ATURAN MAIN :
1. Absensi silahkan masuk ke SIA dan absen lewat WA melalui suara dimulai jam 08.15 sudah
menyatakan hadir dan tidak boleh terlambat. Absensi suara ditunggu 15 menit. Lewat dari jam
08.30 dilarang ambil absen dan dinyatakan alpha.
2. Sesi Kuliah 60 menit
3. Materi akan diberikan setelah 30 menit Diskusi
4. Dipertengahan Materi Kuliah, anda akan diacak menjawab pertanyaan
5. Diakhir sesi silahkan VN untuk menyimpulkan materi yang telah anda dapatkan dengan 1
kalimat lengkap.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Perawat
Pasal 36
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan,
standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya.
c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan;
d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan,
standar profesi, standar prosedur operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
Pasal 37
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:
a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan
Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan Keperawatan,
standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
d. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar;
e. memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti mengenai tindakan
Keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya;
f. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi Perawat; dan g. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Klien
Pasal 38
Dalam Praktik Keperawatan, Klien berhak:
a. mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang tindakan Keperawatan yang akan
dilakukan;
b. meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya;
c. mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan Keperawatan,
standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperawatan yang akan diterimanya; dan
e. memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.
Pasal 39
1. Pengungkapan rahasia kesehatan Klien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf e dilakukan atas
dasar:
a. kepentingan kesehatan Klien;
b. pemenuhan permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum;
c. persetujuan Klien sendiri;
d. kepentingan pendidikan dan penelitian; dan
e. ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kesehatan Klien diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 40
Dalam Praktik Keperawatan, Klien berkewajiban:
a. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang masalah kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
1. Perawat wajib dalam pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang
bersumber dari kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga & masy.
2. Perawat wajib melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai budaya, adat istiadat & kelangsungan hidup beragama
3. Perawat wajib melaksanakan tugasnya bagi individu, keluarga, masyarakat & dilandasi
dengan rasa tulus ikhlas sesuai martabat & tradisi luhur keperawatan
4. Perawat wajib memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
5. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya
6. Perawat wajib menghindarkan diri untuk tujuan yang bertentangan dengan norma agama
dan etika profesi
7. Perawat wajib dalam menunaikan tugas tidak terpengaruh oleh kebangsaan, kesukuan,
aliran politik dan agama serta kedudukan sosial pasien
8. Perawat wajib mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien dalam melaksanakan
tugas keperawatan
9. Perawat wajib menjalin/memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga
kesehatan lain dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
10. Perawat wajib menyebarluaskan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman kepada
sesama perawat
11. Perawat wajib meningkatkan kemampuan profesional dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan
keperawatan
12. Perawat wajib menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan
perilaku dan sifat – sifat pribadi yang luhur
13. Perawat wajib berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan dan pendidikan keperawatan
14. Perawat wajib bersama – sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdian
15. Perawat wajib mematuhi ketentuan – ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
instansi atau pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan
16. Perawat wajib berperan secara aktif dalam meyumbangkan pikiran kepada institusi dan
pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
17. Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan
18. Perawat wajib menginformasikan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien
19. Perawat wajib merujuk pasien kepada perawat yang lebih senior atau perawat lain apabila
dia tidak mampu melakukan tindakan Keperawatan yang ditetapkan
20. Perawat wajib memberikan kesemptan kepada pasien untuk bertemu dengan keluarga dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Hak Perawat
Tenaga Medis 1) Secara eksplisit tenaga medis dan ketentuan profesinya diatur dalam : a. Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran. Dalam pasal 1 angka 2 “dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan 6 kedokteran atau kedokteran gigi didalam
maupun diluar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.” c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo Undangundang
Nomor 23 Tahun 1992 d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Tenaga Medis
merupakan bagian dari tenaga tetap Sumber Daya Rumah Sakit, dan dalam Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
beserta penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud tenaga medis adalah dokter. e. Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata; f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1419/Menkes/Per/X/2005 tentang penyelenggaraan praktik dokter dan dokter gigi; g. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medik; h. Permenkes Nomor 290/ MENKES/ PER/III/ 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; i.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam
Medik/ Medical Record; j. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1951 tentang Kesehatan Kerja; k. Surat
Keputusan Dirjen Yan Dik Nomor HK.00.06.6.5.1866 Tahun 1999 tentang Pedoman Persetujuan
Tindakan Medik ditetapkan tanggal 21 April 1999 (selanjutnya disebut Pedoman Pertindik).
Informasi harus diberikan baik diminta maupun tidak. Informasi tidak diberikan dengan mempergunakan
istilah kedokteran yang tidak dimengerti oleh orang awam. 2. Informasi diberikan sesuai dengan tingkat
pendidikan, kondisi, dan situasi pasien. 3. Informasi diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali jika
dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kesehatan pasien, atau pasien menolak untuk
diberikan informasi. Dalam hal ini informasi dapat diberikan kepada keluarga terdekat. 4. Informasi dan
penjelasan tenang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan. 5. Informasi
dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan. 6. Informasi dan penjelasan
tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. 7. Informasi dan penjelasan tentang alternatif
tindakan medis lain yang tersedia serta risikonya masing-masing. 8. Informasi dan penjelasan tentang
prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan. 9. Untuk tindakan bedah atau tindakan
invasif lain, informasi harus diberikan oleh dokter yuang melakukan operasi, atau dokter lain dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab. 10. Untuk tindakan yang bukan bedah
atau tindakan yang tidak invasif lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan
sepengetahuan atau petunjuk dokter dan bertanggung jawab.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya etika profesi dan hukum kesehatan kita dapat mengerti bahwa
setiap keputusan yang diambil oleh penyelenggara pelayanan kesehatan harus
berdasarkan etika profesi dan hukum kesehatan yang telah diatur dalam undang-undang
negara serta menjamin pasien atau klien untuk mendapat pelayanan yang terbaik sesuai
dengan kode etik. Namun, tidak jarang terdapat pelanggaran hak pasien atau klien yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan, sebagaimana yang terjadi pada kasus yang dibahas
dalam makalah ini. Dengan kita mempelajari beberapa kasus dan membahas serta
memahaminya, kita dapat mengevaluasi sejauh mana kode etik dan hukum kesehatan
diterapkan ditiap langkah petugas kesehatan dalam pelayanannya terhadap pasien atau
klien, dan menelaah kembali kode etik yang ada sebelum memutuskan beberapa tindakan
petugas kesehatan adalah menyimpang dari kode etik kesehatan.
A. Rumusan Masalah
Menelaah lebih jauh mengenai kode etik dan kewenangan tenaga kesehatan pada
umumnya atau perawat pada khususnya, serta hak-hak yang dimiliki oleh pasien dalam
kaitannya dengan kasus Pelangaran Etika Keperawatan Pada saat Membimbing Minum
Obat.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menerapkan berbagai kode etik yang menjadi dasar mereka bertindak khususnya dalam
tindakan asuhan keperawtan. Beberapa kode etik yang ada di Indonesia yang harus di
istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
c. Perawat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur keperawatan.
d. Menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat dalam
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
keperawatan.
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
masyarakat.
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagai berikut(kozier, Erb.
1990):
a. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan perawat, pasien, dan anggota
b. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika terdapat perawat yang
melakukan pelanggaran berkaitan kode etik dan untuk membantu perawat yang tertuduh
profesional.
B. Hak-hak pasien
Pada awalnya isu tentang hak pasien muncul berdasarkan berbagai peristiwa yang
merugikan pasien dan melanggar martabat pasien sebagai manusia. Hak-hak pasien
dilanggar misalnya, pada keadaan pasien mengalami cedera karena mengalami kesalahan
penanganan medis, pelanggaran consent, pasien diberi obat tanpa sepengetahuan mereka
apa nama obat dan apa efek sampingnya, atau pasien yang tidak mengetahui bahasa
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia.
Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interprestasi konsekuensi dan
kepraktisan suatu situasi. Manusiawi berarti rasional dan tergantung pada orang lain.
hokum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan
(1989) meliputi :
1. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil, memadai dan berkualitas.
3. Hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan.
6. Hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar yang
harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa yang
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak perawat yang
dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah. Hal ini seperti
dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai pihak, baik
dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta elemen
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarganya agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Jadi kepada klien dan keluarga yang
berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan klien
kepada salah satu profesi kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak mengakses
segala informasi mengenai kesehatan klien, karena yang berhadapan langsung dengan
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
otonomi profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat melaksanakan tugasnya hanya yang
sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan dimana
profesi lain tidak dapat melakukan jenis kompetensi ini. Perawat berhak untuk dapat
memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan atau
profesi. Standar profesi pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam
tugasnya.
3. Mendapatkan perlakuan adil & jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan, klien/pasien
&keluarganya.
5. Mendapat hak cuti & hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
6. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan formal sampai
9. Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran atau permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi & kode etik
profesi
11. Mendapat informasi yang jujur dan lengkap dari klien atas pelayanan keperawatan yang
diberikan
kesehatan.
keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar
profesi, standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan
merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau tindakan. Hal ini juga tergantung
situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai perawat dapat
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang
berada dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib menghormati
hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam
konteks ini memang agak membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini,
dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama antara perawat
serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung, sedangkan untuk daerah yang
klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
berlaku
kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai dengan
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan praktik
profesi keperawatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai batas kewenangan &
SOP
14. Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dengan anggota tim
kesehatan lain.
menguntungkan. Hubungan yang baik antara perawat dan pasien akan terjadi apabila
2. Perawat benar – benar memahami tentang hak – hak pasien dan harus melindungi hak
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien atau klien sehingga dapat bersikap sabar
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggunga gugat atas segala resiko yang mungkin
6. Perawat sedapat mungkin untuk menghindari konflik antara nilai – nilai pribadinya
dengan nilai – nilai pribadi pasien dengan cara membina hubungan yang baik antara
pasien, keluarga dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasiennya.
Setiap perawat memiliki nilai dan sikap pribadi masing-masing. Kode etik profesi
membawa perubahan perilaku personal kepada sikap profesional dan menjadi pedoman
dimaksud adalah profesi dokter, ahli gizi, tenaga farmasi, tenaga laboratorium, kesehatan
2004).
Setiap perawat harus bertanggungjawab kepada seseorang yang sakit maupun yang
yang berkaitan dengan peraturan yang relevan dengan keperawatan termasuk didalamnya
nilai dan sikap seorang perawat. Ada beberapa pengertian nilai, yaitu :
1. Secara umum, nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau perilaku yang berorientasi
pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (Simon, 1974).
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, atau
Nilai dan sikap yang sangat diperlukan oleh seorang perawat adalah sebagai berikut :
1. Kejujuran
2. Lemah lembut
(Burhanudin. 2000)
Selain nilai dan sikap tersebut di atas, seorang perawat juga harus memiliki falsafah
atau keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam
Keyakinan ini menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan;
perawat harus memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Kebutuhan klien yang holistik
dan unik menuntut kemampuan perawat yang tepat dalam menganalisis kebutuhan klien.
keperawatan yang dimiliki klien. Karenanya, perawat harus memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual,
Kelima aspek tersebut harus dipelajari oleh setiap perawat. Dengan menguasai
kelima aspek tersebut, perawat akan mampu mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan
didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan dapat membantu mereka
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Klien yang dirawat di rumah sakit tidak hanya
mengalami gangguan pada aspek fisik atau biologis saja, tetapi juga aspek lain seperti
psikologis, sosial dan spiritual. Oleh sebab itu, dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien, perawat tidak hanya berfokus pada aspek biologisnya saja.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat
profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit,
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim
klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus. Dalam menetapkan tujuan dan
rencana asuhan keperawatan, perawat harus melibatkan klien dan keluarga. Upaya
melibatkan klien dan keluarga dalam penetapan tujuan asuhan keperawatan mempunyai
beberapa manfaat. Pertama, klien dan keluarga akan merasa memiliki tanggung jawab
baik antara perawat, klien dan keluarga yang dilandasi oleh rasa saling percaya.
ilmiah sistematik yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
Dikatakan sebagai metode ilmiah karena proses keperawatan terdiri atas beberapa tahap
atau langkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup klien.Melalui
proses keperawatan, perawat akan terhindar dari berbagai tindakan malefisien di dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Selain itu, proses keperawatan juga
merupakan wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat, karena semua hal yang
dilakukan oleh perawat terhadap klien terdokumentasi dengan baik dan benar.
jawab terhadap apapun yang dilakukannya. Tanggung jawab perawat bukan hanya
ditujukan kepada klien dan keluarga, tetapi juga kepada masyarakat, profesi perawat itu
Selain itu perawat juga harus siap bertanggung gugat jika suatu saat klien atau
pihak lain melakukan gugatan terkait asuhan keperawatan yang diberikan. Tanggung
jawab dan tanggung gugat ini merupakan bukti bahwa keperawatan adalah profesi yang
profesional. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat harus
didasarkan pada standar dan kode etik keperawatan. Standar keperawatan tersebut
merupakan ketentuan baku yang telah ditetapkan dan disahkan sebagai prosedur tetap
(Asmadi. 2008).
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
http://bisnis-febta-asuhankeperawatan.blogspot.com/2011/06/contoh-askep-pelanggaran-
etika.html.
Di sebuah bangsal Rumah sakit P di kota J tempat penuliskerja di awaltahun 1993 terjadi
pelanggaran etika keperawatan. Kondisi saat itu di rumah sakit tersebut memang jumlah
perawat dan pasien memang tidak sebanding, itu pun jumlah perawat di tiap ruangan 2
sampai 3 dan masih lulusan SPK atau SPKC. Lainnya tenaga keperawatan diambil dari
lulusan SD dan SMP. Sedangkan jumlah pasien tiap ruangan antara 30 sampai 60
pasien .Setiap shift jaga sore atau malam 1 atau 2 orang perawat juga kejadian kasus ini
berawal saat teman saya yang berinisial Y member dan membimbing minum obat oral
pada saat jaga sore, memang ada salah satu pasien yang sering menipu pada saat minum
obat dengan cara pura – pura minum obat kemudian kalau tidak ketahuan perawat
membuang atau memuntahkan kembali obat tersebut kemudian memasukkan obat
tersebut di saku bajunya , pasien tersebut bernama D. pada saat member obat pada pasien
D perawat Y tersebut berpesan agar obatnya diminum tidak dibuang. Pasien tersebut juga
mengatakan“ Ya Pak”. Sambil member obat pada pasien lainnya perawat Y tersebut tetap
memperhatiakan pasien D tersebut, sampai pada suatu ketika pasien D membelakangi
perawat Y kemudian mengusap mulutnya. Melihat kejadian tersebut parawat Y
memanggil dan menarik baju pasien kemudian mengecek saku baju pasien ternyata benar
ada beberapa butir obat di saku tersebut. Melihat kejadian tersebut perawat Y kontan
membentak dan memarahi pasien, tak Cuma itu perawat tersebut penampar mulut pasien
beberapa kali sampai akhirnya pasien D
B. Pembahasan
Dari ilustrasi kasus tersebut di atas, jika kita tinjau dari segi pustaka yang kita
dapat terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh seorang perawat, baik
dalam pelanggaran tanggungjawabnya terhadap tugas maupun tanggungjawabnya
terhadap profesi perawat, yakni sebagai berikut :
Tanggung jawabnya terhadap tugas, yakni :
e. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan
perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam UU Pasal 53 adalah tenaga kesehatan berhak
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya,
tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien, tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian,
dapat melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan.
3. Hak-hak yang dimiliki oleh pasien adalah hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang adil, memadai dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan
dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk mengetahui
nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk diperlakukan dengan
hormat, dan hak untuk konpensasi terhadap cedera yang tidak legal.
4. Pada umumnya, setiap tenaga kesehatan memeliki kode etik dalam melayani masyarakat.
Namun tak jarang, beberapa tenaga kesehatan yang seharusnya perpedoman pada kode
etik tersebut, justru melanggarnya. Sayangnya, hal-hal seperti ini jarang diekspose, karena
itu semakin banyak hal-hal seperti ini yang terjadi, dan malah dianggap wajar.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan dalam melayani pasiennya diharapkan berpedoman pada etika dan
hukum Kesehatan yang sudah ditetapkan.
2. Seorang perawat diharapkan senantiasa mengayomi pasien dengan tetap mengacu pada
kode etik keperawatan, hak dan kewajiban perawat serta memperhatikan hak-hak pasien
agar pelayanan yang dirasakan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, M.Yusuf. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Kedokteran EGC. Jakarta
ujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan praktik
perawat dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan
Hulu setelah keluarnya Permenkes RI Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat. Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis-empiris. Pendekatan secara
yuridis adalah pendekatan dari segi peraturan perundang-undangan dan normanorma hukum
dengan cara penelitian kepustakaan, sedangkan pendekatan empiris dengan jalan terjun langsung
ke objek penelitian yang berupa implementasi Permenkes No. 148/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat di Rumah Sakit Umum Rokan Hulu, Pasir Pengarayan, Riau.
Lokasi penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu, dengan subyek penelitian adalah
perawat pelaksana. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuisioner dan wawancara
mendalam dengan responden maupun nara sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi Permenkes RI Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu dapat dikatakan telah berjalan dengan baik
namun sehubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban terkait praktik implementasi Permenkes
tersebut ada beberapa faktor yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kepemilikan
STR belum berjalan optimal. Pengaturan mengenai STR masih ada ketidak pastian regulasi di
daerah karena masih otoritas pusat dengan perpanjangan tangan di provinsi melalui majelis tenaga
kesehatan Provinsi (MTKP). Kepemilikan SIK masih rendah dan kepemilikan SIPP belum ada
satupun, hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi dari pihak yang berkepentingan terhadap para
perawat. 2. Pemenuhan hak perawat belum berjalan dengan optimal dalam hal hak memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar dan hak memperoleh
perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. 3. Pemenuhan kewajiban
perawat juga belum optimal dalam hal kewajiban memberikan informasi tentang masalah kesehatan
pasien dan pelayanan yang dibutuhkan dan kewajiban melakukan pencatatan asuhan keperawatan
secara sistematis.
The purpose of this study was to determine how the organization of the practice nurse in
the enjoyment of the rights and obligations of nurses at the General Hospital of Rokan Hulu after
discharge Health Ministry Regulation No. 148 of 2010 the Regarding Implementation of License and
Practice Nurses. This study uses a juridical-empirical approach, which aims to identify and
conceptualize law as social institution which is real and functional in living systems are patterned.
Juridical approach of this research is the approach in terms of legislation and legal norms in
accordance with the existing problems, namely the study of literature, whereas the empirical
approach to go directly to the object that is the way field research to gain an overview of the
implementation of the Health Ministry Regulation No. 148/2010 on the implementation of Licensed
Practical Nurse at Rokan Hulu General Hospital, Pasir Pengarayan, Riau. Location of the study was
the Regional General Hospital Rokan Hulu, the study subjects were nurses. How to capture data
using questionnaires and in-depth interviews with respondents and informants. The results showed
that the implementation of the Health Ministry Regulation No. 148/2010 on the Implementation of
Licensed Practical Nurses at Rokan Hulu General Hospital can be said to have gone well, but in
connection with the fulfillment of the rights and obligations related to the implementation of practices
such it there are several factors that can be summarized as follows: a. Implementation of the STR
ownership have not run optimally yet. Arrangements regarding STR regulatory uncertainties still
exist in the area because it is still an arm of the central authority in the province through the
provincial assemblies of health workers (MTKP). SIK ownership SIPP ownership is still low and
there is no one, this is due to lack of socialization of interested parties to the nurses. b. Fulfillment
rights of nurses has not run optimally in terms of the right to legal protection in implementing
standards of nursing practice and the right to protection against the risk of work-related duties. c.
Fulfillment obligations of nurses is also not optimal in terms of the obligation to provide information
about the patient's health problems and services needed and the obligation to conduct a systematic
recording of nursing care.
Kata Kunci : Pemenuhan hak dan kewajiban perawat, Permenkes No. 148/2010
HAK PASIEN :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi
HAK-HAK PERAWAT :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta standar
profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
KEWAJIBAN PERAWAT
KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sAkit
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan
rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.
Pengertian Hak
Hak adalah tuntutan seorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan
keadilan, morlaitas, dan legalitas.
Peranan Hak
1. Mengekspresikan kekuasaan dalam konflik
2. Pembenaran pada suatu tindakan
3. Menyelesaikan perselisihan
Conclusion
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan
agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan haknya
Jenis-Jenis Hak
1. Hak Kebebasan
2. Hak kesejahteraan
3. Hak Legislatif
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit