Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

3, September 2012: 287-294


ISSN : 2088-3137

PENGARUH TINGGI PASANG SURUT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BIOMASSA


DAUN LAMUN Enhalus acoroides DI PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU JAKARTA

Christon*, Otong Suhara Djunaedi** dan Noir Primadona Purba**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad


**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan dan biomassa daun lamun
Enhalus acoroides dengan faktor fisis dan kimiawi perairan yang dilakukan pada bulan Maret
2012 dan pengolahan data dilakukan pada bulan April 2012. Pengukuran parameter fisis dan
kimiawi perairan dilakukan secara insitu dan pengukuran pertumbuhan dan biomassa daun
lamun menggunakan metode survei yang meliputi: teknik pengambilan contoh acak, petak
kuadrat, penandaan daun lamun Zieman (1974), serta Independent T-test dan Correlate
bivariate dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics Version 19.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik nilai korelasi rata-rata tinggi pasang
surut dengan pertumbuhan dan biomassa Enhalus acoroides tidak berbeda secara
signifikan, dan nilai Independent T-test pada kedua lokasi tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan biomassa adalah
kecepatan arus yang menyebabkan kelimpahan mikroalga epifit, sehingga mempengaruhi
laju pertumbuhan lamun Enhalus acoroides.

Kata kunci : Biomassa, Enhalus acoroides, lamun, pertumbuhan

ABSTRACT

This research aimed at measuring the growth and the biomass of Enhalus acoroides
leaves with physical and chemical factors that is conducted in March 2012, and data
processing in April 2012. The measurement of physical and chemical factors are conducted
using insitu method and the measurement of the growth and the biomass of seagrass leaves
is using several methods; taking sample randomly, transect quadrant, Zieman (1974) method
of marking seagrass, and Independent T-test and Correlate Bivariate using IBM SPSS
Statistics Version 19.0 for Windows. The result of the average of tidal with the growth and the
biomass of Enhalus acoroides is not significant, and the Independent T-test in both locations
are not showing any significant differences. The environment factor that is affecting the
growth and the biomass current rate which causing the abundance of epiphytic microalgae
and affecting the growth of Enhalus acoroides.

Keyword : Biomass, Enhalus acoroides, growth, seagrass


288 Christon, Otong Suhara Djunaedi dan Noir Primadona Purba

PENDAHULUAN dan pengambilan sampel di Pulau Pari


Enhalus acoroides merupakan Kepulauan Seribu Jakarta dilakukan pada
spesies lamun yang menyumbang bulan Maret 2012 dan pengolahan data
sebagian besar biomassa total tumbuhan dilakukan pada bulan April 2012.
pada ekosistem lamun perairan dangkal Penentuan plot dilakukan dengan
(Brouns and Heijs 1986). Enhalus menggunakan metode transek garis
acoroides sebagai salah satu komponen dengan menarik garis sejauh 50 m menuju
keanekaragaman hayati daerah padang arah tubir pada ekosistem lamun secara
lamun, berkaitan erat dengan dengan tegak lurus terhadap garis pantai.
produktivitas biomassa serta produktivitas Kemudian menarik garis secara horisontal
primer yang akan berpengaruh terhadap sejauh 10 m untuk menentukan plot
rantai makanan. Kondisi lingkungan berikutnya.
perairan akan mempengaruhi jumlah, Pengukuran data fisis dan kimia,
sebaran dan biomassa lamun tersebut. yaitu kedalaman, kecerahan, suhu,
Bentuk daun Enhalus acoroides kecepatan arus, pH, salinitas, nitrat dan
yang seperti pita atau sabuk memudahkan orthofosfat. Sedangkan data pasang surut
untuk dijadikan objek pengamatan didapatkan melalui TNI AL Dishidros
pertumbuhan. Pengukuran per-tumbuhan dengan stasiun Tanjung Priok, Jakarta.
lamun Enhalus acoroides dilakukan pada Pengambilan sampel daun lamun
bagian daun lamun yang didasarkan atas menggunakan metode acak stratifikasi
fungsi daun sebagai penerima cahaya dan yaitu dengan mengambil sampel secara
alat fotosintesis. acak (Murwanto dkk. 2000). Nilai
Menurut Hamza (2009), kerapatan dan penutupan diukur dengan
pertumbuhan dan sebaran lamun dibatasi menggunakan metode petak kuadrat
oleh beberapa faktor seperti temperatur, dengan menggunakan alat transek
salinitas, jenis substrat, dan kecerahan. berukuran 1 × 1 m.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap Pengukuran pertumbuhan panjang
pertumbuhan lamun adalah kedalaman air dan produksi daun lamun Enhalus
yang menentukan tingkat kecerahan air acoroides meng-gunakan metode
disebabkan oleh ukuran daunnya yang penandaan daun Zieman (1974)
besar mem-pengaruhi fotosintesis dan (Erftermeijer et al. 1993, Azkab 2000).
pertumbuhannya serta pengaruh arus Penandaan dilakukan dengan cara
pada pola pasang surut yang akan melubangi daerah meristem tunas pelepah
mempengaruhi larutnya nutrien dalam air sebagai batas awal penandaan awal
yang bermanfaat bagi pertumbuhan pertumbuhan yang dilakukan selama
lamun. empat belas hari dalam rentang waktu
Enhalus acoroides tersebar pada tujuh hari, tunas dilubangi untuk kedua
hampir seluruh perairan laut dangkal dan ketiga kalinya sebagai batas akhir
Indonesia (Den Hartog 1970). Pada Pulau pertumbuhan.
Pari terdapat daerah yang berhubungan Sampel substrat diambil sebanyak
langsung dengan Laut Jawa dan yang 100 g untuk diayak dengan menggunakan
tidak terhubung langsung dengan Laut ayakan bertingkat untuk dipisahkan dan
Jawa, sehingga terdapat dua daerah diklasifikasikan menurut skala Udden
dengan perbedaan kecepatan arus, Wenworth. Correlate Bivariate digunakan
sehingga gerakan periodik jangka panjang untuk mengetahui apakah terdapat
yang disebabkan oleh pasang surut akan hubungan antara pasang surut dengan
mempengaruhi penetrasi cahaya dan pertumbuhaan dan biomassa daun lamun,
kecepatan arus. Jumlah nutrien yang dan perbandingan pertumbuhan dan
terlarut dalam air laut akan menentukan biomassa pada sampel lamun antara dua
tingkat pertumbuhan lamun dan stasiun penelitian dilakukan dengan
biomassanya. menggunakan Independent T-test dari dua
populasi yang tidak berhubungan, apakah
kedua populasi tersebut mempunyai rata-
BAHAN DAN METODE PENELITIAN rata yang sama atau berbeda secara
Penelitian ini dilaksanakan pada signifikan.
bulan Maret sampai dengan April 2012.
Pengukuran parameter fisis dan kimiawi,
Pengaruh Tinggi Pasang Surut terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun
289
Enhalus acoroides

HASIL DAN PEMBAHASAN Selatan dan 106o37'38,8" Bujur Timur,


Lokasi penelitian terbagi dalam dan stasiun 2 terletak pada 05o51'54,1"
dua stasiun, dimana stasiun 1 terletak Lintang Selatan dan 106o36'29,5" Bujur
pada koordinat 05o51'11,7" Lintang Timur (Gambar 1).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Pulau Pari, Kepulauan Seribu

Parameter Fisis Perairan 0.12 m s-1 (Dinas Perikanan DKI Jakarta


Kondisi suhu perairan yang dan Fakultas Perikanan-IPB 1997 dalam
diperoleh selama penelitian berkisar Mihardja dan Pranowo 2001). Dari hasil
antara 29 – 31oC, dimana nilai yang pengolahan data selama penelitian,
diperoleh dari tiap stasiun tidak jauh menunjukkan bahwa kecepatan arus pada
berbeda. Besarnya nilai pada stasiun 1 Pulau Pari tidak terdapat perbedaan yang
disebabkan oleh dangkalnya perairan, signifikan dengan data keadaan umum
sehingga cahaya yang masuk kedalam dari Dinas Perikanan dan Kelautan DKI
kolom air lebih banyak dan mengakibatkan Jakarta (1998) yaitu 0.07 – 0.13 m s-1.
suhu perairan meningkat. Nilai pasang surut di lokasi saat
Berdasarkan hasil peng-ukuran, data yang penelitian diperoleh dari data pasang surut
diperoleh pada stasiun 1 memiliki nilai perairan Kepulauan Seribu (stasiun
kedalaman rata-rata sebesar 0.379 m dan Tanjung Priok) Dishidros TNI AL pada
pada stasiun 2 memiliki nilai kedalaman bulan Maret 2012 menunjukkan perairan
rata-rata sebesar 0.708 m. Kepulauan Seribu Jakarta merupakan
Kondisi perairan di lokasi penelitian daerah dengan tipe pasang surut harian
yang dangkal merupakan salah satu faktor tunggal. Ongkosongo dan Suyarso (1989)
yang menyebabkan nilai kecerahan dalam Mihardja dan Pranowo (2001)
perairan menjadi 100%. Kondisi ini sangat menyatakan bahwa tipe pasang surut
menguntungkan bagi lamun karena proses tahunan di Kepulauan Seribu adalah
fotosintesis dapat berlangsung secara diurnal, yaitu pasang surut harian tunggal,
optimal, karena cahaya yang masuk dimana terdapat satu kali pasang dan satu
kedalam kolom air sangat penting untuk kali surut. Pada saat penelitian perairan
aktivitas fotosintesis. Kepulauan Seribu mengalami surut mulai
Kecepatan arus pada stasiun 1 pukul 08.00 WIB dan mengalami pasang
dengan ulangan pertama sebesar 0.0833 mulai pukul 17.00 WIB, sehingga
m s-1, ulangan kedua sebesar 0.0732 m pengukuran dilakukan saat perairan mulai
s-1, dan pada ulangan ketiga sebesar mengalami surut.
0.0741 m s-1, dan kecepatan arus pada Selama penelitian di-laksanakan,
stasiun 2 diperoleh kecepatan arus pada data yang diperoleh menunjukkan bahwa
ulangan pertama yaitu sebesar 0.1374 m nilai surut tertinggi terjadi antara tanggal
s-1, ulangan kedua sebesar 0.1169 m s-1, 27 – 31 Maret 2012, sebesar 0.3 m.
dan pada ulangan ketiga sebesar 0.1137 Sementara nilai surut terendah terjadi
m s-1. Kecepatan arus permukaan di antara tanggal 24 Maret 2012 sebesar 0.5
Kepulauan Seribu berkisar antara 0.05 – m. Naik turunnya permukaan air
290 Christon, Otong Suhara Djunaedi dan Noir Primadona Purba

mempengaruhi cahaya yang masuk Tingginya kandungan nitrat pada


kedalam kolom air, berdasarkan hasil stasiun 2 diduga karena tingginya
pengukuran kecerahan bahwa cahaya keaneka-ragaman biota pada stasiun ini,
yang masuk dapat mencapai 100%, dan sehingga terjadi siklus nitrogen dimana
ketinggian permukaan air tidak biota yang mati akan diurai menjadi
mempengaruhi penetrasi cahaya. ammonium (NH4+) oleh bakteri yang
Dari hasil pengukuran di lapangan kemudian dikonversi menjadi nitrat,
pada saat penelitian menunjukkan bahwa mengakibatkan kenaikan kan-dungan
arus bergerak dari arah barat menuju nutrien pada stasiun ini.
timur, ini berkaitan dengan beberapa Nilai orthofosfat yang di-peroleh pada
faktor pembangkit arus, salah satunya kedua stasiun yaitu sama, sebesar 0.0114
adalah faktor angin. Arus permukaan di mg L-1. Berdasarkan hasil yang diperoleh
perairan Kepulauan Seribu secara umum dapat diklasifikasikan sebagai perairan
dipengaruhi oleh pola angin musim. Arus mesotrofik dengan kadar orthofosfat 0.011
permukaan bergerak ke timur pada Musim – 0.03 mg L-1.
Barat, dan arus bergerak ke barat pada Pengukuran nilai derajat keasaman
Musim Timur. Dalam hal ini secara umum (pH) pada tiap stasiun memiliki nilai yang
arus akibat pasang surut adalah tidak sama yaitu pada nilai 8, keadaan pH ini
dominan (Sutisna 1988 dalam Mihardja menunjukkan homogenitas pada tiap
dan Pranowo, 2001). Pola arus stasiun. Lamun dapat tumbuh optimal jika
disebabkan akibat pergerakan angin pada berada dalam kisaran pH antara 7.5 – 8.5.
permukaan air laut yang di pengaruhi Nilai salinitas yang diukur selama
angin Musim Barat yang terjadi pada penelitian berlangsung di tiap stasiun
bulan Oktober hingga Mei. memiliki kisaran pada lokasi penelitian
yaitu 31 - 33‰. Lamun tumbuh optimum
Parameter Kimiawi terhadap salinitas dengan nilai 35‰. Nilai
Berdasarkan hasil analisis, dapat salinitas ini diduga karena dekat dengan
diketahui bahwa kadar nitrat pada stasiun perairan pantai wilayah Jakarta, sehingga
1 yaitu 0.008 mg L-1 dan stasiun 2 masih adanya pengaruh aliran air tawar
memiliki nilai yang tinggi yaitu 0.037 mg L- dari beberapa muara sungai.
1. Tingginya kandungan nutrien pada
stasiun 2 menyebabkan tingginya Substrat
keanekaragaman orga-nisme kecil pada Pada stasiun 1, didominasi oleh
stasiun ini seperti ikan kecil, bintang laut, pasir dengan persentase 82.0%,
mollusca, dan salah satunya adalah sedangkan pada stasiun 2, di dominasi
mikroalga epifit, yaitu alga yang oleh lanau dengan persentase 82.9%
mempunyai bentuk dan ukuran (Gambar 4).
mikroskopik yang hidup menempel pada
daun lamun.

Gambar 2. Diagram persentase komposisi tipe substrat


Pengaruh Tinggi Pasang Surut terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun
291
Enhalus acoroides

Tingginya kecepatan arus pada Kerapatan dan penutupan dapat


stasiun 2 menyebabkan substrat pada mempengaruhi pertum-buhan lamun dan
daerah tersebut terdiri dari lumpur halus nilai produksi dan biomassa lamun dalam
atau lanau dan detritus. satuan luas. Tingkat kerapatan yang tinggi
Perbedaan komposisi sedimen akan meningkatkan tekanan kompetisi
terutama komposisi lanau dapat antara masing-masing individu. Penutupan
mempengaruhi kerapatan dan yang besar meningkatkan kompetisi
pertumbuhan Enhalus acoroides terutama penyerapan sinar matahari. Kekurangan
terhadap produksi dan biomassa lamun unsur hara dan cahaya akan menghambat
pada masing-masing stasiun. Hal ini dapat proses fotosintesis dan pertumbuhan
dilihat bahwa kerapatan dan penutupan lamun.
stasiun 1 yang didominasi oleh pasir lebih
sedikit dibandingkan dengan stasiun 2 Laju Pertumbuhan Panjang Daun
yang didominasi oleh lanau. Lamun (cm hari-1)
Nilai rata-rata pertumbuhan
Kerapatan dan Penutupan Vegetasi panjang daun pada minggu pertama
Lamun menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Pada hasil pengukuran diketahui pertumbuhan panjang daun pada stasiun
bahwa stasiun 1 memiliki rata-rata nilai 1 lebih tinggi dibandingkan pada stasiun 2.
kerapatan 114.67 individu m-2 dan rata- Perbedaan selisih tertinggi terlihat pada
rata nilai penutupan 65%, sedangkan daun ke-1 dengan selisih 0.4463 cm hari-1
stasiun 2 memiliki rata-rata nilai kerapatan (Gambar 5).
164.67 individu m-2 dan rata-rata nilai
penutupan 90%.

Gambar 3. Diagram rata-rata laju pertumbuhan pada minggu pertama

Pada minggu kedua menunjukkan diduga karena menurunnya nilai


bahwa pada stasiun 1 masih lebih tinggi kecepatan arus yang membawa unsur
(Gambar 6). Pada minggu ini juga terlihat hara pada kedua stasiun selama
adanya penurunan nilai pertumbuhan penelitian dilakukan.
panjang daun pada kedua stasiun, hal ini
292 Christon, Otong Suhara Djunaedi dan Noir Primadona Purba

Gambar 4. Diagram rata-rata laju pertumbuhan pada minggu kedua

Pada stasiun 1, nilai rata-rata laju mikroalga epifit pada stasiun 2 memiliki
pertumbuhannya adalah 0.8906 cm hari-1, rata-rata kedalaman sebesar 0.708 m
dan pada stasiun 2 yaitu 0.6773 cm hari-1. cenderung menurunkan laju pertumbuhan.
Terlihat bahwa laju pertumbuhan pada Hal ini dikarenakan penetrasi cahaya yang
daun ke-4 sudah kurang aktif melakukan masuk lebih sedikit sehingga terjadi
pertumbuhan. Hal ini diduga karena kompetisi antara lamun dengan mikroalga
kandungan unsur hara dan klorofil yang epifit untuk melakukan fotosintesis.
terkandung dalam setiap daun yang mem- Dengan demikian laju pertumbuhan pada
pengaruhi aktivitas pertumbuhan. stasiun 2 akan lebih kecil jika
Tingginya kandungan nutrien pada dibandingkan dengan laju pertumbuhan
stasiun 2 mengakibatkan pada stasiun 1.
keanekaragaman biota pada stasiun ini,
terutama mikroalga epifit yang menempel Produksi Daun
pada daun lamun. Jenis substrat lanau Besarnya nilai produksi daun
yang mendominasi pada stasiun 2 lamun pada stasiun 2 yang tinggi
menyebabkan produktivitas lendir pada disebabkan karena kerapatan lamun pada
lamun meningkat, sehingga tingginya stasiun 2 yang lebih besar dibandingkan
produktivitas lendir pada lamun pada stasiun 1 (Tabel 1). Karena nilai
mempengaruhi kelimpahan mikroalga produksi daun lamun dihitung berdasarkan
epifit (Azkab 2000). besar produksi daun pertunas dan besar
Mikroalga epifit memiliki manfaat kerapatan pada satu luasan. Semakin
pada lamun karena berfungsi sebagai besar kerapatan pada suatu daerah maka
pelindung lamun dari radiasi sinar UV semakin nilai produksi daun lamun dalam
pada stasiun 1 yang memiliki rata-rata luasan tersebut.
kedalaman sebesar 0 0.379 m, namun

Tabel 1. Produksi Daun Lamun


Pengaruh Tinggi Pasang Surut terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun
293
Enhalus acoroides

Biomassa Lamun pada suatu daerah maka semakin besar


Berdasarkan hasil pengukuran nilai pula biomassa tumbuhan yang terdapat di
rata-rata biomassa daun lamun Enhalus dalamnya. Besarnya biomassa lamun
acoroides antara stasiun 1 dan stasiun 2 bukan hanya merupakan fungsi dari
menunjukkan perbedaan, hail ini ukuran tumbuhan, tetapi juga merupakan
disebabkan nilai kerapatan lamun pada fungsi dari kerapatan (Fortes 1989 dalam
stasiun 1 yang lebih besar dibandingkan Liwe 2010).
pada stasiun 2. Semakin besar kerapatan

Tabel 2. Biomassa Total Enhalus acoroides

Dari hasil penelitian yang telah Independent T-test Pertum-buhan dan


dilakukan menunjukkan bahwa biomassa Biomassa Daun Lamun
lamun di bawah substrat lebih besar Independent T-test menggunakan
dibanding di atas substrat. Namun software IBM SPSS Statistics Version 19.0
sebaliknya, produksi lamun di atas for Windows dengan mem-bandingkan
substrat lebih besar dibanding di bawah nilai rata-rata pertumbuhan dan biomassa
substrat (Brouns 1985 dalam Liwe 2010). pada kedua lokasi penelitian dengan
Pada kedua stasiun biomassa tingkat kekeliruan ( ) yang ditolerir adalah
terbesar terdapat pada bagian rimpang sebesar 5%.
yaitu 72,1060 g m-2 pada stasiun 1 dan Dari hasil yang diperoleh, nilai nilai
103,6581 g m-2 pada stasiun 2, serta p-value dari uji Levene’s yaitu 0.613 pada
besar biomassa pada bagian tumbuhan di nilai rata-rata pertumbuhan dan 0.880
bawah sedimen (akar dan rimpang) lebih pada nilai rata-rata biomassa daun lamun
besar daripada organ tumbuhan diatas lebih besar dari yaitu 0.05, sehingga nilai
sedimen (pelepah dan daun). Besarnya rata-rata pertumbuhan lamun Enhalus
nilai rimpang pada stasiun 2 dengan tipe acoroides dari stasiun 1 dan stasiun 2
susbtrat lanau atau lumpur halus diduga adalah sama atau tidak berbeda secara
karena adanya efek positif dari lumpur signifikan.
organik terhadap perkembangan sistem
penyerapan nutrien pada tipe sedimen, Correlate Bivariate Tinggi Pasang Surut
namun pada substrat yang kasar terjadi dengan Pertumbuhan dan Biomassa
kecenderungan penurunan nutrien dan Daun Lamun
material organik. Hubungan antara pasang surut
Akar lamun cukup kuat menghujam dengan pertumbuhan dan biomassa daun
ke dasar perairan. Akar lamun tidak lamun Enhalus acorodies di Pulau Pari
berfungsi penting dalam pengambilan air Kepulauan Seribu Jakarta menggunakan
seperti tanaman darat, karena akar lamun software IBM SPSS Statistics Version 19.0
dapat menyerap nutrien dan melakukan for Windows. Nilai koefisien korelasi
fiksasi nitrogen. Kandungan nutrien pada berkisar antara -1 sampai dengan 1, nilai -
perairan hasil penguraian oleh bakteri 1 berarti terdapat hubungan negatif
dalam sedimen kemudian diserap oleh (berkebalikan) yang sempurna, 0 berarti
akar lamun, karena penyimpanan material tidak terdapat hubungan sama sekali, dan
organik hasil fotosintesis dan penyerapan 1 berarti terdapat hubungan positif yang
nutrien terbesar adalah pada rimpang sempurna.
yang merupakan 60 – 80% biomasa Nilai yang didapatkan dari uji
lamun (Hamza 2009). statistik Correlate Bivariate dengan nilai
Pearson Correlation yaitu 0.157 pada
294 Christon, Otong Suhara Djunaedi dan Noir Primadona Purba

korelasi pasang surut dengan Den Hartog, C. 1970. The Seagrasses of


pertumbuhan, dan nilai 0.123 pada the World. North Holland Publisher,
korelasi pasang surut dengan biomassa Amsterdam.
daun lamun Enhalus acoroides, karena
koefisien korelasi dengan nilai 0 atau Erftemeijer, P L.A. 1993. Differences in
mendekati 0 dianggap tidak berhubungan Nutrient Concentration and
antara dua variabel uji. Hal ini Resources between Seagrass
memperlihatkan bahwa secara statistik, Communities on Carbonate and
korelasi nilai rata-rata ketinggian pasang Terigenous Sediments in South
surut dengan pertumbuhan dan biomassa Sulawesi, Indonesia. Mar. Sci., 54:
daun lamun Enhalus acoroides di Pulau 403-419.
Pari Kepulauan Seribu Jakarta yaitu tidak
terdapat hubungan atau tidak bermakna Hutomo, M. 1999. Proses Peningkatan
secara statistik. Nutrient Mempengaruhi
Kelangsungan Hidup Lamun.
www.coremap.or.id (diakses
KESIMPULAN tanggal 10 Desember 2011).
Adapun kesimpulan yang
dihasilkan dari penelitian ini yaitu tidak Liwe, H. L. 2010. Penyimpanan Karbon
terdapat perbedaan pertumbuhan dan Melalui Pengukuran Biomassa dan
biomassa antara daerah pada jenis Pertumbuhan Daun Enhalus
perairan terbuka dan perairan tertutup di acoroides (L.f.) Royle di Pulau Pari
Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta, nilai Kepulauan Seribu. Skripsi Jurusan
korelasi antara rata-rata tinggi pasang Biologi Universitas Padjadjaran,
surut dengan pertumbuhan dan biomassa Jatinangor.
Enhalus acoroides yaitu tidak bermakna
atau tidak terdapat hubungan, dan adanya Mihardja, D. K. dan Widodo S. P. 2001.
pengaruh arus yang menyebabkan Kondisi Perairan Kepulauan
perbedaan kandungan nutrien dan tipe Seribu. Pusat Penelitian Kelautan
substrat, sehingga mengakibatkan (PPK) Bekerjasama dengan Pusat
keanekaragaman biota, terutama Penelitian Kepariwisataan
mikroalga epifit yang mempengaruhi (P2PAR) Institut Teknologi
pertum-buhan dan biomassa lamun. Bandung, Bandung.

Murwanto, A.G., R.A. Maturbongs, dan F.


DAFTAR PUSTAKA Pattiselanno. 2000. Pendugaan
Azkab, M. H. 2000. Produktivitas di Populasi Rusa iomor (Cervus
Lamun. Oseana, 25 (1) : 1-11. timorensis) di Padang Rumput
Alam Pulau Rumberpon. Media
Azkab, M. H. 2000. Epifit Pada Lamun. Konservasi 2 (1): 17 – 20.
Oseana, 25 (2) : 1-11.
Wenno, P. A. 2003. Kolonisasi Epifit Pada
Brouns, J.J.W m., and Heijs, F m L. 1986. Daun Lamun Thalassia hemprichi
Production and Biomass of The dan Enhalus acoroides. Ichtyos, 3
Seagrass Enhalus acoroides (L.f.) (1) : 21-26.
Royle and Its Epiphytes. Aquatic
Botany, (25): 21-45.

Anda mungkin juga menyukai