Studi kasus dalam keperawatan adalah riset kualitatif yang mempunyai tujuan
berupa sebagai ungkapan suatu fenomena nyata yang sedang dialami oleh
klien (sasaran mungkin individu, keluara, kelompok, dan masyarakat)
(Suprajitno & Mugianti, 2018). Studi kasus yaitu cara pemecahan suatu
masalah terhadap kasus yang telah ditetapkan secara intensif dan mendetail.
Untuk perkembangan masalah diikuti secara kontinue dan mendalam. Studi
kasus ini menghasilkan gambaran yang longitudinal, dimana hasil
pengumpulan dan analisa data dalam satu jangka waktu yang sudah
ditetapkan. Kasus yang digunakan terbatas pada satu orang atau kelompok
(Wasis, 2008). Studi kasus rancangan penelitiannya yang mengambil
pengkajian satu untit penelitian, dilakukan secara intensif. Jumlah subjeck
cenderung sedikit, namun variabel yang diteliti luas (Nursalam, 2008). Disini
penulis, akan memasukan rancangan studi kasus yang penulis pilih.
Desain studi kasus deksriptif yang penulis tentukan adalah menggambarkan
bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penerapan tindakan deep breathing
execise (latihan nafas dalam) terhadap klien yang mengalami gangguan
oksigenasi pada penyakit CHF. Penulis akan melakukan pengamatan
terhadap tindakan tersebut pada pasien yang telah penulis tetapkan. Dimana
tindakan deep breathing exercise bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
otot pernafasan dan meningkatkan kemampuan paru-paru untuk memperbaiki
fungsi ventilasi sehingga terjadi perbaikan dalam oksigenasi dan perbaikan
hemodinamik, penulis ingin mengetahuinya apakah tindakan ini bermanfaat
pada klien sesuai dengan tujuan tindakan tersebut. Tindakan ini akan
dilaksanakan pada dua klien, yang mengalami penyakit CHF, yang sudah
penulis tentukan bagaimana kriteria inklusi dan ekslusinya.
Subjek untuk studi kasus yang penulis ambil dengan menggunakan dua klien,
yang penulis tentukan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi
yang penulis tentukan adalah pasien laki-laki ataupun perempuan yang
terdiagnosis penyakit CHF, yang dirawat diruang rawat inap, dengan adanya
menunjukan adanya beberapa gejala gangguan oksigenasi, seperti pasien yang
merasakan dispnea, atau ortopnea, takikardi, takipnea, penggunaan otot bantu
nafas saat melakukan pernafasan, nyeri dada, gelisah, dan mudah lelah.
Apabila terdapat pasien yang mengalami batuk berat dan kelelahan saat
mengeluarkan sputum serta bunyi nafas ronkhi. Saturasi oksigen pasien
dibawah normal, nilai saturasi oksigen normal berkisar 95-98%, Apabila nilai
saturasi oksigen berada disekitaran normal bisa dimasukan dengan kriteria ini
dengan tujuan untuk meningkatkan saturasi oksigennya, dan tekanaan darah
meningkat, terutama klien yang bersedia untuk menjadi subjek penelitian.
Berikut penulis memaparkan kriteria ekslusinya.
Untuk observasi pengamat menggunakan daftar cek list, daftar ceklis tersebut
akan berisi dengan nama observe, disertai dengan keterangan (YA/TIDAK).
Dengan arti apakah tindakan tersebut memberi pengaruh terhadap klien atau
tidak. Sebelum mengisi daftar ceklis, harus mengisi lembar pretest-posttest
untuk menentukan berpengaruh atau tidaknya tindakan tersebut.
Bulan/Minggu
No Kegiatan Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Konsul proposal KTI
3 Sidang proposal KTI
4 Praktek pengambilan
kasus
5 Konsul hasil KTI
6 Sidang hasil KTI
7 Perbaikan sidang hasil
KTI
8 Pengumpulan hasil KTI