442 1283 2 Ed
442 1283 2 Ed
doi.org/10.18382/jraam.xxxxxxxxxx
Tanggal masuk
1
2 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Tanggal revisi This study aims to analyze the factors that influence Z generation
purchase decisions using multiple linear regression. The results of this
study indicate that trust, information quality, buying interest, and
lifestyle have a positive effect on generation Z purchasing decisions,
while service quality does not have a effect because most of them think
that service quality is not a major factor in making purchasing
Tanggal diterima decisions. The low validity of the questionnaire related to service
quality makes the information obtained incomplete. Therefore, further
research can develop questionnaire questions so that it can explore
more complete information related to the possibility of other factors
that cause service quality not to influence the purchasing decisions in
generation Z.
Keywords:
E-commerce
Generation Z
Purchasing Decisions
3 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
1. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan teknologi
memiliki dampak yang sangat besar bagi digital seperti saat ini tidak lagi dapat
semua aspek kehidupan manusia, tidak dicegah dan akan terus mengalami
terkecuali perkembangan dalam dunia bisnis perkembangan (Y. Y. Chen, 2012; Jordan
dan pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan dkk., 2018; Liao dkk. , 2017; Pei dkk. , 2014;
banyaknya perusahaan yang menggunakan e- Renny dkk. , 2013; Shiau dan Luo, 2012; Sin
commerce untuk mendukung kegiatan dkk. , 2012). Keberadaan e-commerce dapat
usahanya. E-commerce merupakan sistem memberikan kenyamanan kepada konsumen
yang digunakan untuk melakukan kegiatan dalam kegiatan komersial, antara lain lebih
komersial yang mencakup proses pemasaran, praktis, lebih efektif dan efisien serta
penjualan, belanja, layanan dan pembayaran menghemat waktu untuk berbelanja secara
menggunakan semua fungsi telekomunikasi online (Hong dan Cha, 2013; Jordan dkk.,
yang terhubung ke jaringan mitra bisnis di 2018). Untuk alasan ini, strategi yang baik
seluruh dunia (Brown, 2012; Oliveira dkk. , diperlukan untuk membangun kepercayaan
2017). Munculnya e-commerce bagi sebagian konsumen terhadap pengunaan sistem e-
orang mungkin merupakan hal yang relatif commerce yang dijalankan oleh vendor
baru dimana hal tersebut telah memberikan sehingga fungsi e-commerce untuk
perubahan yang signifikan pada perilaku, mendukung kegiatan berbelanja secara online
kebiasaan, dan tren bagi konsumen dalam dapat berjalan secara efektif (Jones dan
melakukan kegiatan komersialnya (Dwivedia Leonard, 2008; W. T. Wang dkk. , 2016).
dkk. , 2016; Fortes dan Rita, 2016; Jordan Salah satu pangsa pasar potensial adalah
dkk. , 2018). Pertumbuhan e-commerce di era generasi muda.
5 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Generasi muda tidak hanya lebih akrab genggaman Generasi Z sudah ada internet.
dengan e-commerce, tetapi mereka juga Bagi mereka, internet adalah bagian dari
memproses informasi situs web lima kali kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan
lebih cepat daripada generasi yang lebih tua peluang yang sangat besar bagi pebisnis
(D. Kim dan Ammeter, 2008). Generasi Z untuk mengerahkan pangsa pasar mereka ke
atau disebut juga Net Generation adalah generasi Z untuk menumbuhkan bisnis online
kelompok umur yang muncul setelah Baby karena grup ini diyakini sebagai kelompok
Boomers (lahir 1946-1964), generasi X (lahir orang terbesar yang menggunakan internet
1965-1979), dan Generasi Y (lahir 1980- sebagai saluran untuk belanja secara online
1995) (Suganda, 2018). Di Indonesia, karena mereka memiliki perilaku instan;
Generasi Z adalah generasi yang lahir pada dengan kata lain, tidak ingin ada yang rumit.
pertengahan tahun 1996 (mengacu pada
penggunaan awal internet komersial) hingga
pertengahan tahun 2010 (Suganda, 2018). Hasi survei yang dilakukan oleh Digital
Pada 2010 populasi Generasi Z di Indonesia Consumer Insights tahun 2018 menunjukkan
mencapai lebih dari 68 juta orang, jumlah ini bahwa Indonesia adalah salah satu negara
hampir dua kali lipat dari populasi Generasi dengan pertumbuhan pasar e-commerce
X. Ciri utama Generasi Z adalah masuk paling cepat di dunia, mencapai 74% dan
dalam kategori penduduk asli digital. Hal ini tingkat penipuannya yang pernah dialami
menjadikan posisi yang sangat menarik bagi orang Indonesia pun juga tinggi, mencapai
kelompok generasi Z dibandingkan dengan 25% (Dwijayanto, 2018). Berbagai macam
generasi pendahulunya. Generasi Z bukanlah kasus penipuanpernah terjadi salah satunya
imigran digital yang harus bertransisi dari adalah Warga Negara Indonesia diduga
dunia analog. Begitu melek, dalam terlibat kasus penipuan terhadap seorang
6 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
warga negara Amerika Serikat melalui commerce terdapat unsur ketidakpastian yang
transaksi jual beli barang elektronik secara sangat tinggi dan konsumen tidak dapat
online (Kurniawan dan Steffanus, 2014). mengendalikan hal tersebut secara langsung
Selain itu, pada tahun 2011 tim Cyber (Hassanein dan Head, 2007; B. Lu dkk. ,
Bareskrim Mabes Polri berhasil menangkap 2016). Penelitian terbaru telah membahas
Christianto alias Craig, seorang anggota kepercayaan dari perspektif hubungan yang
komplotan penipuan jual beli kertas online di berbeda (Söllner dkk. , 2016) dan bagaimana
Medan (Kurniawan dan Steffanus, 2014). jaminan privasi dan kekhawatiran
Tidak jarang adanya reseller nakal yang mempengaruhi kepercayaan konsumen
mencoba untuk mengelabuhi konsumen (Aïmeur dkk. , 2016; Bansal dkk. , 2015).
dengan modus operasinya adalah meminta Tidak hanya itu, mengingat pesatnya
konsumen untuk bertransaksi menggunakan penggunaan e-commerce dan persaingan
jalur pribadu di luar platform e-commerce bisnis yang semakin ketat, perlu untuk
tersebut (Noviadhista, 2017 ). memberikan informasi yang selalu up to date
terkait dengan produk atau layanan yang
ditawarkan (Benn dkk. , 2015; Qiao dan
Rendahnya tingkat kepercayaan Ying, 2018). Ini adalah salah satu strategi
konsumen dalam penggunaan e-commerce dalam bisnis dengan menggunakan sistem e-
untuk mendukung kegiatan belanja online commers untuk membangun kepercayaan
adalah salah satu faktor yang dapat konsumen pada produk yang ditawarkan
mempengaruhi sikap konsumen dalam sehingga tujuannya adalah membangun niat
mengambil keputusan untuk melakukan konsumen untuk melakukan pembelian dan
pembelian (Grabner-Kräutera dan Kaluschab, mengarah pada keputusan pembelian (Paas
2003; D. J. Kim dkk. , 2016) karena dalam e- dkk. , 2017). Penelitian sebelumnya berfokus
7 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Dalam bisnis online dimana terdapat kepercayaan pelanggan pada penjual (Chong
unsur ketidakpastian dan konsumen tidak dkk., 2018; McKnight dkk. , 2002).
dapat mengendalikannya secara langsung,
maka kepercayaan adalah faktor yang sangat
penting bagi penjual untuk meyakinkan Dalam bisnis online, kepercayaan
konsumen tentang produk yang pelanggan dapat dibentuk dari kepercayaan
ditawarkanmus (Chong dkk. , 2018; pelanggan dalam transaksi dengan penjual
Martinsons, 2008; Xu-Priour dkk. , 2014; yang andal (Chellappa dan Pavlou, 2002;
Yoon, 2009). Sejalan dengan ini, Pavlou Chong dkk., 2018). Kepercayaan pelanggan
(2003) menyatakan bahwa salah satu faktor pada penjual adalah elemen penting yang
utama yang menyebabkan pelanggan menjadi dapat meningkatkan kepercayaan, loyalitas,
enggan dalam melakukan transaksi online dan niat sehingga dapat memfasilitasi
adalah rendahnya tingkat kepercayaan pelanggan dalam membuat keputusan untuk
penjual. Oleh karena itu, upaya yang harus melakukan pembelian online (Chong dkk.,
dilakukan oleh penjual untuk mendorong 2018; L.-C. Hsu, 2017; San-Martín dan
konsumen dalam membuat keputusan untuk Jimenez, 2017). Kepercayaan pelanggan
membeli, mempertahankan serta yang tinggi pada penjual dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan adalah menumbuhkan motivasi pelanggan untuk
dengan meningkatkan kepercayaan melakukan pembelian, membentuk sikap
pelanggan terhadap bisnis online mereka positif dan meningkatkan niat pelanggan
(Chong dkk., 2018; Corbitt dkk. , 2003; untuk melakukan pembelian (Chiu dkk. ,
Jaiswal dkk., 2018). Dalam penelitian ini, 2009; Chong dkk., 2018; Gefen, 2002;
kepercayaan pelanggan didasarkan pada Pavlou, 2003). Karena kepercayaan memiliki
peran yang sangat penting dalam
11 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
mempengaruhi keputusan konsumen untuk dibentuk oleh dua komponen, yaitu proses
berbelanja online, maka hipotesis 1 adalah: kualitas fungsional yang terbentuk dari
bagaimana layanan disampaikan dan hasil
yang terbentuk dari pengalaman pelanggan
dalam menerima layanan (Akhgari dkk. ,
2018; Grönroos, 1984; Hossain dan Kim,
2018; B. Kim, 2018). Oleh karena itu, dalam
penggunaan e-commerce, kualitas layanan
H1: terdapat pengaruh positif yang signifikan
adalah salah satu faktor yang dapat
antara kepercayaan dengan keputusan
mempengaruhi pengalaman dan loyalitas
pembelian pada generasi Z.
pelanggan. Perbandingan antara harapan
pelanggan untuk layanan yang diberikan dan
kenyataan layanan yang diterima adalah
salah satu indikator dalam menilai kualitas
layanan dari suatu kegiatan bisnis baik
online maupun offline (Akbaba, 2006;
Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Grönroos, 1984; Lewis dan Booms, 1983; Y.
Keputusan Pembelian Lu dkk. , 2009; Parasuraman dkk. , 1985;
Parasuraman dkk., 1988; Zhao dkk. , 2012).
Kualitas layanan merupakan suatu
penilaian global yang terkait dengan
keunggulan keseluruhan layanan pada sutu Meningkatkan kualitas layanan di dunia
bisnis tertentu (Parasuraman dkk. , 1988). bisnis adalah salah satu cara untuk
Dalam bisnis online, konsep kualitas layanan membangun dan meningkatkan kepuasan
12 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
2015; C. C. Chen dan Chang, 2018; Monczka pembelian secara online (C. C. Chen dan
dkk. , 1998). Chang, 2018; Ghasemaghaei dan Hassanein,
2016; Li dkk. , 2017; Park dan Kim, 2006;
Xie dkk. , 2017). Disebut informasi tepat
Cara terbaik untuk menarik perhatian waktu jika informasi diterima di tempat yang
konsumen dan menciptakan pengalaman tepat, penerima yang tepat dan waktu yang
berbelanja yang baik bagi konsumen adalah tepat (Chavez dkk., 2015; Forslund dan
dengan memberikan informasi yang tepat, Jonsson, 2007). Untuk memenuhi kebutuhan
akurat dan dapat diandalkan (Berezan dkk. , konsumen, informasi yang disajikan harus up
2015; Berezan dkk. , 2016; C. C. Chen dan to date, konsisten, dan mudah dimengerti
Chang, 2018). Dengan ketersediaan sehingga dapat membantu konsumen
informasi yang akurat, tepat waktu, andal, membuat keputusan dalam pembelian online.
dan lengkap dapat membantu konsumen Dengan demikian hipotesis 3 adalah:
memprediksi kualitas dan kegunaan produk
yang ditawarkan, dan menumbuhkan
kepercayaan konsumen terhadap produk
yang dirtawarkan oleh penjual (Chavez dkk.,
2015; Haug dan Arlbjørn, 2011; Moberg dkk.
, 2002; Nicolaou dkk. , 2013; Petersen dkk. , H3: terdapat pengaruh positif yang signifikan
2005; Uzzi, 1996; Yi dkk. , 2013; Zheng dkk. antara kualitas informasi dan keputusan
, 2013; Zhou dan Benton Jr, 2007). Kualitas pembelian pada generasi Z.
informasi juga dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen dan dapat merangsang
keputusan konsumen dalam melakukan
Pengaruh Minat Membeli terhadap
Keputusan Pembelian
14 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Gaya hidup adalah sistem dalam seseorang, pola belanja dan pola dalam
kehidupan manusia yang berinteraksi dengan mengalokasikan waktu. Beberapa penelitian
lingkungannya yang menunjukkan aktivitas, sebelumnya telah menunjukkan pengaruh
minat, dan pendapat individu diaman hal gaya hidup pada minat konsumen untuk
tersebut merupakan bagian dari perilaku melakukan pembelian online (Qing dkk. ,
mereka yang dapat mempengaruhi tingkat 2012; Suja, 2018).
konsumtif konsumen (Kureshi dkk. , 2007;
Plummer, 1974; Prasad dan Aryasri, 2011;
Suja, 2018; Widjaja dan Bernard, 2009). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
Konsep gaya hidup konsumen dapat gaya hidup dapat mempengaruhi intensitas
menggambarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam penggunaan mobile
mereka terhadap suatu produk (Michman dan banking (Yu dkk. , 2015), menentukan
Mazze, 2009). Kepercayaan konsumen, perilaku pelanggan dalam membuat
aspirasi dan sikap terhadap keputusan dalam keputusan untuk membeli produk pakaian
melakukan pembelian online ditentukan oleh (Ting dan Foong, 2014), dan produk
gaya hidup (Manthiou dkk. , 2018; Solomon, makanan (Qing dkk., 2012). Hasil penelitian
2015). Menurut Axsen dkk. (2018) yang dilakukan oleh He dkk. (2010)
menyatakan bahwa gaya hidup terbentuk dari menunjukkan bahwa gaya hidup orang kaya
kebiasaan seseorang yang terlibat dalam di China menentukan pola pembelian dan
beberapa praktik di lingkungan sekitarnya konsumsi mereka. Generasi Z adalah
yang dapat membangun dan generasi mandiri dan mengetahui apa yang
mengekspresikan identitas mereka. Menurut mereka inginkan dan butuhkan. Generasi Z
Mowen dalam gaya hidup Widjaja dan lahir di era digital, jadi tidak mengherankan
Bernard (2009) adalah pola perilaku hidup jika generasi ini lebih mahir dalam
16 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
didominasi oleh usia 17-18 tahun. Pada usia online adalah pakaian (pakaian, sepatu, tas,
ini, diindikasikan bahwa generasi Z merasa dll.) (38,83%), makanan (16,48%) melalui
bahwa mereka dapat memutuskan untuk go-food atau media sosial lainnya, kosmetik
melakukan dan memilih sesuatu. Media dan aksesori (11,74%), jilbab (11,51) %),
elektronik yang banyak digunakan oleh transportasi (6,09%), buku (1,81%), gadget
generasi Z adalah Smartphone (94,74%), (0,90%), Powerbank (0,45%), dan bahkan
PC/Laptop (4,78%), dan Tablet (0,48%). belanja online untuk membeli obat-obatan
Smartphone lebih banyak digunakan karena dan peralatan rumah tangga (0,23%).
lebih praktis dan dapat melakukan aktivitas Hal ini sesuai dengan data yang dirilis
belanja online di mana saja dan kapan saja. oleh wearesocia menunjukkan bahwa
Berbagai jenis media online atau aplications kategori produk yang paling digemari oleh
dapat digunakan oleh responden untuk konsumen adalah segmen fashion sebesar ±
melakukan belanja online dan kebanyakan 24% dan makanan ± 19% (dalam Firdaus,
dari mereka memilih untuk memilih 2018). Dalam kurun waktu 2 bulan 85,17%
Instagram (50,30%) sebagai media untuk responden dapat melakukan belanja online
melakukan belanja online karena rasanya sebanyak 1-2 kali, 9,57% responden
lebih menarik dan banyak pilihan, kemudian sebanyak 3-5 kali dan 5,26% responden yang
WhatsApp (19,05%) , Shopee (5,95%), memiliki intensitas belanja online lebih dari
Facebook (5,65%), Lazada dan LINE 5 kali dalam kurun waktu 2 bulan. Untuk
(4,17%), Tokopedia (3,87%), BBM (3,57%), mengambil keputusan dalam melakukan
Twitter (1,19%), Gojek (0,89%), dan Blibli; pembelian, 7,12% responden percaya
OLX; Grap; dan Zalora (0,30%), yang akan terhadap keputusanya sendiri, namun ada
digunakan untuk membantu mereka dalam juga yang memerlukan pertimbangan dari
belanja online, maka yang paling dicari oleh kakak (1,41%), orang tua (15,96%), dan
responden adalah situs web Kaskus teman (7,51%).
(12,70%), Berniaga (10,25%), Lazada
(6,97%), Shopee (6,15%), Bukalapak Analisis Validitas, Reliabilitas, dan Statistik
(3,69%), Tokopedia (2,87%), OLX (1,64%), Deskriptif
dan Belbuk; Brainly; Deshoaholic; Ollshop;
Yahoo; dan Zalora (0,41%). Barang yang
sering dibeli oleh responden dalam belanja
18 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Dari lampiran 2 tabel 2, hasil analisis normal sehingga model regresi layak
reliabilitas untuk semua indikator digunakan untuk memprediksi keputusan
pengukuran variabel ditunjukkan dari nilai pembelian berdasarkan input variabel
Cronbach's Alpha dari 0,699 untuk independen.
kepercayaan, 0,824 untuk kualitas layanan,
0,855 untuk kualitas informasi, 0,626 untuk
minat membeli, 0,760 untuk gaya hidup, dan
0,796 untuk keputusan pembelian. Dengan Analisis Regresi Berganda
nilai minimum 0,6 (Santoso, 2015), dapat
dikatakan bahwa semua indikator T-test dalam regresi linier berganda
pengukuran variabel telah lulus uji digunakan untuk menentukan pengaruh
reliabilitas. Maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel dependen dan independen
konstruk pada masing-masing indikator secara parsial atau individual. Hasil uji-T
variabel dapat dikatakan valid dan reliabel ditunjukkan pada lampiran 3 tabel 3. Pada
karena memiliki nilai Alpha Cronbach di atas lampiran 3 tabel 3 dapat dilihat bahwa
nilai minimum 0,6. Untuk dapat persamaan regresi yang terbentuk adalah:
menggunakan model regresi itu harus Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa
memenuhi sejumlah asumsi. Dari hasil uji signifikansi pengaruh kepercayaan terhadap
asumsi klasik menunjukkan bahwa data yang keputusan pembelian sebesar 0,002 berada di
disajikan untuk model regresi tidak bawah 0,05, artinya kepercayaan memiliki
mengandung masalah multikolinieritas. pengaruh terhadap keputusan pembelian.
Selain itu, dari hasil uji asumsi klasik tidak Dengan demikian hipotesis 1 diterima, hal ini
menunjukkan adanya heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
tidak ada autokorelasi dan data berdistribusi antara kepercayaan dengan keputusan
pembelian pada generasi Z. Sejalan dengan
apa yang diungkapkan oleh Giampietria dkk.
19 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
(2018) dan Mujiyana dan Elissa (2013) di keputusan pembelian adalah 0,967 di atas
mana kepercayaan konsumen secara 0,05 yang berarti bahwa kualitas layanan
signifikan berpengaruh positif langsung tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan
terhadap keputusan pembelian. pembelian. Dengan demikian, hipotesis 2
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak didukung. Efek yang muncul antara
bahwa pengaruh kepercayaan terhadap kualitas layanan dan keputusan pembelian
keputusan pembelian adalah positif, artinya adalah negatif, artinya kualitas layanan
kepercayaan akan meningkatkan keputusan memiliki pengaruh yang sangat kecil atau
pembelian generasi Z. Kepercayaan tidak memiliki pengaruh kuat pada keputusan
pelanggan pada penjual dapat memberikan pembelian secara online pada generasi Z.
kepercayaan pelanggan pada produk yang Dari wawancara yang dilakukan dengan
ditawarkan, menciptakan loyalitas pelanggan, beberapa responden, diketahui bahwa
dan mendorong pengembangan bisnis online sebagian besar dari mereka menganggap
progresif (Giampietria dkk., 2018). Oleh bahwa kualitas layanan bukan sebagai faktor
karena itu, kepercayaan dapat menumbuhkan terpenting dalam pengambilan keputusan
loyalitas konsumen, dan meningkatkan untuk melakukan pembelian secara online.
kepercayaan pelanggan untuk membuat Ketika informasi yang diperlukan yang
keputusan pembelian secara online. Tingkat berkaitan dengan harga produk, spesifikasi
kepercayaan konsumen yang tinggi dan deskripsi produk terperinci dan jelas,
menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen pembayaran dan metode pembayaran dan
untuk membuat keputusan pembelian juga pengiriman jelas ditambah dengan adanya
tinggi. testimoni dari konsumen sebelumnya telah
Jeong dan Lambert (2001) berpendapat dirasa cukup untuk meyakinkan generasi Z
bahwa mengakatan bahwa layanan yang dalam membuat keputusan untuk melakukan
berkualitas yang disertai dengan informasi pembelian produk atau layanan secara online.
yang mudah ditemukan dapat memfasilitasi Selain itu, perbandingan harga dan
atau mempengaruhi konsumen dalam kualitas produk dari satu penjual ke penjual
pembuatan keputusan pembelian. Berbeda lainnya, ketersediaan stok produk yang hanya
dengan pernyataan, hasil analisis ini tersedia di satu vendor, dan barang yang
menunjukkan bahwa signifikansi untuk ditawarkan adalah produk edisi terbatas dan
pengaruh kualitas layanan terhadap merupakan produk favorit adalah salah satu
20 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
pertimbangan yang dapat membuat generasi produk atau layanan secara online.
Z tidak terlalu mempertimbangkan kualitas Ketersediaan informasi yang berkualitas
layanan untuk membuat keputusan tentang produk yang ditawarkan akan lebih
pembelian online. Faktor lain yang dapat mudah diterima oleh konsumen, merupakan
mempengaruhi keputusan pembelian pada salah satu faktor yang dapat membentuk
generasi Z adalah pemahaman mereka kepuasan pelanggan dan dapat membantu
tentang produk yang mereka inginkan dan konsumen membuat keputusan pembelian
pengalaman belanja online. Semakin baik pada bisnis online (Gao dkk., 2012; Holman,
pengalaman belanja online dan pemahaman 1976). Dengan demikian kualitas informasi
yang mereka miliki tentang produk, maka dapat berdampak positif pada keputusan
kualitas layanan tidak lagi menjadi faktor pembelian secara online.
penting bagi generasi Z untuk membuat Untuk minat membeli, nilai signifikansi
keputusan pembelian online. yang ditunjukkan pada lampiran 3 tabel 3
Lampiran 3 Tabel 3 menunjukkan bahwa adalah 0,000 di bawah 0,05, yang berarti
nilai signifikansi untuk kualitas informasi bahwa ada pengaruh antara niat pembelian
adalah 0,001 di bawah 0,05. Ini menunjukkan pada keputusan pembelian, oleh karena itu
bahwa ada pengaruh antara kualitas hipotesis 4 diterima. Hal ini sejalan dengan
informasi terhadap keputusan pembelian. hasil penelitian yang dilakukan oleh
Oleh karena itu hipotesis 3 didukung. Hal ini Balawera (2013) yang juga menemukan
sejalan dengan hasil penelitian yang bahwa minat membeli memiliki pengaruh
dilakukan oleh Gao dkk. (2012) yang terhadap keputusan pembelian. Pengaruh
menunjukkan bahwa kualitas informasi antara niat pembelian untuk keputusan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian adalah positif. Hal ini berarti
pembelian. Generasi Z memiliki pendapat bahwa setiap minat pembelian meningkat,
pribadi dan mengetahui apa yang sebenarnya maka keputusan pembelian generasi Z akan
mereka inginkan. Terbiasa hidup serba meningkat. Dalam hal belanja secara online,
digital, generasi Z lebih suka berbelanja Generasi Z lebih suka diperlakukan seperti
secara online dibandingkan tradisional. Oleh teman daripada diperlakukan sebagai target
karena itu, generasi Z memerlukan informasi pemasaran dalam hal belanja. Dengan
yang berkualitas sebagai bahan pertimbangan demikian motivasi akan muncul sehingga
dalam membuat keputusan untuk membeli dapat mengarah pada minat untuk membeli
21 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
yang dapat mendorong pada pengambilan generasi Z lebih konsumtif dan lebih
keputusan untuk melakukan pembelian. mementingkan produk apa yang menurut
Selain itu, kebutuhan informasi yang mereka keren walaupun itu bukan sesuatu
memadai juga dapat memperkuat minat yang mereka butuhkan. Mereka membeli
generasi Z untuk membeli. Ketika minat produk hanya karena mereka tertarik, dan
untuk membeli kuat, itu akan memperkuat tidak perlu seperti yang mereka butuhkan.
keputusan generasi Z untuk melakukan Hasil ini sejalan dengan penelitian Engel
pembelian. Adanya stimulus dalam bentuk (1995) yang menyatakan bahwa gaya hidup
bauran pemasaran, respon yang disebabkan yang diadopsi oleh seseorang mempengaruhi
oleh stimulus dapat mempengaruhi niat perilaku konsumen dalam memilih
pembelian generasi Z untuk menentukan produk/layanan dan pembuatan keputusan
keputusannya dalam melakukan pembelian pembelian pada bisnis online (Fullerton dan
secara online. Dodge, 1993).
Variabel gaya hidup menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 di bawah 0,05 yang artinya 4. Kesimpulan
terdapat pengaruh antara variabel gaya hidup Studi ini menemukan bahwa kebanyakan
terhadap keputusan pembelian, yang berarti generasi Z lebih memilih untuk melakukan
bahwa hipotesis 5 diterima. Hal ini sejalan belanja online melalui media social
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Instagram dan situs online forum jual beli
Jasper dan Lan (1992) serta Reynolds (1974) dengan produk yang banyak dibeli adalah
yang menyatakan bahwa gaya hidup produk fashion (baju, sepatu, tas, dll).
memiliki pengaruh terhadap keputusan Kepercayaan, kualitas informasi, minat
pembelian. Gaya hidup memiliki pengaruh membeli, dan gaya hidup generasi Z
positif dengan keputusan pembelian sehingga memiliki pengaruh signifikan dan kuat
setiap peningkatan gaya hidup akan membuat terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti
keputusan generasi Z untuk melakukan bahwa dengan tingkat kepercayaan yang
pembelian secara online akan semakin besar. tinggi, informasi yang memadai, minat
Internet telah menjadi bagian dari gaya hidup memberi yang tinggi, dan gaya hidup dapat
generasi Z. Hampir semua aktivitas generasi memberikan dorongan pada generasi Z dalam
Z bergantung pada internet salah satunya membuat keputusan untuk melakukan
adalah belanja. Selain itu, gaya hidup pembelian secara online. Namun, hasil
22 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
Lampiran 1
Lampiran 2
Number Cronbach’s
Constructs
off Items Alpha
32 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
KPCY 4 0.699
KLYN 5 0.824
KLIF 5 0.855
MMBL 4 0.626
GYHD 6 0.760
33 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. x, No. x, bulan 201x, hlm. xxx – xxx
KPPBL 5 0.796
Lampiran 3
Tabel 3. Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.