Anda di halaman 1dari 7

Tugas individu

MIKROBIOLOGI

“PROTOZOA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ASMIAH HUSMIN

KELAS :A

NIM : O1A118019

DOSEN : Dr. Prima Endang Susilowati, M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
PROTOZOA

A. Klasifikasi Plasmodium malariae

Kingdom : Protista
Phylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Species : Plasmodium malariae

B. Gambar daur hidup malaria

Penyebab infeksi malaria ialah parasit plasmodium, suatu parasit


yang termasuk dalam dalam filum apicomplexa. Seperti halnya parasit
toksoplasma. Sekitar 100 spesies plasmodium telah diidentifikasi tetapi
hanya ada lima spesies yang dilaporkan menginfeksi manusia, yaitu

a. Plasmodium falciparum.
b. Plasmodium falciparum.
c. Plasmodium ovale.
d. Plasmodium malariae.
e. Plasmodium knowlesi.

C. Struktur Tubuh Plasmodium malariae


Plasmodium malariae termasuk dalam phylum Apicomplexa atau
Sporozoa. Sporozoa merupakan golongan protista yang dapat membentuk spora
untuk menginfeksi inangnya. Plasmodium malariae tidak memiliki alat gerak
khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubah kedudukan
tubuhnya. Plasmodium malariae merupakan parasit pada manusia (penyebab
penyakit malaria quartana, ia mengambil makanan dengan menyerap dari tubuh
inangnya. Respirasi dan ekspirasi terjadi secara difusi. Plasmodium memiliki
struktur tubuh berbentuk bulat yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh terbentuk
dari kumpulan tropozoit memanjang. Dibagian anterior terdapat kompleks
apikal berupa kait, penghisap, atau filamen sederhana untuk melekatkan diri
pada inang. Kompleks apikal hanya terlihat dengan mikroskop elektron.
D. Siklus Hidup Plasmodium malariae
pada manusia
Bila nyamuk terinfeksi plasmodium menghisap darah vertebrata, nyamuk
menginjeksikan air ludahnya (saliva) yang berisi sporozoit yang kecil dan
memanjang masuk kedalam aliran darah. Pada dasarnya sporozoit
bentuknya mirip dengan Emeria atau parasit coccidia dengan panjang 10-
15 um dan diameter 1 um.
Begitu masuk aliran darah sporozoit langsung menghilang dalam waktu
1 jam. Ternyata mereka masuk kedalam parenchym hati atau organ internal
lainnya. Fase ini disebut fase “Pre erytrocytic” atau “exoerytrocytic primer”
(schizogony). Begitu masuk kedalam sel hati, parasit bermetamorfosis
menjadi trophozoit. Trophozoit memakan cytoplasma dari sel hospes secara
pynositosis. Setelah sekitar 1 minggu, trophozoit menjadi masak dan mulai
mengalami proses scizogony. Sejumlah anak nuclei terbentuk dan berubah
bentuk menjadi schizont yang disebut “Cryptozoit” . Dalam masa
pembelahan inti, membrana nukleus tetap utuh. Mitokondria membesar
pada saat terjadi perkembangan trophozoit menjadi banyak mitokondria.
Merozoit yang terbentuk terjadi setelah proses cytokinesis. Merozoit lebih
pendek daripada sporozoit. Merozoit masuk ke sel hati lainnya dan
membentuk schizont dan kemudian membentuk merozoit lagi.
Merozoit meninggalkan sel hati berpenetrasi ke dalam sel erytrocyt, ini
adalah awal fase “erytrocytic”. Begitu masuk erytrocyt, merozoit berubah
bentuk menjadi trophozoit lagi. Cytoplasma sel darah dimakan dan
membentuk vacuola cincin cytoplasma dengan nukleus berada dipinggirnya.
Pada saat trophozoit tumbuh, vacuola menjadi tidak jelas, tetapi terlihat
granula pigmen dari hemozoin dari vacuola. “Hemozoin” adalah produk
dari digesti parasit asal hemoglobin dari hospes tetapi bukan degradasi dari
bagian hemoglobin.
Parasit cepat berkembang menjadi schizont. Bilamana perkembangan
merozoit telah sempurna, maka sel pecah kemudian keluar sel metabolik
dari parasit dan residu dari sel hospes termasuk hemozoin. Banyak merozoit
dibunuh oleh sel reticuloendothelial dan leucocyt, tetapi masih ada sejumlah
merozoit yang berparasit dalam sel hospes.
Setelah beberapa generasi proses reproduksi asexual tersebut, beberapa
merozoit masuk kedalah sel erytrocyt dan membentuk “Macrogametocyt”
dan “microgametocyt”, berbentuk agak pipih dan mengandung hemozoin.
“Gametocytogenesis” mungkin juga terjadi dalam hati. Bila tidak termakan
nyamuk, gametocyt segera akan mati atau dimakan oleh sel phagocyt dalam
sistem reticuloendothelial.

E. Penularan Malaria
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga
mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui
transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut
masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum
dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah
10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari dan plasmodium
malariae setelah 40 hari lebih. Masa inkubasi merupakan rentang waktu
sejak sporozoit masuk sampai timbulnyagejala klinis yang ditandai dengan
demam. Masa inkubasi Plasmodium malariae yaitu 28-30 hari.

F. Pengobatan malaria
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang
timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan
memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah
pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin
untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu
kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah
Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti
efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada
beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka
beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-
Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-
piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.
Chloroquine termasuk ke dalam anggota kelas obat 4-
aminoquinoline. Sebagai obat antimalaria, klorokuin bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhan parasit plasmodium di dalam sel darah merah.
Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan dan harus atas resep dokter
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19526137/64482890-makalah-PLASMODIUM-
MALARIAE

Anda mungkin juga menyukai