Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEKANIKA
DINAMIKA PARTIKEL

O
L
E
H

1. AFRISAL RESKY (105391100818)


2. ANDI TENRI AYU IRPAN (105391101418)
3. SUCI HAERUNNISA (105391100618)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita persermbahkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa,
karena hanya dengan izin-Nya semata sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “DINAMIKA PARTIKEL” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dan tak lupa pula shalawat serta salam kami hanturkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW. Semoga rahmat dan hidayahnya selalu bercucuran kepada kita
selaku umatnya pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen MEKANIKA namun
tidak hanya itu yang dilakukan, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pemahaman dan pengetahuan pembaca tentang gerak dan gaya dalam dinamika. Selain
itu kami sadar bahwa tak ada gading yang tak retak, tak retak bukanlah gading, begitu
juga dengan makalah ini, sebenarnya masih jauh dari kata sempurna maka dari itu
kami sebagai penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
untuk kesempurnaan tulisan ini.
Ucapan terimah kasih kepada semua pihak yang telah telah membantu atas
selesainya makalah ini, baik secara lansung maupun tidak lansung.

Masamba, Mei 2020

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii
BAB I . PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang Pemikiran …………………………………………………. 1

1.2. Metode Penulisan …………………………..……………………………….. 1

1.3. Tujuan …………………………….…………………………………………. 1

1.4. Batasan Masalah ……………………………………………………………. 1

\BAB II. PEMBAHASAN ………………………………..…………………………... 3


2.1 DINAMIKA (Gerak dan Gaya) ……………………………………………. 3
2.2 Hukum Newton Pertama …………………………………………………… 3
2.3 Hukum Newton Kedua ……………………………………………………… 4
2.4 Hukum Newton Ketiga ……………………………………………………… 6
2.5 Berat dan Massa ……………………………………………………………. 8
2.6 Sistem Satuan Mekanika …………………………………………………… 9
2.7 Hukum–Hukum Gaya ………………………………………………………. 10

BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………... 11


3.1 Kesimpulan ………………………………………………..………………….. 11
3.2. Saran ……………………………………………..………………………........ 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 13


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemikiran


Membicarakan tentang Dinamika, sekarang kita berhubungan dengan pertanyaan mengapa
benda-benda bergerak sebegitu rupa . apa yang membuat benda yang pada mulanya diam
mulai bergerak? Apa yang mempercepat atau memperlambat benda? Apa yang terlibat ketika
benda bergerak membentuk lingkaran? Kita dapat menjawab setiap pertanyaan tersebut
dengan mengatakan bahwa diperlukan sebuah gaya.
Berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semcam dorongan atau tarikan
terhadap sebuah benda. Ketika mendorong kereta belanja atau mobil yang mogok. Kita
memberikan gaya pada kereta atau mobil itu. Ketika martil memukul paku, atau angin meniup
daun-daun pada sebuah pohon, berarti sebuah gaya sedang di berikan. Kita katakan sebuah
bendah jatuh karena gaya gravitasi.

1.2 Metode Penulisan


Dalam menyelesaikan makalah ini kami mengunakan dua metode penulisan yaitu:
a) Metode internet, yaitu mengakses informasi melalui media internet.
b) Metode pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data berdasarkan pengetahuan,
mencari beberapa masalah yang berhubungan dengan materi ini sehingga terkumpul
informasi yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah ini.

1.3 Tujuan
a) Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
kita tentang teori dinamika.
b) Untuk lebih memahami materi dinamika lebih dalam.
c) Untuk memenuhi tugas makalah yang di berikan.

1.4 Batasan Masalah


Dalam menjelaskan masalah yang penulis kemukakan disini di pandang perlu untuk
menentukan batasan masalah yang di kemukakan. Sehinnga msaalah yang di bahas tidak
keluar dari materi yang di tentukan.
1
Yang menjadi pokok masalah yang di kemukakan penulis sebagai sub bab dalam masalah
ini adalah:
1. Dinamika (Gerak Dan Gaya)
2. Hukum newton pertama
3. Hukum newton kedua
4. Hukum newton ketiga
5. Berat dan massa .
6. Sistem satuan mekanika.
7. Hukum-hukum gaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinamika : Gerak dan Gaya


Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita mendorong
mobil mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika sebuah mesin
mengangkat lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan bahwa sebuah benda jatuh
karena gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, anda bisa saja
mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak.
Salah satu cara untuk mengukur besar (atau kekuatan) gaya ialah dengan mengunakan
neraca pegas. Biasanya nerca di gunakan untuk menimbang berat sebuah benda, dengan
istilah berat, yang dimaksud adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut . neraca
pegas, jika telah dikalibrasi dapat juga di gunakan untuk mengukur jenis gaya yang lain.
Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga merupakan vektor. Kita dapat menyatakan
gaya apapun pada sebuah diagram dengan sebuah tanda panah, seperti yang kita lakukan
dengan kecepatan. Arah tanda panah tersebut merupakan dorongan atau tarikan, dan
panjangnya di gambarkan sebanding dengan besar gaya.
Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan apa yang
“menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat geometris semata. Dalam
pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab gerak, pembahasan ini termasuk bagian
mekanika yang disebut dinamika. Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan
susunan benda-benda lain yang merupakan lingkungannya.

2.2 Hukum Newton Pertama


Berabad-abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topic utama dalam filsafat
alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian baru kemudian, dengan kem unculan Galileo
dan Newton, diperoleh kemajuan yang nyata,Galileo mencapai kesimpulan bahwa sebuah
benda akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang bekerja untuk
merubah gerak ini. Isaac Newton dilahirkan di inggris dalam tahun kematian Galileo adalah
bangunan prinsip dari mekanika klasik. Beliau memberikan hasil dari ide Galileo dan
pendahulunya yang lain kepada buah nyata yang di ungkapkan dalam tahun 1686 dalam
bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang biasa di kenal sebagai
Principia.

3
Newton menyatakan terimah kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya, Hukum
Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo, hukum tersebut menyatakan
bahwa:

“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus, kecuali jika di beri gaya total yang tidak nol”

Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak


tetapnya pada garis lurus di sebut inersia. Dengan demikian hukum Newton pertama sering
disebut hukum inersia.
Hukum Newton pertama tidak berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai contoh,
jika kerangka acuan anda tetap di dalam mobil yang dipercepat, sebuah benda seperti cangkir
yang diletakkan diatas dashboard mungkin bergerak kearah anda (cangkir tersebut tetap diam
selama kecepatan mobil konstan). Cangkir dipercepat kearah anda tetapi baik anda maupun
orang atau benda lain memberikan gaya kepada cangkir tersebut dengan arah demikian. Pada
kerangka acuan yang dipercepat seperti ini, hukum Newton pertama tidak berlaku. Kerangka
acuan yang dimana hukum Newton pertasma berlaku disebut kerangka acuan inersia ( hukum
inersia berlaku pada kerangka-kerangka acuan trersebut ).
Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapat menganggap bahwa krangka acuan
yang terletak tetap di bumi adalah kerangka inersia. (hal ini tidak tepat benar, karena
disebabkan rotasi bumi, tetapi cukup mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan konstan relative terhadap kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan inersia.
Kerangka acuan dimana hukum inwersia tidak berlaku, seperti kerangtka acuan yang
dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia. Bagaimana kita bisa yakin bahwa
sebuah kerangka acuan adalh inersia atau tidak? Dengan memeriksa apakah hukum Newton
pertama berlaku. Dengan demikian hukum Newton pertama berperan sebagai definisi
kerangka acuan inersia.

2.3 Hukum Newton Kedua


Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan intuitif
mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak terdefinisi
dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa adalah ukuran inersia suatu
benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah benda, makin sulit merubah keadaan
geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika
sedang bergerak.

4
Untuk menyatakan ukuran secara luas dari konsep massa, kita harus mendefinisikan
suatu standar. Dalam SI satuan massa adalah kilogr4am (kg).
Istilah massa dan berat sering di kacaukan antara satu dengan yang lainnya, tetapi
adalah penting untuk membedakan keduanya. Massa adalah sifat dari benda itu sendiri (yaitu
ukuran inersia benda tersebut atau jumlah zatnya). Berat adalah gaya,gaya gravitasi yang
bekerja pada sebuah benda. Untuk melihat perbedaannya, misalkan kita membawa sebuah
benda ke bulan. Benda itu hanya akan mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi,
karena gaya gravitasi lebih lemah,tetapi massa akan tetap sama. Benda tersebut akan tetap
memiliki jumlah zat yang sama dan inersia yang sama karena tidak adanya gesekan.
Hukum Newton pertama menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak akan tetap
bergerak dengan laju konstan dalam garis lurus. Tetapi apa yang terjadi jika sebuah gaya
total diberiakan pada benda tersebut? Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah,
suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertamba.
Atau, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak , gaya tersebut
akan memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya total yang bergerak, maka arah kecepatannya
akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan
percepatan, dapat kita katakana gaya total menyebabkan percepatan.
Bagaimana sebenarnya hubungan antara percepatan dan gaya? Pengalaman sehari-hari
dapat menjawab pertanyaan ini. Bayangkan gaya yang diperlukan untuk mendorong sebuah
gerobak yang gesekannya minimal . sekarang jika anda mendorong dengan pelan tetapi
dengan gaya yang konstan selama selang waktu tertentu, anda mempercepat gerobak tersebut
dari keadaan diam sampai laju tertentu, katakanlah 3 km/jam jika anda mendorong dengan
gaya dua kali lipat, anda akan mendapatkan bahwa gerobak tersebut mencapai 3 km/jam
dalam waktu setenga kali sebelumnya. Berarti percepatan akan dua kali lipat lebih besar. Jika
menggandakan gaya, percepatan akan menjadi dua kali lipat pula. Jika melipat tigakan gaya
percepatan juga menjadi tiga kali lipat dan seterusnya.
Dengan demikian percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
di berikan. Tetapi percepatan juga bergantung pada massa benda. Jika anda mendorong
gerobak kosong dengan gaya yang sama seperti ketika anda mendorong gerobak yang penuh,
anda akan menemukan bahwa gerobak yang penuh mempunyai percepatan yang lebih lambat
makin besar massa makin kecil percepatan, walaupun gayanya sama. Hubungan
matematisnya, seperti dikemukakan Newton, adalah percepatan sebuah benda berbanding

5
terbalik dengan massanya. Hubungan ini ternyata berlaku secara umum dan dapat dirangkum
menjadi:

“percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

Ini adalah hukum gerak Newton kedua, bentuk persamaannya dapat di tuliskan

a= ∑F
m
dimana a adalah percepatan, m adalah massa dan ∑F merupakan gaya total. Symbol ∑ (huruf
yunani “sigma”) berarti “jumlah dari”, F adalah gaya, sehingga ∑F berarti jumlah vektor dari
semua gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kita definisikan sebagai gaya total.
Kita susun kembali persamaan ini untuk mendapatkan pernyataan yang lebih kenal untuk
hukum newton kedua:

∑F=ma
Hukum neweton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya.
Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum Newton kedua
kita dapat membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya sebagai sebuah aksi yang bisa
mempercepat benda.
Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan di atas
merupakan persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan inersia. Persamaan ini
dapat di tuliskan dalzm bentuk komponen pada koordinat persegi panjang sebagai berikut:

∑F‌x=max, ∑F‌ỵ=maỵ, ∑F‌ź=maź,


jika gerak tersebut sepanjang stu garis(satu dimensi), kita bisa menghilangkan indeks-indeks
dan hanya menuliskan ∑F=ma.

2.4 Hukum Newton Ketiga


Hukum Newton kedua menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya
memp[engaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, darimana gaya-gaya itu datang?
Beberapa pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan kesebuah benda selalu
diberikan oleh benda lain.pada sebuah contoh ini, gaya diberikan pada sebuah benda, dan
gaya tersebut diberikan oleh benda lain. Misalnya, gaya yang diberikan pada paku diberikan
oleh martil.Tetapi Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu.

6
Memang benar martil memberikan gaya pada paku. Tetapi paku tersebut jelas
memberikan gaya kembali kepada martil, karena kecepatan martil tersebut dengan cepat di
perkecil sampai nol setelah terjadi kontak. Hanya gaya yang besarlah yang menyebabkan
perubahan kecepatan martil yang begitu cepat. Dengan demikian kata Newton, kedua benda
tersebut harus dipandang sama. Martil memberikan gaya pada paku, dan paku memberikan
gaya balik terhadap martil. Ini merupakan inti dari hukum gerak Newton yang ketiga:

“ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”.

Hukum ini kadang kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar. Tetapi untuk
menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya
“reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.
Sebagai bukti validitas hukum Newton ketiga, perhatikan bentuk tangan anda ketika
mendorong ujung meja. Bentuk tangan anda menjadi berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya
bekerja padanya. Kita bisa melihat sisi meja menekan tangan kita. Mungkin bsa merasakan
bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kita. Makin kuta mendorong meja itu,
makin kuat pula meja tersebut mendorong balik.
Bayangkan bagaimana kita berjalan. Seseorang mulai berjalan dengan mendorong lantai
dengan kakinya. Lantai kemudian memberikan gaya balik yang sama dan berlawanan arah
pada orang tersebut.dan gaya inilah, pada orang itu, yang menggerakan orang tersebut
kedepan.(jika meragukan akan hal ini, cobalah berjalan pada permukaan es yang sangat licin).
Dari contoh-contoh yang dibahas di atas, jelas bahwa adalah sangat penting untuk
mengingat pada benda yang mana sebuah gaya diberikan dan oleh benda mana gaya tersaebut
diberikan. Intinya adalah bahwa gaya mempengaruhi gerak benda hanya jika diberikan
kepada benda tersebut. Gaya yang diberiakan oleh sebuah benda tidak mempengaruhi benda
tersebut, melainkan mempengaruhi benda lain yang diberi gaya itu. Dengan demikian, untuk
menghindari kebingungan, kedua kata kepada dan oleh harus selalu digunakan dan digunakan
secara hati-hati.
Satu cara agar tetap jelas mengenai gaya apa yang bekerja pada benda yang mana adalah
dengan mengunakan indeks ganda. Sebagai contoh, gaya yang diberikan pada Orang oleh
Lantai dapat di beri label Fol dan gaya yang diberikan pada lantai oleh orang tersebut adalah

7
Flo sebagaimana ditunjukan.dari hukum Newton ketiga:
Fol = -Flo
Fol dan Flo memiliki besar yang sama, dan tanda minus mengingatkan kita bahwa kedua gaya
tersebut berlawanan arah.

2.5 Berat Dan Massa


Berat sebuah benda adalah gaya gravitasi yang dilakukan oleh bumi padanya. Berat
termasuk gaya, karena itu ia merupakan besaran vektor. Arah dari vektor ini adalah arah dari
gaya gravitasi, yaitu menuju pusat bumi, besar berat dinyatakan dengan satuan gaya, seperti
misalnya pon atau Newton.
Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jauth bebas, percepatannya adalah percepatan
gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W. jika hukum Newton kedua, F
= ma, diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka diperoleh W = mg. baik W
masupun g, keduanya adalah vektor yang mengarah ke pusat bumi, karena itu dapat
dituliskan:

W = mg
Dengan W dan g adalah besar vektor berat dan vektor percepatan. Telah kita lihat bahwa
berat benda, yaitu tarikan kebawah oleh bumi pada benda, adalah besaran vektor, sedangkan
massa benda adalah besaran scalar. Hubungan kuantitatif antara dan massa diberikan oleh W
= mg. karena g berbed-beda dari satu titik lain di bumi, maka W yaitu berat benda bermassa
m, berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda bermassa satu kilogram di
tempat yang memiliki g = 9,80m/s2 adalah 9.80 N, di tempat dengan g = 9,78 m/s2, benda
yang sama beratnya hanya 9.78 N.
Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya. Percepatan a yang
dihasilkan oleh gaya F yang bekerja pada benda yang besar beratnya W dapat diperoleh
dengan menggabungkan persamaan. Jadi dari F = ma dan W = mg. diperoleh:

m = W/g sehingga F = (W/g)a


besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = ma dan sesungguhnya tidak
lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W. sebagai contoh, orang yang beratnya 160
pon di tempat yang memiliki g = 32,0 kaki/s2 memiliki massa m = W/g = (160 pon)/(32,0
kaki/s2)= 5,00 slug. Beratnya ditempat lain yang memiliki g = 32,2 kaki/s2 adalah W = mg =
(5,00 slugs) (32,2 kaki/s2) = 161 pon.

8
2.6 Sistem Satuan Mekanika
Satuan gaya didefinisikan sebagai sebuah gaya yang menimbulkan satu satuan
percepatan bila dikerjakan pada stu satuan massa. Dalam bahasa SI, satuan gaya adalah gaya
yang akan mempercepat massa satu kg sebesar satu m/s2 dan seperti yang telah kita lihat,
satuan ini disebut Newton (N). dalam sistem cgs (centimeter, gram, sekon) satuan gaya adalah
gaya yang mempercepat massa satu g sebesar satu cm/s2 satruan ini disebut dyne. Karena 1 kg
= 103 g dan 1 m/s2 = 102 cm/s2, maka diperoleh bahwa 1 N = 105 dyne.
Benda standar pon dapat dibandingkan dengan kilogram dan ternyata massanya adalah
0,45359237 kg. percepatan gravitasi ditempat tertentu tersebut besarnya 32.1740 kaki/s 2. pon
gaya dapat ditentukan dari F = ma sebagai gaya yang mempercepat massa sebesar
0,45359237 kg dengan percepatan sebesar 32,1740 kaki/s2.
Cara ini memungkinkan kta untuk membandingkan pon-gaya dengan Newton. Dengan
mengingat bahwa 32,1740 kaki/s2 sama dengan 9,8066 m/s2, kita peroleh:

1 pon = (0,45359237 kg)(32,1740 kaki/s2)


= (0,45359237 kg)(9,8066 m/s2)
= 4,45 N.

Satuan massa dalam sistem British engineering dapat pula diturunkan, yaitu
didefinisikan sebagai massa sebuah benda yang akan mendapat percepatan 1 kaki/s 2 bila
dikerjakan gaya 1 pon padanya. Satuan massa ini disebut slug. Jadi dalam sistem ini:
F [pon] = m [slug] x a [kaki/s2]

Pon gaya adalah gaya yang menimbulkan percepatan gravitasi standar, 32,1740
kaki/s2 pada standar pon. Nanti akan kita lihat bahwa percepatan gravitasi berbeda-bed,
teregantung kepada jarak dari pusat bumi, Karen itu “perdepatan standar” diatas adalah harga
pada jarak tertentu dari pusat bumi.

Satuan-satuan dalam F = ma
Sistem satuan Gaya Massa Perdepatan
SI Newton (N) kilogram (kg) m/s2
cgs dyne gram (g) cm/s2
BE pound (lb) slug kaki/s2
Dimensi gaya sama dengan dimensi massa kali percepatan. Dalam sistem yang
menggunakan massa, panjang, dan waktu sebagai besaran dasar, dimensi gaya adalah massa x
panjan/waktu2. atau MLT-2 disini kita akan senantiasa menggunakan massa, panjang dan
waktu, sebagai besaran dasar mekanika.
9
2.7 Hukum – Hukum Gaya
Hukum-hukum gaya untuk sistem
Sistem Hukum gaya
1. balok di atas permukaan horizontal (a). gaya pegas : F = -kx dengan x adalah
kasar, di gerakkan oleh pegas yang pertambahan panjang pegas dan k konstan
direntangkan. yang menggambarkan sifat pegas; F
mengarah kekanan .
(b). gaya gesekan: F = µmg, dengan µ
adalah koefisien gesekan dan mg adalah
berat balok; F mengarah kekiri.

2. bola golf yang sedang melayang. F = mg; F mengarah ke bawah.

3. satelit buatan F = GmM/r2, dengan G adalah konstanta


gravitasi, M massa bumi dan r jejari
orbit; F mengarah ke pusat bumi. Ini
adalah hukum gravitasi universal Newton.

4. electron didekat bola bermuatan F = ( 1/4πєo )eQ /r2,dengan єo adalah


positif. konstanta, e muatan electron,Q muatan
padaa bola, dan r jarak dari electron
kepusat bola F mengarah kekana. Ini
adalah hukum elektrostatika coulomb.

5. dua batang magnet F = (3µo/2π)µ2/r4, dengan µo adalah


konstanta,µ momen dipol (dwikutub)
magnetic masin-masing batang magnet,
dan r adalah jarak dari pusat kepusat
antara batang; dianggap bahwa r » l,
dengan l adalah panjang masing-masing
batang; F mengarah kekanan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a). Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita mendorong
mobil mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika sebuah mesin
mengangkat lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan bahwa sebuah benda
jatuh karena gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, anda
bisa saja mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak.

b). Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan apa yang
“menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat geometris semata.
Dalam pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab gerak, pembahasan ini termasuk
bagian mekanika yang disebut dinamika.

c). Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan susunan benda-benda lain yang
merupakan lingkungannya.

d). Hukum Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo, hukum tersebut
menyatakan bahwa:
“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus, kecuali jika di beri gaya total yang tidak nol”

e). Hukum Newton kedua adalah :


“percepatan sebuah denda berbanding lurus dengan gaya totsl usng bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan
arah gaya total yang bekerja padanya”.

f). Hukum Newton yang ketiga:


“ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”.
Hukum ini kadang kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi
yang sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar. Tetapi untuk
menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan
gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.

11
g). Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan intuitif
mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat” tidak terdefinisi
dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa adalah ukuran inersia
suatu benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah benda, makin sulit merubah
keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam, atau
menghentikannya ketika sedang bergerak.

3.2 Saran
Materi dinamika ini perlu dikaji lebih mendalam lagi, hal ini agar materi tentang
dinamika ini dapat dikuasai dengan sempurna oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
dengan mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA

Finn, Edward J. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


Alonso, Marcello. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Giancoli, Douglas C. Fisika edisi 5. Jakarta: Erlangga
http://id.wikimedia.org/fisika/dinamika/09/dinamika
http://id.dinamika_partikel/fisika/09/
www.google.com/dinamika/2009

13

Anda mungkin juga menyukai