Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini:
1
Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai
alternative kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihan, alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara berbagai alternatif yang ada.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai
1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan, dan 2) “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
1. Bidang fungsional, mencangkup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia.
Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misal, rencana produksi akan
meliputi perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal pemeliharaan mesin, dan
sebagainya. Sedang rencana pemasaran berisi target penjualan, program promosi, dan
sebagainya.
4. Waktu, menyangkut rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Semakin lama
rentangan waktu diantara prediksi dan kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan
semakin besar. Sebagai contoh, tingkat kepastian rencana pembangunan pabrik baru sepuluh
tahun yang akan datang, lebih rendah disbanding rencana untuk pindah kantor dua minggu
lagi.
5. Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan, dan
sebagainya. Perencanaan, meliputi berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan bagian
dari tingkatan yang lebih tinggi. Perencana ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, seperti program pengiklanan, prosedur seleksi personalia, anggaran penelitian
dan pengembangan, dan seterusnya.
Ada dua tipe utama rencana: (1) Rencana-rencana strategic (strategic plans), yang
dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas - mengimplementasikan misi
yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi; dan (2) Rencana-rencana operasional
(operational plans), penguraian lebih terperinci bagaimana rencana-rencana strategic akan
tercapai.
Ada dua tipe rencana-rencana operasional. Rencana sekali pakai (single use plans)
dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah
tercapai; rencana tetap (standing plans) merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk
penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.
3
Ketiga, perencanaan strategic sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan
penilaian kegiatan-kegiatan manajer dan organisasi.
Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi,
haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic
planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat,
sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi
( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis
Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategis ( Skinner, 1969 ).
Langkah 9: Peninjauan kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut “strategic
control”. Setelah strategi diimplementasikan, manajer perlu senantiasa memonitor secara
periodik, atau ada tahap-tahap kritis untuk menilai apakah organiasi berjalan kearah tujuan
yang telah ditetapkan tau tidak.
Di samping itu, penetapan dan pemeliiharaan suatu system formal melibatkan banyak
biaya. Sebagai contoh, biaya-biaya riset pasar, survey, dan penyusunan model yang sering
menyangkut biaya kegiatan-kegiatan pemrosesan data yang mahal, biaya-biaya latihan dan
penggajian para perencana serta para manajer divisional dan fungsional yang terlibat dalam
proses. Oleh karna itu, organisasi-organisasi kecil sering tidak mampu untuk
mengembangkan program-program perencanaan strategic.