TONSILITIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
NANING SUSANTI
SATRIYO DWICAHYONO
VIVIT EKASARI
DEDY WIJAYANTO
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari tonsilitis ?
2. Apa Etiologi dari tonsilitis ?
3. Bagaimana pathway tonsilitis?
4. Bagaimanakah patofisiologis pada tonsilitis ?
5. Apa saja manifestasi klinis dari tonsilitis?
6. Apa saja klasifikasi dari tonsilitis?
7. Bagaimana pengkajian penatalaksanaan dari tonsilitis ?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnosa dari tonsilitis?
9. Bagaimana komplikasi dari kolitis ulsertif ?
10. Apa saja rencana keperawatan dalam tonsilitis ?
9. Apa saja implementasi dan evaluasi dalam tonsilitis
2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai :
1. Definisi tonsilitis
2. Etiologi tonsilitis
3. Pathway tonsilitis
4. Patofisiologi tonsilitis
5. Manifestasi klinis tonsilitis
6. Kalsifikasi tonsilitis
7. Penatalaksanaan pada tonsilitis
8. Pemeriksaan diagnostik pada tonsilitis
9. Komplikasi tonsilitis
10. Konsep asuhan keperawatan tonsilitis
11. Implementasi dan evaluasi tonsilitis
BAB II
TINJAUAN TONSILITIS
A. Definisi Tonsilitis
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring
yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah
agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan
kuman, memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena
itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok
A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis
lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang
sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).
Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis
akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis
kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat &
Jong, 1997).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang
berulang. Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu
3
serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap
membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran
karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin,
R.M. 1993).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah
suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
kelompok A Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan
Streptococcus pyrogenes na mun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh
infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam
dan nyeri pada tenggorokan.
B. Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang dibawah
ini :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections).
Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling
sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A adalah :
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 %
kasus.
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
4
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri
streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri
dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.
Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
meradang, menyebabkan tonsillitis.
C. Pathway Tonsilitis
invasi
Bakteri virus
(dalam udara/ makanan ) (dalam udara/ makanan )
peningkatan suhu
tubuh/ hipertermi
Gangguan rasa
nyaman nyeri
pembesaran tonsil diaphoresis
dan adenoid infeksi sekunder
resiko kekurangan
cairan /dehidrasi
obstruksi pada tuba eustacius otitis media
pendengaran menurun
Gangguan pada sensori
obstruksi jalan nafas sakit telinga
pendengaran
obstruksi mekanik
5
Gambar 2. Pathway Tonsilitis
D. Patofisiologi Tonsilitis
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk
ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada
hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya
bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan
infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau
mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan
dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a. Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk
menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
b. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada
tonsil dan faring, klien sering batuk.
c. Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun,
klien mudah terserang demam.
d. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan
gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran
kelenjar tiroid.
E. Manifestasi Tonsilitis
Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan, terasa kering dan
pernafasan berbau, rasa sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit waktu
menelan. Pada pemeriksaan, terdapat 2 macam gambaran tonsil yang mungkin
tampak:
6
1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke
jaringan sekitar, kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat
yang purulen atau seperti keju.
2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti
terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte yang
melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Manifestasi klinis menurut smeltzer (2001) adalah:
1. Sistem Gastointestinal
a. Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
b. Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
c. Anoreksia : mual dan muntah
d. Mulut berbau
e. Bibir kering
f. Nafsu makan berkurang
2. Sistem Pernafasan
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
3. Sistem Imun
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
4. Sistem Muskuloskeletal
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise
F. Klasifikasi Tonsilitis
1. Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus,
streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan
oleh virus.
2. Tonsilitis Falikularis
7
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi
bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini
terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang
dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,
makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan
hygiene mulut yang buruk.
8
Test laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang
ada dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai
dengan demam rematik, glomerulunefritis dan demam jengkering.
b. Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan
c. Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide,
antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
I. Komplikasi Tonsilitis
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat.
Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah
kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada
ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam
sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4. Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk
larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena
virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart,
2001 ).
5. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih
dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi
udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart,
2001 ).
6. Rhinitis
9
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan
nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS
A. Asuhan Keperawatan Tonsilitis
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
10
2 . Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
Intervensi Keperawatan :
Intervensi Keperawatan:
Intervensi Keperawatan :
11
4. Berikan lingkungan yang tenang
5. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
Intervensi Keperawatan:
B. Implementasi dan Evaluasi
1. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah disusun pada perencanaan. Prinsip-prinsip impelementasi dalam
rencana keperwatan meliputi:
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memberikan O2 dengan menggunakan nasal
c. Memonitor status oksigen pasien
d. Mengkaji skala nyeri
e. Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
f. Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri
g. Memonitor TTV
2. Evaluasi
Adapun evaluasi dari tiap-tiap masalah yang ada sebagai berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Suhu tubuh dalam rentang normal 36-370C, keadaan, kulit dalam
batas normal tidak mengalami turgor kulit yang jelek, nadi dan
12
pernapasan dalam batas normal yaitu 80 x/menit dan pernapasan 18
x/menit.
b. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
1) Pasien menyatakan nyeri
2) Pasien nampak rileks, muka tenang
3) Pasien dapat tidur/ istirahat dengan nyaman
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indikasi untuk tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun
terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi pada
saat ini. Terakhir dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal
hygene dan pola makan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
atau oleh infeksi virus.
Ciri-ciri atau dengan tanda dan gejala :
a. Demam
b. Tidak enak badan, mual, muntah
c. Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
3. Dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat
menyembuhkan tonsillitis.
B. Saran
Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk
mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga.
13
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun, semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai
dengan sempurna. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta
:EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.
Ed.8. Jakarta : EGC;
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu penyakit dalam. (Edisi kedua). Jilid II. Jakarta: Balai
penerbit FK-UI.
Wilkinson, Judith.2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.
14