Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

TONSILITIS

Tugas mata kuliah : KMB 3

Dosen : Bp. Syaiful Nurhidayat,S.Kep.Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
 NANING SUSANTI
 SATRIYO DWICAHYONO
 VIVIT EKASARI
 DEDY WIJAYANTO

MAHASISWA ALIH JENJANG FAKULTAS ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan
kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat
pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang
disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar
fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan
oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh
melalui hidungatau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter atau penyaring
menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal
ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap
infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari
bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus
ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan
tonsillitis kronis. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari
patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan
yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian dari tonsilitis   ?
2.      Apa Etiologi dari tonsilitis ?
3.      Bagaimana pathway tonsilitis?
4.      Bagaimanakah patofisiologis pada tonsilitis  ?
5.      Apa saja manifestasi klinis dari tonsilitis?
6.      Apa saja klasifikasi dari tonsilitis?
7.      Bagaimana pengkajian penatalaksanaan dari tonsilitis ?
8.      Bagaimana pemeriksaan diagnosa dari tonsilitis?
9.      Bagaimana komplikasi dari kolitis ulsertif ?
10.    Apa saja rencana keperawatan dalam tonsilitis ?
9.      Apa saja implementasi dan evaluasi dalam tonsilitis 

2
C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai :
1.      Definisi tonsilitis
2.      Etiologi tonsilitis
3.      Pathway tonsilitis
4.      Patofisiologi tonsilitis
5.      Manifestasi klinis tonsilitis
6.      Kalsifikasi tonsilitis
7.      Penatalaksanaan pada tonsilitis
8.      Pemeriksaan diagnostik pada tonsilitis
9.      Komplikasi tonsilitis
10.  Konsep asuhan keperawatan tonsilitis
11.  Implementasi dan evaluasi tonsilitis

BAB II
TINJAUAN TONSILITIS
A.    Definisi Tonsilitis
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring
yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah
agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan
kuman, memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena
itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok
A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis
lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang
sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).
Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis
akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis
kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat &
Jong, 1997).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang
berulang.  Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu

3
serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap
membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran
karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin,
R.M. 1993).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah
suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
kelompok A Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan
Streptococcus pyrogenes na mun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh
infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam
dan nyeri pada tenggorokan.
             
B.     Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang dibawah
ini :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections).
Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling
sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A adalah :
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 %
kasus.
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes

4
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri
streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri
dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.
Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
meradang, menyebabkan tonsillitis.

C.    Pathway Tonsilitis
invasi
Bakteri virus
(dalam udara/ makanan ) (dalam udara/ makanan )

Peradangan tonsil produksi sekret yang berlebih

Bersihan jalan nafas tidak


Tonsilitis akut efektif

peningkatan suhu
tubuh/ hipertermi
Gangguan rasa
nyaman nyeri
pembesaran tonsil diaphoresis
dan adenoid infeksi sekunder
resiko kekurangan
cairan /dehidrasi
obstruksi pada tuba eustacius otitis media
pendengaran menurun
Gangguan pada sensori
obstruksi jalan nafas sakit telinga
pendengaran
obstruksi mekanik

Bersihan jalan nafas


tidak efektif kesulitan menelan

tonsilektomy Gangguan rasa anoreksia


nyaman nyeri

Resiko perubahan nutrisi kurang


kurang mengerti prosedur resiko perdarahan
dari kebutuhan

darah dijalan nafas kelemahan

Kurang pengetahuan Bersihan jalan nafas


tidak efektif Intolerasi aktivitas

5
Gambar 2. Pathway Tonsilitis
D.    Patofisiologi Tonsilitis
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk
ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada
hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya
bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan
infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau
mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan
dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a. Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk
menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
b. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada
tonsil dan faring, klien sering batuk.
c. Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun,
klien mudah terserang demam.
d. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan
gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran
kelenjar tiroid.

E.     Manifestasi Tonsilitis
Pasien  mengeluh  ada  penghalang  di  tenggorokan,  terasa  kering  dan
pernafasan berbau, rasa sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit waktu
menelan. Pada pemeriksaan, terdapat 2 macam gambaran tonsil  yang mungkin
tampak:

6
1.    Tampak  pembesaran  tonsil  oleh  karena  hipertrofi  dan perlengketan  ke
jaringan  sekitar,  kripte  yang  melebar,  tonsil  ditutupi  oleh  eksudat 
yang purulen atau seperti keju.
2.    Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti
terpendam  di  dalam  tonsil  bed  dengan  tepi  yang  hiperemis,  kripte  yang
melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Manifestasi klinis menurut smeltzer (2001) adalah:
1.      Sistem Gastointestinal
a. Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
b. Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
c. Anoreksia : mual dan muntah
d. Mulut berbau
e. Bibir kering
f. Nafsu makan berkurang
2.   Sistem Pernafasan
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
3.   Sistem Imun
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
4.   Sistem Muskuloskeletal
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise

F.     Klasifikasi Tonsilitis
1.      Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus,
streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan
oleh virus.
2.      Tonsilitis Falikularis

7
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi
bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini
terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.
3.      Tonsilitis Lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
4.      Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang
dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5.      Tonsilitis Kronik
Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,
makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan
hygiene mulut yang buruk.

G.    Penatalaksanaan pada Tonsilitis


Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
a.       penatalaksanaan medis
1)      pemberian antibiotik baik injeksi maupun oral seperti
cefotaxim,penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
2)      antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
3)      analgesik
4)      Pemberian cairan 2-2,5 liter/hari
5)      kompres dengan air hangat
6)      istirahat yang cukup
7)      pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
8)      kumur dengan air hangat
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kompres dengan air hangat
2) Istirahat yang cukup
3) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
4) Kumur dengan air hangat
5) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

H.    Pemeriksaan Diagnostik pada Tonsilitis


a.       Test laboratorium

8
Test laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang
ada dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai
dengan demam rematik, glomerulunefritis dan demam jengkering.
b.      Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan
c.       Terapi      
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide,
antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

I.       Komplikasi Tonsilitis
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat.
Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah
kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
1.      Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
2.      Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada
ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
3.      Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam
sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4.      Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk
larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena
virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart,
2001 ).
5.      Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih
dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi
udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart,
2001 ).
6.      Rhinitis

9
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan
nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS
A.    Asuhan Keperawatan Tonsilitis
1.      Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga

2. Pemeriksaan Fisik

a. inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung,


perdarahan.
b. inspeksi mukosa hidung, warna kemerahan, pembengkakan atau ekstudat dan
polip hidung, yang mungkin terjadi dala rhinitis kronis
c. palpasi sinus frontalis dan maksilaris, terhadap nyeri tekan yangmenunjukkan
inflamasi.
d. inspeksi tenggor, warna kemerahan, lesi
e. inspeksi tonsil dan faring, warna kemerahan, asimetri, asanya drainase,
ulserasi, atau pembesaran
Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
1. T0 : bila sudah dioperasi
2. T1 : ukuran yang normal ada
3. T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
4. T3 : pembesaran mencapai garis tengah
5. T4 : pembesaran melewati garis tengah
f. palpasi trachea, apakah posisi pada garis tengah leher, apakah ada massa,
deformitas
g. palpasi nodus limfe leher, apakah terjadi pembesaran, nyeri tekan yang
berkaitan.

10
2 .   Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
Intervensi Keperawatan :

1. Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan


menggigil atau tidak
2. Pantau suhu lingkungan
3. Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
4. Berikan kompres hangat
5. Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil

Intervensi Keperawatan:

1. Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi)


2. Kaji Tanda-tanda Vital
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung
dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
5. Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak
6. Kolaborasi pemberian analgetik
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan adanya anoreksia

Intervensi Keperawatan :

1. Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit


2. Timbang BB tiap hari
3. Berikan makanan dalam keadaan hangat
4. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan makanan dalam
bentuk yang menarik
5. Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
6. Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
1. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
2. Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
3. Monitor Tanda-tanda Vital sebelum, selama dan sesudah
melakukan aktifitas

11
4. Berikan lingkungan yang tenang
5. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien

5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya


obstruksi pada tuba eustakii

Intervensi Keperawatan:

1. Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien


2. Lakukan irigasi telinga
3. Berbicaralah dengan jelas dan pelan
4. Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat
kesulitan dalam berkomunikasi
5. Kolaborasi pemeriksaan audiometri
6. Kolaborasi pemberian tetes telinga

B.     Implementasi dan Evaluasi

1.      Implementasi
Pelaksanaan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah disusun pada perencanaan. Prinsip-prinsip impelementasi dalam
rencana keperwatan meliputi:
a.       Membina hubungan saling percaya dengan klien
b.      Memberikan O2 dengan menggunakan nasal
c.       Memonitor status oksigen pasien
d.      Mengkaji skala nyeri
e.       Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
f.       Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri
g.      Memonitor TTV
2.      Evaluasi
Adapun evaluasi dari tiap-tiap masalah yang ada sebagai berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Suhu tubuh dalam rentang normal 36-370C, keadaan, kulit dalam
batas normal tidak mengalami turgor kulit yang jelek, nadi dan

12
pernapasan dalam batas normal yaitu 80 x/menit dan pernapasan 18
x/menit.
b.      Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
1)      Pasien menyatakan nyeri
2)      Pasien nampak rileks, muka tenang
3)      Pasien dapat tidur/ istirahat dengan nyaman

c.       Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan     


1)      Kehilangan berat badan minimal
2)      Intake nutrisi adekuat
3)      Pasien dapat mwenghabiskan porsi makan yang disediakan.
4)      Mual muntah tidak ada
5)      TB dan BB seimbang
6)      Iritasi gastrointestinal berkurang

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indikasi untuk tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun
terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada
saat ini. Terakhir dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal
hygene dan pola makan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
atau oleh infeksi virus.
 Ciri-ciri atau dengan tanda dan gejala :
a.   Demam
b.   Tidak enak badan, mual, muntah
c.   Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
3.   Dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat
menyembuhkan tonsillitis.

B.     Saran
Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk
mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga.

13
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun, semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai
dengan sempurna. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Adams, George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001.  Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta
:EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.
Ed.8. Jakarta : EGC;
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu penyakit dalam. (Edisi kedua). Jilid II. Jakarta: Balai
penerbit FK-UI.
Wilkinson, Judith.2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai