agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap
pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga
penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang
selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di
tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya
organisasi ke tingkat yang lebih baik.
Functional Strategy Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang
suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi
hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan
keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,
organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan
yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah (J.
Salusu, p 101, 1996). Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi
isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh
dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).
Jenis-jenis StrategiBanyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara
bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika
divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang
berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif,
seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.