Anda di halaman 1dari 6

Mulyadi, Hipoksia Pada Sirkulasi Pulmonal

Hipoksia Pada Sirkulasi Pulmonal

Mulyadi

Abstrak Hipoxic pulmonary vasoconstriction terutama terjadi pada arteri pulmonalis kecil, dimana hipoksia
alveoli merupakan,faktor penyebab utama. Akibat nyata dari hipoksia alveoli adalah proses muskularisasi pada
arteri pulmonalis berdiameter kurang dari 70 um, yang pada keadaan normal hanya mengandung satu lapisan
elastik tanpa otot polos. Hypoxic pulmonary vasoconstriction pembuluh darah paru menyebabkan hipertensi
pulmonal, hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan serta penyakitjantung kongestif. (JKS 2007; 2: 93-98)

Kata kunci : hipoksia, sirkulasi pulmonal.

Abstract. Hipoxic pulmonary vasoconstriction primarily occurs in small pulmonary artery, where hypoxic
alveoli is a major causative factor. A tangible result of hypoxic alveoli is muscularization process in the
pulmonary artery having diameter less than 70 um, which is normally only contain of one elastic layer without
smooth muscle. Hypoxic pulmonary vasoconstriction in pulmonary arlery causing pulmonary hypertension,
right ventricular dilatation and hypertrophy, also congestive heart disease. (JKS 2007; 2: 93-98)

Keywords : hypoxic, pulmonary circulation.

pada sistim sirkulasi paru, hipoxic


Pendahuluan pulmonary casoconstriction terutama
Sirkulasi paru disamping fungsi utama terjadi pada arteri pulmonalis kecil,
dalam pertukaran 0z dan COz melalui dimana hipoksia alveoli berperan utama.3's
proses ventilasi, diffusi dan perfusi, jrga
sebagai filter bahan toksik metabolisme Hypoxic Pulmonary Vasoconstriction
maupun sebagai reseryoar darah.l'2 Vasokonstriksi paru terjadi dalam
Oksigen berperan pada proses transfer beberapa detik setelah hipoksia alveolar,
energi dalam mitochondria, dengan disertai dengan peningkatan tekanan arteri
bantuan oksigen setiap molekul glukosa pulmonalis, beberapa menit kemudian
akan menghasilkan 30 molekul adenosine diikuti dengan rangsangan terhadap
trifosfat (ATP), bila dibandingkan tanpa chemoreseptor pada carotid body. Pada
oksigen hanya dihasilkan 3 molekul ATP hipoksia kronis ditandai dengan
disertai dengan pembentukan asam laktat meningkatnya rangsangan pada bone
dari setiap molekul glukosa.2'3 marrow, dimana kadar P02 dipertahankan
Oksigen mencapai mitokhondria setelah pada70 - 80 mm Hg, sesuai dengan kurva
r2'5'6
proses diffrrsi melalui kapiler yang dissosiasi oksi - hemoglobin.
diangkut oleh hemoglobin penghantar Staub dkk mendapati hipoksia
oksigen pada mitokhondria tergantung meningkatkan pulmonary vascular
antara lain ventilasi alveoli, rasio ventilasi- resistance pada arteriole dangan diameter
perfusi (V/Q), kadar hemoglobin, PH, 30 50 uffi, penelitian dengan laser
diphosphoglycerate, CO, COz, serta mengkonfirmasikan hypoxic
cardiac output, distribusi dan keadaan vacoconstriction mulai teq'adi pada
pembuluh darah p*o.''o Akibat kurangnya arteriole dengan ukuran 30 - 200 um.2
oksigen memberikan beberapa dampak Penurunan tekanan oksigen pada paru
mengakibatkan depolarisasi resting
membrane potensial pada otot polos
Mulyadi adalah Dosen Bagian Pulmonologi pembuluh darah paru yang berakibat influx
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kttala

93
JURNAL KEDOKTEMN SYAH KUALA Volume 7 Nomor 2 Agustus 2007

Ca. Weir dkk mendapati bahwa hipoksia depolarisasi membrane potensial. Hal ini
menghambat pengeluaran K, terjadi berakibat masuknya Ca dari ekstrasel
penumpukan dalam otot polos arteri melalui voltage - dependent Ca channels
pulmonalis dan mengakibatkan dan terjadi vasokonstriksi.T

MEMIKA}IE POT$TfiIIT IN THI RICULATI ON


' '"'or
i[rnntAt $M00TH l{u$ctu ToNE

lnhibition of K' chlnnllt tluttt rclivrlion of polulium channch tlusct


mcmbttnc hy'ptrpoluizltiort lnd tthtlr
,nimUrmt potlntid drPoluiution
lnd conlnclion 'i
cf chanrel
Ctt' elrmnel"z-1.

cio
Fh, l, l,hmlnnr potntid {l'*lin thc nph
iiin of rin*U rmmth murh tont, Cdrl' cJc*,l
ot*otutir; I'lU'l( rnyudn lidrt'shdn ii'
nu* [, qullibdum Ptentid, 't

rctirmYosin
\
inunuion
I
lorcc gmuuion

plmma ll*'.[4 mV

IflCfibrf,nc lio*.Jl nrV

rterld smooth musclc ccll [r,'t 5[ nrV


[,,*+;59 ntt'

Gambar 1. Membrane Potential In the Regulation Of Arterial Smooth Muscle Tone8

dalam pengaturan tonus dan diameter


Otot polos arteri kecil dan arteriole dari arterial.8
mikro sirkulasi mempunyai peran penting Empat bentuk K-channels yang terdapat
dalam pengaturan resistensi vaskuler serta pada otot polos arteriol yaitu : voltage -
tekanan darah perifer. Mebran potensial dependent K (KV) channels, Ca
dari sel otot polos arterial yang diatur oleh activated K (K Ca) cahnnels, inward
K-channels memegang kendali penting reactivier K (KIR) channels, dan ATP -
sensitive K (K ATP) channels.e

94

Ii
Mulyadi, Hipoksia Pada Sirlailasi Pulmonal

Keadaan hipoksia mengakibatkan terhadap K channels mengakibatka


depolarisasi arteri pulmonalis dan vasokonstriksi. Kv-channels mengafur
membangkitkan action
potential. respon membrane potensial terhadapa
Vasokonstriksi pulmonal dapat dihindari depolarisasi, berperan dalam keadaan
I I'tz
daengan berpindatrnya Ca ke ekstraseluler hipoksia pembuluh daratr paru.
oleh Ca-channels antagonist seperti Kca-channels pada sel otot polos arteriol
verapamil, menggambarkan peran Ca yang berperan dalam perubahan Ca intra seluler
penting dalam respon terhadip hipoksia.ro untuk mengatur me,nrbrane potensial. Kca
Aktivasi K channels pada sel otot polos - channels berperan dalam mengafur
arterial dapat meningkatkan lajunya aliran tingkatan resistensi arteria secara
darah serta menurunkan tekanan darah intrinsik.ll
melalui vasodilatasi, sedangkan hambatan

J,
*rfr
+rdm .f
lMrmbfror
lorpolarlrrdon I

I
I

@J/ Jo l(r rnd


Fig. Ro* dln8rtm of tht FtcIFsod mlm n[ lir,.
rhnnnck

lncrgasa ln
lnlrlccllriler Ca"

'K;.glilg Ki.9h,l.lne
I
lhTr

'^'$16, b\^
NNOOI,

:11
lig. 1 lour typtl o{ 8' churndr in utnirl moli Cr"
o/ tff- Mtnrbtanc
nriuh. I(r' chunrl, vcltagrdcprndent I(' chrnncl; tful Drpohrirrtion 0rpolar ituion
chrnnr! Crl'.rctlvrtd K' churnrll Ih ttrrnnrl inrrT rd
rueiifir(' clrrnndi t(p thrnnd, ITP*mitivt lt' K,r, Chalncl
chlrne!; lhTr" ib*totdri Chfr, chdlbdotorini Tt{,
L,.Qtl.a.Tltl

"'hte^
trtnrlhylunmonfu rnl {*tP, l.rminonaldina

il{*t,5rffi**
'y',I'\'
l"icrntrrnr
t' i'\,
ITP
,l.,.ti HYpoPolrriutioo
\op

Gambar 2. Four types of K* channels in arterial smooth muscles

9s
JURNAL KEDOKTEMN SYUH KUAL4 Volume 7 Nomor 2 Agustus 2007

KIR - channels berperan sebagai faktor Pada fase akut 48 jam pertama sesudah
eksternal Kdengan merangsang hiper fase emboli, perukaran gas pada p.1y
polarisasi dan dilatasi resistensi arteri yang tergantung pada dua mekanisme utama .
dihubungkan dengan proses metabolisme - Anastomose yang terbentuk dalam
sekitar sel dan aliran darah. KATP- menghindari sumbatan.
channels berperan dalam sejumlah - Ventilasi alveoli baru yang terbentuk
vasodilating stimuli, termasuk hipoksia, sebagai kompensasi bronkhokonstriksi
CGRP, dan adenosine. Beberapa obat anti atau atelektasis. ?

hipertensi (seperti minoxidil sulfate, Penelitian Huet dlk mendapati hipoksemia


diazoxide, lemakolin, primadil) bekerja terutama disebabkan oleh gangguan
melalui aktivasi dari KATP - channels.ll'r2 ventilasi-perfrrsi, shunt intra pulmonary
hanya,. akan memperberat apabila telah
Akibat Akut Gangguan Pertukaran Gas terjadi atelektasis atau sebab lain yang
Sirkulasi darah p4ru mendapat sumber dari mengakibatkan terjadinyua pengurangan
arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis, volume paru. Manier dan Castaing
dimana kebutuhan metabolisme jaringan mendapati pola distribusi ventilasi perfusi
paru dipenuhi oleh sirkulasi bronchial sesudah emboli paru akut sangat
y*g -eng*dung darah teroksigenasi.l'
3
tergantung pada cardiac output.e
Terdapat empat sebab utama penurunan Penelitian D'Alonzo dkk terhadap akibat
POz dalarn darah arteri yaitu hipoventilasi, fungsionil yang terjadi pada periode akut
gangguan diffusi, shunting serta gangguan emboli paru dengan memakai teknik
ventilasi - perfusi. Ada dua sebab utama MIGET mendapati dalam 24 jam pertama
retensi CDz yaitu hipoventilasi serta emboli para 20%o dari cardiac output akan
gangguan keseimbangan ventilasi- mengalami shunt, walaupun gambaran
lo
perfusi.2'e' radiologi masih dalam batas normal,
Pada Adult Respiratory Distress sedangkan Manier dan Castiang mendapati
(
\ t.
Syndrome (ARDS), tetjadi kerusakan rata-rata fraction shunt lebih rendah 5,5%
membrane alveol kapiler akibat perubahan meskipun secara individual bervariasi l0 -
histology epitel alveoli, timbul edema paru l5Yo, menjelaskan perbedaan PAOz
dan kemunduran fungsi surfaktan, disebabkan oleh meningkatnya shunt
penumpukan cairan dalam jaringan (perfusi tanpa ventilasi).4' e
interstitial serta alveoli akan menurunkan Sebab lain terjadinya shunt adalah karena
volume gas, selanjutnya terjadi atele*tasis terbentuknya atelektasis pada daerah distal
dan gangguan ventilasi alveoli. Dantzker emboli ditambah dengan berkurangnya
mendapati selain daerah dengan rasio V/Q surfactant, I'a'e' pendarahan dan
yang normal, juga terdapat daerah dengan bronkhokonstriksi.
1o

rasio ventilasi-perfusi (V/O yang sangat Perubahan yang terjadi setelah 2 minggu
rendah hingga nol.a'lo hingga 10 hari emboli paru pada umunnya
Akibat hemodinamik yang ditimbulkan disebabkan oleh proses fibrinolitik, dimana
oleh emboli paru tergantung pada terjadinya edema referfusion setelah
peningkatan resistensi vaskuler serta pemberian fibrinolitik dan 24% dari
keadaan kardiovaskular yang telah ada aliarun darah akan mengalami perfusing
sebelumnya, selain hambatan ventilasi shunt. Hal ini menunjukkan bahwa
pada daerah yang mengalami gangguan reperfusion merupakan faktor penting
perfirsi, emboli paru mengakibatkan teq'adinya banjir di alveoli, melalui
bronkokonstriksi dan atelektasis.e'ro perubahan permeabilitas membrane alveoli
Ditinjau dari akibat emboli paru terhadap akibat penghentian aliran darah dalam
fungsi pertukaran gas dapat dibagi dalam waktu lama.e
fase akut dan fase lanjut. Sebagian kecil penderita, pada tempat
yang rnengalami thrombasis cenderung

96
Mulyadi, Hipoksia Pada Sirkulasi pulmonal

mengalami organisasi dan terbentuk Heath dkk mendapatkan otot polos


endothelial sehingga terjadi sumbtan dan longitudinal pada lapisan intima arteri
berakibat pada hipertensi pulmonal, yang pulmonal kecil serta terbenfuknya otot
sering dikelirukan dengan hipertensi lingkar sirkuler mirip dengan yang
pulmonal primer. Kemunduran dalam didapatkan pada penderita penyakit paru
pertukaran gas ditandai dengan obstruktif kronis yang tinggal pada
ketidaksamaan VA/Q, PO2 yang rendah ketinggian permukaan laut, dimana pada
disebabkan oleh penurunan PVO2 oleh yang teraLrhir ini manifestasinya lebih
karena unit paru yang abnormal atupun sering d,annyata.2'7
oleh karena stafus "cardiovasculal, yang Pada tahun 1987 Anand dkk mendapati
tidak memadai.r'ro sejumlah bayi dan kanak-kanak (berusia 3
- 16 bulan) masyarakat Tibet, yang lahir di
Akibat Hipoksia Kronis. dataran rendah kemudiaff ikut bermigrasi
Akibat klinis hipoksia kronis seperti kedataran dengan ketinggian 3700 m,
vasokonskiksi, perubahan struktur pada setelah 21 bulan kemudian memberikan
terminal arteri pulmonalis, polisitemia, sejumlah gejala, yang kemudian disebut
ikut andil terhadap terjadinya hypoxic sebagai sub acut infantile mauntain
pulmonary hypertension. 12 sickne$s. Gqiala. yang timb-ul mayenrpai
Tekanan alveoli oksigen di bawah 75 mm penderita payah jantung seperti sesak
Hg, sering pada hipoksia kronis karena nafas, bafuk, gelisah, cyanosis, kebiruan
bronchitis kronis, emphysema, keadaan pada wajah dan oliguria. Fisik didapatkan
hlpoventilasi atau hipoksia pada tachycardia, tachipneu, kardiomegali,
ketinggian.6 hepatomegali dan ronchi pada paru.
Hipertensi pulmonal pada ketinggian Pemeriksaan foto thorak didapatkan
dimana tekanan alveoli oksigen dibawah pembesaran jantung namun kadar
75 mm Hg, terjadi bila ketinggian hemoglobin tidak meni ngftat.2
mencapai 21000 m dari permukaan laut. Hasil biopsy post mortem didapatkan
Penduduk di Denver Colorado (1600 m ) pembesaran jantung hiperkofi dan dilatsi
mempunyai tekanan dalam batas normal, ventrikel kanan serta pelebaran dari
namun border line pada penduduk trunkus p-ulmonalis. Histopatologis
Flagstaff Aizona Ql00 m), dan didapatkan perubahan dari arteriole dan
meningkat nyata pada penduduk T eadville venule pulmonalis berupa penebalan oleh
Colorado (3100 rn).''u kmena hipertrofi yang dihubungkan
Akibat nyata dari hipoksia alveoli adalah dengan akibat vasokonstriksi, suafu hal
proses muskularisasi pada arteri yang tidak didapatkan bila dibandingkan
pulmonalis berdiameter kurang dari 70 dengap kelompok confrol dari penduduk
ufi, yang pada keadaan normal hanya Tibet.'
mengandung satu lapisan elastic tanpa otot Terdapat berbagai dugaan patogenesa
polos.2'6 edema paru pada ketinggian antara lain
Penelitian Arias Stella dan Saldana disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
terhadap penduduk Indian Quechue di kapiler oelh karena hipoksia atu oksigen
pegunungan Andes dengan ketinggian radicals, penumpukan cairan melalui arteri
433A m, serta penelitian Heath dkk di pulmonalis kecil oleh karena hipertensi
Quechas Bolivia dengan ketinggian 3800 pulmonal berat, over perfusion oleh karena
m mendapatkan ternyata banyak faktor kerusakan kapiler paru akibat peningkatan
yang mempengaruhi dan ikut berperan tekanan.l
dalam proses remodeling, termasuk variasi Penelitian West dkk. Mendapati hubungan
genetika, dan respon terhadap
^etnik edema paru pada ketinggian disebabakan
ketinggian.2 oleh kerusakan ultra struktur kapiler paru

97
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 7 Nomor 2 Agustus 2007

karena perubatran tekanan pada Daftar Pustaka


ketinggian.e 1. Muther RM. Disorders of Serum Calcium,
Magnesium, and Potassium. Critical Care
Penelitian lainnya terhadap orang dewasa
Review A Concise '' €view. American
dilakukan di pegunungan Himalaya pada College of Chest Physic,ans 1995 : 159 -165
ketinggian lebih dari 6000 m sekana 18 2. Doherty DE. The Pathophysiology of Airway
minggu pada sejumlah tentara yang sehat Dysfunction. American Journal of Medicine
dan berusia rata-rata 22 tahtn. Tidak ada 2004.117: llS-21 S.
keluhan yang timbul hingga 5 minggu, 3. Aldrich TK. Acute and Chronic Respiratory l
Failure. In : Casabuary & Petty T. (Editor$.
namun setelah 11 minggu mulai timbul Principles and Practice of Pulmonary
berbagai macam gejala seperti sesak nafas Rehabilition. WB Saunders Co. Philadelphia
dan edema.2 1993 :124 - 127
Setelah 18 minggu sebagian member 4. Agustini PG. Doria E, Bortone F, Antona C,
gambaran klinis payah jantung congestive Moruzzi P. Sistemic to bronchial blood flow
in heart failure, Chest: 1995: 107,1247 -
dengan edema dan ascites, policytania dan 1252.
papil edema. Foto thorak, EKG dan 5. Anand IS. Hypoxia and the pulmonary
echocardiografi menyokong suatu circulation. Thorax; 1994: 49 supp, 19-24.
kardiomegali, hipertrofi dan dilatasi 6. Gosney JR. The endocrine lung and its
ventrikel kanan, namun tidak didapatkan response to hypoxia. Thorax ;1994:49 Supp,
pembesaran ventrikei kiri ataypun s25 - s26.
7. Maniar G, Castaing Y. Gas exchange
bendungan vena pulmonalis. Setelah abnormalities in pulmonary vascular and
kembali pada ketingglan permukaan laut, cardiac disease. Thorax 1994:. 49,1169 -
pada umumnya dalam tiga hari sebagian 11774.
besar dapat diuresiq secara spontan dan 8. Nelson MT. Q uayle JM. Physiological roles
semua kelainan kembali normal sesudah
and properties of potassium channels in
arterial smooth muschle. Am J Physiol:cell
12 - 16 minggu.2 physiology ;1995:37, c794 - c 822.
Patogenesa dari keadaan ini melibatkan 9. Schukeri GJ, Dropello J, Benyamin, E.
hypoxic pulmonary vasoconstriction Impairment in gas exchange after granulocyte
pembuluh darah paru menyebabkan colony stimulating factor (G-CSF) in a patient
with the adult respiratory distress syndrome.
hipertensi pulmonal, hipertrofi dan dilatasi
Ches[ 1995: 107,267 0 278.
ventrikel kanan serta penyakit jantung 10. Smith P. Ulrs structur of the lung in chronic
kongestif.a hypoxia. Thorax ;1994:48 supp, s27 - s32.
11. Vander RL. Chronic hypoxic pulmonary
Ringkasan hypertension. Chest; 1994: 106,236 - 243.
12. William D. Adaptation and aclimatisation in
Hipoxic pulmonary casoconstriction human and animals at hight altitude. Thorax ;
terutama terjadi pada arteri pulmonalis 1994:49 Suppl, s9 - sl3.
kecil, dimana hipoksia alveoli merupakan
faktor yang berperan utama. Acut hypoxic
pressure respon merupakan tanggapan
intrinsic dari otot polos pembuluh darah
paru yang dihubungkan dengan perubahan
depolarisasi membrane oleh K channels.
Keadaan hipoksia kronis akan
mengakibatkan proses muskularisasi dan
remodeling dari pernbuluh darah paru.

98

Anda mungkin juga menyukai