Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia bisnis telah mengalami banyak transformasi yang mengakibatkan
tingkat persaingan semakin tinggi. Oleh karena semakin ketatnya persaingan di
dunia bisnis itulah yang akhirnya membuat para pembisnis lebih bekerja ekstra
dalam upaya peningkatan usaha bisnisnya. Salah satu faktor yang mengakibatkan
betapa ketatnya persaingan dalam dunia bisnis itu sendiri adalah semakin
hebatnya tekhnologi-tekhnologi canggih yang merajai dunia. Sehingga hal ini
mengakibatkan para pembisnis tertarik untuk merubah sistem kerja yang awalnya
manual kini berubah menjadi sistem kerja modern (digital), dimana semua proses
dalam berbisnis menggunakan tekhnologi manfaat yang didapatpun sangat besar
karena semua urusan berbisnis menjadi semakin mudah dan cepat.
Namun demikian, dibalik dampak positif yang ditimbulakan oleh penggunaan
tekhnologi tersebut maka kita juga perlu mengetahui bagaimana cara mengelola
bisnis yang berbentuk perusahaan digital dengan baik dan benar, serta bagaimana
seharusnya penerapan sistem informasi diberlakukan sehingga diharapkan mampu
memberi manfaat yang baik pula.
Informasi sangat dibutuhkan oleh siapapun, seperti halnya informasi dalam
sebuah perusahaan yang sangat penting dan mendukung kelangsungan
perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat di butuhkan
bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategi sangat terganggu, yang
pada akhir akan mengalami kesalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya.
Perkembangan sistem informasi merupakan salah satu tolak ukur kemampuan
adaptasi suatu perusahaan terhadap perkembangan zaman. Pada era persaingan
global dan kompetisi yang semakinketat, setiap perusahaan harus mampu
melakukan inovasi dalam perkembangan sistem informasiagak efektifitas dan

1
tujuan perusahaan serta daya saing perusahaan dapat terbangun dengan baik.
Dalam pembangunan teknologi dan sistem informasi, perusahaan memerlukan
perubahan yang terus menerus dan berkelanjutan. Teknologi dan sistem informasi
yang merupakan kolaborasi antara teknologi dan informasi dan kominikasi yang
memainkanperan utama pengembangan, sistem informasi merupakan sebuah alat
utama yang digunakan sebagai penentu daya saing suatu perusahaan.

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sistem Informasi Manajemen ?
2. Apa komponen-komponen Komputerisasi SIM ?
3. Apa sistem yang mendukung pembuatan keputusan ?
4. Apa teknologi informasi dan lapangan kerja baru ?
5. Apa teknologi informasi dan kinerja ?
6. Bagaimana menerapkan sistem informasi yang efektif ?
7. Apa kesalahan-kesalahan umum sistem informasi ?

1.3.Tujuan

1. Mengetahui pengertian Sistem Informasi Manajemen


2. Mengetahui komponen-komponen Komputerisasi SIM
3. Mengretahui sistem yang mendukung pembuatan keputusan
4. Mengetahui teknologi informasi dan lingkungan kerja baru
5. Mengetahui teknologi informasi dan kinerja
6. Mengetahui cara menerapkan sistem informasi yang efektif
7. Mengetahui kesalahan-kesalahan umum sistem informasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi sistem informasi manajemen

Istilah sistem informasi manajemen sebenarnya terdiri atas tiga kata kunci,
yaitu sistem, informasi, dan manajemen. Sebagaimana telah disinggung di atas,
cara yang lebih baik untuk memberikan definisi sistem informasi manajemen
adalah dimulai dengan memahami istilah sistem, informasi, dan manajemen.
Selanjutnya, berdasarkan pemahaman yang diperoleh dapat digunakan untuk
memberikan definisi tentang sistem informasi manajemen, yaitu menggabungkan
ketiga kata kunci tersebut.

Sistem Informasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan


subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk
satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang
lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data,
menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya
(processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar
bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat
dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang,
mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut
guna mencapai tujuan.

Jadi, Sistem Informasi Manajemen adalah sistem pendukung manajemen


yang menghasilkan laporan, tampilan, dan respon yang telah dispesifikasi secara
periodik, khusus, berdasarkan permintaan dengan berbasis pelaporan wajib. ( J.
O’Brien )

2.2 Komponen-komponen komputerisasi sistem informasi manajemen

Sistem informasi manajemen adalah seluruh elemen yang membentuk


suatu sistem informasi. Komponen sistem informasi terbagi menjadi tiga, yaitu

4
komponen sistem informasi manajemen secara fungsional dan manajemen secara
fisik.

1. Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fungsional


Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan
teknik pengumpulan data, pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian
informasi yang dibutuhkan untuk manajemen, meliputi:
a. Sistem Administrasi dan Operasional
Sistem ini melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin seperti bagian personalia,
administrasi dan sebagainya dimana telah ditentukan prosedur-prosedurnya dan
sistem ini harus diteliti terus menerus agar perubahan-perubahan dapat segera
diketahui.
b. Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem ini merupaka sistem yang memiliki fungsi untuk membuat dan
menyampaikan laporan laporan yang bersifat periodik kepada para pengambil
keputusan,sehingga para pengambil keputusan memiliki bahan-bahan atau
informasi-informasi yang di perlukan untuk mengambil keputusan dengan benar.
c. Sistem Database
Database adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait
sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data yang
dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan
bebasis berkas. Sistem Database berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan
informasi oleh beberapa unit organisasi, dimana database mempunyai
kecenderungan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga
interaksi antar unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang
dibutuhkan juga akan semakin bertambah. Untuk mengelola basis data diperlukan
perangkat lunak yang di sebut DBMS . DBMS adalah perangkat lunak sistem
yang memungkinkan para pemakai membuat,memelihara, mengontrol, dan
mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efesien.
d. Sistem Pencarian

5
Berfungsi memberikan data atau informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan sesuai dengan permintaan dan dalam bentuk yang tidak terstruktur.
e. Manajemen Data
Manajemen Data adalah bagian dari manajemen sumber daya informasi yang
mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa data:
1.  Data Akurat
2.  Up to Date (Mutakhir)
3.  Aman
4.  Tersedia bagi pemakai (user)
Berfungsi sebagai media penghubung antara komponen-komponen sistem
informasi dengan database dan antara masing-masing komponen sistem informasi.

2.Komponen Sistem Informasi Manajemen Secara Fisik


Komponen Sistem Informasi Manajemen secara fisik adalah keseluruhan
perangkat dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi
manajemen. Komponen-komponen tersebut meliputi:
a. Perangkat keras:
Perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang
sifat alat nya bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang
berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya,
atau yang juga disebut dengan dengan istilah instruction set. Dengan adanya
perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut
dapat melakukan berbagai kegiatan  yang telah ditentukan oleh pemberi perintah.
Hardware memiliki komponen pokok yaitu :
·         Input
·         Pemrosesan (CPU)
·         Penyimpanan
·         Output
b. Perangkat lunak

6
Jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat diliat dan
disentuh oleh manusia, maka software atau Perangkat lunak tidak dapat disentuh
dan dilihat secara fisik..
Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh
komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program
atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. melalui sofware atau
perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah
Perangkat Lunak dibagi menjadi 3 :
Sistem perangkat lunak umum, seperti siste1. sistem pengoperasian dan sistem
manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem computer
Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan
Aplikasi perangkat lunak yg terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk
setiap aplikasi
c. DataBase
Database berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh
beberapa unit organisasi, dimana database mempunyai kecenderungan
berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga interaksi antar
unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga
akan semakin bertambah.
Tujuan utama dari data base adalah:
1.    Menghindari pengulangan data (redudansi)
2.    Mencapai indepedensi data (kemampuan untuk membuat perubahan dalam
stuktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.
Indepedensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi dalam table dan kamus
yang terpisah secara fisik dari program.
d. Prosedur pengoperasian
Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dlm
bentuk fisik seperti buku panduan & instruksi, terdiri dari 3 jenis prosedur
Instruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan
informasi yang akan digunakan
·         Instruksi penyiapan data sebagai input

7
·         Instruksi operasional
e. Personalia pengoperasian
1. Operator
2. Programmer
3. Analisa sistem
4. Personalia penyiapan data
5. Koordinator operasional SIM dan pengembangannya.

2.3 Sistem yang mendukung pembuatan keputusan


Decision Support Systems berfokus pada pengambilan keputusan; untuk
membantu manajemen puncak dan eksekutif pengambilan keputusan dan
bertumpu pada fleksibilitas, adaptabilitas dan jawaban yang cepat yang dapat
dikendalikan oleh pengguna, bahkan menjanjikan untuk dapat memenuhi ‘gaya’
penggunaannya. Rancangan Decision Support Systems yang baik memungkinkan
terjadinya komunikasi dan koordinasi antara berbagai bidang maupun tingkat
manajemen.
Decision Support Systems yang mempunyai komponen dasar subsistem
dialog, data base dan model memungkinkan seseorang pengambil keputusan
untuk menelusuri setiap konsekuensi keputusan dengan berinteraksi secara
leluasa. Hal ini melatarbelakangi pengembangan Decision Support Systems.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Decision Support Systems merupakan suatu
sarana. Oleh karena itu, aspek individu pengambil keputusan dan konteks masalah
yang dihadapi akan turut mewarnai keputusan yang akan diambil. Untuk dapat
mengerti, memanfaatkan, ataupun menyusun suatu Decision Support Systems,
perlu dikenali berbagai pandangan, pendekatan maupun teknik-teknik yang
terkait.

a. Konsep Dasar Pendukung Keputusan


Decision Support Systems merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas
sistem organisasi secara keseluruhan. Pada gambar ini terlihat bahwa sistem pada

8
organisasi tidak mencakup sistem fisik (sistem operasional), sistem manajemen
(sistem keputusan), dan sistem informasi.

Sistem Informasi
Keputusan

Masukkan Keluaran

Sistem fisik (sistem operasional) mencerminkan proses transformasi dari input


(masukkan) menjadi output (keluaran) melalui serangkaian mekanisme/proses
dengan melibatkan sumber daya manusia dan non manusia (mesin, uang, material,
dan data informasi).

Ketepatan keputusan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kelengkapan dan


keakuratan informasi yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan itu
sendiri. Maka peranan sistem informasi sangat penting dalam menyediakan
informasi pendukung keputusan (decision support). Informasi dapat bersifat
vertikal (top-down maupun bottom-up), horizontal ataupun diagonal.

Aliran informasi vertikal secara top-down mencerminkan adanya informasi


strategis yang diartikan menjadi informasi taktis dan operasional. Aliran top-down
ini berasal dari pihak manajemen puncak dan fungsional. Informasi bottom-up
merupakan masukan dari pihak operasional/pelaksana kepada para pengambil
keputusan sebagai umpan balik dari proses yang terjadi di lapangan.

9
Aliran informasi horizontal merupakan pertukaran informasi antar bagian/fungsi
yang posisinya secara struktural berada pada tingkatan yang sama, misalnya
antara manajer produksi dan manajer keuangan. Aliran informasi diagonal dapat
terjadi antara bagian atau fungsi-fungsi organisasi yang secara struktural berbeda
tingkatannya, misalnya antara kepala sekse anggaran (yang secara struktural
berada di bawah direktur keuangan) dengan direktur produksi.

Berdasarkan uraian data, maka Decision Support Systems tidak dapat


dipisahkan dari sistem fisik maupun sistem konsep (data dan informasi).
Kompleksitas sistem fisik menuntut adanya sistem keputusan yang kompleks
pula. Untuk memecahkan masalah yang kompleks, diperlukan suatu model
pengambilan keputusan yang menggunakan instrumen metodologik yang mampu
mengakomodasi masalah-masalah yang multikompleks dengan begitu banyak
pihak yang terkait yang masing-masing mempunyai persepsi dan kepentingan
yang berbeda.

Untuk mempermudah dalam proses pengambilan keputusan maka


diperlukan Decision Support Systems (DSS). Tujuannya adalah untuk membantu
pengambilan keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan
hasil pengolahan data-data yang diperoleh/tersedianya model-model pengambilan
keputusan.

b. Dasar-dasar pengambilan keputusan

Dari beberapa definisi pengambilan keputusan ditemukan bahwa pengambilan


keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan
partisipasi yang terus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat
merupakan pernyataan yang disetujui antara alternatif tersebut, dapat juga
merupakan pernyataan yang disetujui antara alternatif atau antar prosedur untuk
mencapai tujuan tertentu. Pendekatan dapat dilakukan baik melalui pendekatan
yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi, partisipasi/tidak
partisipasi, maupun demokrasi/konsensus.

10
Simmon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses
pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu :

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup


problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis


alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk
mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai alternatif


tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.4 Teknologi informasi dan lingkungan kerja baru

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sering digunakan oleh


para pengusaha terkait pekerjaannya. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya
menyebabkan para pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi
dalam lingkungan kerja. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini
mengakibatkan terjadinya perubahan ritme kerja.Salah satu pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia kerja adalah penerapan
Enterprice Resource Planning (ERP). ERP merupakan salah satu aplikasi
perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam sebuah perusahaan.
Teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia bisnis dimanfaatkan untuk
melakukan perdagangan elektronik atau E-Commerce, perdagangan yang
menggunakan jaringan komunikasi internet.Sementara itu, dunia perbankan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan transaksi

11
melalui internet, misalnya Internet Banking. Transaksi yang bisa dilakukan
melalui Internet Banking, di antaranya transfer uang, pengecekan saldo tabungan,
pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

Singkat kata kegunaan ict dalam dunia kerja adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain.
2. Semakin maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin
membuka lapangan pekerjaan.
3. Bisnis yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-
commercedapat mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan
atau perorangan
4.  Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
kepentingan pendidikan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi banyak
memberikan manfaat buat kita. Teknologi Informasi dapat membantu dalam
pekerjaan / usaha yang diinginkan. Karena dewasa ini, kemampuan dalam
penggunaan teknologi informasi sudah menjadi hal yang sangat vital sekali,
apalagi sekarang ini perusahaan-perusahaan sangat membutuhkan sekali orang
yang berkompeten di bidang teknologi informasi.

2.5 Teknologi informasi dan kinerja


Sistem informasi memiliki peranan yang begitu besar di dalam operasional
manajemen organisasi untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi serta
keberhasilan strategi organisasi (Laudon & Laudon, 2000). Sedangkan di era
globalisasi informasi, penggunaan teknologi informasi dapat menciptakan
keunggulan strategis organisasi (O’Brien, 1996), yaitu mendukung operasional
organisasi, komunikasi kepada internal dan eksternal, melakukan pemantauan
kegiatan kompetitor, pengambilan keputusan manajerial serta lingkungan yang
cepat berubah membuat organisasi bisa berinovasi dan beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan di lingkungan. Selain teknologi informasi yang berkembang

12
harus dibarengi dengan keinginan organisasi secara proaktif memanfaatkan
perkembangan ini dan upaya untuk menciptakan peluang bisnis baru.

Penerapan teknologi informasi dengan tujuan untuk memenangkan


persaingan bisnis pada organisasi organisasi, perlu mempertimbangkan
kompetensi bisnis dalam ketersediaan profesional teknologi yang memiliki
pengetahuan bisnis dan teknologi. Kompetensi ini mencerminkan pengetahuan
tentang bisnis dalam setiap dimensi dan menggambarkan kemampuan para
profesional dalam pengambilan keputusan yang memberikan solusi.

Secara umum, keputusan investasi teknologi informasi diambil dengan


pertimbangan jangka pendek (Tallon, 2004). Teknologi informasi juga mampu
untuk menciptakan dan meningkatkan kinerja organisasi organisasi dalam jangka
menengah maupun panjang (MacFarlan, et al., 1983; Neumann, 1992). Berbagai
penelitian menemukan kecenderungan pada berbagai organisasi untuk melakukan
investasi pada aplikasi strategik, terutama dalam aplikasi yang berhubungan
langsung dengan konsumen (Tallon, et al., 2000). TI akan membawa organisasi
pada kondisi yang menguntungkan yaitu kemudahan memasuki pasar, diferensiasi
produk, dan cost efficiency (Kettinger et al, 1994). Dengan kemudahan tersebut
maka organisasi akan mampu meningkatkan kinerjanya. Jadi pengunaan TI secara
strategik akan mampu membawa organisasi meningkatkan profitabilitas. Berbagai
penelitian yang dilakukan setelah tahun 1995 menunjukkan bahwa terapa
teknologi informasi akan berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi organisasi
(Hann & Weber, 1996; Gates, 1997; Franklin, 1997; Vlosky, 1999; Tam, 1998;
Garvin, 1998; Bhatnagar, 2002; Kohli & Devaraj, 2003; Guo, et al., 2006).

Kinerja organisasi yang bagus pada akhirnya menghasilkan beberapa hasil


karya yang dinikmati kemudian menghasilkan keunggulan bersaing bagi
perusahaan. Keunggulan bersaing yang telah diraih perusahaan seharusnya dapat
terus dipertahankan karena dengan adanya keunggulan makin banyak kompetitor
yang memperhatikan titik lengah perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus
terus konsisten dalam menjaga keunggulannya (Russell & Millar 2014).

13
keunggulan bersaing dapat juga dilihat dengan melalui evaluasi pelanggan yang
dapat diciptakan perusahaan melalui fasilitas-fasilitas pelayanan yang dapat
menampung segala macam keluhan atau saran yang ditujukan konsumen untuk
perusahaan demi perbaikan menuju yang lebih berkualitas. Pengaturan strategi
yang baik menjadi kunci kesuksesan bagi perusahaan untuk dapat menjadi yang
terdepan dengan adanya antisipasi dalam persaingan pasar (Tarabieh, et al., 2015).

Komponen kinerja organisasi adalah kinerja pasar dan kinerja keuangan


yang dapat dan laba atas investasi dan laba bersih untuk kinerja keuangan.
Dimensi lebih lanjut dalam pengukuran kinerja yang berdasarkan sumber data
kinerja. Data primer yang dikumpulkan langsung dari perusahaan ke sekunder
Data yang dikumpulkan dari sumber eksternal dan database. Dalam kepuasan
pelanggan, jumlah keluhan, penjualan dan pangsa pasar untuk kinerja pasar.
Singkatnya, kinerja organisasi adalah membangun multi dimensi mulai dari
kinerja keuangan atau kinerja pasar di perusahaan sempit untuk kinerja organisasi
di luasnya. Kinerja organisasi harus diukur secara subjektif bila memungkinkan
untuk memeriksa pengaruh bahwa orientasi pelanggan dan layanan tambahan
memiliki lebih dari itu (Tarabieh, Saaed M.Z A, 2015).

Contoh studi kasus peranan teknologi informasi dalam kinerja organisasi


adalah yang terjadi pada Amazon. Awalnya hanya bermula dari menjual buku
secara online, Amazon.com merambah penjualan beragam produk lainnya mulai
dari CD musik, pakaian serta penggunaan teknologi berbasis layanan komputasi
awan (cloud computing). Amazon juga dinilai berhasil dalam membentuk pangsa
pasar e-book reader dan e-book  dengan diluncurkannya Kindle, e-book
reader yang laris. Satu hal lagi Amazon selain fokus kepada produk juga fokus
kepada layanan pelanggan. Situs Amazon.com yang “user friendly” dan kaya fitur
(review produk, saran produk terkait) menjadi toko tempat belanja yang unik.
Dengan costumer service Amazon yang handal dan pengiriman barang yang kilat
menjadikan Amazon.com mampu “menjaring” banyak pelanggan loyal.

14
Amazon.com  secara berkala melaksanakan “A/B experiments” yang
merupakan pengujian atas halaman web dengan memberikan versi berbeda dari
satu halaman pada satu waktu tertentu kepada pengunjung situs web. Amazon
melakukan 200 sampai 300 eksperimen setiap harinya dan juga memonitor
aktivitas yang dilakukan pengunjung/ pelanggan Amazon dapat memberikan
kontribusi teknologi informasi terhadap perusahaan sehingga mempengaruhi
kinerja perusahaan yang sangat baik dan juga dengan “teknologi one-click” dinilai
mampu melakukan “quantum leap” mengenai cara bisnis retail modern.
Penggabungan teknologi internet, layanan pelanggan dan sistem suplai juga
dinilai yang sangat efisien (Wagenugraha, 2011).

Kita lihat sekarang sudah banyak perusahaan retail seperti yang


menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu kebutuhan primer. Bisa
dibilang semua perusahaan retail. Perusahaan yang menengah ke bawah
pemanfaatannya memang tidak semaksimal perusahaan menengah ke atas karena
keterbatasan biaya modal atau sumber daya. Tetapi walaupun mereka hanya
menggunakan media sosial untuk memasarkan, itu juga termasuk bagian
pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Dengan
pemanfaatan tersebut pelanggan tidak hanya dari wilayah sekitar tapi bisa seluruh
negeri bahkan luar negeri. Berbeda dengan perusahaan yang masih memasarkan
lewat media cetak atau pun sekedar dari mulut ke mulut. Pendapatan yang
dihasilkan tidak sebanding dengan usaha mereka memasarkan dengan cara
konvensional di era teknologi informasi seperti saat ini.

2.6 Menerapkan sistem informasi yang efektif

Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan informasi.


Demikian pula sebaliknya, semua kegiatan menghasilkan informasi, baik yang
berguna bagi perusahaan yang melaksanakan kegiatan tersebut maupun bagi
perusahaan lain diluar perusahaan yang bersangkutan, oleh sebab informasi
berguna untuk semua macam dan bentuk kegiatan dalam perusahaan.

15
Apabila sistem informasi manajemen dirancang dan dilaksanakan dengan
baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh manajemen perusahaan,
yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses
pengambilan keputusan manajemen. Karena sistem informasi manajemen
menyediakan informasi bagai manajemen perusahaan dimana sistem informasi
manajemen tersebut dilaksanakan.
  Sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan informasi
memegang peranan penting. Pentingnya peranan informasi bagi pemimpin adalah
untuk mengambil keputusan sebagai dasar tindakan di masa mendatang. Suatu
keputusan yang dihasilkan dengan tidak berdasarkan pada penggunaan informasi
yang tepat akan berakibat pada pengambilan keputusan yang cukup fatal dan tidak
dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Manajemen menggunakan informasi untuk dua tujuan yaitu perencanaan
dan pengawasan. Perencanaan terjadi sebelum pelaksanaan aktivitas organisasi.
Tujuan yang ditentukan oleh proses perencanaan harus dicapai dengan aktivitas
itu. Meskipun perencanaan meliputi semua tingkat organisasi, tetapi kebanyakan
terjadi pada tingkat keputusan strategis dan taktis.
Perencanaan banyak bergantung pada peramalan dan dan informasi dari
luar. Pengendalian merupakan hal mebandingkan hasil aktual dengan rencana
yang ditentukan pada proses perencanaan. Demikian pentingnya peranan sistem
informasi manajemen dalam usaha pencapaian tujuan, sehingga jelaslah bahwa
penggunaan dari sistem informasi manajemennya harus dikaitkan dengan usaha-
usaha modernisasi, sedang proses modernisasi hanya dapat terjadi bila ditarik
manfaatnya dari kemajuan yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam manfaat dan peranan sistem informasi manajemen seorang
pemimpin dapat mengikut sertakan orang lain dalam arti memikirikan masalah
bersama-sama dan bersama pula bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan
perusahaan
Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sistem
informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu, mereka pun selalu berusaha

16
melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan sistem informasi yang
digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan karena sistem informasi
memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis mereka.
Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah..

1. Mendukung Operasi Bisnis .


Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem
informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis
sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka
kemampuan Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan
informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.

2. Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.


Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager
menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat
membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk
mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu
para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih
bermakna.

3. Mendukung Keunggulan Strategis.


Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran
strategis  perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.

2.7 Kesalahan kesalahan umum sistem informasi

Faktor-Faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Sistem Informasi bagi organisasi


atau perusahaan dalam peranan pemanfaatan sistem dan teknologi informasi
tergantung bagaimana perusahaan tersebut menggunakannya. Penerapan sistem
informasi yang tidak tepat dan kurang optimal akan berimplikasi pada kegagalan
dan kerugian bagi organisasi atau perusahaan. Sistem informasi bagi suatu

17
perusahaan dapat memberikan banyak peranan mulai dari peranan dalam
fungsional proses bisnis hingga pada penciptaan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan tersebut.

Secara umum kesalahan kesalahan sistem informasi sebagai berikut:

1) Tidak bisa mendefinisikan tujuan yang ingin dicapai dengan jelas. Dalam
sebuah perusahaan, tujuan yang jelas akan menjadi tali penuntun bagi
setiap orang sehingga bisa melakukan pekerjaan atau tanggung jawab
mereka dengan sebaik-baiknya.Namun, sering ditemukan bahwa para
pimpinan tidak bisa memberikan informasi yang jelas mengenai tujuan
yang ingin dicapai. Hal ini membuat para bawahan tidak bisa menentukan
prioritas yang jelas dan akhirnya mereka tidak bisa bekerja dengan
maksimal
2) Melakukan rekruitmen yang tidak efektif. Wajah baru dalam setiap
perusahaan tentunya diharapkan bisa membawa tenaga, ide dan
kemampuan baru ke dalam perusahaan tersebut terutama saat beban kerja
sedang banyak-banyaknya.Namun, hal ini tidak akan tercapai bila proses
rekruitmen dilakukan dengan tidak efektif atau terburu-buru. Hal seperti
ini justru akan menambah beban kerja karena semakin banyak orang yang
perlu mendapat perhatian lebih. Rekruitmen yang efektif adalah kuncinya
sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai
3) Penggunaan feedback yang kurang maksimal. Untuk meningkatkan
efisiensi dan performa kerja dari sebuah tim atau dari setiap karyawan,
pemberian feedback sangatlah diperlukan. Feedback yang dimaksudkan di
sini bisa bersifat positif dan juga negatif. Pemberian feedback ini harus
dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari masalah yang lebih besar
untuk kesalahan yang terjadi atau bisa juga untuk meningkatkan moral dari
seluruh anggota tim untuk keberhasilan yang berhasil dicapai
4) Tidak mempercayai anggota tim  yang lain. Dalam sistem manajemen
sebuah perusahaan, kepercayaan adalah salah satu hal krusial. Banyak
pemimpin atau manajer yang tidak mempercayai anggota tim atau

18
bawahan mereka untuk melakukan sebuah pekerjaan tertentu.Mereka
berpikir bahwa tidak ada orang lain yang bisa mengerjakan pekerjaan itu
sebaik mereka dan pada akhirnya menolak untuk mendelegasikan orang
lain untuk pekerjaan tersebut. Hal ini akan berujung pada bertumpuknya
masalah yang ada dan tidak bisa diselesaikan sendirian. Bisa dibayangkan
apa yang akan terjadi bila hal ini terjadi. Mendelegasikan orang lain untuk
melakukan sebuah pekerjaan merupakan salah satu bentuk kepercayaan
dan juga salah satu teknik untuk menghindari bertumpuknya masalah.
5) Tidak mendengarkan. Hal ini adalah sebuah kesalahan yang umum
dilakukan bukan hanya dalam sistem manajemen sebuah perusahaan
namun pada hampir semua aspek pekerjaan. Seorang manajer hendaknya
mau meluangkan waktu untuk mendengarkan nasihat, saran, kritik ataupun
pujian dari pihak yang lain termasuk dari bawahan mereka.Kemampuan
untuk mendengarkan dengan sungguh bisa menjadi suatu hal yang
membedakan antara kerjasama tim yang sukses dan tidak. Gagal untuk
mendengarkan bisa menjadi sebuah tanda bahwa seorang pimpinan tidak
bisa menunjukkan penghargaan mereka terhadap orang lain. Selain itu,
para pemimpin melewatkan peluang besar yang mungkin berasal dari ide-
ide sederhana bawahan mereka
6) Tidak memahami motivasi atau hal yang mendorong setiap orang untuk
memberikan performa mereka yang terbaik. Tidak semua orang bekerja
untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Beberapa dari mereka
memiliki hal lain yang memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik dan
hal inilah yang perlu dikenali dan dipahami. Menyediakan sebuah
lingkungan kerja yang mendukung akan membuat perbedaan dalam
lingkungan kerja itu sendiri.Gagal untuk mengenali motivasi apa yang
mendorong para pekerja bisa berakibat buruk dan bisa membuat karyawan
yang potensial untuk mundur atau keluar dari perusahaan itu.

19
Kegagalan Sistem Informasi lainnya
 
Ada beberapa hal yang menyebabkan gagalnya sebuah proyek. Bisa jadi di antara
hal tersebut adalah sesuatu yang sangat kecil tetapi berakibat fatal jika dilupakan
atau disepelekan oleh developer yang membangun sebuah sistem. Dalam tulisan
ini penyebab kegagalan dibagi dalam tiga kategori, yaitu faktor Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Manajemen, Teknis dan Peralatan, dan faktor lain.

Faktor Sumber Daya Manusia

1. Kemampuan Pengguna

Dalam membangun sebuah sistem informasi tentunya dibutuhkan skill


yang memadai. kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan
kinerja, bahkan menjadi hambatan jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya
manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada
perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan
sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten
dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut
telah diterapkan.

2.Perencanaan yang tidak matang

Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai


aspek, oleh karna ini perencanaan yang memadai merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Jika
suatu pengembangan dan penerapan sistem informasi tidak didukung dengan
perencanaan yang memadai, maka dapat menyebabkan tidak terpenuhinya
keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Tanpa adanya
perancanaan yang matang penerapan sistem informasi dapat menjadi hal yang sia-
sia.

20
Pada kenyataannya sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi
kurang sensitif  terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus
pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan
perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem
informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Oleh
karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan
implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap
sistem yang dikembangkan.

3. Kurang komunikasi antara pengguna (end user) dengan perancang sistem


informasi 

Kesalahan teknis dalam pengaplikasian sistem informasi dapat berakibat


pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan, apabila sistem
informasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan teliti, maka besar
kemungkinan sistem tersebut akan memiliki kesalahan/kelemahan teknis yang
membuat sistem tidak mampu bekerja secara normal ataupun sesuai dengan yang
diharapkan. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi dari user, serta
hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang
menguntungkan dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan sistem informasi.
Sikap tersebut akan menentukan tindakan, dan berkaitan dengan tingkat
penggunaan serta kepuasan terhadap sistem tersebut. Melibatkan pengguna dalam
desain dan operasi sistem informasi adalah salah satu alternatif yang tepat untuk
mendukung keberhasilan sistem informasi pada perusahaan. Pengguna akan
memiliki kempatan untuk dapat mendisain sistem tersebut sesuai dengan
kebutuhannya dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasilnya.

4. Harapan dan Tujuan Sistem yang kurang jelas

Selain berbagai hal diatas, penyebab kegagalan lainnya adalah bahwa


terkadang perusahaan tidak memiliki harapan dan tujuan yang jelas dari

21
penerapan sistem informasi, hanya sekedar mengikuti perkembangan zaman atau
untuk mengikuti tren penggunaan teknologi sistem informasi. Oleh karena itu
perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu apa yang ingin dicapai dan
usaha yang gigih dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau
penerapan sistem informasi dapat terjadi.

5. Kurangnya Komitmen

Komitmen yang kurang di dalam mengerjakan proyek dapat menyebabkan


pembangunan proyek menjadi terhambat bahkan mengalami kegagalan.
Komitmen ini bukan hanya dimiliki oleh developer, tetapi harus dimiliki oleh
setiap pihak yang berkaitan dengan sistem yang akan dibuat.

Faktor Teknis

4.1 Kesalahan Teknis dalam aplikasi sistem informasi


Kesalahan teknis dalam pengaplikasian sistem informasi dapat berakibat pada
kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan, apabila sistem
informasi yang dibangun tidak dikerjakan (diterapkan) secara cermat dan teliti,
maka besar kemungkinan sistem tersebut akan memiliki kesalahan/kelemahan
teknis yang membuat sistem tidak mampu bekerja secara normal ataupun sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini bila tidak diperhatikan secara seksama akan
mengakibatkan kegagalan dalam sistem informasi di perusahaan.

4.2 Penerapan sistem informasi yang tidak tepat

Sistem informasi bagi suatu perusahaan dapat memberikan banyak peranan mulai
dari peranan dalam fungsional proses bisnis hingga pada penciptaan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan atau kegagalan pemanfaatan
sistem dan teknologi informasi bagi organisasi atau perusahaan dalam peranan
tergantung bagaimana perusahaan tersebut menggunakannya. Penerapan sistem

22
informasi yang tidak tepat sesuai peruntukannya dan kurang optimal akan
berimplikasi pada kegagalan dan kerugian bagi organisasi atau perusahaan.

4.3 Data yang digunakan


Hal lain yang tidak jarang luput dari penerapan sistem informasi adalah sistem
data. Data juga merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam sebuah
sistem informasi. Karena output yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi
bermula dari input data. Sehingga, kurangnya perolehan data (data tidak lengkap
atau kurang memadai) dan pengolahan serta keakuratan data dapat memicu
kegagalan dari sebuah sistem informasi yang dibangun oleh suatu perusahaan.
Kurangnya input data dari end user dapat mengakibatkan kesalahan informasi
yang akan dihasilkan, dimana informasi tersebut akan sangat membantu user
dalam melakukan suatu tindakan.
4.    Kurangnya sistem Pengamanan
Sistem Pengamanan (security) merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran
teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program,
pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan
terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik-
teknik dan peralatan-peralatan untuk mengamankan perangkat keras dan lunak
komputer, jaringan komunikasi, dan data
5.    Kesalahan (errors)
Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang sangat
mengganggu dan menghancurkan catatan atau dokumen, serta aktivitas
operasional organisasi. Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat
terjadi di berbagai titik di dalam siklus prosesnya, misalnya: pada saat entri-data,
kesalahan program, operasional komputer, dan perangkat keras

Faktor Lain
Yang termasuk faktor lain adalah hal-hal diluar faktor SDM maupun
teknis dan peralatan, faktor tersebut adalah bencana yang tidak diduga/
diharapkan akan terjadi. Perangkat keras komputer, program-program, file-file

23
data, dan peralatan-peralatan komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh
karena adanya bencana, seperti: kebakaran, hubungan arus pendek (listrik),
tsunami, dan bencana-bencana lainnya. Jika bencana ini menimpa, mungkin perlu
waktu bertahun-tahun dan biaya yang cukup besar (jutaan dan bahkan mungkin
milyaran rupiah) untuk merekonstruksi file data dan program komputer yang
hancur.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen


mengambarkan hubungan kedua aspek tersebut perusahaan sebagai penggerak
(drive) terhadap sistem informasi bisnis,sedangkan informasi perusahaan akan
menjadi penentu (enabler) kinerja perusahaan tersebut. Sistem informasi terbentuk
dari komponen-komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan perangkat manusia (brainware). Perusahaan yang tertarik untuk
melakukan IOS, memiliki alasan populer yang mendasarinya, yaitu: Program
baru  (New programme); Tujuan diadakan kerjasama antar perusahaan adalah
untuk menghasilkan produk/jasa. Pelayan baru (New service); disamping
sarananya pelayanan perusahaan yang bersifat fisik, pelayan baru juga mungkin
ditawarkan oleh perusahaan yang bekerjasama.Efisiensi; alasan mengadakan
kerjasama antarperusahaan. Dalam hal ini ada tiga kunci utama yang mendukung
teknologi informasi yang dapat dijadikan aset perusahaan dalam jangka
panjang: Sumber Daya Manusia, yaitu para staf penanggung jawab perencanaan
dan pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan, sehingga para
staf tersebut benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap pengoperasian
teknologi informasi. Teknologi, Seluruh infrastruktur teknologi informasi,
termasuk perangkat lunak dan perangkat keras dipergunakan secara bersama-sama
dalam proses operasional perusahaan. Relasi, adalah hubungan teknologi
informasi dengan pihak manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan
(decision maker).

Sistem informasi manajemen merupakan satu upaya untuk mengolah


seluruh masukan (input) berupa laporan-laporan/data yang dipergunakan oleh
pihak manajemen untuk diproses dan kemudian diambil keputusan tentang
strategi-strategi pelaksanaan operasional dalam perusahaan. Dengan sistem
informasi manajemen yang baik akan memberikan pengaruh terhadap

25
pelaksanaan tugas-tugas yang dilakukan oleh para karyawan. Dengan sistem
informasi manajemen ini juga maka sesuai dengan hasil penelitian memiliki
korelasi yang erat atau tinggi terhadap efektivitas pengambilan keputusan.
Struktur organisasi merupakan struktur yang berlaku dalam perusahaan
dan memberikan pengaruh terhadap efektivitas pengambilan keputusan.
Dengan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan ini maka akan
semakin lebih efisien dalam pengambilan keputusannya. Contohnya struktur
organisasi yaitu struktur organisasi yang mana dalam struktur organisasi garis
ini sistem komando atau perintah berasal dari pimpinan yang kemudian
dilanjutkan kepada seksi dan subseksi untuk dilaksanakan dalam bentuk kerja.
Organisasi garis lebih mudah pertanggungjawaban kerjanya disebabkan garis
perintah yang jelas dan terpusat kepada pimpinan dalam organisasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

 Amsyah, Zulkifli. 1982. MANAJEMEN SISTEM INFORMASI. Jakarta:PT


Gramedia.
 Humdiana, Evy Indriyani. 2005. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.
Yogyakarta:Graha ilmu.
 Hutauruk, Gunawan. 1984. SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJEMEN
MODERN. Jakarta:Erlangga.
 http://arisuhari.blogspot.com/2011/10/komponen-komponen-sistem-
informasi.html
 http://infopelatihanmanajemen.com/2014/04/kesalahan-manajemen-yang-
umum-terjadi/
 http://file.upi.edu/direktori/FPIPS/
 http://greeaone.wordpress.com/2010/09/27/komponen-komponen-pendukung-
sim/
 http://ti-blog92.blogspot.com/2012/01/manfaat-ict-atau-teknologi-
informasi.html/
 https://www.dictio.id/t/peran-teknologi-informasi-dalam-peningkatan-kinerja-
organisasi/10442/2

27
28

Anda mungkin juga menyukai