Anda di halaman 1dari 26

SKENARIO 2

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Kunjungan Rumah Pasien Dengan Gangguan Pernapasan

Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan
sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap minggu sehingga sangat
mengganggu kegiatan sekolahpasien. Oleh karena itu dokter ingin mengunjungi rumah pasien
untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4x7 m bersama
keluarganya. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakaknya yang
berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu bersama keluarga ini tinggal kakek dan nenek (orang tua
ayah). Kondisi dalam rumah kurang rapih, bersih, kurang pencahayaan dan ventilasi. Kakek
dan ibu pasien mempunyairiwayat asmabronkial. Kakek dan ayah pasien adalah perokok
berat.
Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD
yang bekerj sebagai seorang tukang cuci pakaian rumah tetangganya, sedangkan kakek dan
enenknya tidak bekerja. Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien
kurang mendapakan perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering
terlambat berobat ke dokter.
Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan
bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hal dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga?

1
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan keluarga
1.1 definisi keluarga
1.2 tugas keluarga
1.3 fungsi keluarga
1.4 dinamika kehidupan keluarga
1.5 bentuk keluarga
1.6 siklus keluarga
2. Memahami dan menjelaskan internal dan eksternal yang mempengaruhi kesehatan
keluarga
1.1 internal
1.2 eksternal
1.3 analisis skenario
3. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban anggota keluarga dalam pandangan
islam
4. Memahami dan Menjelaskan konsep dan fungsi keluarga dalam pandangan Islam

2
1. Memahami dan menjelaskan secara menyeluruh mengenai konsep keluarga

1.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI, 1998)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau
perkawinan (WHO, 1969).
Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat
oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,
esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan
masing-masing anggotanya.

Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :


1. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak,
kakek dan nenek.
2. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu sama lain.
3. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti
sebagaimana unit individu.
4. Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap anggota.
5. Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan
suatu budaya.
6. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah
yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang
tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
7. Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang
berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya
bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya
pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.

3
8. Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat
(keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
9. Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan
seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan,
tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
10. National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam
satu rumah.
11. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
12. BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.

1.2 Memahami dan menjelaskan tugas keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu
ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu.
Perkembangan ini terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.

Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai
tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan
perkembangan tersebut adalah:

1. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui


perkawinan.

Tugas perkembangan:

1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.


2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3. Membina keluarga berencana.

Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang


direncanakan.

1. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir
sampai berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan:

1. Perubahan peran menjadi orang tua.


2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.

4
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan
penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.

1. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun
sampai dengan 5 tahun.

Tugas perkambangan:

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.


2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus dipenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

Masalah kesehatan:

1. a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.


2. b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.
3. c. Persaingan antara kakak adik.
4. d. Pengasuhan anak.
5. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6
tahun samapi 13 tahun.

Tugas perkembangan:

1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.


2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka.

Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai
19-20 tahun.

Tugas perkembangan:

1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan


otonominya.
2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.

Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.

Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah
sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum
menikah dan tinggal dalam rumah:

5
Tugas perkembangan:

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Masalah kesehatan:

1. a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua  tidak lancar.


2. b. Transisi peran suami istri.
3. c. Memberi perawatan.
4. d. Kondisi kesehatan kronis
5. e. Masalah menopause
6. f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.

Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan:

1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.

Masalah kesehatan:

1. a. Promosi kesehatan.
2. b. Masalah hubungan dengan perkawinan.
3. c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.
4. d. Masalah hubungan dengan perawatan.

Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai
dengan dua-duanya meninggal.

1.3 Memahami dan menjelaskan Fungsi Keluarga


Menurut WHO (1978)
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

6
d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.
Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. no 21 tahun 1994 mengenai
penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi
keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya pembangunan yang handal
dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri, yaitu:

 Fungsi Keagamaan
 Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar
kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa
untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
 Fungsi Sosial Budaya
 Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu
kesatuan, sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat
mengajarkan dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada
anaknya.
 Fungsi Cinta kasih
 Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak
dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan
kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya
kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari
perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.
 Fungsi Melindungi
 Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada
setiap anggota keluarga.
 Fungsi Reproduksi
 Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang
direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang
penuh iman dan takwa.

7
1. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar
bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan
datang.

2. Fungsi Ekonomi
Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.

3. Fungsi Pembinaan Lingkungan


Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi,
selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah
secara dinamis.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:


1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
5. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi
satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola
hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang
wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai
kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan
dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit
tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam
keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau
merusak fungsi keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
1. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan
kebenaran (honesty and authenticity)
4. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
5. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
6. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)

8
8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
1.3 Memahami dan menjelaskan struktur keluaga
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
a. Karakteristik pengirim yang berfungsi
- Yakin ketika menyampaikan pendapat
- Jelas dan berkualitas
- Meminta feedback
- Menerima feedback
b. Pengirim yang tidak berfungsi
- Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
- Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
- Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
- Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
- Komunikasi yang tidak sesuai
c. Karakteristik penerima yang berfungsi
- Mendengar
- Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
- Memvalidasi
d. Penerima yang tidak berfungsi
- Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
- Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
- Offensive (menyerang bersifat negatif)
- Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
- Kurang memvalidasi
e. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
- Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
- Komunikasi terbuka dan jujur
- Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
- Konflik keluarga dan penyelesaiannya
f. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
- Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
- Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
- Kurang empati
- Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
- Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
- Komunikasi tertutup
- Bersifat negatif
- Mengembangkan gosip

9
2. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
a. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource or expert power (pendapat ahli)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)

Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti:
a. Konsensus
b. Tawar menawar atau akomodasi
c. Kompromi atau de facto
d. Paksaan
e. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapagenerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

1.4 Memahami dan menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan polaperilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :

10
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Peranan baru orang sakit harus mendapat pengakuan dan dukungan dari anggota masyarakat
dan anggota keluarga yang sehat secara wajar. Sebab dengan sakitnya salah satu anggota
masyarakat atau anggota keluarga maka akan ada lowongan posisi yang berarti juga
mekanisme sistem didalam masyarakat atau keluarga tersebut akan terganggu. Hal ini
disebabkan salah satu anggota pemegang peranan absen. Untuk itu maka anggota-anggota
masyarakat/keluarga harus dapat mengisi lowongan posisi tersebut, yang berarti juga
menggantikan peranan orang yang sedang sakit tersebut.

Mengenai peranan, maka ada dua hal yang saling berkaitan yakni, hak dan kewajiban.
Demikian juga peranan orang sakit akan menyangkut masalah hak dan kewajiban orang sakit
tersebut sebagai anggota masyarakat.
1. Hak Orang SakiT
Hak utama orang sakit adalah bebas dari segala tanggungjawab sosial yang normal.
Hal tersebut tidak mutlak, tergantung dari tingkat keparahan penyakit. Bila tingkat
keparahannya rendah, volume dan frekuensi kerja harus dikurangi. Sebaliknya jika
tingkat keparahan yang tinggi terlebih lagi apabila sisakit  menderita penyakit
menular, hak untuk tidak memasuki posisi sosial harus diperolehnya.

Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Ini dikarenakan orang yang sakit dituntut kewajibannya untuk sembuh dan juga
dituntut untuk segera kembali berperan didalam sistem sosial.

2. Kewajiban Orang Sakit


Di samping haknya yang dapat dituntut, orang yang sedang sakit juga mempunyai
kewajiban yang harus dipenuhi. Pertama, orang yang sedang sakit mempunyai
kewajiban untuk sembuh dari penyakitnya. Hal ini disebabkan karena manusia diberi
kesempurnaan dan kesehatan oleh Tuhan.

Kewajiban orang yang sakit kedua adalah mencari pengakuan, masihat-nasihat, dan
kerja sama dengan para ahli yang adal didalam masyarakat. Pengakuan ini penting
agar anggota masyarakat yang lain dapat menggantikan posisinya dan melakukan
peranan-peranannya selama ia dalam keadaan sakit.

1.5. Memahami dan menjelaskan Bentuk Keluarga

 TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

11
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang
tua (kakak-nenek), keponakan,dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti
perceraian atau ditinggal mati

12
 NON-TRADISIONAL

a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

1.6 Memahami dan Menjelaskan Dinamika Keluarga

Keluarga merupakan tempat orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai masalah
pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga,
insya Allah, akan sukses di masyarakat. Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan
lingkungan sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan
juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga
diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.

13
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah
sistem nilai keluarga.
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di
luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga
pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi
tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak,
keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga
terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan.
Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan
(abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk mendapat informasi dengan cepat
tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga

1.7 Memahami dan Menjelaskan Siklus keluarga


Definisi
 Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan
yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan
status pekerjaan kepala keluarga.

Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang
didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan
keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota
keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan
tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.

14
1. Pasangan baru (keluarga baru)
· Membina hubungan dan kepuasan bersama
· Menetapkan tujuan bersama
· Mengembangkan keakraban
· Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
· Diskusi tentang anak yang diharapkan
2. Child bearing (menanti kelahiran)
· Persiapan untuk bayi
· Role masing-masing dan tanggung jawab
· Persiapan biaya
· Adaptasi dengan pola hubungan seksual
· Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3. Keluarga dengan anak pra-remaja
· Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
· Merencanakan kelahiran anak kemudian
· Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4. Keluarga dengan anak sekolah
· Menyediakan aktivitas untuk anak
· Biaya yang diperlukan semakin meningkat
· Kerjasama dengan penyelenggara kerja
· Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
· Sistem komunikasi keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
· Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
· Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
· Mencegah adanya gap komunikasi
· Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
· Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
· Penataan kembali tanggung jawab antar anak
· Kembali suasana suami istri
· Mempertahankan komunikasi terbuka
· Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7. Keluarga dengan usia pertengahan
· Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
· Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
· Keakraban pasangan
· Mempertahankan kontak dengan anak
· Partisipasi aktivitas sosial
8. Keluarga dengan usia lanjut
· Persiapan dan menghadapi masa pensiun
· Kesadaran untuk saling merawat
· Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
· Pertahankan kontak dengan anak cucu

15
Siklus hidup keluarga dalam ilmu kependudukan  dipandang penting, karena  lima alasan
pokok sebagai berikut :
1)      Menunjukan interaksi antara anggota keluarga. Peristiwa-peristiwa seperti kelahiran,
kematian, dan perubahan umur atau status anak, tidak hanya mempengaruhi individu-
individu yang bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain.
2)      Memperjelas pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-
tahap awal siklus terhadap kehidupan keluarga sampai akhir siklus tersebut.
3)      Menghilangkan konsepsi yang salah tentang keluarga, misalnya pandangan bahwa
keluarga hanya  melewati satu atau dua tahap tertentu saja.
4)      Merupakan suatu ringkasan yang penting tentang pengaruh gabungan faktor-faktor
fertilitas, mortalitas, nupsialitas dengan faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan.
5)      Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan sosial demografi dan sosial
ekonomi.

Menurut Neighbour (1985) tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam
setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :
1)  Tahap Perkawinan
2)  Tahap Melahirkan Anak
3)  Tahap Membesarkan Anak-Anak Memasuki Sekolah Dasar
4)  Tahap Membesarkan Anak-Anak Usia Remaja
5)  Tahap Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anak
6)  Tahap Tahun-tahun Pertengahan
7)   Tahap Usia Tua

 Model Siklus Dalam Keluarga

Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:

1)      Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional


Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan
keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional
adalah:
-      Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
-      Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
-      Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
-      Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup
bersama.
-      Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

16
2)      Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional

Family Household
1.   Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh
pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.
2.      Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan
karir dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.
3.      Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
4.      Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.
5.      Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar
pernikahan.
6.      Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.
7.      Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk
menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak,
atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.

 Non-Family Household
1.      Pasangan tidak menikah
2.      Perceraian tanpa anak
3.      Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak
menikah
4.      Janda atau duda

1.8 dampak anggota keluarga terhadap timbulnya penyakit di keluarga


Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang
amat besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling
tidak pada lima hal :

1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic (fungsi
reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic tersebut, yang antara
lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit
dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan
mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan anak
tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik maupun
perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah sulit
diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang atau
bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka penyakit dan
kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit

17
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih baik
pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga
yang sakit

2. Memahami dan menjelaskan Konsep Rumah Sehat

1. Kebutuhan Minimal Masa (penampilan) dan Ruang (luar-dalam)


Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah.
Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci
dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9
m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 m. Rumah sederhana
sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat, dan menjalankan kegiatan hidup
sehari-hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu
memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. kebutuhan luas per jiwa
b. kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
c. kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)
d. kebutuhan luas lahan per unit bangunan

2. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan


Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan
dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan
kelembaban dalam ruangan. Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan
rumah sehat dan nyaman.

a. Pencahayaan
Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada
siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang langit, dengan ketentuan
sebagai berikut:
- ß cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan,
- ß ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya,
- ß ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh:
- ß kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
- ß lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),
- ß tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,
- ß lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,
- ß sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap hari,
- ß cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00
b. Penghawaan
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang hidupnya. Udara akan
sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan
akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila
terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan, serta
lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atay partisi sebagai ventilasi.

18
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat
dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan
ketentuan sebagai berikut:
- ß Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
- ß Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan.
- ß Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang memerlukan
peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
- ß Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan disekitarnya.
- ß Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam
bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.
c. Suhu udara dan kelembaban
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara ruangan
sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat
dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar
akan menjadikan ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban
tinggi dalam ruangan. Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan
dan penghuni dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan:
- ß keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar.
- ß pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak.
- ß menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.

3. Kebutuhan Minimal Keamanan dan Keselamatan


Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana
adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan) atap serta lantai. Sedangkan bagian-bagian
lain seperti langit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.
a. Pondasi
Secara umum sistem pondasi yang memikul beban kurang dari dua ton (beban kecil), yang
biasa digunakan untuk rumah sederhana dapat dikelompokan kedalam tiga sistem pondasi,
yaitu: pondasi langsung; pondasi setempat; dan pondasi tidak langsung. Sistem pondasi yang
digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini Rumah
Sederhana Sehat (Rs Sehat) ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali
atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin
atau galam.
b. Dinding
Bahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah conblock, papan,
setengah conblock dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu tergantung pada potensi
bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang
digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05. Untuk dinding papan harus dipasang pada
kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak
maksimum 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat
dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak
beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan
yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur
lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan. Ring-balok dan kolom dari kayu
balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan

19
antara kolom dengan ringbalok dilengkapi dengan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang
banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 cm.
c. Kerangka bangunan
Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah
setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari
rangka kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk
sloof disarankan menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah kayu panggung
seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun untuk dinding dan
pondasinya
d. Kuda-kuda
Rumah sederhana sehat ini menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu
dengan kelas kuat dan awet II berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan
ukuran sepadan. Disamping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah
digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Dalam rangka mempercepat
pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda
papan paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu
dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya. Khusus untuk rumah tembok dengan
konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan ampig tembok
yang disekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang. Kemiringan
sudut atap harus mengikuti ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan,
sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau minimal 200 untuk pertimbangan
kenyamanan ruang didalamnya.
Kriteria rumah sehat (Winslow):
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan dari terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Kriteria rumah sehat (WHO, 1974) :
1. Harus dapat melindungi dari dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat
istirahat.
2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.
3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan dan penyakit menular.
6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Kebutuhan Fisiologis
1. Suhu Ruangan 18-20°C
Dipengaruhi :
a. Suhu udara luar.
b. Pergerakan udara.
c. Kelembaban udara.
d. Suhu benda-benda yang ada di sekitarnya.
2. Penerangan
Penerangan cukup baik siang (sinar matahari) atau malam hari.
3. Ventilasi udara

20
a. Luas jendela secara keseluruhan ± 15% dari luas lantai.
b. Kassa untuk menghalau serangga
4. Jumlah ruangan atau kamar
Ruang/kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni atau jumlah orang yang
tinggal bersama dalam satu rumah, ± 5 m2 per orang.
Kriteria Lingkungan Sehat
1. Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun (Permenkes no.
416/MENKES/PER /IX/1990 ttg Persyaratan kualitas air bersih & air minum).
2. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik (jarak min ±
100m dari TPS).
3. Dapat mencegah terjadinya perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk, tikus,
dll.
4. Letak perumahan jauh dari pencemaran. Mis: kawasan industri (min 5 km).
Rumah yang buruk/kumuh dapat medukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan
kesehatan:
1. Infeksi saluran napas.
2. Infeksi pada kulit.
3. Infeksi akibat infestasi tikus.
4. Arthropoda.
5. Kecelakaan.
6. Mental.
7. Sick Building Syndrome
8. Batuk kering, iritasi mata dan THT, kulit kering dan
9. Gatal, badan lemah > 2 mggu.

3.Memahami dan menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat
determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a).
lingkungan, b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d).keturunan atau herediter. Keempat
determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas yang
kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan individu, disamping
empat faktor tersebut, faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender,
pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut
determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik
secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan
derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau
masyarakat.

21
 Faktor makanan
Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari seorang ibu yang
telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan lengkap untuk seorang bayi.
Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan yang cocok, menikmati tubuh yang
benar-benar sehat.Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan harga yang tepat.
Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka
tubuh akan bereaksi sebaliknya. Sakit adalah salah satu reaksi tubuh, dan bila kemudian
dicegah atau dirawat dengan benar, tubuh kembali sehat.Penyakit merupakan peringatan
untuk mengubah kebiasaan kita.Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan
makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.
 Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk
memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan
tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya. Biasanya, orang yang
berpendidikan (dalam hal ini orang yang menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko
lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya dibandingkan dengan masyarakat
yang awam dengan kesehatan.
 Faktor sosioekonomi
Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan,
dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar pada
penentuan derajat kesehatan seseorang.Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat
dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi
buruk.Hal tersebut bisa terjadi karena orang dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk
mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.
 Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu, termasuk
sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki beribu-ribu suku dengan adat istiadat yang
berbeda-beda pula. Sebagian dari adat istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang
“primitif” dan tidak mempedulikan aspek kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy yang
tidak memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.
 Usia
Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang berbeda-beda
terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.
 Faktor emosional
Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia semakin
meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami pengaruh dari pikiran terhadap
kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha mengembangkan sikap yang benar agar
tercapai kesejahteraan.

22
 Faktor agama dan keyakinan
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak langsung
mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya, pada agama Islam.Islam
mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan adalah sebagian dari
iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan melaksanakan perintah Allah SWT. untuk
berperilaku bersih dan sehat.

4 Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban anggota keluarga dalam pandangan islam

1. Hak Orang tua (Kewajiban anak terhadap Orang tua)


a. Hak Orang tua yang masih hidup
 Mendapat perlakuan yang baik dari anak-anaknya.
Rasulullah Saw. besabda : “Berbuat baiklah kepada kedua Orang tua lebih utama
ketimbang shalat, shadaqoh, puasa, haji, umroh, dan jihad di jalan Allah.” (HR. Abu
Ya’la dan Thabrani)
 Mendapat perawatan yang baikdari anak-anaknya hingga maut menjemputnya.
Rasulullah Saw. besabda : “Anak tidak dapat membalas kedua Orang tuanya hingga ia
mendapati sebagai budak lalu membelinya dan memerdekaannya.” (HR. Muslim)

b. Hak Orang tua yang telah wafat


Ada Sahabat yang bertanya pada Rasulullah “Wahai Rasulullah masih adakah adakah
kewajiban untuk berbuat baik kepada Orang tuanya yang telah wafat ?” Rasulullah
bersabda “Ya, mendo’akannya, memintakan ampunan untuknya, menunaikan janjinya,
menghormati temannya, menyambungkan kerabat yang tidak dapat disambung oleh
Orang tua.” (HR. Abu Daud, Abn Hibban, dan Al Hakim)

2. Hak Anak (Kewajiban Orang tua)


a. Mendapat nama yang baik dan mengaqiqahkannya. Rasulullah Saw. besabda :
“Setiap bayi tergadaikan oleh aqiqahnya, disembelihkan kambing untuknya pada hari
ketujuh dan di cukur rambutnya.” (HR. Muslim)

b. Bersikap lemah lembut dan sayang pada anak, tidak berbeda apakah itu anak
perempuan maupun laki-laki. Aqra melihat Rasulullah mencium cucunya Hasan, lalu
Aqra bertanya : “Sesungguhnya aku punya sepuluh anak, tetapi aku belum pernah
mencium seorang pun diantara mereka.” Lalu Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya
orang yang tidak menyayangi tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang baik
d. Mendapatkan nafkah (sandang dan pangan)
e. Dipisahkan ruang tidurnya anak laki-laki dengan perempuan bila sudah beranjak
dewasa (aqil baligh).

23
5 Memahami dan Menjelaskan konsep dan fungsi keluarga dalam pandangan Islam

Konsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk
konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang
bernafaskan Islam, yang mawaddah wa rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang
memberi penekanan yang lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut
tentang hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah tangga.
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang terbentuk dari pasangan yang baik kemudian
menerapakan nilai nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban rumah tanggasertam
mendidik anak dalam suasana mawadah warohmah. Dan difirmankan Allah SWT dalam
surat Ar-Ruum ayat 21 artinya :
“ Dan diantara tanda-tanda ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar
kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannyadiantaramu rasa cinta dan kasih sayan.
Sesungguhnyadalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
memikirkan “. (QS. Ar-Ruum : 21).
Dalam berkeluarga ada beberapa yang perlu dipahami, antara lain :
1. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajibban istri terhadap suami
a. Menjadikannya sebagai Qowwam (yang bertanggung jawab)
Suami wajib ditaati dan dipatuhi dalam setiap keadaan kecuali yang bertentangan
dengan syariat islam karena suami adalah pemimpin yang Allah pilihkan untuk
wanita.
b. Menjaga kehormatan diri
· Menjaga akhlak dalam pergaulan
· Menjaga izzah suami dalam segala hal
· Tidak memasukan orang lain ke dalam rumah tanpa seizin suami
c. Berkhidmat kepada suami
· Menyiapkan dan melayani kebutuhan lahhir batin suami
· Menyiapakan keberangkatan dan mengantarkan kepergian
· Suara istri tidak melebihi suara suami
· Berterima kasih terhadap perlakuan dan pemberian suami

2. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap istri
a. Istri berhak mendapat mahar
b. Mendapat perhatian penuh dan kebutuhan lahir batin
c. Mendapatkan nafkah sandang pangan papan
d. Mendapakan pengajaran Diinul Islam dan pengajaran yang lain dan suami memberi
sarana dan mengawasi
e. Suami mengajak istri menghadiri majlis ta’lim dan lain-lain tentang ketaqwaan
f. Mendapatkan perlakuan yang lembut dengan penuh kasih sayang disaat apa pun

24
Fungsi Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat perlu diberdayakan fungsinya agar dapat
mensejahterakan umat manusia.
Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :
a. Penerus misi umat Islam
Dalam sejarah, dapat kita lihat bagaimana islam sanggup berdiri tegap dalam menghadapi
berbagai ancaman dan bahaya. Demikianlah berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan
yang bermutu merupakan faktor penting yang telah memelihara keberadaan umat islam yang
sedikit. Pada waktu itu menjadi pendukung islam dalam mempertahankan kehidupannya
( Berkeluarga )
b. Perlindungan terhadap akhlak
Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari
kerusakan dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah Rasulullah bersabda :
“Wahai pemuda, siapa diantara kalian yang berkemampuan maka menikahlah, karena nikah
lebih melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum,
karena shoum itu baginya daalah penenang”. ( HR. AL-Khosah dari Abdullahbin Mas’ud )
c. Wahana pembentukan generasi Islam
Keluarga lah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi anak.
Penyair kondang Hafidz Ibrohim mengatakan :” Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila
engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkanbangsa yang baik perangainya.” Ibu
sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yaitu
menyediakansarana bagi berlangsungnya pendidkan tersebut. Keluarga lah yang menerapkan
sunnah Rasul dari bangun tidur sampai sampai akan tidur lagi. Maka tercipta lah generasi
islam yang handal dan berkualitas
d. Memelihara status sosial dan ekonomi
Dalam pembentukan keluarga, islam mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya
ikatann keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat
dan bangsa.
Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam ( Non Arab ),antara kulit
putih dan kulit hitam, anatara orang timur dengan orang barat. Berdasarkan fakta ini Islam
sudah mendahului semua “system Demokrasi” dalam mewujudkan persatuan ummat
Fungsi ekonomi dalam keluarga akan Nampak. Rasul bersabda : “ Nikahilah wanita, karena
ia akan mendatangkan Maal.” (HR. Abu Dawud, dari Urwah RA). Perkawinan adalah sarana
untuk mendapakan sarana keberkahan dibandingkan dengan bujangan, berkeluarga lebih
hemat ekonomis dan lebih giat dalam mencari nafkah.
e. Menjaga kesehatan
Pernikahan memelihara para pemuda yang sering melakukan kebiasaan onani yang menguras
tenaga dan dapat mencegah penyakit kelamin.
f. Memantapkan spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan sebagai pelengkap dari keimanan dan pelapang jalan menuju sabilillah, hati
menjadi tenang bersih dari berbagi kecenderungan dan jiwa terlindung dari berbagai was was

25
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta
Meda Wahini. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi
Pada Anak. [oline]. Tersedia: http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm[15 Desember
2008
Syaripudin, Tatang. (2008). Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu: Bandung
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/lama/hukum/km403-02l1.pdf
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Perumahan%20dan%20Pemukiman%20Sehat.pdf
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0608824_chapter2.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai