Anda di halaman 1dari 12

Nama : Mega Octamelia

NIM : 101314153041
Kelas : A “Bridging Program”
Topik : Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT

1. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat berkembangnya. Di
US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80% darinya.
Hazard yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick injuries,
back injuries, latex allergy, violence, dan stress. Walaupun hal ini sangat mungkin
dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan
kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan.
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya
terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta dianatanya tertular virus hepatitis B,
dan 170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus
yang non-fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang
semakin meningkat, berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan agriculture yang
dulu paling tinggi, sekarang sudah sangat menurun. Selain itu Infeksi nosokomial masih
menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan
program patient safety sangat relevan dikembangkan. Karena itu pengembangan
program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana kesehatan seperti rumah sakit dan
sarana kesehatan lainnya perlu dikembangkan dalam upaya melindungi baik tenaga
kesehatan sendiri maupun pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya
penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti
misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap
pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, kesehatan dan keselamatan kerja
di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam
program patient safety.

1
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Ada beberapa pengertian tentang kesehatan dan keselamatan kerja
diantaranya ;
a. Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995)
Kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
b. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan
rehabilitasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal
23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka
jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan,
tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.

2.2. Prinsip Kebijakan Pelaksanaan dan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) Di Rumah Sakit
Pembahasan difokuskan pada prinsip K3RS, program K3RS, dan
kebijakan pelaksanaan K3RS, yang di bagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu;
a. Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS) agar
kesehatan dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS), dapat di pahami

2
secarah utuh, perlu diketahui pengertian 3 (tiga) komponen yang saling ber
interaksi, yaitu:
1) Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik
serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Contoh: Bila seorang pekerja kekurangan
zat besi yang menyebabkan anemia, maka kapasitas kerja Akan
menurun karna pengaruh kondisi fisik lemah dan lemas.
2) Beban kerja adalah beban fisik dan beban mental yang harus di
tanggung oleh pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Contoh: pekerja
yang bekerja melebihi waktu kerja maksimum.
3) Lingkungan kerja adalah lingkungan yang terdekat dari seorang pekerja.
Contoh: Seorang yang bekerja di bagian instalasi radiologi (kamar X
Ray, kamar gelab, kedokteran, nuklir dan lain-lain).
b. Program kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit (K3RS) program
K3 di rumah sakit (K3RS) bertujuan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan kerja serta meningkatkan produktifitas tenaga kerja, melindungi
keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat serta lingkungan rumah
sakit. Kinerja setiap pengunjung kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari 3 (tiga) komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
kapasitas kerja. Program K3RS yang harus diterapkan adalah:
1) Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah
sakit (K3RS).
a) Pembuatan atau revitalisasi organisasi K3RS.
b) Merencanakan program K3RS selama 3 (tiga) tahun kedepan. Setiap
3 tahun dapat di revisi kembali sesuai dengan kebutuhan.
2) Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit
(K3RS).
a) Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran rumah sakit, baik bagi
pekerja,pasien serta pengunjung rumah sakit.
b) Penyebaran media informasi dan komunikasi baik melalui film ,
leaflet, poster, pamflet dll.
c) Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di Rumah
Sakit.
3) Pengembangan sumber daya manusia (SDM) K3RS.
a) Pelatihan umum K3RS,
b) Pelatihan itern Rumah Sakit, seperti pekerja perunit rumah sakit

3
c) Pengiriman SDM untuk pendidikan formal, pelatihan lanjutan,
seminar dan workshop yang berkaitan dengan K3.
4) Pengembangan pedoman dan Standar Operational Procedure (SOP)
K3RS.
a) Penyusunan pedoman praktek Ergonomi di rumah sakit.
b) Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
c) Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di rumah sakit.
d) Penyusunaan pedoman pelaksanaan penanggulangan kebakaran.
e) Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan rumah
sakit.
f) Penyusunan pengelolaan faktor resiko dan pengelolaan limbah
rumah sakit.
g) Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi.
h) Penyusunan konrol terhadap bahan berbahaya dan beracun (B3).
i) Penyusunan SOP kerja dan pelatihan di masing-masing unit kerja
rumah sakit.
5) Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja.
a) Mampping lingkungan tempat kerja.
b) Evaluasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan
kuesioner).
6) Pelayanan kesehatan kerja
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ,pemeriksaan
secara khusus, dan secara berkala bagi pekerja sesuai pajananya di
rumah sakit.
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pada pekerja di
Rumah sakit yang akan pensiun atau pindah kerja.
c) Pemeriksaan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi
pekerja yang menderita sakit.
d) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi, mental (rohani) dan
kemampuan fisik pekerja
7) Pelayanan keselamatan kerja
a) Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana
prasarana dan peralatan kesehatan di rumah sakit.
b) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di
rumah sakit.
c) Pengelolaan dan pemeliharaan serta sertifikasi sarana prasarana dan
pemeliharaan peralatan rumah sakit

4
d) Pengadaan peralatan rumah sakit.
8) Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat,cair
dan gas.
a) Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah
padat, cair dan gas.
b) Pengelolaan limbah medis dan non medis
9) Pengelolaan jasa bahan berbahaya, beracun dan barang berbahaya
a) Inventarisasi bahan beracun, berbahaya dan barang berbahaya
(Permennaker No 427 tahun 1996).
b) Membuat kebijakan prosedur pengadaan, penyimpanan dan
penaggulangan bila terjadi kontaminasi dengan acuan Material
Safety Data Sheet (MSDS).
10) Pengembangan manajemen tanggap darurat
a) Menyusun rencana tanggap darurat (survei bahaya, membentuk tim
tanggap darurat, menetapkan prosedur penanganan tanggap darurat,
pelatihan dll).
b) Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana.
c) Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat

2.3. Standar Pelayanan K3 di Rumah Sakit


Pelayanan K3 RS harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan
berbagai komponen yang ada di rumah sakit. Pelayanan K3 di rumah sakit
sampai saat ini dirasakan belum maksimal.Hal ini dikarenakan masih banyak
rumah sakit yang belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan kerja (SMK3).
1) Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
tercantum pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan
Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.03/men/1982 tentang
pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk pelayanan kesehatan kerja yang
perlu dilakukan, sebagai berikut :
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja bagi pekerja.
b) Melakukan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan
kerja dan memberikan bantuan kepada pekerja di rumah sakit dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya.
c) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai
dengan pajanan di rumah sakit

5
d) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik pekerja
e) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja
yang menderita sakit
f) Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja rumah sakit
yang akan pension atau pindah kerja
g) Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap pekerja dan pasien
h) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
i) Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang
berkaitan dengan kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi)
j) Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja
yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di
wilayah kerja Rumah Sakit.
2) Standar pelayanan Keselamatan kerja di Rumah Sakit
Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan
sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan
kerja yang dilakukan :
a) Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana,
prasarana, dan peralatan kesehatan.
b) Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja
terhadap pekerja.
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d) Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air.
e) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja.
f) Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja.
g) Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan
tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait
keselamatan/keamanan.
h) Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
i) Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan
Kebakaran (MSPK).
j) Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan
Unit teknis terkait di wilayah kerja kerja rumah sakit.

6
3) Standar K3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan di Rumah Sakit
Sarana didefinisikan sebagai segala sesuatu benda fisik yang dapat
tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indera dan dengan mudah
dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari suatu
bangunan gedung (pintu, lantai, dinding, tiang, kolong gedung, jendela)
ataupun bangunan itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah seluruh
jaringan/instansi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, antara lain : instalasi air bersih dan air kotor,
instalasi listrik, gas medis, komunikasi, dan pengkondisian udara, dan lain-
lain.
4) Pengelolaan Jasa dan Barang Berbahaya
Barang Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
a) Kategori B3
Memancarkan radiasi, Mudah meledak, Mudah menyala atau terbakar,
Oksidator, Racun, Korosif, Karsinogenik, Iritasi, Teratogenik, Mutagenic,
Arus listrik.
b) Prinsip dasar pencegahan dan pengendalian B3
(1) Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk
mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya.
(2) Evaluasi, untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan yang
diperlukan sesuai sifat dan karakteristik dari bahan atau instalasi
yang ditangani sekaligus memprediksi risiko yang mungkin terjadi
apabila kecelakaan terjadi.
(3) Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan
evaluasi yang dilakukan meliputi pengendalian operasional,
pengendalian organisasi administrasi, inspeksi dan pemeliharaan
sarana prosedur dan proses kerja yang aman, pembatasan
keberadaan B3 di tempat kerja sesuai jumlah ambang.
(4) Untuk mengurangi resiko karena penanganan bahan berbahaya.
c) Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
Rumah sakit harus melakukan seleksi rekanan berdasarkan barang
yang diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan
proposal berikut company profile. Informasi yang diperlukan menyangkut

7
spesifikasi lengkap dari material atau produk, kapabilitas rekanan,
harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan serta informasi lain
yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Setiap unit kerja / instalasi / satker yang menggunakan, menyimpan,
mengelola B3 harus menginformasikan kepada instalasi logistic sebagai
unit pengadaan barang setiap kali mengajukan permintaan bahwa
barang yang diminta termasuk jenis B3. Untuk memudahkan melakukan
proses seleksi, dibuat form seleksi yang memuat kriteria wajib yang
harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian untuk masing-
masing kriteria yang ditentukan.
5) Standar SDM K3 di Rumah Sakit
Kriteria tenaga K3
a) Rumah Sakit Kelas A
(1) S3/S2 K3 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS.
(2) S2 kesehatan minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3 RS.
(3) Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (SpOk) dan S2 Kedokteran
Okupasi minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS.
(4) Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 2 orang
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS.
(5) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS.
(6) Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal)
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS.
(7) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang.
(8) Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (informal) mendapat
pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang.
(9) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi
mengenai K3 RS minimal 2 orang.

8
b) Rumah Sakit Kelas B
(1) S2 kesehatan minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus
terakreditasi mengenai K3 RS.
(2) Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 1 orang
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS.
(3) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS.
(4) Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal)
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS minimal 1 orang.
(5) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang.
(6) Tanaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (informal) mendapat
pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang
(7) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi
mengenai K3 RS minimal 1 orang.
c) Rumah Sakit kelas C
(1) Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 1 orang
yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
RS.
(2) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS.
(3) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang.
(4) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi
mengenai K3 RS minimal 1 orang.
6) Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan, dan Pelaporan
a) Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui sistem
berjenjang.Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh
Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain
dengan melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis, dan temu
konsultasi.

9
Pengawasan pelaksanaan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
rumah sakit dibedakan dalam dua macam, yakni pengawasan internal,
yang dilakukan oleh pimpinan langsung rumah sakit yang bersangkutan,
dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Menteri kesehatan dan
Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
b) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan K3
secara tertulis dari masing-masing unit kerja rumah sakit dan kegiatan
K3RS secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang
dikumpulkan dan dilaporkan / diinformasikan oleh organisasi K3RS, ke
Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di wilayah Rumah
Sakit.Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah
menghimpun dan menyediakan data dan informasi kegiatan K3,
mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan K3; mencatat dan
melaporkan setiap kejadian / kasus K3, dan menyusun dan
melaksanakan pelaporan kegiatan K3.
Pelaporan terdiri dari : pelaporan berkala (bulanan, semester, dan
tahunan) dilakukan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan dan
pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang dilakukan sewaktu-
waktu pada saat kejadian atau terjadi kasus yang berkaitan dengan K3.
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah
mencatat dan melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3, yang
tercakup di dalam :
(1) Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
(2) Kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya
penanggulangan dan tindak lanjutnya.

3. Diskusi
Bila saya manajer Rumah Sakit, apa yang harus saya lakukan dan persiapkan
supaya program “topik anda” berjalan efektif?
Jawaban :
Untuk mencapai tujuan tersebut, saya membagi kegiatan atau fungsi manajemen
tersebut menjadi :

10
1) Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan
dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi
kesehatan. Perencanaan ini dilakukan untuk memenuhi standarisasi kesehatan
pasca perawatan dan merawat (hubungan timbal balik pasien – perawat / dokter,
serta masyarakat umum lainnya).
2) Organizing (Organisasi)
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit / instansi kesehatan dapat
dibentuk dalam beberapa jenjang.
3) Actuating (Pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan adalah kegiatan mendorong semangat kerja, mengerahkan
aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang akan menjadi aktivitas yang
kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja
rumah sakit / instansi kesehatan sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan
sehat.
4) Controlling (Pengawasan)
Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :
a) Adanya rencana
b) Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama
di rumah sakit.
Sosialisasi juga harus dilakukan proses internalisasi yaitu melalui :
1) Persuasi
2) Pembiasaan (Conditioning)
3) Sistem dan Prosedur
4) Kekuasaan
Kemudian melakukan metode sosialisasi penerapan budaya K3 rumah sakit melalui :
1) Pengenalan (awarness) diantaranya :
a) Sosialisasi kebijakan K3 pada setiap pertemuan (rapat, upacara)
b) Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, ultah RS)
c) Poster-poster pesan keselamatan
d) Buku saku yang besrisi kebijakan K3 (bersamaan dengan slip gaji)
e) Safety talk sebelum melaksanakan tugas
f) Contoh langsung di lapangan

11
2) Pemahaman
a) Kursus / Pelatihan
b) Seminar
c) Study banding
d) Pelibatan dalam organisasi K3
e) Praktek Lapangan K3
3) Pengembangan (Development)
a) Keterlibatan dalam tim K3
b) Sebagai fasilitator K3

4. Simpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Agar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit tercapai akan dibuat
perencanaan,organisasi, pelaksanaan dan pengawasan yang kemudian dilanjutkan
dengan sosialisasi penerapan budaya K3 di rumah sakit.

5. Referensi
Jeynes, J. (2007) Managing Health and Safety. UK : Elsevier
Stranks, J. (2002) Management Systems for Safety. Britain : Pearson Education
Suardi, R. (2005) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PPM
Tracey, J. (2010) Occupational Health and Safety Standards. London : NHS Council.

12

Anda mungkin juga menyukai