Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI

BAB X
FARMAKOTERAPI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

KELOMPOK 1 / 4C :
NI KOMANG TRISNA PUTRI (181095)
PANDE PUTU GEDE ADITYA (181096)
NI MADE SUDANIANTARI DEWI (181097)
PUTU ALDIAN PUTRA WARDANA (181098)
NI PUTU ISTRI PUTRI LANTIANI (181099)

DOSEN PENGAMPU :

HERLEEYANA MERIYANI, S. FARM., M. SC., APT.

NI NYOMAN WAHYU UDAYANI, S. FARM., M. SC., APT

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
FARMAKOTERAPI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Kasus 1

Wina (27 tahun) datang ke apotek dengan keluhan mual dan muntah. Diketahui saat ini
Wina sedang mengandung 11 minggu. Kondisi mual muntah memburuk sejak seminggu
terakhir. Sejak kemarin Wina mengeluh demam, kondisi demam hanya ditangani dengan
kompres saja karena pasien takut mengkonsumsi obat.

Hasil pemeriksaan : suhu tubuh 380C, TD 120/80, RR 22 x permenit, nadi 80 x permenit.

Pertanyaan :

a. Bagaimanakah penggunaan obat pada trimester pertama kehamilan?


b. Obat apakah yang anda sarankan untuk pasien Wina?

Jawaban :

Berdasarkan metode SOAP :

1. Subjektif
Nama pasien : wina (20th)
Keluhan : mual dan muntah yang disertai deman
2. Objektif
Suhu tubuh : 380C
Tekanan darah : 120/80
Respirasi : 22 x permenit
Nadi : 80 x permenit
3. Assessment
a. Pasien mengalami keluhan dengan suhu 380C
b. Pasien mengalami mual dan muntah
c. Pasien sedang mengandung 11 minggu atau trimester pertama
4. Plan
a. Penggunaan obat pada trimester pertama.
Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan .
Pada masa kehamilannya, ibu hamil memerlukan terapi obat karena gangguan
kesehatan ,baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan proses
kehamilan. Hingga 86 % ibu hamil dilaporkan menggunakan beberapa jenis obat
selama kehamilan dengan rata- rata obat 2,9 obat tiap pasiennya. Untuk
menghindari efek obat yang tidak diinginkan terhadap janin, pemilihan dalam
menggunakan obat pada ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan. Dalam
upaya pencegahan terhadap efek yang tidak diharapkan, badan pengawasan obat
dan makanan Amerika, United States Food and Drug Administrasion (FDA) pada
tahun 1979 mengklasifikasi keamanan obat terkait kehamilan kedalam beberapa
golongan yakni, kategori A, B, C, D dan X. Pada trimester pertama gejala mual
dan muntah yang paling sering dialami oleh ibu hamil adapun obat yang dapat
diberikan yaitu obat sintetik yang sering digunakan adalah obat golongan antihistamin,
metoklopramid, tropisetron, ondansetron.
b. Obat yang dapat disarankan kepada ibu hamil untuk mengatasi mual dan muntah
pada trimester pertama yaitu vitamin B6 sebagai lini pertama yang Rekomendasi
dari The American College of Obstretricians and Gynecologists (ACOG). Jika
obat lini pertama ini tidak memberikan efek maka dapat diberikan obat lini kedua
yaitu berupa golongan antagonis dopamin, seperti domperidone, dan dapat
diberikan obat ondansetron sebagai lini terakhir jika gejala mual muntah tidak
berkurang.
• Kepada pasien wina dapat disarankan untuk minum vitamin B6 dengan
dosis yang dikutip dari laporan kesehatan dari University of Michigan,
ibu hamil dapat mengatasi morning sickness dengan mengonsumsi
10-25 mg vitamin B6 sebanyak tiga kali sehari .
• Pasien wina juga dapat diberikan terapi non farmakologi yaitu
dengan memberikan rebusan air jahe dimana Jahe dapat mengatasi
mual pada morning sickness selama kehamilan, terutama pada hari-hari
awal.
• Untuk penurun demam yang dapat diberikan kepada pasien yaitu
paracetamol sebagai obat lini pertama. Asetaminofen (Paracetamol)
adalah obat yang paling sering dipakai selamakehamilan. Dipakai pada
semua trimester kehamilan untuk jangka waktu yang pendek, terutama
untuk efek analgesik dan antipiretiknya. Obat ini tidak memilikiefek anti
inflamasi yang berarti.
Kasus 2

Ketika memasuki usia kandungan 30 minggu wina ( pasien yang sama dengan khasus 1)
mengeluh sulit BAB. Wina sudah tidak BAB selama 3 hari, kemudia dia datang ke apotek
untuk membeli obat bebas. Salah seorang rekan kerjanya menyarankan wina
mengkonsumsi dulcolac tab (Bisakodil 5 mg) sebanayak 2 tab sebelum tidur.

Pertanyaan :

a. Bagaimana Pendapat Anda dengan Kasus ini ?

b. Apabila anda adalah TTK di apotek tersebut obat apakah yang anda sarankan
untuk wina?

Jawab :

a. Obat yang disarankan merupakan pencahar feses yang keras, Bisacodyl, turunan
diphenylmethane, secara langsung mengiritasi otot polos usus, kemungkinan
pleksus intramural kolon, sehingga merangsang peristaltik. Ini mengubah sekresi
air dan elektrolit, menghasilkan akumulasi cairan usus bersih dan merangsang
defekasi. Jika dilihat dari segi kategori bisacodyl merupakan kategori C pada
kehamilan yaitu sutdi pada binatang meninjukan adanya efek samping pada janin
(teratogenik atau embriosida) dan strudi terkontrol pada wanita dan binatang
percobaan tidak tersedia atau tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya
boleh diberikan jikabesarnya manfaat teraupetik melebihi besarnya resiko yang
terjadi pada janin. Dapat disimpulkan pemberian dulcolac pada pasien harus
dengan pertimbangan sesuai dengan petunjuk dokter atau dapat diberikan obat
lain yang tidak memiliki efek pada janin sebagai referensi pengobatan.

b. Analisa SOAP

1. Subjektive : Wina (27 tahun) memasuki usia kandungan 30 minggu.


Mengeluh sulit BAB, Wina sulit BAB selama 3 hari.

2. Objektive : -
3. Asessment : Pada minggu ke-9 usia kehamilan, kesulitan untuk buang air
besar sering terjadi dan hampir semuanya disebabkan oleh tingginya kadar
hormon-hormon di dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot usus
halus (Ana, 2010). Sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil mengalami
konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga masa
kehamilan (Herawati, 2012). Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan
peristaltik disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat
pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan
motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi
(Varney, dkk, 2007).

• Tepat Indikasi

Sesuai dengan analisa dan dugaan diatas pasien mengalami


konstipasi saat kehamilan berusia 30 minggu, obat yang dapat
disarankan yaitu obat yang mengandung laktosa dengan kategori
B untuk ibu hamil dengan cara kerja Laktulosa meningkatkan
peristaltik dengan menghasilkan efek osmotik di usus besar
dengan distensi yang dihasilkan. Dalam ensefalopati hepatik, ini
mengurangi penyerapan ion amonium dan senyawa nitrogen
beracun lainnya, yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi
amonia darah.

• Tepat pasien

Dengan deskripsi yang sibutkan diatas pasien dalam keadaan


hamil dengan usia 30 minggu, dipilihkan obat dalam bentuk sirup
yang memiliki efek absorpsi lebih cepat dari sediaan padat / tablet,
pemilihan obat juga memiliki kategori B yang masih diberikan
pada ibu hamil.

• Tepat Dosis
Dosis yang tepat untuk laktulosa pada Dewasa: Sebagai 3,335 g /
5 mL larutan: Awalnya, 30-45 mL 3-4 kali sehari, dapat
disesuaikan seperlunya untuk mencapai 2 atau 3 tinja lunak setiap
hari, pemberian obat dapat dipantau sesuai dengan efek teraupetik
atau di sesuaikan dengan kebutuhan pasien.

• Tepat Obat

Dari dugaan yang kami dapat , laktosa dengan kategori B untuk


ibu hamil dengan cara kerja Laktulosa meningkatkan peristaltik
dengan menghasilkan efek osmotik di usus besar dengan distensi
yang dihasilkan. Dalam ensefalopati hepatik, ini mengurangi
penyerapan ion amonium dan senyawa nitrogen beracun lainnya,
yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi amonia darah.

• Waspada Efek Samping

Efek samping yang harus diwaspadai dari obat laktulosa adalah


adanya reaksi keram perut, perut kembung, perut terasa tidak enak.

4. Plan

Pasien diberikan obat Laktulosa dalam sediaan sirup dengan dosis 1-3
kali sehari atau sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan reaksi
yang terjadi.

Edukasi :

Non farmakologi

Pasien disarankan agar banyak mengkonsumsi makanan yang banyak


mengandung serat seperti buah sayur dan bisa juga dari kacang-
kacangan, banyak mengkonsumsi air putih setiap harinya demi menjaga
cairan tubuh, dan hindari makan yang pedas dan kemungkinan membuat
feses atau kotoran menjadi keras,

Kasus 3
Tiga bulan setelah melahirkan wina datang ke dokter dengan keluhan sesak nafas. Saat
ini wina tengah menyusui anaknya. Sebelum datang ke dokter wina sudah menelusuri
obat asma lewat internet dan menyimpulkan hendak membeli asmasoho (theophylin).

Riwayat penyakit sekarang : sesak nafas disertai suara mengi. Sesak mulai disarankan
setelah bersih-bersih rumah hari ini.

Riwayat penyakit : memiliki asma sejak usia 10 tahun

Riwayat keluarga : memiliki seorang nenek yang menderita asma

Pertanyaan :

a. Apakah yang akan anda lakukan apabila anda menjadi TTK di apotek tersebut ?
b. Berdasarkan pustaka obat apakah yang aman dan dapat anda sarankan untuk kasus
3?

Jawaban :

Analisis Menggunakan Metode SOAP

a. Subjective
Pasien mengeluh sesak nafas setelah tiga bulan melahirkan dan saat ini pasien sedang
menyusui anaknya. Pasien mengalami sesak nafas terjadi saat bersih-bersih rumah, sesak
nafas yang dialami pasien disertai suara mengi.

b. Objective
Pasien memiliki asma sejak usia 10 tahun dan memiliki keluarga yang menderita
menderita asma, pasien telah menelusuri penggunaan obat melalui internet secara mandiri
dan memutuskan membeli asmasoho dengan kandungan aktif theophylline.

c. Assesment

Dari kasus ini, diduga pasien mengalam asma akut setelah terpapar allergen yaitu debu
setelah bersih-bersih rumah. Allergen tersebut memicu kambuhnya asma. Pasien telah
melakukan penelusuran andiri mengenai obat yang akan digunakan dan memutuskan
membeli asmasoho dengan kandungan zat aktif theophylline. Untuk mengetahui apakah
obat tersebut aman makan dapat dianalisis dengan 4T 1W yaitu :
1. Tepat Indikasi
Dimana pengobatan yang dipilih kurang tepat dengan indikasinya. Asthma
Soho efektif untuk meringankan dan meredakan
serangan asma bronkial. Asthma Soho mengandung kombinasi Theophylline
dan Ephedrine HCL. Theophylline mempunyai efek melemaskan otot polos
dan merangsang susunan saraf pusat dan termasuk ke dalam golongan
methylxanthines yang digunakan untuk terapi pemeliharaan jangka panjang,
sehingga tidak cocok apabila digunakan untuk terapi serangan akut yang
dialami pasien.
2. Tepat Obat
Dilihat berdasarkan keluhan dari pasien, Asma Soho bukanlah obat yang
tepat untuk pasien yang mengalami serangan akut dan sedang menyusui. Hal
ini disebabkan kandungan dari Asma Soho, yaitu teofilin di ekskresikan
melaui ASI, berdasarkan PIONAS, dilaporkan terjadi iritabilitas pada bayi.
3. Tepat Dosis
Tidak dapat dianalisis dikarenakan pasien tersebut baru berencana untuk
membeli obat Asma Soho tersebut.
4. Tepat Pasien
Dalam hal ini obat dalam bentuk oral dengan kandungan teofilin tidak
tepat untuk pasien yang sedang menyusui.
5. Waspada Efek Samping
Sangat dikhawatirkan terjadi efek samping yang tidak diinginkan dari
pemberian teofilin pada ibu yang sedang menyusui karena dapat
menyebabkan iritabilitas pada bayi. Hal ini juga berlaku pada kombinasi
efedrin yang ada dalam Asma Soho. Pada PIONAS, dilaporkan iritabilitas
pula dan gangguan tidur.
d. Plan
Dari penilaian yang telah dilakukan, maka direncanakan untuk
memberikan obat yang sesuai dengan kondisi pasien. Untuk terapi serangan akut,
dipilih obat yang sesuai, antara SABA, antikolinergik, atau kortikosteroid. Untuk
menghindari adanya ekskresi obat dari ASI, maka dipilihlah obat dengan bentuk
inhalasi sehingga distribusi obat dalam ASI dapat dihindarkan. Dapat
kesimpulkan yaitu :

1. Nama Obat
- Ventolin Inhaler CFC Free
2. Indikasi
- Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran
napas yang reversibel.
3. Dosis Pemakaian
- 100-200 mcg (1-2 hirupan)
4. Keterangan
- Kemungkinan terdistribusi dalam ASI; hindari kecuali manfaat
pemberian melebihi risiko - jumlah obat yang diinhalasi dapat
terdistribusi dalam ASI dalam jumlah yang terlalu kecil untuk
menimbulkan efek yang membahayakan

Dalam kasus ini, obat yang direkomendasikan merupakan obat keras yang
harus dibeli dengan resep dokter. Maka dari itu TTK sebaikknya menyarankan
agar pasien berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. TTK dapat menyarankan agar
pasien menghindari allergen seperti bedu.

KIE :

Harap berkonsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk penggunaan


Ventolin Inhaler. Penggunaannya inhaler dibuka dan dikocok, lalu kepala
dimiringkan sedikit ke belakang. Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara
perlahan. Letakkan mouth piece pada mulut (di antara gigi atas dan gigi bawah
depan) dan tutup mulut. Tekan inhaler bersamaan dengan tarikan nafas, tahan
nafas kurang lebih 10 detik dan buang nafas perlahan. Tunggu 30 detik dan ulangi
langkah tersebut. Digunakan 3x2 puff atau sesuai resep dokter.

Untuk pencegahan asma kambuh, sebaiknya pasien menghindari allergen


seperti debu agar sesak nafas dapat segera mereda.

DAFTAR PUSTAKA
Afina Dwi Rachmawati dan Tiana Milanda. 2018. Terapi mual dan muntah selama masa
kehamilan. Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran. Suplemen Volume 16 Nomor 3.
Ana. 2010. Choices On Contraceptive Methods In Post Abortion Family Planning Clinic
In The Northeast Brazil. Journal Reproductive Health.
BPOM RI.Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta. Terdapat di: http://pionas.pom.go.id/
Herawati, F. 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya : PT. ISFI
Leli masliana, dkk. 2019. Gambaran penggunaan obat pada pasien ibu hamil di Poliklinik
obstetri dan ginekologi di rsud kotapinang Kabupaten labuhanbatu selatan.
Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia, Medan,
Indonesia. Jurnal volume 3 No.2
MIMS Pharmacy Guideline. MIMS Online. https://www.mims.com/indonesia/drug/info.
(Diakses 2020)
Nurfalah setyawati, dkk. 2014. Pemberian jahe instan terhadap kejadian mual muntah
dan asupan energi pada ibu hamil trimester pertama. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, Vol. 10, No. 4.
Varney, Hellen, dkk. 2007. Asuhan Kebidanan Vol.2. Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai