Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah lingkungan yang kita hadapi pada hakikatnya adalah masalah ekologi
manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan
lingkungan itu tidakatau kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia.
Akibatnya adalah terganggunya kesejahteraan manusia. Di kalangan ilmuwan
khususnya pakar Biologi lingkungan telah lama mendapatkan perhatian khusus. Hal
ini tidaklah mengherankan karena ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah
satu cabang biologi yang penting. Dalam permasalahan lingkungan, yang
dipersoalkan ialah perubahan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Dengan
makin besarnya jumlah manusia yang disertai dengan kebutuhan yang meningkat per
orangnya dan meningkatnya kemampuan manusia untuk melakukan intervensi
terhadap alam, baik alam abiotik maupunalam biotik, perubahan yang terjadi pada
lingkungan makin besar pula. Perubahan yangmakin besar itu misalnya arus energi
dan daur materi, telah mengganggu proses alam sehingga banyak fungsi ekologi alam
terganggu pula. Dampak gangguan fungsi ekologi alam terhadap kesejahteraan
manusia makin terasa pula baik secara nyata maupun potensial. Inilah yang
dirisaukan sejak puluhan tahun yang lalu dan masalah tidak tampak berkurang,
melainkan malahan nampak makin bertambah.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang harus diketahui pada makalah pengolahan
limbah industry ipupuk yaitu sebagai berikut:
1. Proses kimia
2. Karakteristik limbah
3. Prinsip pengolahan lingkungan industri pupuk 
4. Limbah B3 dan kesehatan
5. Industri dan pencemaran lingkungan
6. Limbah dan masalahnya
7. Pengolahan limbah cair
8. Pemantauan limbah cair industri pupuk.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah pengolahan limbah industri pupuk ini
adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui proses limbah industri pupuk
b) Mengetahui prinsip pengolahan limbah industri pupuk
c) Mengetahui karakteristik limbah industri pupuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Kimia Pembuatan Ammonia dan Urea


Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama
kali dibuatsecara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan
garam cyanat dengan ammonium hydroxide. Pupuk urea yang dibuat PT Pupuk
Kujang merupakan reaksi antara karbon dioksida(CO2) dan ammonia (NH3). Kedua
senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku tersebut
meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Jawa Barat. Pada proses pembuatan
ammonia dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150atmosfir) yaitu dengan reaksi
reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 danmetanasi. Reaksi
reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
1. Tingkat Pertama
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui pipa-pipa vertikal
dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
CnH2n + 2H2O  NCO + (2n+1)H2 - panas

CH4 + H2O  CO +3H2 – panas

2. Tingkat Kedua
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di
dalamreformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi
reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen
(N)

2CH4 + 3O2  12N2


  2CO + 4H2O 12N2
lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam
converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2
CO + H2O  CO2+ H2
  CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2CO3
K2CO3 + CO2 + H2O  KHCO3
  larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku
pembuatan urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran
gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali
CO + 3H2 CH4+ H2O
CO2 + 4H2 CH4+ 2H2O
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada
tekanan 150 atmosfer dan kemudian dialirkan ke dalam ammonia converter.
N2+ 3H2  2NH3
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan
dalamreaktor urea dengan tekanan 200 - 250 atmosfer.
2NH3 +  CO2  NH2COONH4 + Q
ammonia  karbon dioksida ammonium karbamat
NH2COONH4  NH2COONH2 + H2O -  Q

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ± 25 menit. Proses


selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil
reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan ammonia kelebihan) dengan
penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium
karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea
berkonsentrasi 70-75%. Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka
dilakukan pemekatan dengan cara : Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang
hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan
mengkristal. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge.
Penyaringan kristal dengan udara panas. Untuk mendapatkan urea dalam bentuk
butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan kembali sampai meleleh dan
urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzlekecil dari bagian atas menara
pembutir (prilling tower). Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut,
dihembuskan udara dingin ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi
butir urea yang keras dan padat.
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid
NH3 yang disuplai dari Pabrik Ammonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi
menjadi 6 unit, yaitu :
1. Synthesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2g. Hasil Sintesa Urea
dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2. Purification Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua
langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2g dan 22,2 kg/cm2g. Hasil
peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan
ureanya dikirim kebagian Cristaliser.
3. Cristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vakum.
Kemudian Kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambildari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi
urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari
Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udarapanas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk
dilelehkan dandidistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawahsambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill).Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.
5. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian
absorbent kemudian direcycle kembali ke bagian sintesa.
6. Process Condensate Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3 - nya dikirim
kembali kebagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim
ke utilitas.

Skema pembuatan pupuk urea


2.2 Karakteristik limbah industri pupuk
Jenis limbah yang dihasilkan oleh industri pupuk adalah limbah cair, gas dan
padat.
1. Limbah Cair
 Limbah cair mengandung ammonia dan urea berasal dari pabrik ammonia dan
pabrik urea
 Limbah cair mengandung minyak berasal dari kompressor dan pompa
 Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi
 Limbah cair mengandung lumpur berasal dari pengolahan air
 Limbah sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform
2. Limbah Gas dan Kebisingan
 Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer
daripabrik utilitas dan pabrik ammonia. Diatasi dengan pengoperasian boiler
sesuaiSOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih
 Emisi gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.
Diatasidengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan
penggantianfilter secara kontinyu
 Limbah gas buang ( purge gas ) yang berasal dari daur sintesa pabrik
ammoniadiatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk
memisahkan NH3 danH2
 Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik ammonia dan
pabrikurea diatasi dengan keharusan setiap pekerja memakai alat penyumbat
telinga
3. Limbah Padat
 Limbah katalis bekas berasal dari pabrik ammonia yang mengandung oksida
-oksidadari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara
ditempat yangaman kemudian dijual kembali
 Limbah debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan
pemasanganperalatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust
dan wastedilarutkan kembali kemudian direcycle.

2.3 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan Kesehatan


Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada
pasal 1 butir1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan
yang sejahtera daribadan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial danekonomis.Adapun derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Perilaku
c. Faktor Pelayanan Kesehata
d. Faktor Bawaan (Keturunan)
Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain. Pada umumnya, bila
manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka keduanya berada
dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini
terganggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkandampak yang
merugikan bagi kesehatan.
 

2.4 Limbah dan Masalahnya


Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya
merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu
tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai,
dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya
bermuara di laut atau danau, seolah-olahlaut atau danau menjadi tong sampah.
Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian,
pertambangan dan rekreasi. Limbah pemukiman selain berupa limbah padat yaitu
sampah rumah tangga, juga berupa tinja dan limbah cair yang semuanya dapat
mencemari lingkungan perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber penyakit
menular. Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk
kategori atau dengan sifat limbah B3. Kegiatan industri disamping bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai
pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara. Limbah cair, yang dibuang ke
perairan akan mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluandan
mengganggu kehidupan biota air. Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber
air tanah. Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa
kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2
dan NOx di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat
menimbulkan kerugian karena merusakbangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian
dan hutan.Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah
limbah dariindustri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung
berbagai macamunsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun
(toxic) sehingga berbahayabagi kesehatan manusia.Limbah pertanian yang paling
utama ialah pestisida dan pupuk. Walau pestisidadigunakan untuk membunuh hama,
ternyata karena pemakaiannya yang tidak sesuai denganperaturan keselamatan kerja,
pestisida menjadi biosidapembunuh kehidupan. Pestisida yang berlebihan
pemakaiannya, akhirnya mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan yang dapat
menyebabkan keracunan konsumennya.
Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai di perairan dapat
merangsang pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi. Pemakaian
herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan,
udang dan biota air lainnya. Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan
hasil tambang menjadi bahan yang diinginkan. Misalnya proses di pertambangan
emas, memerlukan bahan air raksa atau mercury akan menghasilkan limbah logam
berat cair penyebab keracunan syaraf dan merupakan bahan teratogenik. Kegiatan
sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui sarana transportasi, dengan limbah
gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli di laut sebagai limbah perahu atau
kapal motor di kawasan wisata bahari.

2.5 Prinsip pengelolaan lingkungan industri pupuk


1. Prinsip Pengelolaan Lingkungan
 Pengendalian dan penanggulangan Pencemaran
 Monitoring limbah dan kondisi lingkungan
 Pemeliharaan kondisi lingkungan

2. Strategi Pengendalian dan Penanggulangan Limbah


a) Pencegahan terjadinya insiden pencemaran
 House Keeping, untuk mencegah terjadinya kebocoran, ceceran atau
tetesanbahan pencemar
 Mengendalikan kondisi operasi pabrik sesuai SOP
 Operasi penanggulangan keadaan darurat
 Melakukan minimisasi limbah dengan cara daur ulang ( recycling ),
penggunaankembali ( reuse )
b) Memasang dan mengoperasikan alat pengolah limbah
c) Pemantauan kualitas air limbah dan air sungai

3. Manajemen Pengolahan Limbah


a) Organisasi Pengelola Lingkungan
Manajemen Pengolahan Limbah ditangani secara struktural dan fungsional
yangmempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab :
Struktural : berdasarkan struktural organisasi Perusahaan uang ada
 Divisi Produksi : pengoperasian unit pengolahan limbah sesuai SOP
 Divisi Pemeliharaan : pemeliharaan unit pengolahan limbah agar
dapatberoperasi kontinyu
 Biro Pengawasan Proses : evaluasi unjuk kerja unit-unit pengolahan limbah,
sertaanalisa kualitas limbah
 Biro Keselamatan dan Lingkungan Hidup/Bagian Ekologi :
pemantauanlingkungan dari aspek fisika-kimia-biologi dan aspek sosial-
ekonomi-budaya
 Bagian Pertamanan dan Kebersihan Lingkungan : menjaga kebersihan
danpenghijauan lingkungan
Fungsional : Berdasarkan fungsi-fungsi yang terbagi dalam 3 bidang pada
strukturorganisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dengan
rinciantugas sebagai berikut :
 Bidang Lingkungan Hidup : Menangani kasus pencemaran lingkungan
 Bidang Hyperkes : pemantauan kondisi lingkungan kesehatan kerja
karyawanyang diakibatkan oleh aktivitas pabri
 Bidang Keselamatan Kerja : Pemeriksaaan kebocoran gas-gas mudah
terbakar,beracun dan mudah meledak di area pabrik

2.6 Cara Menangani Limbah Pabrik Pupuk


a. Limbah gas yang berpotensi menjadi polusi udara adalah uap asam
amoniak(NH3). Limbah gas ini dihasilkan oleh menara pembutir dan sintesa
pabrikamoniak. Pada pabrik pupuk gas amoniak dapat di olah kembali dan
menjadi bahan baku lagi ketika sudah di tanggulangi dengan Pure Gas Recovery.
PureGas Recovery merupakan unit pengolah gas buang dari pabrik amoniak.Dalam
pabrik pupuk juga terdapat beberapa pabrik dan salah satunya
adalah pabrik amonik yang berfungsi untuk menghasilkan amoniak yang digunakanse
bagai bahan baku pupuk. Untuk emisi gas NH3 dan debu yang dihasilkanoleh menara
pembulir akan ditanggulangi dengan dust separator system wetscrubber.
b. Limbah cair dari proses yang didapat di bawa ke hidrolizer untuk
dipisahkanair dan off gasnya
c. Limbah cair sarana pembantu proses yang juga didapat diolah
menggunakan bak pengendapan yang akan meisahkan air dan lumpurnya
d. Limbah B3 diproses oleh pihak ke tiga yang berwenang menanganinya

2.7 Pengolahan limbah cair


Agar tidak mencemari lingkungan maka seluruh limbah cair diolah terlebih
dahuludengan proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga proses tersebut,
sebelum dibuang ke lingkungan ( sungai ). Unit pengolahan tersebut antara lain :
1. Kolam Pengendap Lumpur
Terdiri dari dua kolam yang beroperasi paralel, yang mempunyai tujuan utama
untuk memisahkan bahan - bahan padat yang terkandung dalam air limbah yang
berasal dari : backwash sand filter, blowdown clarifier dan blodown boiler. Kapasitas
dari dua kolam inisekitar 9 juta gallon dan cukup mampu untuk menampung lumpur
dalam selang waktu 6 tahun. Overflow dari kolam ini akan mengalir ke Kolam
Equalisasi / stabilisasi.

2. Kolam Netralisasi
Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat asam atau
basa, yangberasal dari : regenerasi unit penukar ion di unit demineralisasi. Untuk
mencapai pH netral( = 7,0 ) kolam ini dilengkapi dengan mixer dan perlengkapan
untuk menambahkan asam sulfat atau kaustik seperti yang diinginkan. Kapasitas
kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk waktu ritensi 3 – 4 jam. Keluaran dari
kolam ini dialirkan ke kolam equalisasi/stabilisasi.

3. Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan sistem lumpur
aktif, dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai kapasitas
retensi desain sekitar 50.000 galon. Keluaran kolam ini dialirkan ke kolam stabilisasi.
4. Unit Pemisah Air Berminyak
Unit ini dirancang untuk mengolah buangan minyak atau oli dari kompresor
pabrik ammonia, dan buangan oli dari utilitas dan urea dengan metode perbedaan
berat jenis. Unitini mempunyai desain kapasitas pemrosesan 300 gpm, daya tampung
cairan 3.600 gallon,konsentrasi minyak keluaran 1,5 mg/l

5. Unit Pemisah Ammonia


Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung dalam air
buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah
proses pelepasan ammonia dengan steam. Jika ammonia dalam air buangan
dikontakkan dengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara maka
ammonia akan dibebaskan.Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi proses
pelepasan ammonia adalah : jenisunit stripping, pH, suhu laju pembebanan dan
pengendapan kerak.

6. Kolam Ekualisasi / Stabilisasi


Kolam ini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar kualitasnya sama
(equal) dengan kualitas air sekitar

2.8 Pemantauan limbah cair industri pupuk

Program pemantauan lingkungan untuk menjaga kualitas air limbah dan badan
air penerima (sungai) dilakukan secara kontinyu oleh bagian ekologi yang dianalisasi
oleh laboratorium intern, dan laboratorium intansi pemerintah yang terkait dengan
pemantauan lingkungan.

2.9 Cara Penanggulangan Limbah Udara

a. Dust Separator System Wet ScrubberUntuk menagani limbah debu urea


berasal dari bagian atas menara pembutir diatasi dengan pengendalian urea
dust separator system wet scrubber
Wet scrubber adalah sebuah perangkat yang digunakan untukmengontrol
polusi udara dan memindahkan beberapa partikel berbahaya ataugas dari sistem
pembuangan industri. Wetsrubber digunakan karena untuk menghilangkan bahan
yang tidak diinginkan dari aliran gasi. Yang paling umum cairan yang digunakan
untuk melakukan hal ini adalah air.
Gas buang yang disebabkan oleh pembakaran mungkin mengandung bahan-
bahanyang berbahaya bagi lingkungan, tetapi wet scrubber akan membersihkan gas 
buang atau partikel debu dan polutan lainnya dalam berbagai gas. Gas buang, seperti
hidrogen klorida atau amonia dapat dihapus oleh wet scrubber. Hal inisangat penting
bahwa scrubber basah dibersihkan secara menyeluruh setelahdigunakan karena
mereka dapat menularkan bakteri.Wet scrubber membuang polutan partikel dari arus
gas denganmenangkap partikel tersebut dalam tetesan/butiran liquid atau lapisan
scrubbing liquid (biasanya air) lalu memisahkan tetesan air tersebut dari
arusgas. Beberapa variabel proses mempengaruhi penangkapan partikel; variable
tersebut adalah ukuran partikel,ukuran droplet liquid ,dan kecepatan relative partikel
dengan droplet liquid, dengan ukuran polutan partikel menjadi parameter yang paling.
Secara umum, partikel yang lebih besar lebih mudahuntuk ditangkap daripada yang
lebih kecil. Kunci dari penangkapan partikelyang efektif pada wet scrubber adalah
dengan menciptakan kabut atau dropletkecil yang bertindak sebagai target pengumpul
: biasanya, makin kecil dropletdan makin banyak droplet yang tercipta, makin baik
kemampuan untukmenangkap partikel berukuran kecil. Penangkapan partikel secara
umum meningkat seiring dengan tingginya energi sistem yang digunakan karena
energi dibutuhkan untuk memproduksi kabut droplet air. Kecepatan relative yang
tinggi antara partikel dan droplet liquid (partikel bergerak cepat terhadap droplet
liquid) juga mendukung pengumpulan partikel. Untuk pengumpulan atau
pembuangan polutan gas, polutan tersebut harus mudah terlarut dalam liquid yang
dipilih. Sebagai tambahan, sistem harus didesain sedemikian rupa agar dapat
menyediakan pencampuran yang baik antara fase gas dan liquid,dan waktu yang
cukup (residence time) untuk polutan gas dapat larut.
b. Menara Absorben
Gas amoniak dan gas karbon dioksida yang dipisahkan
bagian purifikasi diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan
mother liquor sebagai absorben kemudian di recycle kembali ke bagian  sintesa.
Mother Liquor (cairan induk) adalah cairan induk yang dipakaisebagai absorben
(cairan pembersih atau recovery liquor) pada proses absorbsi. Mother Liquor berasal
dari unit kristalisasi yang kaya ammonium karbamat. Absorbsi adalah operasi
pemisahan solute dari fase gas ke fase cair yaitu dengan mengontakan gas yang berisi
solute dengan pelarut cair (absorben) yang tidak menguap. Menara absorpsi adalah
suatu menara atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/
penggumpalan) dari zat yang dilewatkan dimenara atau tabung tersebut. Struktur
yang dapat pada menara absorber dibagimenjadi tiga bagian yaitu;

1. Bagian atas, spray untuk mengubah gas input menjadi fase cair
2. Bagian tengah, packed tower untuk memperluas permukaan sentuhsehingga
mudah untuk di absorbs
3. Bagian bawah, input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalamreactor.
Keterangan :
a. Input gas
b. Gas keluaran
c. Pelarut
d. Hasil absorbs
e. Disperserf.
Packed column Prinsip kerja menara absorber adalah sebuah menara dimana
ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan
komponen kimiaditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada
setiap reactor kimia. Proses ini dapat berupa absorbsi gas, destilasi, pelarutan
yangterjadi pada semua reaksi kimia.Campuran gas yang merupakan keluarkan dari
reactor diumpankan ke bawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak
antar dua fasa yaitufasa gas dan fasa cair, mengakibatkan perpindahan masa
diffusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankandari bagian atas menara. Peristiwa absorbs ini terjadi pada sebuah kolom
yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat satu
mengandung larutan dari gas yang dimasukan tadi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian diatas, sebagai berikut :
1. Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam mempertahankan
tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan
hidup manusia.
2. Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan hidup,
sehingga akan mengancam kelangsungan makhluk hidup, terutama ketenangandan
ketentraman hidup manusia.
3. Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya
lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan dapat
mengendalikantindakan dan perilaku manusia untuk lebih mementingkan lingkungan
hidup.
4. Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup
merupakan itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam memanda ng hakekat
dirinya sebagai warga dunia.

3.1. Saran
Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius oleh Pemerintah
Daerah dimana wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harus mengawasi
pembuangan limbah industry dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus
melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan
teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur
ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan limbah industri guna
menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan
pencemaran hingga batas yang diperbolehkan.
DAFTAR PUSTAKA
 
http://www.chasmtech.in/wetscrubber.php.
http://en.wikipedia.org/wiki/Dust_collector#Wet_scrubbers
http://workshop20.blogspot.com/2012/01/wet-scrubbers.html4
id.wikipedia.org/wiki/pupuk_urea
id.wikipedia.org/wiki/limbah

Anda mungkin juga menyukai